Pengertian Hadits Hasan dan Contohnya, Pembagian, Hukum

Hadits hasan adalah salah satu dari jenis hadits maqbul, hadits yang diterima sebagai hujah dan dasar untuk beramal.

Tulisan berikut ini akan mengulas secara singkat tentang pengertian hadits hasan, macam-macam hadits hasan, hukum hadits hasan dan contoh-contoh hadits hasan.

Pengertian Hadits Hasan Adalah

Pengertian Hadits Hasan arti bahasa dan definisi istilah

Pengertian hadits hasan dari segi bahasa dan istilah adalah sebagai berikut:

Arti Hasan Secara Bahasa:

Kata الحَسَنُ – hasan – adalah isim musyabbahah dari الحَسَنُ dengan makna الجَمَال yang artinya indah, bagus.

Definisi Hadits Hasan Secara Istilah

Secara istilah ilmu hadits, pengertian hadits hasan mencakup beberapa definisi seperti berikut ini:

Menurut At-Tirmidzi, hadits hasan adalah:

كل حديث يُروى لا يكون في إسناده من يتَّهم بالكذب، ولا يكون الحديث شاذًّا، ويُروى من غير وجه نحو ذاك

”Setiap hadits yang diriwayatkan dan tidak terdapat pada sanadnya perawi yang pendusta dan hadits tersebut tidak syadz, serta diriwayatkan pula melalui jalan yang lain.”

Definisi yang dianggap baik menurut Ath-Thahan adalah definisi yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar, yaitu sebagai berikut:

هو ما اتصل سنده بنقل العدل الذي خف ضبطه، عن مثله إلى منتهاه، من غير شذوذ ولا علة

”Hadits yang bersambung sanadnya dengan periwayatan perawi yang adil, ringan (kurang) ke dhabit-annya, dari perawi yang sama (kualitas) dengannya, sampai ke akhir sanad, tidak syadz dan tidak ber-‘illat.”

Berdasarkan definisi-definisi di atas, para ulama hadits merumuskan bahwa kriteria hadits hasan adalah sama dengan hadits shahih kecuali pada hadits hasan terdapat perawi yang tingkat ke dhabit-annya kurang atau lebih rendah dari yang dimiliki oleh perawi hadits shahih.

Oleh karenanya, Ibnu Hajar menegaskan bahwa hadits hasan adalah hadits shahih yang perawinya memiliki sifat dhabith yang lebih rendah dari yang dimiliki oleh perawi hadits shahih.[i]

Baca juga: Pengertian Hadits Shahih

Macam-Macam Hadits Hasan

Pembagian Hadits Hasan Lidzatihi Hasan Lighairihi

Hadits hasan terbagi menjadi dua macam, yaitu: hasan lidzatihi dan hasan lighoirihi.

Hadits Hasan Lidzatihi

Yang dimaksud dengan hadits hasan lidzatihi adalah hadits yang dirinya sendiri telah memenuhi kriteria hasan sebagaimana telah disebutkan di atas dan tidak memerlukan bantuan yang lain untuk mengangkatnya ke derajat hasan, sebagaimana halnya pada hasan lighoirihi.

Hadits Hasan Lighoirihi

Yang dimaksud dengan hadits hasan lighoirihi adalah hadits dha’if yang jalan (datang) nya berbilang (lebih dari satu jalan) dan sebab ke-dha’if-annya bukan karena perawinya fasik atau pendusta.

Tingkatan hadits hasan lighoirihi adalah tingkatan yang paling rendah di antara hadits maqbul, yaitu di bawah hadits shahih, shahih lighoirihi dan hasan lidzatihi.[ii]

Baca juga: Pengertian Hadits Dhaif dan Contohnya

Hukum Hadits Hasan

Hukum Hadits Hasan Untuk Diamalkan

Mengenai hukum hadits hasan, Syaikh Manna’ Al-Qathan berkata, ”Hadits hasan hukumnya sebagaimana hadits shahih dalam hal bisa digunakan untuk berhujah dengannya meskipun kekuatannya masih di bawah hadits shahih. Seluruh fuqaha’ dan mayoritas ahli hadits dan Ushul Fikih benar-benar telah berhujah dengan hadits hasan.”[iii]

Contoh Hadits Hasan Beserta Artinya

Contoh Hadits Hasan beserta artinya dan sanadnya

Berikut ini contoh-contoh dari hadits hasan baik lidzatihi maupun lighoirihi:

Contoh Hadits Hasan Lidzatihi

ما اخرجه الترمذي قال: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيُّ عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَال سَمِعْتُ أَبِي بِحَضْرَةِ الْعَدُوِّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ

Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dia berkata, ”Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, ia berkata,’ Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman Adh Dhuba’i dari Abu Imran Al Jauni dari Abu Bakr bin Abu Musa Al Asy’ari ia berkata,

”Aku mendengar ayahku berkata saat di hadapan musuh, ”Rasulullah ﷺ bersabda, ”Sesungguhnya pintu-pintu surga berada di bawah naungan pedang…”

Hadits ini dinyatakan hasan karena pada sanadnya terdapat Ja’far bin Sulaiman adh-Dhuba’i yang menurut para ulama hadits, Ja’far ini berada pada kualitas shaduq (tidak sempurna dhabith-nya), sehingga tidak mencapai tingkatan tsiqat sebagai salah satu persyaratan hadits shahih.

Contoh Hadits Hasan Lighoirihi

Hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dinyatakannya hasan,

 عن عاصم بن عبيد الله قال سمعت عبد الله بن عامر بن ربيعة عن أبيه أن امرأة من بني فزارة تزوجت على نعلين فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أرضيت من نفسك ومالك بنعلين قالت نعم قال فأجازه

Dari Syu’bah, dari ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dari Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah, dari ayahnya, bahwa seorang wanita dari Bani Fazarah menikah dengan mahar sepasang sandal. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ”Apakah engkau merelakan dirimu sedangkan engkau hanya mendapat mahar sepasang sandal?” Wanita tersebut menjawab, ”Ya.” Maka Rasulullah ﷺ membolehkannya.”

Pada hadits tersebut terdapat perawi yang bernama ‘Ashim. Dia dinilai oleh para ulama hadits sebagai perawi yang dha’if karena buruk hafalannya. Tetapi At-Tirmidzi menyatakan sebagai hadits hasan karena datangnya (dijumpai sanad lain dari ) hadits tersebut melalui jalan lain.[iv]

Demikianlah pembahasan singkat tentang hadits hasan. Semoga bermanfaat.


[i] Lihat: Ulumul Hadis, Dr. Nawir Yuslem, M.A., hal. 228- 229.

[ii] Ibid, hal. 231-232 secara ringkas.

[iii] Mabahits fi Ulumil Hadits, Syaikh Manna’ Al-Qathan, Maktabah Wahbah, Kairo, Cetakan kedua 1412 H / 1992 M, hal. 107.

[iv] Ulumul Hadits, Dr.Nawir Yuslem, M.A. hal. 231-232.

Leave a Comment