Pengertian Yaumul Baats: Arti, Penjelasan, Dalil Al Quran

Yaumul Ba’ats, atau hari kebangkitan adalah salah satu kejadian besar pada Hari Kiamat. Ia merupakan peristiwa pertama paska kehancuran alam semesta ini. Ia merupakan kejadian yang paling banyak diragukan oleh umat manusia kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah Ta’ala.

Dalam bahasa Indonesia seringkali ditulis dengan kata Ba’ats (البَعْثُ). Bila dilihat aslinya, kata Arab tersebut huruf ‘ain dalam keadaan sukun, bukun fathah sehingga dibaca Ba’ts. Tapi demi lebih familiar maka di artikel ini ditulis Ba’ats.

Tulisan ini hendak membahas tentang Yaumul Ba’ats , pengertiannya, dalil-dalil yang melandasinya, hukumnya dan hikmahnya.

Arti Yaumul Baats Adalah

Yaumul Ba’ats berarti Hari Kebangkitan atau Hari Berbangkit, hari dimana seluruh makhluk yang sudah meninggal dunia semenjak Nabi Adam ‘alaihissalam hingga manusia terakhir dibangkitkan.

Semuanya akan dibangkitkan kembali oleh Allah Ta’ala dalam keadaan hidup sebagaimana penciptaan awal mereka untuk menjalani proses hisab terhadap seluruh perbuatannya di dunia dan diberikan balasan yang setimpal dengannya.

Pengertian Yaumul Ba’ats (يَوْمُ اْلبَعْثِ)

Untuk lebih memahami arti dari Yaumul Ba’ats ada baiknya kita lihat dari pengertiannya baik secara bahasa maupun secara istilah syar’i.

Makna Baats secara bahasa

Syaikh Muhammad Thahir Abduzh-Zhahir Al-Afghani berkata, “Menurut Al-Azhari rahimahullah Ta’ala, kata البعث ‘Al-Ba’ts’ / Al Baats dalam bahasa Arab itu memiliki dua aspek makna.

  • Pertama, الْإِرْسَال – pengutusan-

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

 ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى

“Kemudian kami utus Musa setelah mereka.” [Al-A’raf: 103]

 makna بَعَثْنَا ba’atsnaa di sini adalah أرسلنَا arsalnaa, Kami telah utus..

  • Kedua, Allah menghidupkan kembali orang yang telah mati.

Di antaranya adalah firman Allah Azza wa Jalla,

ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ

“Kemudian kami bangkitkan kalian setelah kematian kalian..” [ Al-Baqarah: 56]

Maksud dari بَعَثْنَاكُم ba’atsnaakum adalah أحييناكم “kami hidupkan kalian.” [Tahdzibul Lughah, Muhammad bin Ahmad bin Al-Azhari, (2/201-202)

Makna Baats secara istilah

Adapun pengertian Al-Ba’ats secara istilah syar’i adalah Allah menghidupkan orang-orang yang telah meninggal dan mengeluarkan mereka dari kuburnya untuk dihisab dan diberi balasan.

Sayyid Sabiq rahimahullah mengatatakn, “Al-Ba’ats adalah pengembalian manusia secara ruh dan jasad sebagaimana di dunia.” [Al-‘Aqaid Al islamiyah, Sayyid Sabiq, hal. 269, Darul Kitab Al-A’rabi, Beirut.][i]

Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar memberikan definisi dari al-Ba’ats adalah pengembalian jasmani dan dihidupkannya kembali para hamba pada hari kiamat. Kata Al-Ba’ats ini sinonim dengan an-Nusyur maknanya yaitu kembali hidup setelah kematian.[ii]

Dengan demikian Yaumul Baats berarti hari dikembalikannya jasmani manusia dan dihidupkan kembali untuk menjalani proses hisab, peradilan, dan pemberian balasan terhadap seluruh hamba Allah pada hari kiamat.

Dalil Naqli Adanya Yaumul Baats Hari Kebangkitan

dalil yang menjelaskan tentang yaumul ba'ats, ayat yang menjelaskan tentang yaumul ba'ats, hadits yaumul ba'ats, dalil naqli tentang yaumul ba'ats,

Dalil-dalil tentang akan terjadinya Hari Kebangkitan atau Yaumul Baats sangat banyak baik dalam Al-Quran maupun hadits.

Dalil Ayat Tentang Yaumul Baats dari Al-Quran

Dalil dalam al quran ada yang langsung menggunakan kata ba’ats adapula yang memiliki makna yang sama. Semuanya menceritakan adanya yaumul baats (hari kebangkitan) setelah kematian.

  1. Yaumul Ba’ats dalam Surat Al-Infithar: 4

وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ

“dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, “

  1. Yaumul Ba’ats dalam Al-‘Adiyat: 9

أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ

“Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, ..”

  1. Yaumul Ba’ats dalam Al-Hajj: 6-7

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ – وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

6. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,

7. dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

  1. Yaumul Ba’ats dalam Al-An’am: 36

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

36. Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah mereka dikembalikan.[iii]

  1. Yaumul Ba’ats dalam Al-Qashash: 85

إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ مَنْ جَاءَ بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”.

  1. Yaumul Ba’ats dalam At-Taghabun: 7

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [iv]

  1. Dalil Tentang Ba’ats dalam Ar Rum: 50

Ayat ini menceritakan tentang bagaimana Allah mampu menghidupkan bumi setelah mati (kering). Beigtu juga Dia mampu menghidupkan orang mati. Ini merupakan salah satu permisalan yang diberikan Allah tentang adanya ba’ats.

فَانظُرْ إِلَىٰ آثَارِ رَحْمَتِ اللَّـهِ كَيْفَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Perhatikanlah jejak-jejak rahmat Allah, bagaimana Dia menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sesungguhnya (Zat yang melakukan) itu pasti berkuasa menghidupkan orang yang telah mati. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Ar Rum: 50)

  1. Dalil Tentang Ba’ats dalam At Thariq: 5-8

Ayat ini menceritakan tentang penciptaan awal manusia dan Allah mampu mengembalikannya setelah kematian. Ini salah satu ayat dalil tentang ba’ats (kebangkitan).

فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ * خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ * يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ * إِنَّهُ عَلَىٰ رَجْعِهِ لَقَادِرٌ

(5) Hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. (6).  Dia diciptakan dari air (mani) yang memancar, (7).  yang keluar dari antara tulang sulbi (punggung) dan tulang dada. (8).  Sesungguhnya Dia (Allah) benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah mati)

Dalil Hadits Yaumul Baats dalam Kitab Sunnah

dalil naqli yaumul baats, hadits tentang yaumul ba'ats,  dalil yaumul baats
Dalil Yaumul Ba’ats Dalam Hadits

Dalil dalam hadits nabi ada yang langsung menggunakan kata ba’ats adapula yang memiliki makna yang sama.

  1. Hadits riwayat Muslim (2882) dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ عَذَابًا أَصَابَ اْلعَذَابَ مَنْ كَانَ فِيْهِمْ ثُمَّ بُعِثُوْا عَلَى أَعْمَالِهِمْ

“Apabila Allah berkehendak untuk mengadzab suatu kaum, maka Allah timpakan adzab kepada siapa saja yang ada didalamnya kemudian mereka dibangkitkan sesuai dengan amal mereka.”

  1. Hadits riwayat Muslim (2878) dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

“Setiap hamba dibangkitkan kembali sesuai dengan keadaan ketika dia meninggal dunia.”[v]

  1. Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: مَا الإِيمَانُ؟ قَالَ: «الإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَبِلِقَائِهِ، وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ». مُتْفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Pada suatu hari Nabi ﷺ  muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril. Jibril bertanya, “Apakah iman itu?” Nabi ﷺ menjawab, “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada al-Ba’ats (Hari Kebangkitan).

  1. Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ قَالَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنْ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنْ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

”(Jarak) antara kedua tiupan adalah empat puluh.” Abu Hurairah bertanya, “Empat puluh harikah?.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “Empat puluh bulan?.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “Empat puluh tahun?.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa memastikan.”

Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari tubuh manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari tulang ekor itulah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.”

Baca juga: Pengertian Yaumul Hisab

Hukum Beriman Kepada Yaumul Ba’ats

Hukum Beriman Kepada Yaumul Baats Hari Berbangkit, surat tentang yaumul ba'ats, tulisan arab yaumul ba'ats, yaumul baats artinya

Beriman kepada Yaumul Ba’ats berarti beriman kepada Hari Kiamat karena Yaumul Ba’ats adalah salah satu peristiwa yang terjadi pada hari Kiamat. Beriman Kepada Hari Kiamat merupakan salah satu dari rukun Iman yang enam.

Bahkan ia merupakan salah satu rukun iman yang paling agung setelah rukun Iman kepada Allah. Dengan demikian, beriman kepada Yaumul Ba’ts adalah wajib atas setiap pribadi muslim.

Hal ini sebagaimana sabda nabi Muhammad ﷺ ,

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: مَا الإِيمَانُ؟ قَالَ: «الإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَبِلِقَائِهِ، وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ». مُتْفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Pada suatu hari Nabi ﷺ  muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril. Jibril bertanya, “Apakah iman itu?” Nabi ﷺ menjawab, “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada al-Ba’ats (Hari Kebangkitan).” [Muttafaq ‘a’laih]

Syaikh Abdulah bin Shalih Al-Qushayyir mengatakan, “Wajib untuk beriman – yaitu memiliki kepercayaan dan keyakinan yang kokoh – bahwa Allah Ta’ala akan membangkitkan manusia dari kuburnya (alam barzakh) dalam keadaan hidup pada hari kiamat dengan keadaan yang telah diterangkan dalam nash-nash syariat untuk membalas kebaikan orang yang berbuat baik dengan kebaikan dan membalas orang yang buruk dengan keburukan atau mendapatkan ampunan.

Iman kepada Yaumul Ba’ats dan hari pembalasan termasuk pokok keimanan yang paling agung. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengumpulkan kembali dengan kekuasaan-Nya jasad-jasad mayat yang tercerai berai.

Kemudian mengembalikannya sebagaimana asalnya lalu mengembalikan ruhnya kepada jasad tersebut. Setelah itu Allah membelah bumi untuk mereka lalu menggiring mereka ke mahsyar atau tempat berkumpulnya untuk diberi keputusan di antara mereka dengan kebenaran dan memberikan balasan terhadap perbuatan mereka.[vi]

Baca juga: Yaumul Mizan

Manhaj Al Qur’an Dalam Menetapkan Yaumul Ba’ats Hari Kebangkitan

"yaumul ba’ats merupakan salah satu peristiwa yang berkaitan dengan hari , akhir. yaumul ba’ats artinya", jelaskan apa yang dimaksud dengan yaumul ba'ats,

Manhaj Al-Quran al-Karim dalam beristidlal (mengambil dalil argumentasi) untuk menetapkan akidah tentang Hari Kebangkitan setelah kematian itu melalui dalil-dalil yang menyatukan antara apa yang diakui dan ditetapkan oleh fitrah, dibenarkan oleh dalil naqli dan diterima oleh akal sehat.

Dalil-dalil ini mencakup banyak cara yang secara keseluruhan sangat jelas dan gamblang bagi orang yang mencari bimbingan dan petunjuk menuju kebenaran.

Cara-cara yang digunakan oleh Al-Quran dalam menetapkan iman kepada Hari Akhir secara garis besar adalah sebagai berikut:

  1. Penegasan secara mutawatir bahwa seluruh Nabi dan Rasul telah menyampakan berita tentang adanya hari kebangkitan kepada umat mereka masing-masing baik umat tersebut beriman atau tidak.
  2. Menegaskan bahwa Allah yang telah menciptakan semua makhluk pada kali pertama pasti sangat berkuasa untuk mengembalikannya pada kali kedua. Karena mengembalikan kedua kalinya adalah lebih mudah dari menciptakannya pada pertama kali.
  3. Berdalil dengan keluarnya tumbuhan dari dalam bumi ini.
  4. Berdalil dengan sejumlah peristiwa yang di dalamnya ada kehidupan setelah kematian. Di antaranya adalah burung yang yang disembelih oleh Nabi Ibrahim, kisah seorang tokoh dari Bani Israel, kisah pria yang terbunuh lalu dipukul dengan anggota badan sapi yang disembelih dan seterusnya.
  5. Berdalil dengan adanya bangun setelah tidur.
  6. Berdalil dengan keluarnya api dari pohon yang hijau.
  7. Berdalil dengan penciptaan langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya.
  8. Berdalil dengan pergantian siang dan malam.
  9. Berdalil dengan adanya pertarungan antara al-haq dan bathil dalam kehidupan ini.
  10. Menggunakan analogi muhasabah. Allah tidak akan menyamakan antara orang-orang yang beriman dan kafir, antara yang baik dan yang buruk.
  11. Berdalil dengan ketiadaan bagi keberadaan sesuatu.
  12. Menggunakan cara dialog. Allah telah menyebutkan pelajaran yang sangat indah dalam bentuk dialog yang menjelaskan hakikat dan nilai-nilai yang tetap serta adanya nilai-niai yang punah, sirna dan fana.
  13. Menggunakan metode kesaksian.
  14. Menggunakan metode berupa pengambilan pelajaran dan ketajaman pandangan.
  15. Menggunakan metode berupa penyelidikan yang mendalam dan pembacaan secara menyeluruh.
  16. Berdalil dengan adanya pertumbuhan, penambahan dan perkembangan.

Seluruh cara di atas terdapat ayat-ayat Al-Quran yang mendasarinya. Hanya saja tidak kami tampilkan untuk meringkas tulisan.[vii]

Baca juga: Yaumul Hasyr Artinya

Cara Allah Membangkitkan Manusia Pada Yaumul Ba’ats

Cara Allah Membangkitkan Manusia Pada Yaumul Baats Hari Kebangkitan, ayat yang berkaitan dengan yaumul ba'ats,

Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Qushayyir mengatakan, “Cara Allah Ta’ala membangkitkan manusia pada yaumul Ba’ats adalah sebagaimana diterangkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah bersabda,

مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ قَالَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنْ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنْ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

”(Jarak) antara kedua tiupan adalah empat puluh.” Abu Hurairah bertanya, “Empat puluh harikah?.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “Empat puluh bulan?.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “Empat puluh tahun?.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa memastikan.”

Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari tubuh manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari tulang ekor itulah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (4935) dan Muslim (2955)]

Hadits ini menunjukkan tentang proses kebangkitan. Para penghuni kubur tetap berada di tempatnya setelah tiupan pertama terjadi dan sebelum tiupan kedua untuk kebangkitan selama empat puluh.

Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa yang dimaksud dengan empat puluh di sini adalah empat puluh tahun. Yang dimaksud dengan dua tiupan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Tiupan pertama adalah tiupan yang menimbulkan ketakutan yang amat sangat dan sangat terkejutnya seluruh penduduk bumi. Setelah tiupan pertama inilah kematian menimpa seluh makhluk hidup dan hancurnya alam raya ini.
  2. Tiupan kedua adalah tiupan kebangkitan dari kubur dan pengiriman mereka ke tempat pengumpulan seluruh umat manusia.

Apabila Allah berkehendak membangkitkan seluruh makhluk, Allah menurunkan air dari langit – dalam sebagian riwayat sifat air tersebut seperti air mani laki-laki – sehingga para penghuni kubur tumbuh kembali dari air tersebut.

Apabila telah sempurna tubuh mereka, maka ditiuplah tiupan (ash-Shuur/ sering diistilahkan terompet sangkakala dalam bahasa Indonesia) kedua maka terbanglah ruh-ruh mereka ke jasad-jasadnya masing-masing. Kemudian bumi terbelah membuka jalan buat mereka lalu mereka mereka keluar dari kubur mereka dengan cepat.”

Allah Ta’ala berfirman,

خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ * مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ

7. sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan

8. mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari yang berat”. [Al-Qamar: 7-8]

Salah satu kedahsyatan kiamat adalah peniupan Ash-shuur (terompet sangkakala) berupa tiupan yang menimbulkan rasa takut yang dahsyat dan kaget yang luar biasa. Setelah itu tiupan untuk kebangkitan.

Saat itulah ruh-ruh kembali ke jasadnya lalu hiduplah dia kemudian dikumpulkanlah seluruh makhluk tersebut kepada Pencipta seluruh hamba. Yang dimaksud dengan Ash-Shuur (seringkali diterjemahkan dengan terompet sangkakala ) adalah tanduk yang dipakai oleh Malaikat Israfil ‘alaihis salam untuk meniupnya.[viii]

Baca juga: Arti Yaumul Jaza

Hikmah Beriman Adanya Yaumul Ba’ats

Hikmah beriman adanya yaumul baats hari kebangkitan, ayat al qur’an yang berkaitan dengan yaumul ba’ats adalah,

Adanya Yaumul Ba’ats itu memiliki hikmah yang nyata dan sangat agung.

  1. Makhluk itu dibangkitkan setelah kematiannya untuk mendapatkan balasan atas apa yang dia lakukan.
  2. Apabila baik perbuatannya maka mendapat balasan yang baik dan bila buruk akan dapat balasan yang buruk. Kehidupan yang hakiki hanya ada di akhirat.
  3. Hidup di dunia ini hanyalah tempat ujian dan cobaan. Siapa saja yang berbuat baik di dalamnya dan bertakwa kepada Tuhannya Subhanahu wa Ta’ala maka dia kan termasuk orang-orang yang beruntung dan mendapatkan kenikmatan di akhirat.

Dan siapa saja yang berbuat buruk juga akan menemui balasan atas keburukannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan hikmah dari adanya Al-Baats dalam firman-Nya,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ*فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقّ

115. Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; [Al-Mukminun: 115-116]

Maksudnya Maha Suci Allah dari kesia-siaan semacam itu, yaitu menciptakan manusia dan kemudian membiarkannya tanpa ada perhitungan dan pembalasan.

Allah Ta’ala juga berfirman,

إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً وَعْدَ اللَّهِ حَقّاً إِنَّهُ يَبْدأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ بِالْقِسْطِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

Hanya kepada-Nya-lah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka. [Yunus: 4]

إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى

Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku Merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. [Thaha: 15]

 وقال تعالى:هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ*فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ*وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا أَفَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاسْتَكْبَرْتُمْ وَكُنْتُمْ قَوْماً مُجْرِمِينَ

29. (Allah berfirman): “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan”.

30. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.

31. Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan): “Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa?” [Al-Jatsiyah: 29-31]

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [At-Taghabun: 7]

Dan masih banyak ayat-ayat yang tegas menunjukkan bahwa hikmah dari Al-Baats adalah untuk dihisab dan diberi balasan.

  1. Apabila tidak ada Al-Baats ini, maka dunia ini akan berubah menjadi hutan yang sunyi yang di dalamnya pihak yang kuat akan memakan yang lemah tanpa takut atau peduli kecuali sedikit rasa takut terhadap kejaran pengadilan. Namun, betapa banyak cara yang bisa dipakai untuk melepaskan diri dari kekuasaan pengadilan.
  1. Sedangkan orang mukmin itu meninggalkan kezhaliman terhadap orang lain dan bersabar terhadap kesengsaraan dan kepedihan dalam hidup serta menanggung musibah yang menimpanya di jalan ketaatan dan istiqamahnya karena mengharap ridha Allah Ta’ala dan berhasil memperoleh surga-Nya.

Hal ini tidak akan terjadi kecuali setelah al-Ba’ats. Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang Mukmin yang mengambilkitabnya dengan tangan kanannya.

فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ*فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ*قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ*كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئاً بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,

22. dalam surga yang tinggi,

23. buah-buahannya dekat,

24. (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. [Al-Haaqqah: 21-24][ix]

Tanya Jawab Seputar Yaumul Ba’ats

– Bagaimana Tulisan Arab Yaumul Ba’ats / Yaumul Ba’tsi

Yaumul Ba’ats Apabila ditulis dengan arab, tulisannya seperti ini (يَوْمُ اْلبَعْثِ)

– Hari Berbangkit / Hari Kebangkitan disebut apa?

Hari berbangkit atau hari kebangkitan disebut juga dengan yaumul ba’ats. Penjelasan detail, sudah kami bahas di atas.

– Setelah Yaumul Ba’ats apa yang terjadi?

Setelah manusia bangkit dari kubur, manusia berjalan ke padang Mahsyar.

– Persamaan & Perbedaan Yaumul Ba’ats dan Yaumul Nusyur?

Persamaan dan Perbedaan Yaumul Baats - Yaumun Nusyur, ayat alquran yang menjelaskan tentang yaumul ba'ats

Persamaan: As Safariny rahimahullah berkata: Sedangkan Nusyur memiliki makna yang sama dengan ba’ats. Ada ungkapan Nusyiral Mayyit Yunsyaru Nusyuran artinya apabila dia hidup lagi setelah mati. Ansyarahullahu maknanya menghidupkannya. Karenanya, ada yang menyebut hari kebangkitan dengan nama yaumul ba’ats wa nusyur.

Perbedaan: Baats adalah mengeluarkan manusia dari kubur ke satu tempat. Sedangkan Nusyur maknanya adalah ditampakannya orang yang bangkit dan diperlihatkan amal mereka kepada seluruh makhluk.[x]

Demikian pembahasan tentang Yaumul Ba’ats, arti, definisi dan dalil-dalil yang mendasarinya. Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya baik bagi pelajar muslim, kaum muslimin secara umum, maupun sebagai materi khutbah jum’at para da’i.

Tak hanya sebagai bacaan, tapi juga meningkatkan keimanan terhadap hari kebangkitan dan memperkokoh semangat untuk berbekal menghadapi hari yang besar tersebut. Amiin

Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu karena rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Dan apabila ada kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni segala kesalahan kami.

Bagi yang ingin menjadikan sebagai materi ceramah atau khutbah, dapat menyesuaikannya. Silahkan baca kumpulan pembukaan ceramah

Tulisan Yaumul Baats Pertama Kali diunggah pada tanggal 2 Juli 2021


[i] https://www.alukah.net/sharia/0/123217/

[ii] Al-yaumul Akhir 2 Al-Qiyamah Al-Kubra, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Darun Nafais, Yordanisa, 1415 H / 1995 M, cetakan ke 6, hal. 51.

[iii] https://www.alukah.net/sharia/0/123217/

[iv] https://www.alukah.net/sharia/0/113465/

[v] Ibid.

[vi] Ibid.

[vii] lihat: Manhajul Quran Al-Karim fi itsbati ‘aqidatil Ba’ts ba’dal maut, (Tafsir Maudhui), Dr. Manzhur bin Muhammad bin Muhammad Ramdhan, Qism Ad-Dirasaat Al-Quraniyyah, Kuliyyatul Mu’allimiin, Makkah Al-Mukarramah, hal 61-125 secara ringkas.

[viii] https://www.alukah.net/sharia/0/113465/

[ix] lihat: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/19841/

[x] lihat: https://www.alukah.net/sharia/0/123217/

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment