Hadits Shalat Ashar di Bani Quraizhah Kandungan dan Pelajarannya

Hadits Tentang Shalat Ashar di Bani Quraizhah adalah salah satu hadits yang sering dijadikan sebagai contoh hadits taqririyah sebab, ada kisah terkait perbedaan para shahabat memahami hadits tersebut.

Selain itu, Hadits Tentang Shalat Ashar di Bani Quraizhah memiliki kisah asbabul wurud. Begitu banyak pelajaran terkandung dalam hadits ini, kami membahas ini secara lengkap dari lafadz arab, arti, asbabul wurud, serta kandungan di dalamnya.

Lafadz Hadits Tentang Shalat Ashar di Bani Quraizhah

Lafazh hadits tentang perintah kepada para sahabat Nabi ﷺ untuk menunaikan shalat Ashar di Bani Quraizhah adalah sebagai berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنَا لَمَّا رَجَعَ مِنْ الْأَحْزَابِ: “لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ”، فَأَدْرَكَ بَعْضَهُمُ الْعَصْرُ فِي الطَّرِيقِ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَا نُصَلِّي حَتَّى نَأْتِيَهَا، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ نُصَلِّي لَمْ يُرَدْ مِنَّا ذَلِكَ، فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُعَنِّفْ وَاحِدًا مِنْهُمْ”

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, ”Nabi ﷺ berkata kepada kami ketika telah kembali dari perang Ahzab, ”Janganlah seorang pun shalat Ashar kecuali di Bani Quraizhah.”

Sebagian dari para sahabat mendapati waktu shalat Ashar telah tiba saat masih di perjalanan. Maka sebagian dari mereka ini berkata, ”Kita tidak melaksanakan shalat Ahsar sampai kita tiba di Bani Quraizhah.”

Sebagian yang lain berkata, ”Bahkan kita akan melaksanakan shalat. Nabi ﷺ tidak menghendaki kita melakukan seperti itu.” Setelah itu, perselisihan pendapat tersebut disampaikan kepada Nabi ﷺ dan beliau tidak mencela salah satu dari keduanya.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari Bab Sholat Ath-Thaalib wal Mathluub Raakiban wa Iimaa-an, no. 899][i]

Status Hadits

Hadits ini adalah contoh hadits shahih karena dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari di dalam kitabnya, Shahih Al-Bukhari. Shahih Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari adalah kitab ma’tsur paling shahih setelah kitab Allah Ta’ala.

Para ulama, muhaddits dan hafizh senantiasa memberikan kesaksian terhadap keagungan kitab ini dan ketinggian derajatnya dalam hal tautsiq [yaitu sifat ‘adalah (bagusnya kualitas agama dan akhlaknya) dan dhabith (sangat kuat hafalannya) ] serta dalam hal itqan [yaitu kesempurnaan keahliannya dalam ilmu hadits].

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, ”(Ulama) Umat telah berijma’ (sepakat) atas keshahihan dua kitab ini (yaitu Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) dan wajib beramal dengan hadits-hadits yang ada dalam kedua kitab tersebut.” [Tahdzibul Asma’ wal Lughaat 1/73][ii]

Dengan demikian derajat hadits ini bisa dipastikan shahih karena seluruh ulama umat Islam telah sepakat mengenai keshahihan hadits-hadits dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Asbabul Wurud Hadits

Bani Quraizhah adalah salah satu kabilah Yahudi yang sangat memusuhi Islam dan kaum Muslimin. Mereka telah mengikat perjanjian dengan kaum Muslimin untuk melindungi Madinah dari serangan musuh dari luar.

Namun ketika Madinah dikepung oleh Quraisy, Bani Ghathafan sekutu Arab musyrik lainnya, ternyata Bani Quraizhah berkhianat dengan membatalkan secara sepihak perjanjian tersebut dan bersekutu dengan pasukan gabungan musyrikin Arab tersebut.

Setelah pasukan koalisi atau dikenal dengan istilah pasukan Ahzab tersebut mundur dan kembali ke daerah mereka masing-masing, dan Rasulullah ﷺ baru sampai di rumah, meletakkan pedangnya lalu mandi, Rasulullah ﷺ didatangi malaikat Jibril dan diperintahkan untuk berangkat memerangi Bani Quraizhah saat itu juga.

Maka Rasulullah ﷺ memerintahkan kaum Muslimin agar tidak melaksanakan shalat Ashar kecuali di Bani Quraizhah.

Perbedaan Shahabat dalam Memahami hadits ini

Para shahabat berbeda pendapat dalam memahami hadits nabi tersebut. Ada yang memahami maknanya adalah bersegera untuk melakukan perjalanan dan serta takut terlewat wakt ushalat ashar.

Maka dia bersegera, akan tetapi ketika telah masuk waktu shalat ashar dan belum sampai di Bani Quraizhah, maka mereka tetap shalat.

Sebagian shahabat memahami dhahir lafadz hadits nabi, dia bersegera ke Bani Quraizhah dan tidak shalat ashar kecuali setelah sampai disana.
Para shahabat tidak menyalahkan satu dengan yang lainnya. Ketika nabi mengetahui hal tersebut, beliau tidak mencela salah satu dari keduanya.

Pelajaran Hadits Shalat Ashar di Bani Quraizhah

Di antara pelajaran yang bisa diambil dari hadits shalat Ashar di Bani Quraizhah adalah sebagai berikut:

  1. Seorang mujtahid akan mendapatkan balasan pahala pada setiap persoalan yang diperbolehkan untuk melakukan ijtihad di dalamnya.
  2. Penegasan Nabi ﷺ terhadap perselisihan pendapat dalam perkara yang disyariatkan untuk berijtihad di dalamnya dan adanya nash yang mengandung sejumlah tafsiran yang mendasari perselisihan pendapat tersebut.
  3. Isyarat dan peringatan bahwa perselisihan bisa menjadi sebab kaum Muslimin mengabaikan persoalan-persoalan mereka dan tugas-tugas besar mereka.[iii]
  4. Seorang mujtahid tidak dicela dalam ijtihad yang telah dia lakukan apabila dia telah mencurahkan segala kemampuannya dalam berijtihad dan terkadang hadits ini dijadikan dalil bahwa setiap mujtahid itu benar.
  5. Di dalam hadits ini terdapat pelajaran tentang adab berbeda pendapat di kalangan para sahabat Nabi ﷺ yaitu mereka tidak saling mencela dan menyalahkan satu sama lain atas ijtihad yeng telah mereka lakukan.[iv]
  6. Imam As-Suhaili dan yang lainnya rahimahumullah berkata, ”Dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa orang yang berpegang teguh dengan lafazh zhahir dari suatu hadits atau ayat, itu tidak dicela demikian juga dengan orang yang mengambil kesimpulan dari nash tersebut suatu makna yang mengkhususkannya. Di dalam hadits ini juga terdapat pelajaran bahwa setiap mujtahid yang berselisih pendapat dalam persoalan furu’ itu adalah benar.”

Beliau juga mengatakan, ”Bukan tidak mungkin bahwa sesuatu itu benar bagi seseorang dan salah bagi orang lain. Yang tidak mungkin adalah memutuskan hukum pada suatu peristiwa tertentu dengan dua buah hukum yang saling bertentangan pada diri satu orang.”[v]

Demikianlah pembahasan singkat tentang hadits shalat Ashar di Bani Quraizhah. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Apa saja yang benar dalam tulisan ini maka itu dari rahmat Allah Ta’ala semata. Dan bila ada kesalahan di dalamnya, maka itu dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami.


[i] https://www.alukah.net/sharia/0/147735/

[ii] https://islamqa.info/ar/answers/122705/%D9%87%D9%84-%D9%83%D9%84-%D8%A7%D8%AD%D8%A7%D8%AF%D9%8A%D8%AB-%D8%B5%D8%AD%D9%8A%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%AE%D8%A7%D8%B1%D9%8A-%D8%B5%D8%AD%D9%8A%D8%AD%D8%A9

[iii] https://dorar.net/hadith/sharh/126915

[iv] https://www.islamweb.net/ar/article/222127/%D9%84%D8%A7-%D9%8A%D9%8F%D8%B5%D9%8E%D9%84%D9%91%D9%90%D9%8A%D9%8E%D9%86%D9%91%D9%8E-%D8%A3%D8%AD%D9%8E%D8%AF%D9%8C-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%8E%D8%B5%D9%92%D8%B1%D9%8E-%D8%A5%D9%84%D9%91%D9%8E%D8%A7-%D9%81%D9%8A-%D8%A8%D9%86%D9%8A-%D9%82%D9%8F%D8%B1%D9%8E%D9%8A%D8%B8%D8%A9

[v] https://www.alukah.net/sharia/0/147735/

Leave a Comment