Manajemen Masjid Sekolah Untuk Menjalankan Peran Pembinaan Karakter Positif Anak Didik

Manajemen Masjid Sekolah memiliki banyak peran dalam pembinaan karakter positif Anak Didik – Saat ini hampir setiap sekolah negeri dan swasta Islam selalu ada masjid di dalamnya. Namun dalam masalah pemanfaatannya masing-masing sekolah memiliki pertimbangan dan orientasi sendiri.

Sebagiannya berangkat dari persepsi, yang penting ada rumah ibadah buat yang Muslim baik guru maupun muridnya. Sebagian lainnya sudah berangkat dari pertimbangan yang bersifat lebih strategis dan mendasar.

Bila masjid sekolah hanya sekedar digunakan sebagai tempat ibadah dan tempat praktek pelajaran wudhu dan sholat, maka ini menjadikan fungsi masjid di Lembaga pendidikan menjadi kurang maksimal.

Sementara, bila berorientasi pada upaya melahirkan anak didik yang beradab, relijius dan memiliki kesadaran beribadah sekaligus tahu tata cara pelaksanaannya dengan benar maka masjid itu akan lebih maksimal pemanfaatannya oleh pihak sekolah.

Seruan dari para pakar pendidikan untuk menyelengarakan pendidikan yang berkarakter hanya akan menjadi slogan semata jika tidak ada contoh nyata dari para guru dan tidak ada sarana yang efektif dan memadai untuk mewujudkannya.

Untuk menunjang hal itu, maka perlu perbaikan manajemen sekolah agar mencapai titik maksimal. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang manajemen masjid secara lengkap.

Daftar Isi munculkan

Pengertian Manajemen Masjid Sekolah

Saat ini hampir setiap sekolah memiliki tempat ibadah masing-masing. Dan secara umum, hampir setiap sekolah negeri – apa lagi swasta Islam – terdapat masjid di dalamnya. Agar masjid tersebut terawat dengan baik dan makmur dengan berbagai kegiatan yang relevan dengan tujuan pendidikan maka perlu sistem manajemen masjid sekolah yang baik.

Lantas, apa pengertian dari manajemen masjid sekolah dan mencakup bidang apa sajakah manajemen masjid sekolah tersebut? Tulisan berikut ini akan mencoba memberikan gambaran ringkas tentang manajemen masjid sekolah.

Pengertian manajemen

1. Secara bahasa

Kata manajemen merupakan terjemahan dari kata management (dalam bahasa Inggris). Kata tersebut berasal dari kata manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola dan memperlakukan seseorang.[i]

Kata manajemen juga berasal dari Bahasa Perancis kuno yaitu menagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.[ii]

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen diartikan sebagai pemberdayaan sumberdaya manusia secara efektif untuk mencapai sasaran.[iii]

2. Secara istilah

Sedangkan secara istilah, manajemen adalah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam mengelola manusia, sarana dan pra sarana secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Jadi dalam manajemen setidaknya terdapat tiga unsur penting, yaitu sekelompok orang, kerjasama dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pada sekelompok orang tersebut ada seorang manajer yang memfasilitasi kerjasama antara anggotanya untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.

Seorang manajer adalah orang yang menggunakan wewenang dan kebijakan organisasi untuk menggerakkan staf atau bawahannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Masjid

Kami pernah membahas secara lengkap tentang pengertian ini di artikel pengertian masjid. Tetapi, untuk memberikan penjelasan, disini kami ringkaskan.

1. Pengertian secara sempit

Masjid merupakan tempat atau bangunan yang dijadikan sebagai prasarana bagi Umat Islam untuk melakukan shalat.

2. Pengertian secara luas

Masjid merupakan tempat atau bangunan yang dijadikan sebagai prasarana bagi umat Islam untuk melakukan kegiatan peribadatan, politik, sosial, ekonomi, pengembanga kebudayaan dan pendidikan.

Pengertian masjid secara luas tersebut sesuai dengan fungsi masjid pada masa Nabi Muhammad ﷺ. Pada masa tersebut, dengan bentuknya yang sederhana, masjid dijadikan sebagai pusat atau sentral kegiatan kaum Muslimin.

Kegiatan di bidang pemerintahan yang mencakup aspek idiologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan dan kemiliteran dikaji, dibahas dan dipecahkan di masjid. Pada masa itu masjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat peribadatan saja.

Tetapi juga dijadikan sebagai lembaga yang mewadahi berbagai aktifitas masyarakat. Masjid juga dijadikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam dan dijadikan sebagai ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama maupun umum.[iv]

Bahkan misi kebagian, yaitu memperbaiki karakter umat manusia diwujudkan melalui berbagai kegiatan pendidikan yang berlangsung di masjid.

Jadi dapatlah dikatakan sebagai lembaga yang memiliki fungsi edukatif, masjid dapat dijadikan sebagai prasarana yang digunakan untuk membentuk karakter umat Islam.

Pengertian sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki fungsi sebagai wahana untuk mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta membentuk karakter peserta didik melalui berbagai kegiatan pendidikan.

Menurut Uhar Suharsaputra, kedudukan sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan telah memposisikan sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan yang memiliki berbagai unit organisasi, seperti unit organisasi kesiswaan yang me-manage kegiatan kesiswaan seperti kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakurikuler;

Unit organisasi tata usaha yang me-manage keuangan dan admisitrasi sekolah, unit organisasi perpustakaan yang me-manage sarana dan pra sarana perpustakaan sekolah sebagai tempat kegiatan belajar peserta didik dan sebagainya.

Sebagai konsekuensi logis dari manajemen berbasis sekolah (MBS), maka masing-masing sekolah memiliki unit organisasi yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

Misalnya, di sekolah ada sebuah unit organisasi sekolah yang me-manage masjid sekolah di mana mereka yang ada di dalamnya sering disebut dengan istilah takmir masjid sekolah.[v]

Supardi dan Syaiful Anwar mengungkapkan bahwa pada masing-masing unit organisasi sekolah, termasuk takmir masjid sekolah, di dalamnya berlangsung berbagai kegiatan manajemen yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.[vi]

Pengertian Manajemen Masjid Sekolah

Berdasarkan pengertian manajemen, masjid dan sekolah di atas, maka manajemen masjid sekolah dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh takmir masjid sekolah dalam mengelola manusia, sarana dan prasarana yang ada di dalam masjid sekolah secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Baca juga: Kumpulan Nama Masjid dan Mushola beserta artinya

Bidang Manajemen Masjid Sekolah

Mengacu pada pengertian di atas, maka secara garis besar, manajemen masjid sekolah dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu:

1. Idarah Binail Maady (Physical Management)

Idarah Binail Maady merupakan manajemen masjid sekolah secara fisik yang mencakup:

a. Kepengurusan masjid sekolah

b. Pengaturan pembangunan fisik masjid sekolah

c. Penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban, serta keindahan masjid sekolah

d. Pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid sekolah

e. Pengaturan keuangan serta administrasi masjid sekolah

f.  Pemeliharaan agar masjid sekolah tetap suci, terpandang, menarik dan bermanfaat bagi warga sekolah.

2. Idarah Binail Ruhiy (Function Management)

Idarah binail ruhiy merupakan pengaturan mengenai pelaksanaan fungsi masjid sekolah sebagai wadah pembinaan peserta didik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Idarah binail ruhiy ini meliputi:

  1. Pendidikan aqidah islamiyah
  2. Pendidikan akhlaqul karimah atau pendidikan karakter
  3. Penjelasan ajaran Islam secara rutin yang mencakup:
  4. Pembinaan ukhuwah Islamiyah warga sekolah
  5. Melahirkan fikrul Islamiyah dan kebudayaan Islam
  6. Mempertinggi mutu keislaman dalam diri pribadi peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya.

Moh. E. Ayub dkk mengungkapkan bahwa tujuan dari idarah binail ruhiy pada masjid sekolah antara lain:

  1. Membentuk karakter peserta didik menjadi umat yang benar-benar mukmin.
  2. Membentuk karakter peserta didik yang cinta ilmu pengetahuan
  3. Membentuk karakter peserta didik yang senang mengkaji ilmu pengetahuan.
  4. Membentuk karakter peserta didik yang giat belajar, rajin, tekun dan disiplin serta mempunyai sifat sabar, jihad dan taqwa
  5. Membentuk karakter peserta didik yang penuh kasih sayang dan persaudaraan
  6. Membentuk karakter peserta didik yang taat terhadap aturan dan rela berkorban demi mengharapkan ridha Allah SWT.

Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dari idarah binail ruhiy pada masjid sekolah adalah untuk membentuk karakter peserta didik.

Untuk dapat membentuk karakter peserta didik, maka diperlukanlah kegiatan manajemen masjid sekolah yang dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para takmir masjid sekolah.[vii]

Baca juga: Kumpulan Khutbah Jum’at Singkat

Kegiatan Manajemen Masjid Sekolah

Masjid sekolah memiliki peran penting dalam membangun karakter peserta didik. Untuk dapat membentuk karakter peserta didik, diperlukan kegiatan manajemen masjid sekolah yang dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para takmir masjid sekolah.

Kegiatan manajemen masjid sekolah pada dasarnya merupakan berbagai bagian yang terdapat dalam proses manajemen. Berbagai bagian dalam proses manajemen masjid tersebut antara lain:

1. Perencanaan kegiatan masjid sekolah

Dalam perencanaan kegiatan masjid sekolah dilakukan empat hal berikut:

a. Merumuskan tujuan kegiatan masjid sekolah yang hendak dicapai

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam perencanaan. Tujuan kegiatan masjid sekolah yang hendak dicapai hendaknya relevan dengan visi sekolah di mana visi sekolah merupakan tujuan puncak yang hendak dicapai oleh suatu sekolah.[viii]

Tujuan kegiatan masjid sekolah yang hendak dicapai oleh takmir masjid sekolah berupa berbagai sasaran atau target. Sasaran atau target tersebut harus ditetapkan secara jelas.

Setiap guru atau karyawan yang tergabung dalam takmir masjid sekolah harus mengetahui berbagai sasaran atau target yang hendak dicapai, terutama sasaran atau target yang berkaitan langsung dengan bidangnya.

Hal ini dimaksudkan agar sasaran atau target yang telah direncanakan dan ditetapkan dapat diupayakan untuk dicapai dengan sebaik-baiknya.[ix]

b. Memilih program kegiatan untuk mencapai tujuan kegiatan masjid sekolah

Dalam perencanaan kegiatan manajemen masjid sekolah tidak hanya menekankan pada tujuan saja tapi juga menekankan pada pemilihan berbagai program kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Program kegiatan yang dipilih dapat berupa program kegiatan jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek.

Sekiranya diperlukan, untuk memudahkan dalam pelaksanannya takmir masjid dapat membagi program kegiatan tersebut menjadi program utama dan program khusus.[x]

c. Mengembangkan berbagai alternatif dalam pelaksanaan program kegiatan masjid sekolah

Pada dasarnya, dalam langkah ini, takmir masjid sekolah bersama-sama menentukan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk melaksanakan berbagai program kegiatan yang telah dipilih.

Strategi tersebut harus menggambarkan berbagai urutan yang bersifat kronologis dari tindakan yang harus dilakukan.

Untuk itu, diperlukan adanya petunjuk pelaksanaan baku atau Standard Operation Procedures (SOP) atau yang sejenis dalam melaksanakan berbagai program kegiatan.[xi]

d. Mengkomunikasikan program kegiatan masjid sekolah

Perlu dilakukan upaya mengkomunikasikan berbagai program kegiatan masjid sekolah yang digunakan sebagai media untuk mencapai sasaran atau target yang sudah ditentukan.

Kegiatan tersebut juga sering diistilahkan dengan kegiatan sosialisasi. Pada kegiatan ini pemimpin takmir masjid sekolah mensosialisasikan kepada stakeholders sekolah yang terlibat dalam pelaksanaan program kegiatan masjid sekolah.

2. Pengorganisasian kegiatan masjid sekolah

Pengorganisasian kegiatan masjid sekolah adalah upaya memadukan takmir masjid sekolah dan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegiatan masjid sekolah yang telah ditetapkan.

Ada tiga hal yang dilakukan dalam mengorganisasikan kegiatan masjid sekolah, antara lain:

  1. Melakukan pendelegasian wewenang kerja kepada anggota takmir masjid sekolah
  2. Mengadakan dan memberdayakan berbagai fasilitas perlengkapan masjid sekolah
  3. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota takmir masjid sekolah

Baca juga: Khutbah Tentang Generasi Muda

3. Pelaksanaan kegiatan masjid sekolah

Pelaksanaan kegiatan masjid sekolah dapat diartikan sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan oleh takmir masjid sekolah secara bersama-sama untuk merealisaikan rencana kegiatan masjid sekolah agar tujuan kegiatan masjid sekolah dapat tercapai.

Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan kegiatan masjid sekolah, antara lain:

a. Melakukan kerjasama antar anggota takmir masjid sekolah untuk melaksanakan kegiatan masjid sekolah yang telah diprogramkan

Pelaksanaan kegiatan masjid sekolah harus sesuai dengan rencana kegiatan masjid sekolah dan bermuara pada pencapaian tujuan kegiatan masjid sekolah.

Sukses atau tidaknya pelaksanaan tersebut sangat dipengaruhi oleh kerjasama antar anggota takmir masjid sekolah.

Kerjasama antar takmir masjid sekolah bahkan menjadi hal yang prinsipil dalam manajemen kegiatan masjid sekolah. Tanpa adanya kerjasama, akan sangat sulit dicapai tujuan kegiatan masjid sekolah.[xii]

b. Menjalin komunikasi yang efektif dengan peserta didik selama melaksanakan kegiatan masjid sekolah yang telah diprogramkan.

Takmir masjid sekolah harus dapat menjalin komunikasi yang efektif dengan peserta didik selama program tersebut dilaksanakan agar peserta didik istiqamah dalam mengikuti berbagai program.

Takmir masjid sekolah dapat berkomunikasi dengan peserta didik baik secara verbal maupun non verbal.

Komunikasi verbal dilakukan oleh takmir masjid secara lisan dengan menggunakan nada yang lembut, menggunakan ungkapan atau kata-kata yang menunjukkan keterlibatan takmir masjid sekolah, serta dapat menjaga kesantunan dalam berbicara.

Sedangkan komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan tatapan mata, ekspresi wajah, dan gerakan anggota tubuh.[xiii]

c. Mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan masjid sekolah yang telah diprogramkan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat para peserta didik aktif adalah dengan senantiasa mendorong atau memotivasi para peserta didik untuk aktif.

Pemberian dorongan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian hadiah berupa materi dan non materi serta pemberian hukuman kepada peserta didik yang partisipasinya tidak sesuai harapan.

4. Penilaian kegiatan masjid sekolah

Ada empat tujuan dilakukannya penilaian kegiatan masjid sekolah, yaitu:

a. Untuk mendapatkan masukan terhadap perencanaan program kegiatan masjid sekolah yang hendak disusun di tahun pelajaran berikutnya.

b. Untuk mendapatkan masukan maupun pertimbangan dalam pembuatan keputusan mengenai kelanjutan atau penghentian program kegiatan masjid sekolah.

c. Untuk mendapatkan masukan maupun pertimbangan dalam pembuatan keputusan mengenai modifikasi atau pengembangan program kegiatan masjid sekolah.

d. Untuk mendapatkan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program kegiatan masjid sekolah.

Penilaian program kegiatan masjid sekolah berkaitan dengan upaya pengumpulan, pengolahan, analisis, deskripsi dan penyajian data atau informasi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan (decision making).[xiv]

Langkah yang dilakukan dalam penilaian kegiatan masjid sekolah adalah dengan menentukan indikator pencapaian berdasarkan sasaran atau target pada setiap program kegiatan, membuat kisi-kisi penilaian dan instrumen penilaian kegiatan masjid sekolah.

Kemudian melaksanakan penilaian kegiatan masjid sekolah menggunakan instrumen yang telah dibuat dan menentukan keberhasilan program kegiatan masjid sekolah.

Demikian tadi ringkasan tentang kegiatan manajemen sekolah. Semoga memberikan kemanfaatan bagi siapa saja yang berkepentingan.

Sumber: Manajemen Masjid Sekolah sebagai Laboratorium Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasinya, Penulis: Dr. H.M. Najib M.Num., Novan Ardy Wiyani, M.Pd.I; Solichin, S.Pd.I., M.Pd., Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, cet. 1, 2015, hlm. 13-34 (dengan diringkas).

Baca juga: Tips Memilih AC Masjid dan Mushola

Urgensi Kegiatan Manajemen Masjid Sekolah

Masjid sekolah pada dasarnya merupakan salah satu unit organisasi di sekolah yang memiliki tujuan bersama yang relevan dengan visi sekolah.

Tujuan masjid sekolah tersebut akan terwujud manakala ada upaya yang nyata yang dilakukan oleh para takmir masjid sekolah dalam kegiatan manajemen masjid sekolah.

Didin Kurniadin dan Imam Machali menegaskan bahwa tanpa adanya kegiatan manajemen, sebuah organisasi hanya akan menjadi sebuah perkumpulan dan tidak akan menghasilkan apa-apa, mudah bubar dan masti.[xv] Hal ini juga berlaku bagi masjid sekolah sebagai salah satu unit organisasi di sekolah.

Kegiatan manajemen masjid sekolah akan menjadi penentu ketercapaian tujuan kegiatan masjid sekolah. Hal ini dikarenakan kegiatan manajemen sekolah yang baik akan berakibat pada efektif dan efisiennya kinerja takmir masjid sekolah sehingga tujuan masjid sekolah bisa tercapai secara maksimal.

Setidaknya ada empat urgensi atau arti penting dari dilakukannya kegiatan manajemen masjid sekolah, yaitu:

1. Menjadikan masjid sekolah dapat melayani warga sekolah dengan baik.

Eksistensi masjid sekolah yang di-manage dengan kegiatan manajemen masjid sekolah yang baik sangat berguna bagi warga sekolah sebab pada dasarnya ia dalah cerminan dari keinginan warga sekolah.

Bukan hanya sebagai tempat beribadah, masjid sekolah juga memungkinkan semua warga sekolah hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai keinginan tersebut.

2. Menjadikan masjid sekolah dapat mencapai tujuannya.

Berbagai sumber daya manusia maupun non manusia yang dimiliki masjid sekolah digunakan untuk me-manage masjid sekolah dengan melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian kegiatan masjid sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Jadi dapatlah dikatakan, kegiatan manajemen masjid sekolah tersebut dapat memudahkan takmir masjid sekolah untuk mencapai tujuan masjid sekolah. Keempat kegiatan tersebut harus dilkasanakan secara integral-holistik dan berkesinambungan.

3. Menjadikan masjid sekolah berkontribusi dalam pencapaian visi sekolah.

Tujuan masjid sekolah ditetapkan berdasar visi sekolah. Dengan kata lain, tujuan masjid sekolah harus relevan dengan visi sekolah.

Itulah sebabnya, keberhasilan dalam mencapai tujuan masjid sekolah tersebut dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian visi sekolah.

Bahkan bisa jadi pencapaian visi sekolah akan sangat tergantung pada pencapaian tujuan masjid sekolah.

4. Menjadikan masjid sekolah sebagai unit organisasi yang dapat mentransformasikan ajaran Islam.

Masjid sekolah sebagai salah satu unit organisasi di sekolah pada dasarnya merupakan salah satu lembaga yang berfungsi sebagai transformator ajaran Islam melalui berbagai program kegiatan yang diselenggarakan oleh takmir masjid sekolah.

Keberhasilan program kegiatan tersebut akan sangat mempengaruhi kapasitas penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan tentang ajaran Islam serta kemampuan peserta didik dalam berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.[xvi]

contoh manajemen masjid sekolah

Contoh Peran Masjid Sekolah Dalam Praktek Harian

Pada akhirnya, ketika semua dijalankan, masjid sekolah pun dapat menjalankan perannya. Berikut beberapa peran yang dapat teraplikasikan dengan baik dengan perbaikan manajemen sekolah.

1. Memberi Suri Tauladan kepada Anak

Dalam konteks pendidikan karakter Islami, maka jalan yang paling efektif adalah adanya suri tauladan dari para guru. Tanpa hal itu, maka segala bentuk ceramah, nasehat dan arahan terkait akhlak yang baik bagai menegakkan benang basah. Semua itu hal tadi menjadi mandul dan tidak berbuah sama sekali.

Karakter positif nan Islami dari para guru yang menjadi teladan itu akan semakin sempurna bila dipadu dengan adanya fasilitas masjid di sekolah. Ini bersifat mutlak.

Karena tanpa ada masjid di sekolah maka akan sangat kesulitan bagi para guru untuk memberikan contoh nyata dan berbagai pelajaran praktis terkait banyak hal.

2. Mengajarkan Adab

Banyak adab yang bisa diajarkan dengan adanya masjid di sekolah. Seperti, pelajaran adab saat berjalan menuju masjid untuk shalat. Pelajaran di kelas mudah dihafal.

Namun untuk bisa menjadi karakter siswa, maka guru harus memberi contoh berjalan ke masjid dengan tenang sekaligus mengontrol para siswa dalam perjalanannya ke masjid. Sehingga anak-anak menjadi terbiasa dengan adab berjalan yang baik. Yaitu tenang dan penuh khidmat saat ke masjid.

Kebiasaan anak-anak yang selalu berlomba lari saat menuju ke masjid (biasanya anak usia SD) perlu diluruskan dengan cara yang baik dan efektif. Yaitu ada contoh langsung dan kontrol yang kuat. Bila ini dijalankan sehari – hari selama bertahun-tahun masa sekolah, lebih bisa diharapkan hasilnya di saat mereka lulus dari sekolah.

Setelah jam sholat digital berbunyi, para siswa bisa diajak untuk bersegera ke masjid. Berjalan dengan tenang, segera mengambil wudhu, menunggu di dalam masjid, dan mempraktekkan semua adab yang telah dipelajari. Sehingga ilmu akan menjadi amal.

inilah fungsi masjid sekolah yang benar

3. Sarana Implementasi Ilmu

Ini baru satu adab saja. Adab tidak hanya dipelajari, tapi juga harus diimplementasikan. Padahal begitu banyak adab yang bisa diajarkan di masjid yang bisa diimplementasikan.

Misalnya, mengimplementasikan adab saat masuk ke masjid, adab berpakaian untuk sholat, adab saat berada di masjid, shalat secara berjamaah, adab setelah shalat, dan juga adab saat keluar dari masjid.

Semua itu bisa diajarkan kemudian dipraktekkan secara praktis setelah teorinya disampaikan di ruang kelas. InsyaAllah akan menjadi karakter Islami yang kuat bila dibiasakan setiap hari selama masa sekolah.

4. Pembelajaran Fikih Ibadah

Selain adab, dengan adanya integrasi masjid dengan sekolah, maka para guru akan semakin mudah dalam mengajarkan pelajaran ibadah. Caranya menjadi sangat praktis karena bisa langsung melihat bagaimana sang guru melakukannya.

Misalnya tentang fikih cara berwudhu yang benar sesuai sunnah. Tata cara shalat sunnah tahiyatul masjid. Shalat sunnah rawatib. Cara shalat berjamaah. Bila ini dijalankan dengan baik maka akan sangat melekat pada anak didik hingga mereka dewasa.

5. Praktek Doa Harian

Selain adab dan tata cara pelaksanaan wudhu dan ibadah shalat, dengan adanya masjid, maka para peserta didik bisa langsung diajarkan dan dibiasakan berbagai dzikir dan doa sehari-hari.

Misalnya, doa saat berjalan ke masjid, doa masuk dan keluar kamar mandi, doa setelah berwudhu, doa usai adzan, doa masuk dan keluar masjid, dzikir setelah shalat wajib dan sebagainya.

Kebiasaan dzikir ini akan menjadi karakter mereka, bila dilakukan setiap hari di bawah contoh, bimbingan dan pengawasan para guru. Tanpa peran guru yang kapabel dan penuh dedikasi semacam itu, maka sulit diharapkan terwujudnya pendidikan karakter Islami pada anak didik kita.

peran masjid sekolah untuk pembinaan karakter

6. Latihan Memakmurkan Masjid

Dan yang tak kalah pentingnya adalah dengan adanya masjid di sekolah maka akan memudahkan para guru untuk membiasakan anak didiknya untuk memakmurkan masjid.

Misalnya pada saat pelajaran membaca dan menghafal ayat-ayat al quran maka dilakukan di masjid karena memang barokahnya besar dan pahalanya lebih banyak dan lebih utama, sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ

Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 86 menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

وعن عقبة بن عامر رضي الله عنه قال: خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم ونحن في الصُّفّة فقال: «أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ، فَيَأْتِيَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِي غَيْرِ إِثْمٍ وَلا قَطْعِ رَحِمٍ؟» فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نُحِبُّ ذَلِكَ، قَالَ: «أَفَلا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلاثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ

Dari [Uqbah bin Amir] ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar sementara kami sedang berada di Shuffah (tempat berteduhnya para Fuqara dari kalangan muhajirin), kemudian beliau bertanya: “Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Buthhan atau ke Aqiq, lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta yang gemuk-gemuk dengan tanpa membawa dosa dan tidak pula memutuskan silaturahmi?”

Maka kami pun menjawab, “Kami semua menyukai hal itu.” Beliau melanjutkan sabdanya: “Sungguh, salah seorang dari kalian pergi ke masjid lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat dari kitabullah ‘azza wajalla adalah lebih baik baginya daripada dua unta. Tiga (ayat) lebih baik dari tiga ekot unta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta. Dan berapa pun jumlah unta.” [HR Muslim, No. 1336]

apa itu masjid sekolah dan fungsinya

7. Pendidikan Karakter Anak

Selain membaca al Quran, anak-anak juga bisa dilatih dalam momen tertentu untuk bermalam di sekolah bersama guru dan melakukan shalat tahajud. Bisa pula berlatih I’tikaf selama beberapa hari di bulan Ramadhan sekaligus ada pesantren kilat. Atau bahkan bisa dilakukan kebiasaan shalat sunnah dhuha di pagi hari sebelum masuk kelas.

Ini semua bisa dan mungkin dilakukan dengan syarat ada masjid di sekolah dan ada guru yang memang berdedikasi penuh dalam pembinaan karakter Islami pada anak. Jadi ini bukan persoalan teori akhlak yang diajarkan di kelas semata.

Persoalan pendidikan karakter adalah persoalan membangun kebiasaan positif pada anak. Dan tidak ada karakter yang lebih positif melebihi adab-adab dalam Islam.

Referensi Penulisan:

[i] Ali Imron, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta, Bumi Aksara, 2011) hlm. 4.

[ii] Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2009) hlm. 3.

[iii] Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) hlm. 708.

[iv] Moh. E. Ayub dkk, Manajemen Masjid, (Gema Insani Press, 2001) hlm. 2.

[v] Uhar Suharsaputra, Adminisrasi Pendidikan, (Refika Aditama, 2010) hlm 29.

[vi] Supardi dan Syaiful Anwar, Dasar-Dasar Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: UII Press, 2004) hlm 1.

[vii] Moh. E. Ayub dkk, Manajemen Masjid, (Gema Insani Press, 2001) hlm. 33-35.

[viii] Edward Sallis, Total Quality Management in Education: Manajemen Mutu dalam Pendidikan, Terjemahan, Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi, (Yogyakarta: IRCiSod, 2010) hlm. 216.

[ix] Siswanto, Organisasi remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2005) hlm. 105.

[x] Ibid, hlm. 107.

[xi] Ibid, hlm. 106.

[xii] Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional: Panduan Quality Control bagi Para pelaku Lembaga Pendidikan, (Yogyakarta: Diva Press, 2009). Hlm. 77.

[xiii] Acep Yoni dan Sri Rahayu Yunus: Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif dan Disenangi Siswa (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2011), hlm.130

[xiv] Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia , (Bandung: Falah Production, 2004), hlm. 254.

[xv] Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012) hlm. 20

[xvi] Ibid, hlm. 20-21.

Leave a Comment