Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Angan-Angan Orang Yang Masih Hidup
Jamaah Jumat rahimakumullah
Setiap orang dalam kehidupan ini memiliki angan-angan yang banyak dan beragam. Angan-angan ini bervariasi dan berbeda-beda menurut banyak pertimbangan, di antaranya: lingkungan tempat tinggal individu, pemikiran yang mendidiknya, dan teman-teman yang mengelilinginya.
Jika Anda bertanya kepada seseorang, apa angan-angan Anda dalam hidup ini? Jika dia berasal dari komunitas miskin, melihat kemiskinan, merasakan sakitnya dan tersiksa karenanya, dia ingin hidup kaya, dan memiliki rumah dan mobil, agar hidup penuh kenikmatan seperti yang dinikmati kebanyakan orang.
Jika Anda bertemu dengan seorang pasien yang terbaring di tempat tidur karena sakit, tidak bisa bergerak, kebebasannya dibatasi, dan bahkan dia dilarang untuk menikmati makanan dan tidak bisa tidur nyenyak, lalu Anda bertanya kepadanya tentang angan-angannya?
Niscaya Anda akan mendapat jawaban bahwa dia ingin segera sembuh dari penyakitnya, bahkan jika kesembuhan itu harus dia tebus dengan semua hartanya.
Jika Anda bertanya kepada beberapa orang kaya tentang angan-angan mereka, Anda akan mendapati mereka menginginkan lebih banyak kekayaan, sehingga mereka akan menjadi lebih kaya dari si fulan yang ini dan itu.
Demikianlah, yang sedikit tidak memuaskan, dan yang banyak tidak mengenyangkan, dan angan-angan dunia itu tidak akan pernah berakhir.
Benarlah sabda Rasulullah ﷺ,
عَنِ ابْنِ عَبَّاس وأنس بن مالك رَضِي الله عنْهُم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: “لَوْ أَنَّ لابْنِ آدَمَ وَادِياً مِنْ ذَهَبِ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وادِيانِ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ، وَيَتُوب اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ” مُتَّفَقٌ عَليْهِ
Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhum bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Andaikan anak Adam (umat manusia) itu memiliki satu lembah (penuh) emas, dia akan menginginkan untuk memiliki dua lembah emas. Dan tidak akan ada yang bisa memenuhi mulut anak Adam itu kecuali tanah. Allah akan memberi taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” [Hadits Muttafaq ‘alaih riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
Hal ini berarti manusia itu akan terus menerus sangat menginginkan dunia hingga dia meninggal dunia dan rongga perutnya dipenuhi dengan tanah.
Dengan angan-angan yang berbeda-beda dari orang-orang ini, Anda melihat setiap orang berjuang dan bekerja keras sepanjang hidup mereka, untuk mengubah impian dan angan-angan mereka menjadi kenyataan.
Terkadang Allah Ta’ala membantu mereka untuk mencapainya ketika mereka mengerahkan segala sebab untuk itu.
Tetapi ada sekelompok orang yang tidak bisa memenuhi angan-angannya, dan permintaan mereka tidak dipertimbangkan. Lantas siapakah mereka itu? Mengapa angan-angan mereka tidak terpenuhi? Dan dapatkah kita membantu mereka atau meringankan derita mereka?
Kelompok ini yang tidak bisa memenuhi keinginannya adalah mereka yang telah menjadi sandera dosa yang tidak bisa mereka lepaskan. Mereka adalah orang yang sudah meninggal dunia. Laa Haula wa Laa quwwata illa billah.
Baca juga Khutbah Jum’at: Tanda Husnul Khatimah
Angan-angan Mayit / Orang Yang Sudah Meninggal
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Apa angan-angan orang yang sudah meninggal menurut anda? Siapa, yang dapat memberi tahu kita tentang angan-angan mereka, sementara berita tentang mereka telah terputus dari kita?
Marilah kita berbicara sedikit tentang kelompok yang terlupakan ini, agar kita mengetahui angan-angan orang-orang yang matanya telah menjadi sangat tajam, sehingga mereka telah melihat Surga dan Neraka, dan telah melihat para malaikat Allah, dan yang ghaib telah menjadi hal yang bisa mereka saksikan.
Mereka mengetahui hakikat dunia dan akhirat, mereka yakin namun mereka berada di alam barzakh. Mereka akan dibangkitkan di yaumul ba’ats (hari kebangkitan)
Apakah mereka ingin kembali ke dunia ini untuk menikmati hidup dan merasakan kelezatannya dan rasa manisnya? Atau memiliki lebih banyak rumah dan menjelajahi dunia ini untuk tamasya dan bersenang-senang?
Harapan banyak orang dalam hidup ini tidak lebih dari pekerjaan yang bergengsi, istri yang cantik, kendaraan yang menyenangkan, rumah yang luas, properti dan real estate, travelling dan begadang malam atau dunia gemerlap (dugem), serta menghadiri jamuan makan dan pesta.
Adapun orang yang sudah mati, apa yang mereka inginkan dari dunia yang telah mereka tinggalkan, tertipu olehnya, mengetahui kebenarannya, dan meninggalkannya di belakang mereka tanpa bisa kembali lagi?
Mari kita membaca apa yang Kitab Tuhan kita ‘Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi kita Muhammad ﷺ, sebutkan kepada kita tentang angan-angan orang shalih dan thalih (tidak shalih) yang telah meninggal dunia.
Angan-Angan Mayat Shalih
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Orang-orang yang beriman itu apabila sudah meninggal dunia tetap memiliki angan-angan. Angan-angan mayit itu muncul saat dia menuju Rabbnya dan diletakkan di kuburnya lalu melihat balasan (jaza’) dari amal shalih. Angan-angan mereka adalah:
- Ingin disegerakan ke kuburnya untuk melihat nikmat yang kekal.
Hal ini sebagaimana dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,
إذَا وُضِعَتْ الْجِنَازَةُ فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ : قَدِّمُونِي قَدِّمُونِي ، وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ : يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا ، يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَهَا الْإِنْسَانُ لَصَعِقَ
”Apabila jenazah seseorang diletakkan lalu orang-orang mengangkatnya di atas pundak-pundak mereka, maka jika itu jenazah orang shalih, dia akan berkata, ”Segerakanlah aku, segerakanlah aku.” Jika dia bukan orang shalih, ia akan berkata, ”Celaka, hendak mereka bawa kemana jenazah ini?” Segala sesuatu bisa mendengar suara (teriakan) jenazah ini kecuali manusia, seandainya manusia bisa mendengar tentu akan pingsan”. [Hadits riwayat Al-Bukhari]
- Kembali ke keluarganya untuk memberi kabar gembira kepada mereka tentang tempatnya di surga.
Ini sebagaimana dalam hadits yang panjang sekali dari Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu yang menceritakan perjalanan ruh saat terlepas dari jasad seorang mukmin hingga dibawa ke langit ke tujuh dan akhirnya dibawa kembali ke kuburnya dan ditanya oleh Malaikat dengan tiga pertanyaan yaitu tentang Allah, Agama Islam dan Rasulullah ﷺ.
Setelah orang mukmin tersebut berhasil menjawab dengan benar dibukakan sebuah pintu menuju surga. Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda,
وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ، حَسَنُ الثِّيَابِ، طَيِّبُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ، فَيَقُولُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ، فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي.
”Seorang lelaki yang berwajah tampan, berbaju bagus dan berbau wangi mendatanginya lalu berkata, ’Bergembiralah dengan apa yang menggembirakanmu. Inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu.”
Maka orang mukmin itu bertanya kepadanya, ’Kamu siapa?’ Wajahmu ini adalah wajah yang datang dengan kebaikan.’ Lelaki tadi menjawab,”Saya adalah amalmu yang baik.” Orang mukmin tersebut kemudian berkata, ’Wahai Tuhanku, tegakkanlah kiamat sehingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku.”
[Hadits riwayat Ahmad 18733, Abu Dawud 3212, Ibnu Majah 1548, An-Nasai 4/78, di dalam Shahih At-targhib wat tarhib 3/219]
- Ingin kembali ke dunia untuk shalat meskipun hanya dua rakaat.
Ini sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ melewati sebuah kuburan, lalu bertanya, ”Siapa penghuni kubur ini.” Para sahabat menjawab, ”Fulan.” Lalu Rasulullah ﷺ bersabda,
رَكْعَتَانِ أَحَبُّ إِلَى هَذَا مِنْ بَقِيَّةِ دُنْيَاكُمْ
”Shalat dua rakaat lebih disukai oleh penghuni kubur ini dari sisa dunia kalian.” [Hadits riwayat Ath-Thabrani dengan sanad hasan]
Dalam riwayat yang lain disebutkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
– رَكْعتانِ خَفيفتانِ بِما تَحقِرُونَ وتَنفِلُونَ يَزيدُهما هذا في عملِهِ أحَبُّ إليه من بقيَّةِ دُنياكُمْ
“Shalat sunnah dua rakaat yang ringan yang kalian remehkan dan merupakan shalat nafilah bagi kalian, bila ditambahkan pada amalan orang ini lebih dia cintai dari pada sisa dunia kalian.” [Shahih Al-Jaami’ no. 3518].
Dalam hadits ini terdapat pelajaran berupa dorongan untuk melakukan amalan tathowwu’ khususnya shalat. Juga terdapat pelajaran tentang nilai ketaatan meskipun sedikit di dunia dan besarnya pahala di akhirat
- Orang yang mati syahid ingin terbunuh lagi di jalan Allah.
Orang yang mati syahid meskipun sudah melihat kedudukannya yang agung dan tinggi yang disiapkan untuknya di surga yang paling tinggi derajatnya, maka dia tetap berangan-angan untuk bisa kembali ke dunia.
Tujuannya adalah untuk terus berjihad melawan musuh-musuh Allah Ta’ala kemudian terbunuh lagi meskipun 10 kali karena telah melihat besarnya pahala jihad dan kemuliaan mujahidin di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.
Ini sebagaimana dalam hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda,
مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الْكَرَامَةِ
”Tidak ada seorang pun yang masuk surga kemudian ingin kembali ke dunia dan baginya apa saja yang ada di atas bumi ini, kecuali orang yang mati syahid. Dia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian terbunuh sebanyak sepuluh kali, karena dia telah melihat kemuliaan (orang yang terbunuh di jalan Allah).” [Hadits riwayat Al- Bukhari]
Baca juga Khutbah Jum’at: Sebab Su’ul Khatimah
Angan-Angan Mayat Yang Tidak Shalih (Tholih)
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Orang-orang yang saat hidup di dunia tidak sungguh-sungguh mempersiapkan bekal ke akhirat, terlena dengan nikmat umur dan kesehatan, lalai dengan berbagai hal yang sia-sia dan permainan yang dijadikan indah oleh setan dalam pandangan manusia, niscaya dia akan menyesal dengan penyesalan tiada batas.
Mereka berangan-angan, andai saja mereka saat di dunia menjadi orang yang shalih dan banyak melakukan ketaatan.
Lantas apa saja angan mereka yang diceritakan di dalam Al Quran dan As Sunnah? Di antara angan orang-orang yang thalih atau tidak shalih adalah
- Ingin dikembalikan ke dunia untuk beramal shalih
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100
”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.”
Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” [Al-Mukminun: 99-100]
- Ingin ditangguhkan kematiannya agar bisa berinfak dan menjadi orang shalih.
Allah juga menjelaskan bahwa mereka berangan-angan untuk kembali ke dunia ini sehingga bisa bersedekah dan menginfakkan hartanya di jalan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
”Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” [Al-Munafiqun: 10-11]
Baca juga Khutbah Jum’at: Rahasia Umur 40 Tahun Dalam Islam
Umur Panjang Dalam Ketaatan Adalah Nikmat Yang Sangat Besar
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah,
Usia yang panjang disertai dengan amal yang baik merupakan nikmat yang luar biasa besarnya bagi seorang hamba Allah. Umur yang sangat berkah.
Orang semacam ini sangat piawai dan teliti dalam manajemen waktu sehingga di tengah kesibukan melaksanakan kewajiban syar’i mencari penghidupan, dia mampu memanfaatkan waktu-waktu luangnya untuk berbagai kebaikan.
Dia tidak pernah kehilangan fokus pada prioritas tertinggi dalam kehidupannya yaitu bekerja keras untuk mewujudkan tujuan penciptaan dirinya di dunia yaitu mentauhidkan Allah Ta’ala dan beribadah hanya kepada-Nya serta memperbanyak bekal untuk perjalanan abadi ke tempat tinggalnya yang sejati.
Dalam sebuah hadits dari sahabat Abu Bakrah Nafi’ bin Al-Harits radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa seorang pria bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
يا رسولَ اللَّهِ أيُّ النَّاسِ خيرٌ ؟ قالَ : مَن طالَ عمرُهُ ، وحَسنَ عملُهُ ، قالَ : فأيُّ النَّاسِ شرٌّ ؟ قالَ : مَن طالَ عمرُهُ وساءَ عملُهُ
”Wahai rasulullah! Seperti apakah manusia yang paling baik?” Rasulullah ﷺ menjawab, ”Orang yang umurnya panjang dan amalnya baik.” Lalu orang tadi bertanya lagi, ”Seperti apakah manusia yang paling buruk?” Rasulullah ﷺ menjawab, ”Orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” [Shahih At-Tirmidzi 2230, Syaikh Al-Albani menyatakannya sebagai hadits shahih lighairihi]
Di dalam hadits ini terdapat pelajaran berupa dorongan atau motivasi untuk berbekal dengan ketaatan setiap kali usia itu bertambah tua.
Hadits ini juga menjelaskan bahwa bertambah panjangnya umur pada orang yang suka berbuat baik adalah pertanda kebaikan dan bertambah panjangnya umur pada orang yang suka berbuat maksiat adalah pertanda keburukan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Kemuliaan Nikmat Kehidupan
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Umur panjang dengan amal yang shalih merupakan sebab kebahagiaan dan sebab perbedaan tingkat keutamaan di antara manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada orang yang bersungguh-sungguh sesuai dengan kadar kesungguhannya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih,
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِيٍّ قَدِمَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَكَانَ إِسْلَامُهُمَا جَمِيعًا، فَكَانَ أَحَدُهُمَا أَشَدَّ اجْتِهَادًا مِنَ الْآخَرِ، فَغَزَا الْمُجْتَهِدُ مِنْهُمَا فَاسْتُشْهِدَ، ثُمَّ مَكَثَ الْآخَرُ بَعْدَهُ سَنَةً ثُمَّ تُوُفِّيَ، قَالَ طَلْحَةُ: فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِهِمَا فَخَرَجَ خَارِجٌ مِنَ الْجَنَّةِ، فَأَذِنَ لِلَّذِي تُوُفِّيَ الْآخِرَ مِنْهُمَا، ثُمَّ خَرَجَ فَأَذِنَ لِلَّذِي اسْتُشْهِدَ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَيَّ، فَقَالَ: ارْجِعْ فَإِنَّكَ لَمْ يَأْنِ لَكَ بَعْدُ، فَأَصْبَحَ طَلْحَةُ يُحَدِّثُ بِهِ النَّاسَ فَعَجِبُوا لِذَلِكَ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَحَدَّثُوهُ الْحَدِيثَ، فَقَالَ: ” مِنْ أَيِّ ذَلِكَ تَعْجَبُونَ “، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا كَانَ أَشَدَّ الرَّجُلَيْنِ اجْتِهَادًا ثُمَّ اسْتُشْهِدَ، وَدَخَلَ هَذَا الْآخِرُ الْجَنَّةَ قَبْلَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً “، قَالُوا: بَلَى، قَالَ: ” وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَصَامَ وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِي السَّنَةِ “، قَالُوا: بَلَى، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ “
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, “Dari Thalhah bin Ubaidillah, dia berkata, ’Ada dua orang laki-laki dari Baliyy (satu cabang dari Bani ‘Udzrah yang tinggal di dekat Madinah) mendatangi Rasulullah ﷺ. Mereka berdua masuk Islam secara bersamaan, namun yang satu jauh lebih bersungguh -sungguh dalam ibadah dan kebaikan dibanding yang lain.
Lalu orang yang bersungguh-sungguh tersebut pergi berperang di jalan Allah dan mati syahid, sementara temannya masih hidup sampai satu tahun kemudian, lalu ia juga wafat.
Thalhah berkata, “Aku bermimpi seakan-akan aku sedang berada di pintu surga, tiba-tiba mereka berdua telah berada bersamaku. Seseorang keluar dari surga dan mengijinkan orang yang terakhir wafat di antara mereka (masuk ke dalam surga). Setelah itu ia keluar lagi dan mengijinkan orang yang syahid di antara mereka (untuk masuk surga).
Lalu dua orang itu kembali kepadaku dan mereka berkata, “Pulanglah, waktumu belum tiba.” Pagi harinya Thalhah menceritakan mimpinya kepada orang-orang, dan mereka heran dengan mimpi tersebut.
Lalu kabar tersebut sampai kepada Rasulullah ﷺ dan mereka pun menceritakan mimpi itu kepada beliau. Beliau berkata, “Apa yang membuat kalian heran?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah orang ini jauh lebih bersungguh-sungguh dibanding yang satunya, lalu ia mati syahid di jalan Allah, tapi temannya (yang meninggal lebih akhir) masuk surga lebih dahulu darinya?”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Bukankah temannya itu masih hidup setahun setelah kematiannya?” mereka menjawab, “betul”, beliau berkata, “Dan bukankah ia masih mendapati Ramadhan, lalu ia berpuasa?” Para sahabat menjawab, ”Iya.” Rasulullah ﷺ bersabda lagi, ”Dia melakukan shalat ini dan itu selama satu tahun itu?!” Mereka menjawab, “Iya”, Lalu Rasulullah ﷺ berkata, “Jarak antara mereka berdua lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi!”.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Marilah kita manfaatkan umur kita yang tersisa ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyesal berat di akhirat nanti karena lalai dan gagal memaksimalkan nikmat kehidupan di dunia ini dengan berbagai kebaikan.
Doa Penutup
Kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Khutbah Jum’at Singkat PDF
– Tips Mencari Referensi Judul Khutbah
– Khutbah Jumat Tentang Sakaratul Maut