Hadits Marfu’ dan Contohnya, Pembagian, Penjelasannya

Hadits marfu’ merupakan hadits yang disandarkan kepada Nabi ﷺ, baik sanadnya bersambung hingga Nabi ﷺ atau tidak. Tulisan singkat berikut ini akan mengulas tentang pengertian hadits marfu’ secara bahasa dan istilah, macam-macam hadits marfu’ dan contoh – contohnya.

Pengertian Hadits Marfu’ Adalah

Pengertian Hadits Marfu secara bahasa dan definisi istilah

Berikut pengertian hadits marfu’ secara bahasa dan secara istilah:

Arti Hadits Marfu’ Secara Bahasa

Secara bahasa, kata مَرْفُوع adalah isim maf’ul dari kata kerja رَفَعَ (mengangkat / menaikkan) yang merupakan lawan kata dari kerja وَضَعَ (meletakkan, menaruh).[Al-Qamus Al-Muhith]

Seakan – akan dinamakan dengan hal itu karena penyandarannya kepada pemilik kedudukan yang tinggi yaitu Nabi ﷺ .[i]

Definisi Hadits Marfu’ Secara Istilah

Secara istilah, pengertian hadits marfu’ adalah sebagai berikut:

ما أضيف إلى النبي صلى الله عليه وسلم من قول أو فعل أو تقرير أو صفة

”Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi ﷺ dalam bentuk perkataan, atau perbuatan, atau taqrir (pengakuan/penetapan) atau sifat .”

Hadits marfu’ itu terkadang bersambung sanadnya, terkadang munqathi’ (hadits yang sanadnya ada yang terputus perawinya sebelum sahabat) atau terkadang mursal (hadits yang disandarkan oleh Tabi’in langsung kepada Nabi ﷺ tanpa menyatakan nama sahabat Nabi ﷺ ).[ii]

Baca juga: Hadits Mutawatir Adalah

Penjelasan Maksud Hadits Marfu’ri

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang disandarkan dan dihubungkan dengan Rasulullah ﷺ baik perkataan, perbuatan, taqrir, atau pun sifat, disebut dengan hadits marfu’.

Orang yang menyandarkan itu boleh jadi sahabat atau selain sahabat, seperti Tabi’in dan lainnya. Dengan demikian, sanad dari hadits marfu’ ini bisa Muttashil, yaitu berhubungan atau bersambung dari awal sampai kepada akhir sanadnya dan bisa juga Munqathi’, Mursal atau Mu’dhal dan Mu’allaq.[iii]

Pembagian Macam-Macam Hadits Marfu’

Pembagian Macam Macam hadits Marfu qauli fi'li taqriri washfi

Berdasarkan definisi hadits marfu’ di atas, hadits marfu’ terbagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Marfu’ Qauli

Hadits marfu’ berupa perkataan Nabi ﷺ

2. Marfu’ Fi’li.

Hadits marfu’ berupa perbuatan Nabi ﷺ.

3. Marfu’ Taqriri.

Hadits marfu’ berupa taqrir Nabi ﷺ.

4. Marfu’ Washfi.

Hadits marfu’ berupa sifat Nabi ﷺ baik yang fisik maupun non fisik (kepribadian).

Contoh Hadits Marfu’ Arab dan Artinya

Contoh hadits marfu' lengkap arab dan artinya pendek

Berikut ini contoh dari macam-macam hadits marfu’:[iv]

1. Contoh Hadits Marfu’ Qauli

عن أميرِ المؤمنينَ أبي حفصٍ عمرَ بنِ الخطَّابِ رَضِي اللهُ عَنْهُ قالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقولُ إِنَّمَا الأَعْمَالُ بالنِّيَّاتِ وإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ ما نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَو امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,”Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,”Semua amalan itu dengan niat dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan.

Maka, siapa saja yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa saja yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia yang ingin dia cari atau wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang menjadi niat hijrahnya.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Baca juga: Pengertian Hadits Qauliyah

2. Contoh Hadits Marfu’ Fi’li Beserta Sanadnya

أنَّ أبا سَلَمةَ بنَ عبدِ الرَّحمنِ سَأَلَ عَائِشةَ رَضيَ اللهُ عَنها: كيفَ كانَتْ صَلاةُ رَسولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في رَمضانَ؟ قالَتْ: ما كانَ يَزيدُ في رَمضانَ ولَا في غيرِهِ على إحْدى عَشْرةَ رَكْعةً، يُصَلِّي أربَعَ رَكَعاتٍ، فلا تَسْأَلْ عن حُسْنِهِنَّ وطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أربَعًا، فلا تَسْأَلْ عن حُسْنِهِنَّ وطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا

Abu Salamah bin Abdurrahman bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,”Bagaimanakah shalat Rasulullah ﷺ pada bulan Ramadhan?”

‘Aisyah menjawab,” Di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, Rasulullah ﷺ shalat tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan kamu tanya betapa bagus dan panjangnya shalatnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanya betapa bagus dan panjangnya shalatnya. Lalu beliau shalat tiga rakaat.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Baca juga: Pengertian Hadits Fi’liyah

3. Contoh Hadits Marfu’ Taqriri

Dari ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

احتَلمتُ في ليلةٍ باردةٍ في غزوةِ ذاتِ السُّلاسلِ فأشفَقتُ إنِ اغتَسَلتُ أن أَهْلِكَ فتيمَّمتُ، ثمَّ صلَّيتُ بأصحابي الصُّبحَ فذَكَروا ذلِكَ للنَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ فقالَ: يا عَمرو صلَّيتَ بأصحابِكَ وأنتَ جنُبٌ ؟ فأخبرتُهُ بالَّذي مَنعَني منَ الاغتِسالِ وقُلتُ إنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يقولُ:( وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا ) فضحِكَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ولم يَقُلْ شيئًا

”Aku mimpi basah (ihtilam) pada malam yang sangat dingin (di musim dingin), dalam perang Dzatus Sulasil. Aku khawatir bila aku mandi janabah aku bisa mati. Maka aku bertayammum. Kemudian aku shalat mengimami para sahabatku shalat shubuh.

(Setelah tiba di Madinah) para sahabat menyampaikan masalah tersebut kepada Nabi ﷺ . Beliau ﷺ bertanya,”Wahai Amr ! Kamu mengimami para sahabatmu padahal kamu dalam keadaan junub?”

Maka aku beritahukan persoalan yang menghalangiku untuk mandi janabah. Lalu aku berkata,”Aku mendengar Allah berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

”Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”

[An-Nisa’: 29]

Maka Rasulullah ﷺ tertawa dan tidak mengatakan apa-apa.”

[Hadits riwayat Abu Dawud (334) dan Ahmad (17845). Ini lafazh hadits Abu Dawud. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam Shahih Abi Dawud no. 334]

Baca juga: Pengertian Hadits Taqriri

4. Contoh Hadits Marfu’ Washfi Pendek

عن البراء بن عازب رضي الله عنه قال : كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أحْسَنَ النَّاسِ وجْهًا وأَحْسَنَهُ خَلْقًا ، ليسَ بالطَّوِيلِ البَائِن ، ولَا بالقَصِيرِ.

Dari Al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,”Rasulullah ﷺ adalah orang yang wajahnya paling baik dan bentuk tubuhnya juga paling baik. Tidak terlalu tinggi dan tidak pendek.” [Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Shahihnya no. 3549]

Demikianlah pembahasan singkat tentang hadits marfu’. Semoga bermanfaat. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan fadhilah-Nya.

Namun bila ada kesalahan di dalamnya, maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami.


[i] Mu’jam Al-Musthalahat al-Haditsiyyah, Dr. Sayyid Abdul Majid Al-Ghouri, Dar Ibnu Katsir, Beirut, cetakan pertama, 1428 H / 2007 M, hal. 699.

[ii] Ibid.

[iii] Ulumul Hadits, Dr. Nawir Yuslem, M.A., hal 283.

[iv] https://www.alukah.net/sharia/0/62123/

Leave a Comment