Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Mukaddimah
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tiada batasnya kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi yang mulia, Muhammad ﷺ dan keluarganya, para sahabatnya, dan siapa saja dari kaum Muslimin yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad ﷺ dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga akhir zaman.
Kami wasiatkan kepada diri kami dan jamaah shalat Jumat sekalian, agar kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala di mana pun kita berada semaksimal kemampuan yang kita miliki.
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memerintahkan kita agar bertakwa kepada-Nya sesuai batas kemampuan yang kita miliki sebagai manusia.
Allah Ta’ala berfirman,
فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. [At-Taghabun: 16]
Dan Rasulullah ﷺ bersabda,
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
”Bertakwalah kepada Allah di mana pun kalian berada.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi dan dia berkata,”Hadits hasan.”]
Banyak Hikmah dalam Ibadah Haji
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita berada di bulan Dzulqa’dah, salah satu dari bulan haji. Sebagian dari kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia akan melaksanakan salah satu rukun Islam yang agung yaitu ibadah haji.
Ibadah haji termasuk ibadah yang memadukan antara amal hati, lisan dan anggota badan. Ia menuntut keikhlasan dan kesabaran, lisan yang senantiasa melantunkan kalimat thayyibah dan aktifitas fisik berupa Thawaf dan Sa’i melontar Jumrah dan lainnya.
Ibadah ini selain menuntut kesehatan fisik dan mental juga kemampuan finansial. Ada begitu banyak pengorbanan yang dituntut dari kaum Muslimin agar bisa menjalankan ibadah yang agung ini.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala telah menyiapkan balasan terbaik bagi orang yang berhasil melaksanakan ibadah haji dengan benar dan ikhlas, yaitu surga. Ibadah dan syiar yang agung ini jelas memiliki banyak hikmah yang terkandung di dalamnya demi kemaslahatan umat Islam tentunya.
Dalam kesempatan khutbah yang singkat ini kami ingin menyampaikan secara ringkas tentang hikmah dari ibadah Haji.
Hikmah Pensyariatan Ibadah Haji
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bila kita baca penjelasan para ulama yang telah melakukan pengkajian mendalam tentang hikmah dari disyariatkannya haji maka tidak cukup waktu dalam khutbah ini untuk disampaikan secara utuh dan detail.
Untuk itu kami hanya sampaikan secara garis besar saja sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiah (Ensiklopedi Fikih) sebagai berikut:
- Pertama, mewujudkan kewajiban mentauhidkan Allah Ta’ala.
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Haj: 26-27
وَاِذْ بَوَّأْنَا لِاِبْرٰهِيْمَ مَكَانَ الْبَيْتِ اَنْ لَّا تُشْرِكْ بِيْ شَيْـًٔا وَّطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْقَاۤىِٕمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ –
Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, dan orang yang beribadah dan orang yang rukuk dan sujud.
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ – ٢٧
Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.
- Kedua, menampakkan butuhnya manusia kepada Allah
Orang yang sedang melaksanakan haji akan menjauhi kemewahan dan perhiasan dan memakai pakaian ihram terlepas dari dunia dan perhiasannya. Sehingga nampaklah kelemahannya, dan kemiskinannya.
Selama manasiknya, dia merendahkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla, butuh kepada-Nya, bersimpuh di hadapan-Nya, tunduk mentaati perintah-perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya baik dia mengetahui hikmahnya atau tidak.
- Ketiga, mewujudkan takwa kepada Allah Ta’ala
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah: 197,
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! [Al-Baqarah: 197]
- Keempat, melaksanakan dzikir kepada Allah Ta’ala
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah: 198-200,
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ فَاِذَآ اَفَضْتُمْ مِّنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوْهُ كَمَا هَدٰىكُمْ ۚ وَاِنْ كُنْتُمْ مِّنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الضَّاۤلِّيْنَ – ١٩٨
Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.
ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ – ١٩٩
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
فَاِذَا قَضَيْتُمْ مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَذِكْرِكُمْ اٰبَاۤءَكُمْ اَوْ اَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ –
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.
- Kelima, mensucikan jiwa manusia
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Baqarah: 197,
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ
(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya.
Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,”Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda,”Siapa yang berhaji karena Allah, tidak mengucapkan kata-kata kotor dan tidak melakukan kefasikan maka dia kembali sebagaimana pada saat dia dilahirkan oleh ibunya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (1521) dan Muslim (1350)]
- Keenam, haji mengingatkan dengan akhirat dan berdirinya para hamba di hadapan Allah Ta’ala pada hari kiamat.
- Ketujuh, mendidik umat tentang arti dari persatuan yang benar.
Dalam ibadah haji, perbedaan -perbedaan di antara manusia seperti kaya dan miskin, kebangsaan, dan warna kulit dan yang lainnya tidak terlihat. Arah mereka terfokus kepada sang Pencipta Yang Maha Esa dengan pakaian yang sama, melakukan amalan-amalan di waktu dan tempat yang sama.
Selain itu juga terlihat adanya fenomena saling menolong di antara jamaah haji dalam kebaikan dan takwa serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
- Kedelapan, melaksanakan ibadah haji merupakan bentuk syukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat harta dan kesehatan badan.
Dan masih banyak lagi hikmah ibadah haji yang lainnya.[i]
Baca juga: Khutbah Jumat: Amalan Setara Ibadah Haji dan Umroh
Hikmah Setiap Amalan dalam Haji
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Terkait dengan setiap amalan yang dilakukan dalam haji, sebagian ulama telah berijtihad untuk mencari hikmahnya secara rinci. Di antaranya:
- Hikmah dari memakai pakaian yang tidak berjahit.
Menurut penjelasan ulama di Komite Tetap Riset dan Fatwa Saudi Arabia hikmahnya adalah sebagai berikut:
- Mengingatkan dengan keadaan manusia pada hari kiamat yang akan dibangkitkan dalam keadaan tanpa alas kaki dan pakaian.
- Menundukkan jiwa manusia.
- Menyadarkannya akan wajibnya kerendahan hati.
- Mensucikan dari kesombongan.
- Hikmah thawaf sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّمَا جُعِلَ الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَرَمْيُ الْجِمَارِ لِإِقَامَةِ ذِكْرِ اللَّهِ
“Hanya saja dijadikannya thawaf di baitullah dan antara Shafa dan Marwah serta melempar jumrah adalah untuk menegakkan dzikir kepada Allah.” [Hadits riwayat Abu Dawud (1888) dan At-Tirmidzi (902) dan At-Tirmidzi menyatakannya shahih.
- Hikmah mencium Hajar Aswad bukanlah mencari berkah sebagaimana anggapan sebagian orang.
Ini anggapan batil menurut Syaikh Utsaimin rahimahullah. Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah, mengutip penjelasan Al-Muhallab, disyariatkannya mencium hajar aswad adalah sebagai ujian untuk mengetahui secara kasat mata ketaatan orang yang taat. Hal ini mirip dengan kisah Iblis yang diperintahkan untuk bersujud.” [Fathul Bari 3/463]
- Hikmah sa’i menurut Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah adalah agar manusia merasakan betapa butuhnya mereka kepada pencipta dan pemberi rezeki mereka yaitu Allah Ta’ala sebagaimana butuhnya Hajar kepada penciptanya dan pemberi rezekinya pada masa yang susah dan penderitaan besar dahulu.
- Hikmah bermalam di Mina menurut Syaikh Bin Baz rahimahullah adalah memudahkan dalam melempar jumrah bila bermalam di Mina untuk menyibukkan diri dengan dzikir kepada Allah dan bersiap untuk melempar pada waktunya.[ii]
Demikianlah penjelasan ringkas tentang sejumlah hikmah amalan dalam ibadah haji walau belum selengkapnya.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
Mendulang Hikmah dalam Setiap Syariat
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz rahimahullah mengatakan bahwa setiap yang Allah syariatkan maka itu karena suatu hikmah. Demikian pula apa saja yang Allah larang itu karena suatu hikmah juga baik kita mengetahuinya atau tidak.”[iii]
Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala Maha Bijaksana. Allah Ta’ala tidak pernah mencipta dan memerintahkan sesuatu tanpa kebenaran dan tujuan atau sekedar main-main saja.
Semua perbuatan Allah Ta’ala bersumber dari hikmah yang tinggi, maslahat yang agung dan tujuan yang terpuji. Kesempurnaan hikmah Allah Ta’ala itu berkonsekuensi ilmu Allah Ta’ala adalah meliputi segala sesuatu. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
”Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Asy-Syura: 12]
Allah juga berfirman,
إِنَّ اللهَ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
”Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah di bumi dan di langit.” [Ali Imran: 5]
Oleh karena itu Allah menggabungkan dua sifat yaitu ilmu dan hikmah dalam banyak ayat, di antaranya firman Allah Ta’ala,
إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
”Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” [Al-An’am: 128][iv]
Bila demikian halnya, maka sebagai orang mukmin kita harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa setiap yang Allah syariatkan untuk hamba-Nya yang beriman, pasti mengandung hikmah yang mulia dan demi kemaslahatan para hamba sendiri.
Allah Ta’ala sama sekali tidak membutuhkan sesuatu dari hamba-Nya. Tidak layak seorang hamba mempersoalkan atau bahkan menolak suatu syariat dari Allah Ta’ala hanya semata karena tidak mengetahui hikmahnya atau tidak sejalan dengan pemikirannya.
Hal ini berbahaya bagi kelestarian iman seseorang. Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari menolak syariat-Nya karena tidak mengetahui hikmahnya atau karena menganggap tidak mengandung maslahat bagi umat manusia pada masa kini.
Doa Penutup
Demikianlah khutbah tentang hikmah ibadah haji yang bisa kami sampaikan . Semoga bermanfaat.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عباد الله، إ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْم يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
أقم الصلاة
[i] https://www.dorar.net/feqhia/2879/%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%B5%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%AB%D8%A7%D9%86%D9%8A:-%D9%85%D9%86-%D8%AD%D9%83%D9%85-%D9%85%D8%B4%D8%B1%D9%88%D8%B9%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AC
[ii] https://islamqa.info/ar/answers/256895/%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%83%D9%85%D8%A9-%D9%85%D9%86-%D9%88%D8%B8%D8%A7%D9%89%D9%81-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AC-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%85%D8%B1%D8%A9-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D8%A8%D9%87%D8%A7
[iii] Ibid.
[iv] https://www.alukah.net/sharia/0/1297/%D8%AD%D9%83%D9%85%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D9%81%D9%8A-%D8%AE%D9%84%D9%82%D9%87-%D9%88%D8%A3%D9%85%D8%B1%D9%87/
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Khutbah Jum’at Singkat Terbaru
– Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah
– Khutbah Idul Adha 2023
– Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriyah
– Khutbah Jumat Bulan Muharram
keyword pencarian: khutbah jumat hikmah haji, khutbah jumat tentang hikmah haji, hikmah haji, hikmah haji dalam berbagai aspek, hikmah haji adalah, hikmah haji bagi umat islam, hikmah haji kepada umat islam, hikmah haji bagi individu dan masyarakat