Khutbah Jumat Tentang Haq dan Batil. Perseteruan Abadi Kebenaran dan Kebatilan

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Mukaddimah Pembukaan Khutbah Jumat

Perseteruan Abadi Kebenaran dan Kebatilan dalam Al-Quran

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Semua yang ada di dunia ini berupa keinginan, tindakan dan pemikiran itu berada di antara dua keadaan. Antara kebenaran dan kebatilan, petunjuk dan kesesatan, benar dan salah.

Ketidakberpihakan atau bersikap netral dalam hal kebenaran dan kebatilan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Ketika seseorang berkata, “Saya netral antara kebenaran dan kebatilan.” maka dia diklasifikasikan menurut agama Allah dan syariat-Nya ke dalam daftar orang-orang yang batil.

Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ – ٣٢

Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)? [Yunus: 32]

Antara kebenaran dan kebatilan selalu terjadi perseteruan atau pertikaian di antara keduanya sejak Allah menciptakan manusia. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Thaha: 117

فَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اِنَّ هٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقٰى – ١١٧

Kemudian Kami berfirman, “Wahai Adam! Sungguh ini (Iblis) musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua dari surga, nanti kamu celaka.

Semenjak itu manusia diuji dengan tipu daya setan dan perseteruan dengannya. Setan terus menerus memperdaya Adam hingga diturunkan ke dunia ini. Di sini, medan perseteruan pindah ke dunia.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah: 36,

فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ – ٣٦

Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”

Setelah Adam dan Hawa’ turun ke dunia, generasi umat manusia senantiasa berada di atas petunjuk dalam kurun waktu yang sangat lama. Mereka saling mewarisi petunjuk dan iman dari ayah mereka Adam ‘alaihis salam.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam tafsir surat Al-Baqarah ayat 213,

كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ

“Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan.” [Al-Baqarah: 213]

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Setelah Adam, selama 10 abad semua orang berada di atas petunjuk setelah itu mereka berselisih. Maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.”

Setelah diutusnya para rasul ‘alaihimus salam, perseteruan terjadi antara para rasul dan pengikut mereka berhadapan dengan musuh-musuh para rasul dan setan serta para pengikut mereka. Oleh karenanya Allah Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Furqan : 31.[i]

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِيْنَۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَّنَصِيْرًا – ٣١

Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.

Demikianlah, Al-Quran telah menegaskan adanya pertarungan antara kebenaran dan kebatilan di dunia ini, sebagai sebuah ketetapan yang tidak akan pernah berubah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ وَيُجَادِلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوْا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَمَآ اُنْذِرُوْا هُزُوًا – ٥٦

Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan; tetapi orang yang kafir membantah dengan (cara) yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran), dan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap mereka sebagai olok-olokan. [Al-Kahfi: 56]

ذٰلِكَ بِاَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَاَنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ لِلنَّاسِ اَمْثَالَهُمْ – ٣

Yang demikian itu, karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil (sesat) dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. [Muhammad: 3]

Perseteruan antara kebenaran dan kebatilan, haq dan batil itu tidak hilang dengan kematian para rasul. Ia merupakan sebuah ketetapan yang terus berlangsung selama di atas bumi ini ada kelompok yang unggul di atas kebenaran.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang permusuhan orang-orang musyrik dan Ahli kitab kepada orang-orang beriman di dalam surat Al-Baqarah: 217,

وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ –

Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Kemudian Allah berfirman di dalam surat Al-Baqarah: 120,

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ – ١٢٠

Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.

Rekomendasi Khutbah Jumat Tentang Palestina
Rekomendasi Khutbah Membantu Kesusahan Orang Lain
Rekomendasi Khutbah Jumat Generasi Muda

Contoh Perseteruan al Haq dan al Bathil dalam Al Quran

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menceritakan kepada kita konflik antara para Nabi dan pengikutnya berhadapan dengan para pembesar kekafiran dan para pengikut mereka. Di antara yang paling menonjol adalah kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, Nabi Musa ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad ﷺ .

1. Kisah Ibrahim VS Namrud

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan episode puncak konflik antara Ibrahim’alaihis salam yang mendakwahkan tauhid dengan raja Musyrik Namrud dan para tentaranya dalam surat Al-Anbiya’: 52-70.

Nabi Ibrahim ingin memberikan bukti yang sangat kuat akan kesalahan mereka menjadikan patung-patung sebagai sesembahan dengan menghancurkannya kecuali satu yang besar saja.

فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ – ٥٨

Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.

قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ – ٥٩

Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim.”

Setelah itu mereka berhasil menemukan pelakunya, yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Lantas beliau disidang di hadapan masyarakat luas. Saat ditanya apakah beliau yang melakukannya, beliau meminta mereka untuk bertanya kepada patung yang paling besar.

ثُمَّ نُكِسُوْا عَلٰى رُءُوْسِهِمْۚ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هٰٓؤُلَاۤءِ يَنْطِقُوْنَ – ٦٥

Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), “Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara.”

قَالَ اَفَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يَضُرُّكُمْ ۗ – ٦٦

Dia (Ibrahim) berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu?

Terbongkarlah kekeliruan keyakinan mereka di hadapan masyarakat banyak. Karena tersudut dan tidak ingin kehilangan pengaruh, akhirnya yang dipakai pendekatan kekerasan dan kekuasaan.

قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ – ٦٨

Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat.”

قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ – ٦٩

Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”

وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ ۚ – ٧٠

Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi.

2. Musa vs Fir’aun

Contoh kedua adalah kisah antara nabi Musa ‘alaihis salam dengan Fir’aun yang memiliki karakter takabur dan melampaui batas sehingga mengklaim dirinya layak untuk dipertuhan manusia. Allah berkisah tentang Fir’aun:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْۚ

Dan Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. [Al-Qashash: 38]

Firaun memberikan persepsi buruk rakyatnya tentang Nabi Musa bahwa dia akan mengubah agamanya atau melakukan tindak kejahatan.

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُوْنِيْٓ اَقْتُلْ مُوْسٰى وَلْيَدْعُ رَبَّهٗ ۚاِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّبَدِّلَ دِيْنَكُمْ اَوْ اَنْ يُّظْهِرَ فِى الْاَرْضِ الْفَسَادَ – ٢٦

Dan Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.” [Al-Ghafir: 26]

Firaun memang sempat berkuasa beberapa waktu lamanya namun kesudahan dari perseteruan ini jelas. Allah menolong Nabi Musa ‘alaihis salam dan orang-orang yang beriman bersamanya.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ash-Shaffat: 14-16

وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۚ – ١١٤

Dan sungguh, Kami telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun.

وَنَجَّيْنٰهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِۚ – ١١٥

Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar,

وَنَصَرْنٰهُمْ فَكَانُوْا هُمُ الْغٰلِبِيْنَۚ – ١١٦

dan Kami tolong mereka, sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang.

3. Nabi Muhammad ﷺ vs Quraisy & Ahli Kitab

Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak mengisahkan peperangan antara Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya melawan orang – orang kafir quraisy dan juga sekutu mereka serta ahli kitab Yahudi dan Nasrani.

Ada beberapa peperangan besar yang diabadikan dalam al-Quran sebagai pelajaran bagi kaum mukminin, yaitu Perang Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab, Perang Fathu Makkah, Perang Hunain, dan Perang Tabuk.

Semua peperangan itu menggambarkan betapa dahsyatnya upaya orang-orang musyrik dan ahli kitab untuk memerangi kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ namun semua itu gagal total.

Karena Allah Ta’ala memang berkehendak untuk memenangkan agama-Nya atas seluruh agama yang lain di dunia ini. Allah Subhanah wa Ta’ala berfirman di dalam surat At-Taubah ayat 32-33.[ii]

يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ – ٣٢

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ – ٣٣

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Daftar Judul Khutbah Jumat Terbaru

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ

Hakikat Kebenaran dan Kebatilan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada khutbah yang kedua ini kami hendak menegaskan dua hakikat penting terkait haq dan batil, antara kebenaran dan kebatilan, yaitu:

1. Al-Haq itu hanya satu saja, tidak berbilang.

Allah Ta’ala mengajarkan bahwa kebenaran itu berasal dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ

Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” [Al-Kahfi: 29]

اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ ࣖ – ١٤٧

Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. [Al-Baqarah: 147]

فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ – ٣٢

Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)? [Yunus: 32]

ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ هُوَ الْبَاطِلُ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ – ٦٢

Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak. Dan apa saja yang mereka seru selain Dia, itulah yang batil, dan sungguh Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar. [Al-Haj: 62]

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ – ٨٥

Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. [Ali Imran: 85]

Allah Ta’ala berfirman,

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ – ١٥٣

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al-An’am: 153]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan ayat ini dengan mengatakan,”Maksudnya, jalan kebenaran itu hanya satu karena kembalinya kepada Allah Raja Yang Mahabenar. Sedangkan jalan kebatilan itu bercabang-cabang dan bermacam-macam.”[Badai’ul Fawaid, 1/127][iii]

2. Al-Haq atau kebenaran pasti menang dan kebatilan pasti kalah dan tumbang.

Banyak ayat Allah Ta’ala yang menegaskan tentang hal ini. Di antaranya:

  • Surat Al-Anfal: 7-8

وَيُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكٰفِرِيْنَۙ – ٧

Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya,

لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَۚ – ٨

agar Allah memperkuat yang hak (Islam) dan menghilangkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.

  • Al-Isra’: 81

وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا – ٨١

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.

  • Asy-Syura: 24

وَيَمْحُ اللّٰهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ –

Dan Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan firman-Nya (Al-Qur’an). Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

  • Ar-Rum: 47

وَكَانَ حَقًّاۖ عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ –

Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman. [Ar-Rum: 47]

Allah Ta’ala memberikan pertolongan kepada orang-orang beriman karena berada di atas kebenaran. Karena iman itu kebenaran sedangkan kekafiran itu adalah kebatilan.[iv]

Kumpulan Tema Khutbah Jumat Terbaru

Doa Penutup

Demikianlah khutbah tentang haq dan batil yang bisa kami sampaikan. Semoga bisa memperkokoh keyakinan dalam hati kita akan kebenaran Islam dan keunggulan Islam. Rasulullah ﷺ bersabda,

اْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى

”Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” [Hadits riwayat Ad-Daruquthni (III/ 181 no. 3564).

Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللهم احفَظ المُسلمين في كل مكان، اللهم احفَظ المُسلمين في بلاد الشام، وانصُرهم على عدوِّهم وعدوِّك يا رب العالمين

اللهم إنا نسألُك الجنةَ وما قرَّبَ إليها من قولٍ وعملٍ، ونعوذُ بك من النار وما قرَّب إليها من قولٍ وعملٍ

اللهم أصلِح لنا دينَنا الذي هو عصمةُ أمرنا، وأصلِح لنا دُنيانا التي فيها معاشُنا، وأصلِح لنا آخرتَنا التي إليها معادُنا، واجعل الحياةَ زيادةً لنا في كل خيرٍ، والموتَ راحةً لنا من كل شرٍّ يا رب العالمين

اللهم إنا نسألُك الهُدى والتُّقَى والعفافَ والغِنى، اللهم أعِنَّا ولا تُعِن علينا، وانصُرنا ولا تنصُر علينا، وامكُر لنا ولا تمكُر علينا، واهدِنا ويسِّر الهُدى لنا، وانصُرنا على من بغَى علينا

اللهم اجعَلنا لك ذاكِرين، لك شاكِرين، لك مُخبتين، لك أوَّاهين مُنيبين

اللهم تقبَّل توبتَنا، واغسِل حوبتَنا، وثبِّت حُجَّتنا، وسدِّد ألسِنتَنا، واسلُل سخيمةَ قلوبنا

اللهم اغفِر للمُسلمين والمُسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، اللهم ألِّف بين قلوبِ المُسلمين ووحِّد صُفوفَهم، واجمع كلمتَهم على الحقِّ يا رب العالمين

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴾ [النحل: 90]

فاذكروا اللهَ يذكُركم، واشكُروه على نعمِه يزِدكم، ولذِكرُ الله أكبر، واللهُ يعلمُ ما تصنَعون

.


[i] http://www.saaid.net/alsafinh/12.htm

[ii] https://www.islamweb.net/ar/article/161150/%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%B5%D8%B1%D8%A7%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%82-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%A7%D8%B7%D9%84

[iii] https://almunajjid.com/courses/lessons/221

[iv]https://khutabaa.com/ar/article/%D8%B3%D9%86%D8%A9%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%B1%D8%A7%D8%B9%D8%A8%D9%8A%D9%86%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%82%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%A7%D8%B7%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%B6%D9%88%D8%A1%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%B1%D9%8A%D9%85

Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
Download Materi Khutbah Jumat Terbaru PDF
Khutbah Jumat Tentang Kemerdekaan 17 Agustus
Khutbah Jumat Dakwah di Jalan Allah
Khutbah Jumat Tentang Hari Pahlawan 10 November