Khutbah Jumat Tentang Dakwah di Jalan Allah Keutamaan & Urgensinya

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Mukaddimah Pembukaan Khutbah Jumat

Mukadimah

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atas rahmat dan karunia-Nya yang tidak terbatas, kita semua masih diberikan hidayah iman dan Islam, kesehatan dan kekuatan dan umur panjang untuk tetap menjalankan ibadah kepada-Nya.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Rasul kita yang mulia, Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh kaum muslimin yang mengikuti sunnah beliau ﷺ lahir dan batin dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga hari kiamat.

Tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami sendiri dan jamaah shalat Jumat seluruhya, hendaklah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semaksimal kemampuan yang kita miliki.

Dengan cara melaksanakan perintah-perintah Allah sesuai kemampuan kita masing-masing dan menjauhi larangan-larangan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya ﷺ di dalam al-Quran dan As-Sunnah.

Sesungguhnya kita semua sekarang sedang dalam perjalanan menuju ke akhirat. Dan sebaik-baik bekal ke akhirat adalah takwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.

Dakwah Kewajiban Setiap Muslim

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah.

Dalam kesempatan khutbah kali ini kami ingin membahas secara ringkas tentang dakwah di jalan Alah. Dakwah di jalan Allah Ta’ala memiliki kedudukan yang agung dan tingkatan yang tinggi.

Hal ini karena dakwah itu merupakan kedudukan makhluk Allah pilihan, yaitu para rasul yang mulia dan para pengganti mereka yang lurus yang mengikuti mereka dalam hal mempelajari kebenaran dan mengamalkannya serta berdakwah kepada kebenaran.

Oleh karenanya, kita semestinya mengikuti jejak mereka dengan sebaik-baiknya dengan mengikhlaskan diri untuk Allah Ta’ala dalam hal tersebut serta mengikuti Rasulullah Muhammad ﷺ agar upaya kita tersebut diterima ole Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Terkait masalah hukum dari berdakwah kepada Allah, Syaikh Abdul Azis bin Baz rahimahullah mengatakan bahwa dalil-dalil al-kitab dan as – sunnah menunjukkan bahwa dakwah kepada Allah Ta’ala itu wajib.

Ia merupakan termasuk salah satu fardhu. Dalil-dalil yang menunjukkan hal ini banyak, di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

  1. Surat Ali Imran: 104

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ – ١٠٤

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

  1. Surat An-Nahl: 125

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

  1. Surat Al-Qashash: 87

وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ بَعْدَ اِذْ اُنْزِلَتْ اِلَيْكَ وَادْعُ اِلٰى رَبِّكَ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۚ – ٨٧

dan jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk (menyampaikan) ayat-ayat Allah, setelah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah (manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan janganlah engkau termasuk orang-orang musyrik.

  1. Surat Yusuf: 108

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ – ١٠٨

Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.”

Para ulama telah menerangkan bahwa dakwah kepada Allah Ta’ala itu fardhu kifayah dalam hubungannya dengan wilayah yang di dalamnya terdapat para dai. Setiap wilayah itu butuh kepada dakwah dan aktifitas dakwah.

Ia merupakan fardhu kifayah. Apabila suda ada orang-orang yang melaksanakan fardhu dakwah secara mencukupi di wilayah tersebut, maka gugurlah kewajiban berdakwah atas yang lainnya. Dan dakwah dalam kaitannya dengan orang-orang yang tersisa ini hukumnya adalah sunnah muakkadah dan amal shalih yang agung.

Namun apabila penduduk wilayah tersebut atau suatu daerah tertentu tidak melaksanakan dakwah secara memadai, maka semua orang terkena dosa karena mereka telah meninggalkan sebuah kewajiban.[i]

Rekomendasi Khutbah Jumat Tentang Palestina
Rekomendasi Khutbah Membantu Kesusahan Orang Lain
Rekomendasi Khutbah Jumat Generasi Muda

Keutamaan Dakwah di Jalan Allah

Jamaah shalat jumat rahimakumullah,

Dakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kewajiban agung yang memiliki banyak keutamaan. Di antara keutamaan dari dakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai berikut:

  1. Dakwah adalah tugas para rasul.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam surat Yusuf: 108

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ – ١٠٨

Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.”

Cukuplah seseorang disebut telah mendapatkan kemuliaan saat dia menjadi seorang dai di jalan Allah Ta’ala dan mengikuti jalan hidup manusia pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Dakwah kepada Allah Ta’ala termasuk dalam kategori perkataan yang paling baik.

Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala di dalam surat Fushilat surat ke 41 ayat ke 33,

وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ – ٣٣

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”

  1. Seorang dai akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang didapatkan oleh orang – orang yang mengamalkan suatu amal yang dia tunjukkan.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أجْرِ فَاعِلِهِ

“Siapa saja yang menunjukkan kepada suatu kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut.” [ Hadits riwayat Muslim, 9/486]

  1. Melindungi para dai dari laknat dan adzab karena meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar itu menyebabkan datangnya laknat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat al-Maidah: 78-79,

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۗذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ – ٧٨

Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ – ٧٩

Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan para dai dari keburukan apabila adzab menimpa orang-orang yang zhalim. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-A’raf: 165,

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖٓ اَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوْۤءِ وَاَخَذْنَا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا بِعَذَابٍۢ بَـِٔيْسٍۢ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ – ١٦٥

Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.

  1. Mendapatkan doa Nabi ﷺ kepada para dai.

Doa Nabi ﷺ diperuntukkan bagi orang yang mendengar sebuah hadits kemudian dia menyampaikannya kepada orang yang belum mendengarnya, beliau bersabda,

نضَّرَ الله أمرأً سمع منا حديثاً فنقله إلى من لم يسمعه فربَّ حامل فقه غير فقيه وربَّ حامل فقه إلى من هو أفقه منه

Semoga Allah mencerahkan wajah orang yang mendengar dari kami sebuah hadits lalu dia menyampaikannya kepada orang yang belum mendengarnya.

Betapa banyak orang yang membawa fikih itu bukan orang yang faqih (bukan mujtahid,pent) dan betapa banyak orang yang membawa fikih kepada orang yang lebih menguasai ilmunya dari dirinya.” [Hadits riwayat Ahmad 9/477][ii]

Urgensi Dakwah di Jalan Allah

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Dakwah di jalan Allah Ta’ala merupakan fardhu syariat yang sangat penting. Di antara urgensi dari dakwah di jalan Allah Ta’ala adalah sebagai berikut:

  1. Dakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kedudukan yang agung di dalam Islam. Bahkan ia merupakan salah satu asas penyebaran islam dan salah satu rukun tegaknya Islam. Kalau bukan karena dakwah kepada Allah, agama ini tidak akan tegak dan Islam tidak akan tersebar.
  2. Dakwah kepada Allah Ta’ala menjadikan Allah Ta’ala diibadahi tanpa disekutukan dengan sesuatu pun. Manusia mendapatkan petunjuk. Mereka mempelajari berbagai perkara agamanya berupa mentauhidkan Allah, beribadah kepada-Nya, hukum-hukum-Nya yang halal dan haram. Mereka mempelajari batas-batas apa yang Allah turunkan.
  3. Dengan dakwah kepada Allah Ta’ala, urusan muamalah manusia menjadi lurus, baik berupa jual beli, akad-akad, nikah dan kondisi sosial kemasyarakatan dan keluarga mereka menjadi baik.
  4. Dengan dakwah kepada Allah Ta’ala akhlak menjadi manusia baik, perselisihan menjadi minimal, kedengkian sirna, dan semakin sedikit tindakan saling mengganggu satu sama lain.
  5. Apabila dakwah dilaksanakan dengan cara yang benar dan umat manusia menyambutnya maka akan terciptalah kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi para dai dan manusia.
  6. Apabila umat manusia menerima dakwah dan mengamalkan syariat maka harta akan terpelihara, darah akan terjaga, kehormatan aka terlindungi.

Manusia merasa aman terhadap diri mereka. Mereka merasa tenang terhadap harta dan kehormatan mereka. kebaikan tersebar, kejahatan terputus. Semua itu tidak akan tercapai kecuali dengan dakwah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.[iii]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Daftar Judul Khutbah Jumat Terbaru

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

Pentingnya Mengambil Peran Dakwah di Jalan Allah Karena Setiap Kita Dai

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Ketika seorang Muslim melihat realitas kaum Muslimin di setiap negeri Islam, termasuk penyimpangan komitmen mereka terhadap agama dan akidahnya, lemah dalam ibadah dan akhlak, maka dia pasti akan merasa sedih dan prihatin atas kondisi mengenaskan yang menimpa kaum Muslimin.

Namun apakah keprihatinan dan kesedihan semata itu cukup untuk memperbaiki keadaan yang ada?

Kita yakin, bahwa orang yang di dalam hatinya tedapat keikhlasan terhadap agamanya dan keprihatinan terhadap umatnya, tidak mungkin merasa cukup dengan sekedar merasa sedih dan prihatin saja.

Dia harus berbuat sesuatu yang membuatnya terbebas dari tanggung jawab dan menyelamatkannya dari hisab pada hari kiamat.

Oleh karenanya, agar seorang muslim bersemangat untuk berdakwah di jalan Allah, dia harus merasakan wajibnya dakwah tersebut pada dirinya.

Seorang muslim hanya dituntut untuk melakukan dakwah sebatas kadar ilmu, kondisi dan potensi yang dia miliki. Dia tidak memiliki alasan dan pilihan lain selain melaksanakan tugas tersebut.

Seorang Muslim yang hendak berdakwah di jalan Allah bisa menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah. Dakwah ke jalan Allah Ta’a sama sekali tidak terkait dengan tempat, waktu, kondisi atau orang-orang tertentu.

Tapi, dakwah itu umum di setiap waktu dan dengan sarana atau cara apa pun yang syar’i, demi mewujudkan tujuan yang diharapkan.

Karena itu, seorang Muslim tidak dibenarkan untuk meremehkan momen atau kesempatan apa pun atau kondisi dadakan untuk dakwah dan perbaikan. Siapa tahu barang kali ada orang-orang tertentu yang tidak ia prediksi namun mendapatkan petunjuk gara-gara kondisi dadakan tersebut?

kemudian perlu disadari bahwa pintu-pintu dakwah itu banyak. Sarana-sarana dakwah pada zaman sekarang banyak sekali.

Oleh karenanya, seorang Muslim yang berdakwah di jalan Allah perlu memanfaatkan seluruh sarana tersebut, meskipun sederhana dan tanpa mengecilkan arti pergaulan yang baik dengan manusia, serta pengaruh besar yang ditimbulkannya ke dalam jiwa.

Misalnya, senyum yang tulus, tutur kata yang baik, memberi hadiah, buku, dan lain sebagainya.[iv]

Kumpulan Judul Khutbah Jumat Terbaru

Doa Penutup

Demikianlah khutbah jumat tentang dakwah yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menutup khutbah ini.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللهم احفَظ المُسلمين في كل مكان، اللهم احفَظ المُسلمين في بلاد الشام، وانصُرهم على عدوِّهم وعدوِّك يا رب العالمين

اللهم إنا نسألُك الجنةَ وما قرَّبَ إليها من قولٍ وعملٍ، ونعوذُ بك من النار وما قرَّب إليها من قولٍ وعملٍ

اللهم أصلِح لنا دينَنا الذي هو عصمةُ أمرنا، وأصلِح لنا دُنيانا التي فيها معاشُنا، وأصلِح لنا آخرتَنا التي إليها معادُنا، واجعل الحياةَ زيادةً لنا في كل خيرٍ، والموتَ راحةً لنا من كل شرٍّ يا رب العالمين

اللهم إنا نسألُك الهُدى والتُّقَى والعفافَ والغِنى، اللهم أعِنَّا ولا تُعِن علينا، وانصُرنا ولا تنصُر علينا، وامكُر لنا ولا تمكُر علينا، واهدِنا ويسِّر الهُدى لنا، وانصُرنا على من بغَى علينا

اللهم اجعَلنا لك ذاكِرين، لك شاكِرين، لك مُخبتين، لك أوَّاهين مُنيبين

اللهم تقبَّل توبتَنا، واغسِل حوبتَنا، وثبِّت حُجَّتنا، وسدِّد ألسِنتَنا، واسلُل سخيمةَ قلوبنا

اللهم اغفِر للمُسلمين والمُسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، اللهم ألِّف بين قلوبِ المُسلمين ووحِّد صُفوفَهم، واجمع كلمتَهم على الحقِّ يا رب العالمين

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴾ [النحل: 90]

فاذكروا اللهَ يذكُركم، واشكُروه على نعمِه يزِدكم، ولذِكرُ الله أكبر، واللهُ يعلمُ ما تصنَعون


[i]https://binbaz.org.sa/fatwas/2322/%D8%A7%D9%84%D8%AF%D8%B9%D9%88%D8%A9%D8%A7%D9%84%D9%89%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87%D9%81%D8%B1%D8%B6%D9%83%D9%81%D8%A7%D9%8A%D8%A9

[ii] https://www.alukah.net/sharia/0/126876/

[iii] Ibid.

[iv] Lihat: At-Tarbiyah Adz-dzatiyah, Syaikh Abdullah bin Abdul Azis al-Aidan, Darul Waraqat al-Ilmiyah lin Nasyr wat Tauzi’, 1425 H / 2004 M

Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Download Materi Khutbah Jum’at
Khutbah Jumat Tentang Hidayah
Khutbah Jumat Haq dan Batil
Khutbah Jumat Musuh Orang Beriman
Khutbah Jumat Karakter Fir’aun

Print Friendly, PDF & Email