Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Hakikat Silaturrahim Dalam Islam
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kita semua sudah sangat akrab dengan kata silaturahmi atau silaturrahim. Kata yang diadopsi dari bahasa Arab. Silaturrahim sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya bangsa ini.
Hanya saja tidak setiap orang yang mengenal kata ini benar-benar memahami konsepnya secara lengkap dalam Islam. Lantas, sebenarnya apakah yang dimaksud denga silaturrahim?
Secara bahasa, kata الصلة (ash-Shilah) merupakan bentuk mashdar (bentuk kata benda) dari kata kerja وَصَلَ . Bentuk jamak dari الصلة adalah صِلات.
Kata ini memiliki sejumlah makna: sesuatu yang diberikan, sesuatu yang boleh, al birr (kebaikan yang luas) dan ihsan (kebaikan), ikatan yang menghubungkan antara dua pihak atau lebih dan menyatukan mereka.
Sedangkan kata الرحم (ar-rahim) adalah tempat menetapnya janin di perut ibunya. Makna lainnya adalah kerabat dan sebab-sebab kekerabatan.
Secara syar’i silaturrahim berarti berbuat baik kepada para kerabat dan memberikan kebaikan yang memungkinkan kepada mereka serta menjauhkan mereka sesuai kemampuan dari madharat.
Sedangkan yang dimaksud dengan memutus silaturrahim adalah tidak berbuat baik kepada kerabat. Ada ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan memutus silaturrahim adalah berbuat buruk kepada mereka.
Hukum Silaturahmi & Contohnya
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah,
Mengenai hukum silaturrahim, telah disepakati oleh para ulama bahwa secara garis besar silaturrahim itu hukumnya wajib. Sedangkan memutus silaturrahim termasuk maksiat yang berdosa besar.
Imam Al-Qurthubi, Al-Qadhi ‘Iyadh (Fudhail bin ‘Iyadh) dan selain mereka telah menukil adanya kesepakatan ulama atas wajibnya silaturahim dan haramnya memutus silaturahim.
Saat masuk ke dalam rincian dari silaturrahim, hukumnya berbeda-beda sesuai dengan kondisi orang yang menyambung silaturahmi dan yang disambung hubungannya. Selain itu juga tergantung perbedaan sarana yang dipakai untuk bersilaturrahim
Misalnya, andai seseorang yang kaya memiliki saudara kandung yang fakir dan membutuhkan bantuan, maka orang yang kaya ini wajib bersilaturrahim dengan memberikan bantuan kepada saudaranya yang fakir tersebut.
Dalam hal ini, pemberian tersebut menjadi bagian dari silaturrahim tersebut dan itu wajib.
Sementara, bila saudaranya tadi dalam keadaan kaya yang tidak membutuhkan harta, maka pemberian tersebut tidak wajib, namun silaturrahim dengan sesuatu yang lain seperti mengucapkan salam, dan berkomunikasi secara verbal. Yang ini justru menjadi wajib.
Dengan demikian kita perlu memperhatikan keadaan orang yang disambung hubungan kekerabatannnya tersebut.
Namun juga wajib memperhatikan kemampuan orang yang menyambung silaturrahim. Jika dia termasuk orang yang punya kemampuan maka wajib atasnya untuk melakukannya. Dan jika tidak maka tidak wajib.
Demikian pula kita mesti memperhatikan sarana yang digunakan untuk silaturrahim. Ada hal-hal yang berhukum wajib dan ada hal-hal yang bila dilakukan hukumnya adalah mustahab atau dianjurkan.
Pada contoh tadi, kita dapati bahwa saudara yang fakir tersebut sarana silaturrahim dengannya adalah dengan memberikan bantuan kepadanya. Bantuan di sini hukumnya wajib.
Jika dia adalah orang yang kaya maka bila bersilaturrahim dengan cara memberi sesuatu, pemberian tersebut menjadi mustahab bukan wajib.
Hal lain lagi yang perlu diperhatikan adalah bahwa hukum wajib dalam silaturrahim itu berlaku bagi yang paling dekat kekerabatannya dan kemudian urutan di bawahnya dan seterusnya.
Sebagai misal, apabila orang yang kaya tadi memiliki saudara kandung yang fakir dan paman yang juga fakir sementara dia tidak mampu memenuhi hak keduanya sekaligus.
Maka dalam kasus semacam ini kita katakan bahwa yang wajib adalah menjalankan kewajiban silaturrahim berupa memberi bantuan itu kepada saudara kandungnya yang fakir. Sedangkan menyambung silaturrahim dengan pamannya tadi bersifat mustahab atau dianjurkan.
Kemudian, tidak terlaksananya kewajiban silaturrahim oleh pihak yang paling dekat hubungan kekerabatannya terhadap kerabatnya yang lain tidak melepaskan kerabat yang jauh dari tanggung jawab.
Sebagai misal, kita asumsikan bahwa ada seorang yang kaya memiliki saudara kandung yang fakir yang membutuhkan untuk dibantu. Keduanya memiliki paman yang kaya.
Di sini, membantu saudara yang fakir itu diwajibkan atas saudara kandungnya yang kaya sedangkan bagi sang paman hanyalah mustahab atau dianjurkan.
Namun bila diasumsikan saudara kandungnya yang kaya tersebut tidak menjalankan kewajibannya, dan memutus silaturahimnya, sang paman yang kaya tersebut tidak bisa mengatakan bahwa menyambung hubungan silaturrahim ini kewajiban saudara kandungnya.
Bila dia tidak menjalankannya maka saya tidak memikul tanggung jawab tersebut. Bukan demikian. Yang benar bahkan kewajiban itu berpindah kepada sang paman.
Baca juga Khutbah Jum’at: Konsep Ukhuwah Islamiyah
Dalil Diperintahkannya Silaturrahim Dalam Al-Quran
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan perhatian yang sangat besar tentang masalah silaturrahim. Hal ini terlihat dari begitu banyak ayat yang memerintahkan silaturrahim. Di antaranya:
- Al-Baqarah: 215
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
- Al-Anfal: 75
وَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ فَأُولَٰئِكَ مِنْكُمْ ۚ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
- An-Nisa’: 36
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri
- An-Nahl: 90
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dan masih banyak lagi, namun beberapa ayat ini cukup mewakili.
Dalil Diperintahkannya Silaturrahim dalam As-Sunnah
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan dalil-dalil disyariatkannya silaturrahim dari As-Sunnah cukup banyak juga. Di antaranya:
عَنْ أَبِيْ أَيُّوْبٍ اْلأَنْصَارِيِّ- رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَخْبِرْنِيْ بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِيْ اْلجَنَّةَ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((تَعْبُدُ اللهَ، وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ)) اْلبُخَارِي- الفتح 3 (1396) واللفظ له ، ومسلم (14)
- Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang lelaki berkata kepada Nabi ﷺ, ’Beritahulah saya satu amalan yang akan memasukkan saya ke dalam surga.” Maka Nabi ﷺ bersabda, ”Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mensekutukan sesuatu dengan Allah. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat serta sambungkanlah hubungan silaturrahim.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَنَّهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ)) البخاري-الفتح 10(6138) واللفظ له ، ومسلم (47)
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda, ”Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia menyambung silaturrahim. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah berkata baik atau diam.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ : لَمَا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلمَدِيْنَةَ ، انْجَفَلَ النَّاسُ قِبَلهُ. وَقِيْلَ: قَدْ قَدِمَ رَسُوْلُ للهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَدْ قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَدْ قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثاً فَجِئْتُ فِيْ النَّاسِ لِأَنْظُرَ فَلَمَّا تَبَيَّنَتْ وَجْهَهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ ،فَكَانَ أَوَّلُ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ : (( يَا أَيُّهَا النَاسُ أَفْشُوْا السَّلاَمَ ،وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ، وَصِلُوْا اْلأَرْحَامِ، وَصَلُّوْا بِاْللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوْا اْلجَنَّةَ بِسَلَامٍ)) الترمذي(2485).وابن ماجه (3251) . واللفظ له . وأحمد (5/451) . وذكره الألباني في الصحيحة برقم (456)
- Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Ketika Nabi ﷺ datang ke Madinah, orang-orang bergegas menuju ke arahnya. Orang-orang berkata, ”Rasulullah ﷺ telah tiba. Rasulullah ﷺ telah tiba. Rasulullah ﷺ telah tiba tiga kali. Lantas aku bergabung dengan orang banyak untuk melihat.
Ketika wajah Nabi ﷺ terlihat jelas, aku menjadi tahu bahwa wajahnya bukanlah wajah seorang pendusta. Hal pertama yang diucapkan oleh Nabi ﷺ yang aku dengar adalah beliau bersabda, ”Wahai manusia! Sebarkanlah salam, dan berikanlah makan, dan sambungkanlah hubungan silaturrahim dan shalatlah pada waktu malam saat orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.”
[Hadits riwayat At-Tirmidzi (2485), Ibnu Majah (3251) dan ini lafadznya, dan Ahmad (5/451). Syaikh Al-Albani menyebut hadits ini di Ash-Shahihah no. 456]
Baca juga Khutbah Jum’at: Menghilangkan Kesusahan Orang Lain
Keutamaan Silaturahmi
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Masih banyak hadits yang menunjukkan diperintahkannya silaturrahim dalam Islam. Amal shalih ini memang memiliki banyak manfaat dan keutamaan.
Di antara hadits-hadits Nabi ﷺ yang menjelaskan keutamaan silaturrahim adalah sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهَا- قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِاْلعَرْشِ تَقُوْلُ : مَنْ وَصَلَنِيْ وَصَلَهُ اللهُ، وَمَنْ قَطَعَنِيْ قَطَعَهُ اللهُ )) اْلبُخَارِيْ- الفتح10(5989). ومسلم (2555) وهذا لفظه
- Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda, ’Ar-Rahim itu tergantung di ‘Arsy. Ar-Rahim tersebut berkata,”Siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka Allah akan memutusnya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (5989) dan Muslim (2555)]
عن أنس بن مالك_ رضي الله عنه_ قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ)) البخاري الفتح10(5986) ومسلم (2557)
- Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda,”Siapa yang suka rezekinya dilapangkan dan dipanjangkan usianya maka sambungkanlah hubungan silaturrahimnya.”
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى اْلِمسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِيْ الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَّةٌ )) رَوَاهُ النَّسَائِيْ وَاْللَفْظُ لَهُ وَالتِّرْمِذِيْ وَحَسَّنَهُ.
- “Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin itu satu sedekah dan sedekah kepada orang yang ada hubungan kekerabatan ada pahalanya yaitu pahala sedekah dan silaturrahim.” [Hadits riwayat An-Nasa’i, ini lafazhnya dan At-Tirmidzi]
Cara Menyambung Silaturahmi
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Bila silaturrahim itu kewajiban agama yang sangat mulia dan utama, lantas bagaimana cara melakukannya?
Sebenarnya ada banyak cara untuk melaksanakan kewajiban ini. Di antaranya:
- Mengunjungi para kerabat di tempat mereka.
- Menjamu mereka saat berada di rumah anda.
- Mencari kabar tentang mereka, menanyakan mereka dan mengirim salam untuk mereka.
Anda bertanya kepada mereka tentang keadaannya baik melalui telepon, surat atau melalui perantaraan seseorang.
- Memberikan sebagian harta yang anda miliki baik pemberian ini merupakan sedekah karena mereka yang dijalin hubungan silaturrahim ini membutuhkan atau sebagai hadiah karena dia bukan orang yang membutuhkan.
- Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
- Bergembira saat mereka bergembira dan ikut merasa bersedih saat mereka tertimpa musibah.
- Menjenguk mereka yang sedang sakit.
- Mengiringi jenazah mereka.
- Memenuhi undangan mereka kecuali ada udzur.
- Membersihkan dada dari rasa dengki kepada mereka.
- Memperbaiki hubungan di antara mereka yang sedang bermasalah hubungannya.
- Mendoakan mereka. Ini bisa dilakukan siapa saja dan siapa pun membutuhkannya.
- Mendakwahi mereka kepada petunjuk dan memerintahkan kepada kebaikan serta melarang mereka dari kemungkaran.
Contoh cara melakukan silaturahmi yang kami sebutkan diatas bukan untuk membatasi.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Larangan Memutus Silaturahim
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Bila silaturrahim itu merupakan kewajiban mulia yang sangat besar pahalanya dan banyak manfaatnya sehingga diperintahkan oleh Allah dan Rasul-nya ﷺ, maka sebaliknya, memutus silaturrahim itu merupakan salah satu dosa besar yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. [Muhammad: 22-23]
وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۙ أُولَٰئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). [Ar-Ra’du: 25]
Rasulullah ﷺ juga melarang umatnya dari memutus silaturrahim dengan sejumlah sabdanya, di antaranya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( إِنَّ أَعْمَالَ بَنِيْ آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةِ اْلجُمْعَةِ فَلَا يَقْبَلُ عَمَلَ قَاطِعِ رَحِمٍ )) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَإِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda, ”Sesungguhnya amalan keturunan Adam dihadapkan (kepada Allah) setiap kamis malam Jumat. Maka amal orang yang memutus hubungan kekeluargaan (silaturrahim) tidak diterima.” [Hadits riwayat Ahmad dan sanadnya shahih]
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ – يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
- Dari Jabir bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,”Tidak akan masuk surga orang yang memutus -yakni orang yang memutus hubungan kekeluargaan (silaturrahim).” [Muttafaq ‘alaih]
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ مِنَ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
- Rasulullah ﷺ bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih layak untuk Allah segerakan hukumannya bagi pelakunya di dunia ini selain hukuman yang Allah simpan baginya di akhirat melebihi dosa al-baghyu (tindak kezaliman dan melampaui batas kepada orang lain) dan memutuskan silaturrahim.
[Hadits riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, no. 29; At-Tirmidzi, no. 2511; Abu Dawud, no. 4902; al-Hakim, no. 3359, 7289; dll. Dishahihkan oleh At-Tirmidzi, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani]
Doa Penutup
Demikian tadi khutbah Jumat tentang pentingnya menyambung silaturrahim. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita semuanya kesadaran yang kuat dan segala kemudahan untuk senantiasa memelihara silaturrahim dan menjauhi sejauh-jauhnya segala bentuk perbuatan yang bisa menyebabkan terputusnya silaturrahim.
Marilah kita akhiri khutbah Jumat ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download Khutbah Tentang Silaturahmi
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Naskah Khutbah Jum’at Singkat
– Menutup Aib Saudara Muslim
– Bahaya Ghibah Dalam Islam
– Larangan Tajassus Dalam Islam
– Urgensi Menjaga Lisan