Pengertian Hadits Taqririyah dan Contohnya Lengkap Beserta Artinya

Hadits Taqririyah / Hadits Taqriri – Sebagaimana telah kita ketahui bersama, hadits Nabi ﷺ ada yang berupa perkataan yang dikenal dengan hadits qauliyah. Lalu ada yang berupa perbuatan yang disebut dengan hadits fi’liyah dan ada pula yang berupa penetapan atau taqririyah.

Tulisan berikut ini akan membahas tentang pengertian hadits taqririyah ditinjau dari segi bahasa dan istilah, kehujjahan hadits taqririyah dalam syara’ dan contoh-contohnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.

Pengertian Hadits Taqririyah / Hadits Taqriri

Pengertian Hadits Taqririyah arti bahasa dan istilah hadis taqriri

Berikut pengertian Hadits Taqriri / Hadits Taqiriyah secara bahasa dan istilah:

Arti Taqriri Secara Bahasa

Secara bahasa kata التقرير at-taqrir merupakan mashdar dari kata قَرَّرَ – يُقَرِّرُ Qorroro – yuqorriru.

Dikatakan:

 اسْتَقَرَّ قرّر ت عنده الخبر حتى استقرّ

Qorrortu ‘indahul khobaro hattas taqorro bermakna: Aku telah mengesahkan berita itu kepadanya sehingga berita tersebut benar-benar sah dan pasti.

Begitu pula dengan kalimat

 و قرَّرَ المسأَلةَ أَو الرأيَ: وضَّحَه وحقَّقَه

wa qorrorol mas-alata awir rokya artinya wadhdhohahu (menerangkannya) dan haqqoqohu (mengesahkannya).[i]

Penjelasan Hadits Taqririyah Secara Istilah

Mengenai pengertian hadits taqririyah secara istilah dalam ilmu hadits adalah sebagai berikut:

هي أن يسكت النبي صلى الله عليه وسلم عن إنكار قول أو فعل صدر أمامه أو في عصره وعلم به، وذلك إما بموافقته أو استبشاره أو استحسانه، وإما بعدم إنكاره و تقريره

”Hadits taqririyah adalah diamnya Rasulullah ﷺ dari mengingkari perkataan atau perbuatan yang dilakukan di hadapan beliau atau pada masa beliau dan hal tersebut diketahuinya.

Hal tersebut adakalanya dengan pernyataan persetujuan beliau atau penilaian baik dari beliau atau tidak adanya pengingkaran beliau dan pengakuan beliau.”[ii]

Baca juga: Pengertian Hadits fi’liyah Adalah

Kehujjahan Hadits Taqriri Dalam Syar’i

Kehujjahan hadits taqriri untuk diamalkan hadis taqririyah

Perkataan atau perbuatan sahabat yang diakui atau disetujui oleh Rasulullah ﷺ, hukumnya sama dengan perkataan atau perbuatan Rasulullah ﷺ sendiri. Demikian pula taqrir terhadap ijtihad sahabat dinyatakan sebagai hadits atau sunnah.[iii]

Sesungguhnya taqrir Nabi ﷺ adalah kebenaran yang wajib untuk diikuti karena Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang Nabi yang tidak akan berbicara berdasar hawa nafsu dan tidak akan diam terhadap hal yang batil.

Maka, taqrir dari Nabi ﷺ terhadap hukum-hukum yang diajukan kepadanya lalu beliau mendiamkannya dan menetapkannya, itu sebagaimana wahyu yang membenarkan hukum-hukum tersebut.

Karena Nabi ﷺ itu ma’shum (terlindungi ) dengan kenabian dan dengan dukungan wahyu dari melakukan kesalahan dalam bidang tasyri’ (penentuan syariat) dan tugasnya untuk menjelaskan kebenaran kepada umat manusia.[iv]

Imam Asy-Syaukani mengatakan,”Secara istilah ahli syara’, hadits Nabi ﷺ adalah perkataan Nabi ﷺ dan perbuatannya dan taqrirnya.” Dengan demikian, hadits taqririyah merupakan salah satu jenis dari hadits Nabi ﷺ .

Ia merupakan hujjah. Hanya saja, ketika ada pertentangan dengan hadits qouliyah dan fi’liyah, posisinya lebih lemah dari kedua jenis hadits tersebut.[v]

Baca juga: Pengertian Hadits Qauliyah Adalah

Contoh Hadits Taqririyah Beserta Artinya

Contoh Hadits Taqiririyah beserta artinya hadis taqriri pendek dengan sanad

Berikut ini sejumlah contoh hadits taqririyah beserta artinya agar memperjelas gambaran dalam pikiran kita tentang hadits taqririyah ini:

Contoh hadits taqririyah pendek

Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كُنَّا مُحَاصِرِينَ قَصْرَ خَيْبَرَ، فَرَمَى إنْسَانٌ بجِرَابٍ فيه شَحْمٌ، فَنَزَوْتُ لِآخُذَهُ، فَالْتَفَتُّ، فَإِذَا النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَاسْتَحْيَيْتُ منه.

”Kami mengepung benteng Khaibar (milik Yahudi). Lalu ada seseorang dari Yahudi melemparkan sebuah kantong kulit yang di dalamnya terdapat lemak. Lantas aku mencarinya untuk kuambil. Kemudian aku menoleh, ternyata Nabi ﷺ . Aku menjadi malu kepada beliau.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 3153]

Contoh hadits taqririyah Singkat

Dalam riwayat lain Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu berkata,

أصبت جرابًا من شحم يوم خيبر فالتزمته فقلت: لا أعطي اليوم أحدًا من هذا شيئًا. فالتفت فإذا رسول الله متبسمًا,[وفي زيادة] فقال: هو لك

”Aku mendapatkan sebuah kantong dari kulit berisi lemak pada perang Khaibar. Lalu, barang itu kusimpan dan aku berkata, ”Aku tidak akan memberikan barang ini sedikit pun kepada seorang pun pada hari ini.”

Lantas aku menoleh, ternyata ada Rasulullah ﷺ tersenyum, [di dalamnya ada tambahan], beliau bersabda,”Itu buat kamu.”

[Hadits riwayat Muslim (1772) tanpa ada tambahan di akhir hadits. Riwayat yang ada tambahan di akhir itu isnadnya shahih menurut Ar-Ruba’i di dalam Fathul Ghaffar 4/1812]

Hadits riwayat Muslim di atas menunjukkan atas keridhaan Nabi ﷺ dan taqrir-nya terhadap Abdullah bin Mughaffal untuk mengambil kantong tersebut, karena Nabi ﷺ di dalam hadits tersebut Nabi ﷺ tersenyum saat melihatnya.

Di dalam hadits di atas terdapat pelajaran disyariatkannya memakan lemak yang disembelih oleh Ahli Kitab karena lemak itu diharamkan atas Ahli Kitab dan tidak diharamkan bagi kita.

Andaikan hal itu diharamkan atas kita, pasti Nabi ﷺ akan melarang darinya dan akan memberitahu keharamannya.[vi]

Contoh Hadits Taqiriyah Tentang Ijtihad Sahabat

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنَا لَمَّا رَجَعَ مِنْ الْأَحْزَابِ لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ فَأَدْرَكَ بَعْضَهُمْ الْعَصْرُ فِي الطَّرِيقِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا نُصَلِّي حَتَّى نَأْتِيَهَا وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ نُصَلِّي لَمْ يُرَدْ مِنَّا ذَلِكَ فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُعَنِّفْ وَاحِدًا مِنْهُمْ

Dari Ibnu ‘Umar berkata,”Nabi ﷺ berpesan kepada kami ketika beliau kembali dari perang Ahzab, ”Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian shalat ‘Ashar kecuali di wilayah Bani Quraizhah.”

Lalu tibalah waktu shalat ketika sebagian dari mereka masih di jalan. Sebagian dari mereka berkata,”Kami tidak akan shalat kecuali telah sampai tujuan,”

Dan sebagian lain berkata, ”Namun, kami akan melaksanakan shalat, sebab beliau tidaklah bermaksud demikian.” Maka kejadian tersebut diceritakan kepada Nabi ﷺ, dan beliau tidak mencela seorang pun dari mereka.” [Hadits riwayat al-Bukhari no. 894]

Dalam hadits tersebut terlihat bahwa setelah Nabi ﷺ melihat perbedaan ijtihad para sahabat dalam menafsirkan larangan beliau. Nabi ﷺ tidak menyalahkan pihak mana pun. Ini berarti Nabi ﷺ mengakui keabsahan keduanya. Inilah yang disebut dengan taqrir beliau ﷺ .

Selengkapnya tentang kisah ini bisa dibaca terkait hadits shalat ashar di Bani Quraizhah.

Contoh Hadits taqriri tentang masalah bersuci / Thaharah

عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- قال: خرج رَجُلَان في سفر، فَحَضَرَتِ الصلاة وليس معهما ماء؛ فَتَيَمَّمَا صَعيدا طيِّبا فَصَلَّيَا، ثمَّ وجَدَا الماء في الوقت، فأعاد أَحَدُهُمَا الصلاة وَالوُضُوءَ ولم يُعِدِ الآخر، ثم أتَيَا رسول الله -صلى الله عليه وسلم- فذكَرَا ذلك له فقال لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: «أَصَبْتَ السنة، وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ». وقال للذي توضأ وأعاد: «لك الأجر مرَّتَين».

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Ada dua orang pria keluar bersafar. Lalu masuklah waktu shalat, namun mereka tidak membawa air.

Lantas keduanya bertayamum dengan permukaan tanah yang bersih kemudian keduanya melaksanakan shalat.

Beberapa saat kemudian (belum keluar dari waktu shalat tadi), mereka berdua mendapati air. Maka salah seorang dari mereka mengulang shalatnya dan wudhu, namun yang satunya lagi tidak mengulangi shalat.

Setelah itu keduanya menemui Rasulullah ﷺ dan mereka menyampaikan persoalan tersebut kepada beliau ﷺ .

Maka Rasulullah ﷺ berkata kepada yang tidak mengulangi shalat,”Kamu telah menepati sunnah dan shalatmu sudah mencukupimu.” Lalu beliau berkata kepada yang mengulangi shalat,”Kamu mendapatkan pahala dua kali.”

[Hadits riwayat Abu Dawud no. 338, hadits ini dinyatakan Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 338]

Di dalam hadits ini jelas terlihat taqrir Nabi ﷺ atas apa yang dilakukan oleh kedua sahabat tersebut. Di dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa orang yang shalat dengan tayammum kemudian mendapatkan air wudhu sebelum keluarnya waktu shalat, itu tidak perlu mengulangi shalatnya.[vii]

Contoh Hadits taqriri tentang halalnya Dhab

Dhab adalah sejenis reptilia, bentuk tubuhnya seperti biawak, bunglon atau tokek tapi beda dengan biawak. Dhab tidak buas dan hanya makan rerumputan dan belalang saja.

 أنَّ خالِدَ بنَ الوَلِيدِ -الذي يُقالُ له: سَيْفُ اللَّهِ- أخْبَرَهُ أنَّه دَخَلَ مع رَسولِ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم علَى مَيْمُونَةَ -وهي خالَتُهُ وخالَةُ ابْنِ عبَّاسٍ- فَوَجَدَ عِنْدَها ضَبًّا مَحْنُوذًا، قدْ قَدِمَتْ به أُخْتُها حُفَيْدَةُ بنْتُ الحارِثِ مِن نَجْدٍ، فَقَدَّمَتِ الضَّبَّ لِرَسولِ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، وكانَ قَلَّما يُقَدِّمُ يَدَهُ لِطَعامٍ حتَّى يُحَدَّثَ به ويُسَمَّى له، فأهْوَى رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يَدَهُ إلى الضَّبِّ، فَقالتِ امْرَأَةٌ مِنَ النِّسْوَةِ الحُضُورِ: أخْبِرْنَ رَسولَ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ما قَدَّمْتُنَّ له، هو الضَّبُّ يا رَسولَ اللَّهِ، فَرَفَعَ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يَدَهُ عَنِ الضَّبِّ، فقالَ خالِدُ بنُ الوَلِيدِ: أحَرامٌ الضَّبُّ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: لا، ولَكِنْ لَمْ يَكُنْ بأَرْضِ قَوْمِي، فأجِدُنِي أعافُهُ، قالَ خالِدٌ: فاجْتَرَرْتُهُ فأكَلْتُهُ ورَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يَنْظُرُ إلَيَّ.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa bahwa Khalid bin Al-Walid yang disebut dengan Pedang Allah – pernah memberitahunya. Khalid bin Al-Walid pernah bersama Rasulullah ﷺ menemui Maimunah (istri Nabi ﷺ ). Maimunah adalah bibi Khalid dan juga bibi Ibnu Abbas dari jalur ibu mereka.

Ketika itu, di rumah Maimunah ada daging Dhab yang dipanggang. Dhab itu pemberian dari saudarinya, Hufaidah binti Al-Harits dari Najd. Lalu Dhab itu pun dihidangkan kepada Nabi ﷺ.

Biasanya Nabi ﷺ jarang menjulurkan tangannya untuk mengambil suatu makanan sampai diberitahu tentang makanan tersebut atau disebutkan namanya. Rasulullah ﷺ saat itu menjulurkan tangannya untuk mengambil daging Dhab tersebut.

Lalu salah seorang wanita yang ada di situ berkata,”Beritahu Rasulullah ﷺ apa yang kalian hidangkan kepadanya, itu Dhab wahai Rasulullah.” Lantas Rasulullah ﷺ mengangkat tangannya menjauhi Dhab tersebut.

Lalu Khalid bin Al-Walid bertanya,”Apakah Dhab itu haram wahai Rasulullah?” Rasulullah ﷺ menjawab,”Tidak. Cuma Dhab itu tidak ada di daerah kaumku sehingga aku jadi enggan memakannya.”

Khalid bin al-Walid berkata, “Aku pun mengambilnya lalu menyantapnya, dan Rasulullah ﷺ hanya memandangku.” [Hadits riwayat Al- Bukhari 5391]

Dalam hadits ini terdapat beberapa pelajaran:

  1. Disyariatkannya makan Dhab dan taqrir Nabi ﷺ terhadap hal itu.
  2. Makanan apa saja yang Nabi ﷺ enggan untuk memakannya karena beliau tidak terbiasa memakannya bukanlah makanan yang haram.
  3. Hadits ini menjelaskan adab Nabi ﷺ dalam masalah makanan, yaitu bila beliau tidak menyukai suatu makanan maka beliau tinggalkan dan tidak mencelanya sama sekali.[viii]

Selengkapnya, terkait hukum dhab, silahkan klik hadits memakan daging dhab.

Hadits taqririyah tentang tayamum sebagai ganti mandi junub

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ احْتَلَمْتُ فِي لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ فِي غَزْوَةِ ذَاتِ السُّلَاسِلِ فَأَشْفَقْتُ إِنْ اغْتَسَلْتُ أَنْ أَهْلِكَ فَتَيَمَّمْتُ ثُمَّ صَلَّيْتُ بِأَصْحَابِي الصُّبْحَ فَذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا عَمْرُو صَلَّيْتَ بِأَصْحَابِكَ وَأَنْتَ جُنُبٌ فَأَخْبَرْتُهُ بِالَّذِي مَنَعَنِي مِنْ الِاغْتِسَالِ وَقُلْتُ إِنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يَقُولُ { وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا } فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا

Dari Amru bin Al-‘Ash dia berkata,”Saya pernah bermimpi basah pada suatu malam yang sangat dingin sekali ketika perang Dzatus Salasil, sehingga saya takut akan binasa jika saya mandi.

Lalu saya pun bertayammum, kemudian shalat Shubuh mengimami para sahabatku. Lalu hal itu mereka laporkan kepada Nabi ﷺ (setelah kembali ke Madinah). Beliau bertanya, ”Amru, engkau shalat mengimami para sahabatmu dalam keadaan junub?”

Maka saya katakan kapada beliau tentang apa yang menghalangiku untuk mandi dan saya katakan, ”Sesungguhnya saya pernah mendengar Allah berfirman, ”Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kalian.” (An-Nisa’: 29]

Maka Rasulullah ﷺ tertawa dan tidak mengatakan apa-apa.” [Hadits riwayat Abu Dawud (334) dan Ahmad (17845). Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Shahih Abi Dawud no. 334]

Di penghujung hadits disebutkan bahwa Nabi ﷺ tertawa setelah mendengar alasan dari ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu bertayammum dan tidak mandi junub.

Tertawanya Nabi ﷺ merupakan taqrir terhadap pemahaman dan perbuatan dari Amr bin Al-‘Ash. Di dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang salah satu gambaran dispensasi atau rukhshah yang diajarkan oleh syariat ini.[ix]

Demikianlah pembahasan tentang hadits taqririyah. Semoga bisa memperluas cakarawala pengetahuan kita sedikit demi sedikit tentang jenis-jenis hadits Nabi ﷺ terutama hadits taqririyah.

Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan karunia-Nya. Bila ada kekeliruan dan kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan.

Allah Ta’ala dan Rasul-Nya berlepas diri darinya. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami dan kaum Muslimin.


[i] Kamus Istilah Hadis, Dr.Syed Abdul Majid Al-Ghoumuri, Darul Syakir Enterprise, Kuala Lumpur, Edisi kedua 2017, Hal. 171.

[ii] Ulumul Hadits, Dr. Nawir Yuslem, hal 50.

[iii] Ibid, hal. 51.

[iv]https://e3arabi.com/%D8%A7%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85/%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%82%D8%B1%D9%8A%D8%B1-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB/

[v] https://www.islamweb.net/ar/fatwa/195669/%D8%A3%D9%82%D8%B3%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D8%A9-%D9%88%D8%AD%D8%AC%D9%8A%D8%A9-%D9%83%D9%84-%D9%82%D8%B3%D9%85

[vi] https://www.dorar.net/hadith/sharh/77272

[vii] https://dorar.net/hadith/sharh/69550

[viii] https://www.dorar.net/hadith/sharh/23966

[ix] https://dorar.net/hadith/sharh/132238

Leave a Comment