Khutbah Jumat Tentang Nuzulul Quran & Hikmah Quran Turun Bertahap

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Mukaddimah Pembukaan Khutbah Jumat

Mukadimah

Segala puji hanyalah bagi Allah Ta’ala yang telah mengaruniakan kepada kita semua nikmat iman dan Islam serta berbagai nikmat lainnya yang tak terhitung banyaknya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi kita yang mulia, pemimpin umat manusia pada hari kiamat, Muhammad ﷺ , keluarganya, para sahabatnya, serta siapa saja yang mengikuti sunnahnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Kami berwasiat kepada diri pribadi dan kaum Muslimin, marilah kita senantiasa berusaha untuk bertakwa kepada Allah di mana saja kita berada semaksimal kemampuan yang kita miliki.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua kekuatan agar bisa bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benar takwa dan Allah berkenan mewafatkan kita dalam keadaan sebagai muslim.

Allah Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ – ١٠٢

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. [Ali Imran: 102]

Ramadhan Bulan Nuzulul Quran

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di setiap bulan Ramadhan kaum Muslimin di negeri ini senantiasa memperingati peristiwa turunnya al-Quran, yaitu Nuzulul Quran. Al-Quran memang diturunkan pada bulan Ramadhan. Hal ini secara jelas disebutkan oleh Allah Ta’ala sendiri dalam al-Quran.

Alah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). [Al-Baqarah: 185]

kemudian di dalam surat Al- Qadr: 1,

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ – ١

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.

Al-Quran turun di bulan Ramadhan di saat lailatul qadar. Lailatul qadar bedasarkan hadits yang shahih hanya turun di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Hal ini sebagaimana hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,”Rasulullah ﷺ biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan dan beliau bersabda,”Carilah lailatul qadar dengan sungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”

[Muttafaq ‘alaih. Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Bahkan ada hadits lain berderajat hasan yang menegaskan tanggal turunnya al-Quran di bulan Ramadhan.

عن وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ ) رواه أحمد في “المسند” (4/107) وحسنه الألباني في ” السلسلة الصحيحة ” (1575)

Dari Watsilah bin Al Asqa’, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Suhuf (lembaran) Ibrahim ‘alaihissalam diturunkan pada awal malam Ramadhan. Taurat diturunkan setelah berlalu enam hari dari Ramadhan. Injil setelah berlalu hari ke tiga belas bulan Ramadhan. Al Furqan setelah lewat hari ke dua puluh empat bulan Ramadhan.”

[Hadits riwayat Ahmad di dalam Al-Musnad (4/107) dan Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini hasan di dalam As-Silsilah Ash-Shahihah no. 1575]

Imam Al-Baihaqi berkata,

قال الحليمي رحمه الله: يريد به ليلة خمس وعشرين.

“Al-Halimi berkata,”Yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah (al-Furqan turun) pada malam ke dua puluh lima.”[i]

Dari surat Al-Qadr saja sebenarnya sudah jelas bahwa al-quran tidak turun pada tanggal 17 Ramadhan sebagaimana yang diyakini selama ini.

Apalagi bila dikuatkan dengan hadits ini maka menjadi jelas bahwa al-Quran turun pada malam ke duapuluh lima sebagaimana penjelasan Imam Al-Halimi tadi.

Penjelasan Al-Halimi konsisten dengan firman Allah dalam surat Al-Qadr yang menyatakan bahwa Al-Quran di turunkan di malam hari bukan siang hari, di saat lailatul qadar.

Juga konsisten dengan sabda Nabi ﷺ yang menyatakan lailatul qadar itu pada malam ganjil, serta al-Furqan yang merupakan nama lain al-Quran, turun setelah berlalu 24 hari, sehingga masuk malam ke 25. Wallahu a’lam.

Baca juga: Khutbah Jumat Keutamaan Lailatul Qadar

Nuzulul Quran Sekali Waktu / Bertahap?

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan al-Quran kepada Rasulullah ﷺ tidak secara sekaligus tiga puluh juz dalam satu waktu.

Namun Allah menurunkannya secara bertahap, berangsur-angsur sesuai dengan kenyataan dan situasi yang dihadapi saat itu. Bukti bahwa Al-Quran diturunkan secara bertahap terdapat dalam al-Quran sendiri maupun dalam hadits Rasulullah ﷺ .

  1. Surat Al-Isra’: 106

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا – ١٠٦

Dan Al-Qur’an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.

  1. Hadits riwayat Al-Bukhari (6982) dan Muslim (160) dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menerangkan bahwa ayat al-Quran yang pertama kali turun adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5.
  1. Hadits riwayat Al-Bukhari (4924) dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu yang menerangkan bahwa setelah masa fatrah yaitu masa vakum tidak turun al-Quran selama beberapa waktu, Allah menurunkan surat Al-Mudatsir ayat 1-7.

dan masih banyak riwayat lain yang menunjukkan al-Quran tidak turun secara sekaligus, namun dalam rentang waktu yang lama yaitu sekitar 23 tahun.[ii]

Adapun kitab-kitab sebelum Al-Quran seperti Zabur, Taurat dan Injil serta shuhuf atau lembaran yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, maka cara Allah menurunkannya menurut Jumhur ulama adalah secara sekaligus pada satu waktu.

Ini berdasarkan penjelasan Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi ‘Ulumil Quran. Namun sebagian ulama menyatakan bahwa turunnya kitab-kitab sebelum Al-Quran itu secara sekaligus tidak ada dalil yang shahih dan qath’i atau pasti.

Menurut mereka justru yang benar adalah yang menyatakan kitab – kitab tersebut diturunkan sebagaimana Al-Quran secara berangsur-angsur sepanjang masa kerasulan.

Di antara ulama yang berpandangan demikian adalah Syaikh Ibnu ‘Asyur, kemudian Imam Al-Qasimi dalam Mahasinut Ta’wil dan Dr. Fadhl Hasan ‘Abbas dalam kitabnya Itqanul Burhan (1/156). [iii]

Rekomendasi Khutbah Jumat Tentang Palestina
Rekomendasi Khutbah Membantu Kesusahan Orang Lain
Rekomendasi Khutbah Jumat Generasi Muda

Hikmah Al Quran Turun Bertahap

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Turunnya al-Quran secara berangsur-angsur memiliki hikmah agung dibalik itu. Syaikh Manna’ Al-Qathan dalam bukunya Mabahits fi ‘Ulumil Quran atau Studi tentang Ilmu-Ilmu Al-Quran menyebutkan sebagai berikut:

  1. Hikmah pertama, meneguhkan hati Rasulullah ﷺ

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Furqan: 32,

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا – ٣٢

Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).

  1. Hikmah kedua, tantangan dan mukjizat

Orang-orang musyrik senantiasa dalam kesesatan. Mereka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang, untuk menguji kenabian Rasulullah ﷺ , mengajukan hal-hal yang batil dan tidak masuk akal.

Maka turunlah al-Quran untuk menjelaskan kepada mereka suatu kebenaran dan jawaban yang amat tegas atas pertanyaan mereka itu, misalnya firman Allah,

وَلَا يَأْتُوْنَكَ بِمَثَلٍ اِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاَحْسَنَ تَفْسِيْرًا ۗ – ٣٣

Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. [Al-Furqan: 33]

  1. Hikmah ketiga, memudahkan untuk menghafal dan memahaminya

Al-Quran Al-Karim turun di tengah-tengah ummat yang ummi, umat yang tidak pandai membaca dan menulis. Yang menjadi catatan mereka adalah hafalan dan daya ingatnya. Allah Ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ – ٢

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [Al-Jum’ah: 2]

Allah Ta’ala juga berfirman di dalam surat Al-A’raf: 157,

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil

Umat yang buta huruf itu tidak akan mudah untuk menghafal seluruh al-Quran, seandainya diturunkan sekaligus. Selain itu, sulit juga bagi mereka untuk memahami maknanya dan merenungkan ayat-ayatnya.

Dengan demikian jelas bahwa turunnya al-Quran secara berangsur-angsur merupakan bantuan terbaik bagi mereka untuk menghafal dan memahami ayatnya.

Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segera menghafalnya, merenungkan maknanya dan mempelajari hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para tabi’in.

  1. Hikmah keempat, untuk mengiringi berbagai peristiwa yang terjadi dan bersifat gradual dalam pensyariatan hukum.

Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama baru ini jika Al-Quran tidak memberikan strategi jitu dalam merekonstruksi kerusakan dan kerendahan martabat mereka.

Setiap kali terjadi suatu peristiwa di tengah-tengah mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa tersebut, yang memberikan kejelasan statusnya, membimbing mereka dan meletakkan dasar-dasar hukum bagi mereka sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Contoh paling jelas tentang pensyariatan hukum secara bertahap adalah kasus pengharaman minuman keras.

Tahap pertama, turun ayat yang menerangkan bahwa khamr itu ada manfatnya dan ada madharatnya atau dosanya. Tapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya. Ini di surat al-Baqarah: 219.

Tahap kedua turun surat An-Nisa’ : 43 yang melarang kaum Muslimin shalat dalam keadaan mabuk. Ini berarti larangan mereka untuk minum khamr di waktu-waktu tertentu yang mengakibatkan pengaruh khamr belum hilang sampai waktu shalat tiba.

Setelah itu baru turun hukum akhir yang melarang secara tegas bagi kaum Muslimin untuk minum khamr dalam surat Al-Maidah: 90-91.

HIkmah dari pensyariatan hukum secara bertahap ini disampaikan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau berkata,”Sesungguhnya ayat al-quran yang pertama kali turun ialah surat pendek yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka.

Ketika orang-orang masuk Islam, maka turunlah ayat-ayat yang menjelaskan persoalan halal dan haram. Kalau sekiranya yang turun perama kali adalah ,”Janganlah kamu meminum khamr,” tentu mereka akan menjawab,”Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.”

Dan sekiranya yang pertama kali turun adalah,”Janganlah kamu berzina.” tentu mereka akan menjawab,”Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]

  1. Hikmah kelima, bukti yang pasti bahwa al-Quran al-Karim itu diturunkan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Sesungguhnya Al-Quran ini diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah ﷺ selama lebih dari 20 tahun. Sebuah ayat atau sejumlah ayat turun pada kurun waktu tertentu.

Saat seseorang menghafalkannya dan membaca surat-suratnya, dia mendapati al-quran itu sempurna lafazh dan maknanya, susunannya sangat teliti, maknanya saling berkaitan, gaya bahasanya sangat kokoh, ayat-ayat dan surat-suratnya konsisten atau selaras.

Alquran itu seolah untaian kalung mutiara yang biji-bijinya tersusun secara unik yang belum pernah ada bandingannya dalam pembicaraan manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اُحْكِمَتْ اٰيٰتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍۙ – ١

Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana, Mahateliti,[Hud: 1]

Allah juga berfirman dalam surat An-Nisa’: 82,

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا – ٨٢

Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.[iv]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Kumpulan Tema Khutbah Jumat Terbaru

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

Ambil Pelajaran dan Jangan Terjebak Pada Seremoni saja

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sudah menjadi kebiasaan di negeri kita untuk memperingati hari diturunkannya al-Quran di bulan Ramadhan dengan menggelar pengajian akbar, dengan menghadirkan nara sumber yang spesial agar dihadiri sebanyak mungkin kaum Muslimin.

Sebenarnya itu sebuah momen yang penting untuk dimanfaatkan untuk menyadarkan kaum kaum Muslimin agar menjadikan Al-quran sebagai pedoman hidup yang mengatur diri mereka, keluarga mereka dan masyarakat mereka.

Sayangnya, kesadaran sebagian besar masyarakat baru sebatas menghadiri pengajian Nuzulul Quran. Belum sampai pada tingkat siap menjadikan al – Quran sebagai penuntun dan pengatur kehidupan mereka.

Akibatnya, seusai acara, sebagian dari kaum Muslimin kembali tengelam dalam berbagai perkataan, perbuatan, sikap dan perilaku yang sangat bertentangan dengan tuntunan al-Quran itu sendiri.

Untuk itu, marilah kita tingkatkan kesadaran kita untuk mempelajari al-Quran secara serius dan berkelanjutan, memegang teguh adab dan tuntunannya dalam kehidupan dan berusaha keras untuk bersikap istiqamah di atas aturannya, sesuai kemampuan kita.

Perlu kita ketahui, bahwa Al-Quran itu bisamenjadi pembela kita di akhirat nanti, namun bisa juga menjadi penuntut kita. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya no. 223, dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

والْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ، أوْ عَلَيْكَ

”Dan al-Quran itu bisa menjadi bukti yang membelamu dan bisa pula menjadi bukti yang akan memberatkanmu.”

Bila kita mau membaca dan mengamalkan al-Quran, maka ia akan menjadi hujjah yang membela kita.

Namun bila kita tidak mau membaca dan mengamalkan al-Quran, maka ia akan menjadi hujjah yang memberatkan kita pada hari kiamat. Wal ‘iyadzu billah. Demikian makna hadits ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as-Saqaf.[v]

Kumpulan Judul Khutbah Jumat Terbaru

Doa Penutup

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita hidayah, taufik dan kekuatan untuk membaca, mempelajari, dan mengamalkan al-Quran dalam kehidupan sehari -hari.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

  عِبَادَ اللهِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ


[i] Lihat: https://islamqa.info/ar/answers/126004/%D9%85%D8%A7-%D9%87%D9%8A-%D8%B5%D8%AD%D9%81-%D8%A7%D8%A8%D8%B1%D8%A7%D9%87%D9%8A%D9%85-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85 dan https://www.islamweb.net/ar/fatwa/121085/%D8%AF%D8%B1%D8%AC%D8%A9-%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB%D9%88%D8%A3%D9%86%D8%B2%D9%84%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%88%D8%B1%D8%A7%D8%A9-%D9%84%D8%B3%D8%AA-%D9%85%D8%B6%D9%8A%D9%86

[ii] http://www.al-eman.com/%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%AA%D8%A8/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%AF%D8%AE%D9%84%20%D9%84%D8%AF%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D8%A9%20%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86%20%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%B1%D9%8A%D9%85/%D9%86%D8%B2%D9%88%D9%84%20%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%AA%D8%A8%20%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%A7%D9%88%D9%8A%D8%A9%20%D8%A7%D9%84%D8%B3%D8%A7%D8%A8%D9%82%D8%A9:/i787&d1108473&c&p1

[iii] https://vb.tafsir.net/forum/%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B3%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%A7%D9%85/%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%84%D8%AA%D9%82%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85%D9%8A-%D9%84%D9%84%D8%AA%D9%81%D8%B3%D9%8A%D8%B1-%D9%88%D8%B9%D9%84%D9%88%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86/600-%D9%87%D9%84-%D9%8A%D8%B5%D8%AD-%D9%87%D8%B0%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%AC%D9%85%D8%A7%D8%B9-%D9%81%D9%8A-%D9%86%D8%B2%D9%88%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%AA%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%85%D8%A7%D9%88%D9%8A%D8%A9

[iv] Mabahits fi Ulumil Quran, Syaikh manna’ Qathan, hal. 102-111 secara ringkas.

[v] https://www.dorar.net/hadith/sharh/127011

Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Materi Khutbah Jum’at
Khutbah Jumat Menyambut Bulan Ramadhan
Khutbah Jumat Kebiasaan Nabi di Bulan Ramadhan
Khutbah Jumat Keutamaan Bulan Ramadhan
Khutbah Jumat Bulan Syawwal 2023