Pengertian Sanad Adalah, Contoh, dan Pembagian Macamnya

Sanad atau rangkaian perawi dalam sebuah hadits merupakan salah satu ciri khas umat Islam. Sanad ini memiliki peran besar dalam memelihara kemurnian salah satu sumber ajaran Islam yaitu Hadits Nabi ﷺ .

Tidak ada umat di luar umat Islam yang memiliki kepedulian begitu luar biasa terhadap perawi hadits dan kabar berita nabi-nabi mereka.

Melalui sanad, kejahatan orang yang hendak memanipulasi hadits atau menciptakan hadits palsu atas nama Nabi ﷺ dengan mudah bisa disingkap oleh para ulama.

Dengan demikian, terdapat jaminan bahwa hadits-hadits dari Nabi ﷺ yang sampai kepada umat Islam hari ini sampai menjelang hari kiamat adalah hadits yang shahih, yang bisa dijadikan rujukan dan pegangan dalam hukum, akidah, ibadah, akhlak dan mumalah.

Dari sini terlihat betapa besar kontribusi para ahli hadits dalam menjaga kemurnian ajaran Islam. Tulisan ini membahas secara singkat tentang sanad hadits, macam-macamnya dan contoh-contohnya.

Ini upaya sederhana untuk mengenalkan sanad hadits kepada kaum Muslimin yang mungkin belum tahu tentang sanad dan urgensinya.

Pengertian Sanad Adalah

pengertian sanad menurut para ahli, pengertian sanad dan contohnya, pengertian sanad isnad, sanad brainly, arti sanad adalah, pengertian sanad hadits adalah

Pengertian sanad secara bahasa dan istilah adalah sebagai berikut:

Arti Sanad Secara Bahasa

Sanad secara bahasa berarti al-Mu’tamad المعتمد yaitu “yang bisa dijadikan pegangan.” Atau dapat juga diartikan :ما ارتفع من الارض yaitu “sesuatu yang terangkat (tinggi) dari tanah.”[i]

Definisi Sanad Secara Istilah

Secara istilah para ahli hadits, menurut Syaikh Manna’ Al-Qathan, sanad adalah:

الطريق الموصل الى المتن

”Jalan yang menyampaikan kepada matan.”

Yaitu rangkaian rijal (perawi) yang menyampaikan kepada matan. Dinamakan dengan sanad karena para Hafizh (ahli hadits) bersandar kepadanya dalam menentukan shahih dan dha’if-nya suatu hadits.[ii]

Pentingnya Sanad Dalam Islam

Urgensi Sanad Dalam Islam menurut Ulama Ahli Hadits, pengertian sanad menurut bahasa dan istilah, pengertian sanad dalam bahasa arab, pengertian sanad dari segi bahasa,

Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ , para sahabat radhiyallahu ‘anhum saling meriwayatkan satu sama lain hadits yang mereka dengar dari Rasulullah ﷺ . Demikian pula dengan para tabi’in yang datang sesudah para sahabat.

Mereka meriwayatkan dari para sahabat. Mereka tidak berhenti dari menerima hadits apa pun yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi ﷺ .

Kondisi semacam itu terus bertahan hingga terjadilah kondisi kacau balau (fitnah) yang menyebabkan terbunuhnya Khalifah yang lurus, Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu.

Kejadian tersebut diikuti berbagai perpecahan dan perselisihan, muncul berbagai kelompok dan aliran bid’ah. Upaya untuk melakukan rekayasa terhadap sunnah meningkat sedikit demi sedikit. Setiap golongan mulai mencari alasan pembenaran bid’ahnya dari nash-nash yang disandarkan kepada Nabi ﷺ .

Ketika itulah para ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in berhati-hati dalam menukil hadits. Mereka tidak mau menerima hadits kecuali hadits-hadits yang mereka ketahui jalurnya dan mereka merasa tenang kepada ke-tsiqah-an para perawinya dan sifat adilnya (‘adalah).

(Adil / ‘adalah disini berarti orang yang tidak tenggelam dalam dosa besar dan hal-hal yang merusak muruah atau martabat, bukan sebagaimana yang dikenal dalam bahasa Indonesia).

Hal itu melalui jalan isnad-nya (catatan: para muhaddits /ahli hadits menggunakan istilah isnad dan sanad dalam satu makna, menurut Badrudin Ibnul Jama’ah[iii]).

Imam Muslim telah meriwayatkan dalam Muqadimah kitab Shahih-nya dari Ibnu Sirin rahimahullah, perkataannya,

لم يكونوا يسألون عن الإسناد فلما وقعت الفتنة قالوا : سموا لنا رجالكم ، فيُنْظَرُ إلى أهل السنة فيُؤْخذ حديثُهم ، ويُنْظَر إلى أهل البدعة فلا يؤخذ حديثهم

”Dulu mereka tidak bertanya tentang isnad. Setelah terjadi kekacauan besar (fitnah), mereka berkata, ’Beritahukanlah kepada kami nama-nama perawi kalian.’

Ditelitilah yang dari kalangan ahlus sunnah dan hadits mereka diambil. Dan diteliti pula yang dari ahli bid’ah kemudian hadits mereka tidak diambil.”

Upaya untuk melakukan konfirmasi dan penelitian ini sejak masa shighar shahabat (sahabat yunior) yang menemui masa fitnah tersebut.

Di dalam Muqadimah Imam Muslim dari Mujahid, ia berkata, ”Basyir Al-‘Adawi menemui Ibnu ‘Abbas. Lalu dia berbicara dengan mengatakan, ”Rasulullah ﷺ bersabda, Rasulullah ﷺ bersabda.”

Ibnu ‘Abbas tidak mau mendengarkan haditsnya dan tidak pula mau melihatnya. Maka Basyir berkata, ”Wahai Ibnu ‘Abbas, ada apa dengan diriku? Aku melihatmu tidak mendengarkan haditsku? Aku menyampaikan hadits Rasulullah ﷺ kepadamu, namun kamu tidak mau mendengar.”

Ibnu ‘Abbas berkata, ”Kami dahulu bila begitu mendengar ada seseorang berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda..” maka pandangan kami langsung tertuju kepadanya dan kami berkonsentrasi untuk mendengarkannya.

Ketika orang-orang mulai mengambil segala jalan, kami tidak mengambil dari orang-orang kecuali apa yang kami ketahui.”

Kemudian para tabi’in mulai menuntut adanya isnad saat dusta atas nama Rasulullah ﷺ menyebar luas. Abul ‘Aliyah berkata,

كنا نسمع الرواية بالبصرة عن أصحاب رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فلا نرضى حتى نركب إلى المدينة فنسمعها من أفواههم

”Dahulu saat kami mendengar suatu riwayat di Bashrah (Irak) dari para sahabat Rasulullah ﷺ , kami tidak merasa puas, sampai kami pergi ke Madinah sehingga langsung mendengar dari lisan mereka sendiri.”

Perhatian yang sedemikian besar terhadap isnad ini menunjukkan kepada kita betapa penting isnad itu dan pengaruhnya dalam ilmu hadits. Urgensi ini terlihat dari beberapa sisi:

  1. Isnad merupakan salah satu ciri khas umat Islam yang membedakannya dari umat non Muslim. Tidak ada satu umat non Muslim pun di muka bumi yang memiliki ciri ini sama sekali.

Tidak didapatkan cerita dari umat lain adanya perhatian terhadap para perawi berita-berita dan hadits-hadit nabi mereka, sebagaimana yang dikenal di kalangan umat Islam.

Abu Hatim Ar-Razi berkata,

لم يكن في أمة من الأمم مِنْ خَلْقِ اللهِ آدم ، أمناء يحفظون آثار الرسل إلا في هذه الأمة

”Tidak terdapat di dalam umat – umat semenjak Allah menciptakan Adam, orang-orang terpercaya yang memelihara peninggalan para rasul, kecuali di kalangan umat Islam ini.”

  1. Melalui isnad, dimungkinkan untuk melakukan tahqiq (penelitian untuk memastikan kebenaran) hadits dan berita, serta mengenali para perawi, sehingga orang yang mencari hadits bisa menentukan derajat hadits, shahih dan dha’ifnya.
  2. Melalui isnad, sunnah terpelihara dan terlindungi dari rekayasa, pengubahan, pemalsuan, penambahan dan pengurangan.
  3. Melalui isnad, umat Islam mengetahui status dan kedudukan sunnah serta perhatian dan pemeliharaan yang diberikan kepadanya, karena sunnah itu dibuktikan kebenarannya melalui metode kritik dan penelitian yang paling ketat yang belum pernah dikenal umat manusia sepanjang sejarahnya.

Melalui hal itu, klaim orang-orang yang menghilangkan sunnah dan membuat keraguan tentang sunnah, bisa dibantah, dan syubhat-syubhat yang mereka sebar luaskan tentang keshahihan hadits, bisa disangkal.

Karena pertimbangan ini dan yang lainnya, banyak sekali khabar dari para imam mengenai urgensi isnad dan hasungan terhadap isnad. Sampai-sampai mereka menjadikan isnad itu sebagai bentuk taqarrub dan agama.

Perkataan Ulama Tentang Sanad

Perkataan Ulama tentang sanad menurut ilmu hadits, pengertian sanad menurut ahli hadits adalah, pengertian sanad beserta contohnya, pengertian sanad dari segi bahasa, brainly pengertian sanad

Berikut perkataan ulama tentang urgensi sanad:

Abdullah bin Mubarak berkata,

الإسناد عندي من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء

“Isnad menurutku bagian dari agama ini. Kalau bukan karena isnad, benar-benar siapa saja bisa mengatakan apa saja yang dia mau katakan.”

Ats-Tsauri berkata,

الإسناد سلاح المؤمن ، إذا لم يكن معه سلاح فبأي شيء يقاتل

”Isnad itu senjata orang beriman. Bila dia tidak memiliki senjata, maka dengan apa dia akan berperang?”

Syu’bah berkata,

كل حديث ليس فيه ( حدثنا ، وأخبرنا ) فهو مثل الرجل بالفلاة معه البعير ليس له خطام

“Setiap hadits yang di dalamnya tidak ada kalimat haddatsana “telah bercerita kepada kami..” dan akhbarona “telah memberitakan kepada kami…” itu seumpama seorang pria yang berada di belantara padang pasir dengan unta, namun dia tidak memiliki tali kekang.”

Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Sirin yang mengatakan,

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”[iv]

Macam-Macam Sanad dan Pengertiannya

Pembagian Macam Maksud sanad ali dan nazil, pengertian sanad dalam ilmu hadits, pengertian sanad dalam ilmu hadits adalah, pengertian sanad dan isnad, pengertian sanad secara etimologi adalah

Dalam literatur ilmu hadits dikenal istilah sanad ‘aliy dan sanad nazil. Masing – masing ada pengertiannya secara bahasa dan secara istilah.

Sanad ‘Aliy

  • Secara bahasa kata العالي al-‘Aliy berarti:

الشيء المرتفع على غيره

‘sesuatu yang tinggi di atas yang lainnya.’

  • Secara istilah, sanad ‘aliy adalah:

هو الحديث الذي قلَّ عددُ رواته، مع سلامته من الضعف، فيقرب رجال سنده من الرسول، أو من إمام من أئمة الحديث.

”Hadits yang jumlah perawinya sedikit dan bebas dari kedha’ifan. Rijal sanadnya (perawi) dekat dengan Rasulullah ﷺ atau dekat dengan salah satu imam hadits.”[v]

Ada juga yang memberikan tambahan kriteria untuk sanad ‘aliy selain kedekatan jarak dengan nabi ﷺ atau para imam hadits yaitu kualitas sifat rawinya. Sehingga definisi sanad ‘aly adalah:

السَّنَد العَالِي: الإسناد الذي قَلَّ فيه عدد الرواة بين المحدِّث، وبين النبي صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ، أو بين المحدِّث، وبين إمام من أئمة الحديث (عُلُوّ الْمَسَافَة )، أو اتصف راويه بصفة تُرجِّح روايته على رواية غيره من أقرانه (عُلُو الصِّفَة ) انظر : نزهة النظر لابن حجر، ص 115-116، فتح المغيث للسخاوي، 3/352، تدريب الراوي للسيوطي، 2/604-

‘Isnad yang perawi antara ahli hadits (muhaddits) dan Nabi ﷺ atau perawi antara ahli hadits dan salah satu imam hadits, berjumlah sedikit (tinggi dilihat dari sisi jarak), atau isnad yang perawinya memiliki sifat yang menjadikan riwayatnya mengungguli para perawi lainnya (tinggi dari sisi sifat).’

[Lihat Nuzhatun Nazhr, Ibnu Hajar, hal. 115-116; Fathul Mughits, As-Sakhawi 3/352; Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 2/ 604-615][vi]

Sanad Nazil

  • Secara bahasa kata النازل An-Nazil berarti:

الشيء السَّافل الذي تحت غيره

‘sesuatu yang rendah di bawah yang lain.’

  • Secara istilah sanad nazil adalah:

هو الحديث الذي كثُر رجال إسناده بالنسبة إلى غيره

‘Hadits yang jumlah rijal sanadnya banyak jika dibandingkan dengan yang lainnya.’[vii]

atau bisa pula demikian definisinya:

السَّند الذي كَثُر فيه عدد الرواة بين المحدِّث، وبين النبي صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ، أو بين المحدِّث، وبين إمام من أئمة الحديث . ويُسمَّى السَّنَد السَّافِل

‘Sanad dengan sejumlah besar perawi antara muhaddits (ahli hadits) dan Nabi ﷺ , atau antara seorang muhaddits dan salah satu Imam hadits. Sanad semacam ini dikenal juga dengan sebutan sanad safil.’[viii]

Contoh Sanad Dalam Hadits

Contoh sanad aliy dan nazil menurut para ahli hadits, pengertian sanad secara etimologi dan terminologi, pengertian sanad menurut etimologi, pengertian sanad secara etimologi, contoh sanad aliy dan nazil, maksud sanad aliy dan nazil

Berikut contoh sanad hadits untuk memberikan gambaran yang lebih kongkrit:

Contoh Sanad Dalam Hadits

يروي الإمامُ محمَّدُ بنُ إسماعيلَ البخاريُّ في الصّحيحِ :حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari meriwayatkan di dalam Ash-Shahih, ” Muhammad bin Al Mutsanna telah bercerita kepada kami, (ia berkata),’ Abdul Wahhab Ats Tsaqafi telah bercerita kepada kami, (ia berkata),’ Ayyub telah bercerita kepada kami dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,

”Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia telah mendapatkan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya. Jika Ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 16]

Pada hadits ini terlihat adanya rangkaian para perawi yang membawa kita sampai kepada matan hadits yaitu: Al-Bukhari, Muhammad bin Al-Mutsanna, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi, Ayyub, Abu Qilabah dan Anas radhiyallahu ‘anhu.

Rangkaian nama-nama perawi itulah yang disebut dengan sanad dari hadits tersebut, karena merekalah yang menjadi jalan bagi kita untuk sampai ke matan hadits dari sumbernya yang pertama.

Masing-masing orang yang menyampaikan hadits tersebut, secara sendirian, disebut dengan rawi (perawi/periwayat), yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab, apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya).

Apabila kita melihat dari segi sanad, yaitu jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadits, maka urut-urutan sanad hadits di atas adalah sebagai berikut:

  1. Muhammad bin Al-Mutsanna sebagai sanad pertama atau awal sanad.
  2. Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi sebagai sanad kedua.
  3. Ayyub sebagai sanad ketiga.
  4. Abu Qilabah sebagai sanad keempat.
  5. Anas radhiyallahu ‘anhu sebagai sanad terakhir atau akhir sanad.[ix]

Contoh Sanad Ali Dalam Hadits

  • Contoh sanad ‘aliy dari segi sedikitnya jumlah perawi atau pendeknya mata rantai sanad dengan perawi yang shahih:

قَالَ أحمد حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِي الدُّعَاءِ وَلَا يَقُلْ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُله

Imam Ahmad berkata, ”Ismail telah menceritakan kepada kami, (ia berkata),’Abdul Azis telah menceritakan kepada kami dari Anas, ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,

Apabila salah seorang dari kalian berdoa, maka hendaklah benar-benar yakin dengan pengabulan dalam berdoa. Jangan pernah berkata, ”Ya Allah! Jika Engkau berkehendak, berilah aku.” Sesungguhnya tidak ada yang bisa memaksa Allah ‘Azza wa Jalla.”

[Hadits riwayat Ahmad no. 11542 ]

Dalam hadits ini, antara Imam Ahmad dengan Nabi ﷺ hanya terdapat tiga perawi saja, yaitu Ismail, Abdul Azis dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

  • Contoh sanad ‘aliy dari segi kedekatan dengan salah seorang imam hadits yang memiliki sifat yang tinggi seperti الحفظ والضبط hifzh (hafal) dan dhabth (teliti dan menguasai)

قال البخاريُّ: ثنا إسماعيل، قال: حدثني مالك عن ابن شهاب عن حميد بن عبدالرحمن عن أبي هريرة مرفوعًا: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Al-Bukhari berkata, ”Ismail telah bercerita kepadaku, ia berkata, ”Malik telah bercerita kepadaku dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu secara marfu’, ”Siapa saja yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.[x]

Contoh Sanad Nazil

Contoh sanad nazil adalah hadits dari Imam al-Bukhari berikut ini:

 حدثنا محمد بن عبد الرحيم، حدثنا داود بن رشيد، حدثنا الوليد بن مسلم، عن أبي غسَّان محمد بن مطرف، عن زيد بن أسلم، عن علي بن حسين، عن سعيد بن مَرْجَانة، عن أبي هريرة -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عن النبي -صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ – قال : “مَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مُسْلِمَةً، أَعْتَقَ اللَّهُ بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ عُضْوًا مِنَ النَّارِ، حَتَّى فَرْجَهُ بِفَرْجِهِ ” البخاري /6715

“Muhammad bin Ibrahim telah bercerita kepada kami, (ia berkata), ”Dawud bin Rusyaid telah bercerita kepada kami, (ia berkata), ”Al-Walid bin Muslim telah bercerita kepada kami dari Abu Ghassan Muhammad Mutharrif dari Zaid bin Aslam dari Ali bin Husain dari Sa’id bin Marjanah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,

”Siapa saja yang memerdekakan budak muslim, Allah membebaskan setiap anggota tubuhnya dari neraka dengan setiap anggota tubuh dari budak tersebut, hingga kemaluannya dengan kemaluan budak tersebut.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 6715]

Ini adalah sanad nazil karena antara Imam Al-Bukhari dan Nabi ﷺ terdapat delapan perawi. Ini merupakan hadits paling rendah sanadnya dalam Shahih Al-Bukhari.

Sedangkan yang paling tinggi sanadnya dalam Shahih Al-Bukhari adalah antara Imam Al- Bukhari dan Nabi ﷺ hanya terdapat tiga perawi saja.[xi]

Demikianlah pembahasan singkat tentang pengertian sanad, macam dan contohnya. Semoga bermanfaat. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka dari Allah Ta’ala karena rahmat dan karunia-Nya semata.

Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga Allah memaafkan semua kesalahan kami dan kaum Muslimin.


[i] Ulumul hadits, Dr. Nawir Yuslem, hal. 148.

[ii] Mabahits fi Ulumil Hadits, Syaikh Manna’ Al-Qathan, hal. 57.

[iii] Lihat: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/364075/%D9%85%D8%B9%D9%86%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D8%AF-%D9%81%D9%8A-%D8%B9%D9%84%D9%85-%D9%85%D8%B5%D8%B7%D9%84%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB

[iv] https://www.islamweb.net/ar/article/35717/%D8%A3%D9%87%D9%85%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D9%86%D8%A7%D8%AF-%D9%88%D8%B9%D9%86%D8%A7%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%85%D8%A9-%D8%A8%D9%87

[v] https://www.alukah.net/sharia/0/107458/

[vi] https://islamic-content.com/dictionary/word/5767

[vii] https://www.alukah.net/sharia/0/107458/

[viii] https://islamic-content.com/dictionary/word/5770

[ix] Ulumul Hadits, Dr. Nawir Yuslem, M.A., hal. 149-152.

[x] https://www.alukah.net/sharia/0/107458/

[xi] https://islamic-content.com/dictionary/word/5770

Leave a Comment