Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Musim-Musim Ketaatan Adalah Bagian Dari Karunia Allah Ta’ala
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Di antara bentuk karunia Allah kepada para hamba-Nya adalah Allah telah menjadikan musim-musim ketaatan untuk mereka. Di musim-musim ketaatan tersebut pahala kebaikan dilipatgandakan, derajat ditinggikan dan banyak dosa dan kemaksiatan diampuni.
Maka, orang yang berbahagia adalah orang-orang yang berhasil memanfaatkan waktu-waktu ini dengan sebaik-baiknya dengan melakukan berbagai ketaatan dan taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan dan dosa-dosa.
Semoga dengan semua itu Allah berkenan melimpahkan rahmat dan pahala-Nya secara berlipat ganda kepada dirinya di musim kebaikan tersebut dan menghapus berbagai dosa dan kesalahan seusai musim kebaikan itu berlalu meninggalkan dirinya.
Rasulullah ﷺ telah mengajari kaum Muslimin untuk cermat dan pandai memanfaatkan momen-momen penting untuk beramal secara maksimal dan jangan menyia-nyiakannya agar tidak menyesal di kemudian hari nanti.
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah ﷺ pernah memberi nasehat kepada seseorang dengan bersabda kepadanya:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
”Manfaatkanlah lima keadaan sebelum datang lima keadaan yang lain: masa mudamu sebelum masa tuamu, saat sehatmu sebelum saat sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa longgarmu sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum kematianmu.
[Hadits riwayat Al-Hakim di dalam kitabnya Al-Mustadrok 4/341. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam kitab Shahih At-Targhib wat Tarhib]
Dari hadits ini kita bisa menganalogikan pensikapan kita terhadap datangnya musim-musim kebaikan. Kita disunnahkan untuk betul-betul memanfaatkan musim kebaikan tersebut agar tidak lewat begitu saja mengingat begitu berharganya musim kebaikan ini dan waktunya sangat terbatas.
Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Salah satu musim kebaikan yang sangat utama dalam syariat Islam adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah memuliakan bulan Dzulhijjah dengan melebihkan bulan ini dibanding bulan yang lain dengan menjadikannya sebagai salah satu bulam Haram.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. [At-Taubah: 36]
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Abdullah bin Abbas mengatakan, ”Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat ini adalah Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.”
Beliau juga berkata, ”Janganlah kalian menzhalimi diri sendiri dalam semua bulan sepanjang tahun. Allah kemudian memilih empat dari bulan-bulan yang ada dan menjadikannya sebagai bulan Haram.
Allah menekankan keharamannya, menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar dan menjadikan pahala amal shalih yang dikerjakan di dalamnya juga lebih besar.”
Allah Juga menjadikan bulan Dzulhijjah sebagai salah satu bulan Haji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi [Al-Baqarah: 197]
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan bulan haji.
Sebagian berpendapat, bulan-bulan haji itu adalah Syawwal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah. ltu pula yang dikatakan lbnu Umar.
Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud bulan-bulan haji adalah bulan Syawwal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah secara keseluruhan. Pendapat ini dinisbatkan kepada lbnu Umar Thawus, Mujahid, dan Qatadah.
Baca juga: Khutbah Jum’at Amalan Berpahala Haji Umroh
Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Tadi sudah kami singgung bahwa 10 hari di bulan Dzulhijjah merupakan salah satu musim kebaikan yang sangat utama. Sejumlah keutamaan dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana telah dijelaskan oleh para ulama.
- Allah bersumpah di dalam Al-Quran dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
”Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” [Al-Fajr: 1-2]
Mayoritas ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “dan malam yang sepuluh.” adalah 10 malam pertama dari Dzulhijjah.
Imam Ibnu Katsir berkata, ”Yang dimaksud dengannya adalah sepuluh (malam) dari Dzulhijjah. Ini merupakan pendapat Ibnu ‘Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan lebih dari satu ulama Salaf dan Khalaf. Inilah pendapat yang benar.” [Tafsir Ibnu Katsir]
Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang keagungan 10 malam tersebut. Karena Allah tidak bersumpah kecuali sebagai bentuk pengagungan dan pemuliaan terhadap sesuatu yang menjadi sarana untuk bersumpah.
- 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah adalah hari paling utama di dunia ini.
Hal ini sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,
أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ”، يَعْنِي: عَشْرَ ذِي الْحَجَّةِ، قِيلَ: وَلا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: “وَلا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ عُفِّرَ وَجْهَهُ فِي التُّرَابِ”
”10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari yang paling utama di dunia ini.” Ditanyakan kepada beliau,”Tidak pula sebanding dengan berjihad di jalan Allah?” Rasulullah ﷺ menjawab. ”Tidak pula sebanding dengannya jihad di jalan Allah kecuali seseorang yang wajahnya tersungkur ke tanah (gugur syahid).” [Hadits riwayat Al-bazzar dan Ath-Thabrani. Al-Albani menshahihkannya di dalam Shahih Al-Jami’.]
- Amal shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keunikan dalam hal keutamaan dan penerimaan.
Hal ini sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda,
ما مِن أيَّامٍ العملُ الصَّالحُ فيها أحبُّ إلى اللهِ مِن هذه الأيَّامِ العَشْرِ)، قالوا: يا رسولَ اللهِ، ولا الجهادُ في سبيلِ اللهِ؟ قال: (ولا الجهادُ في سبيلِ اللهِ إلَّا رجلٌ خرَج بنفسِه ومالِه، ثمَّ لم يرجِعْ مِن ذلك بشيءٍ
”Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya itu lebih dicintai oleh Allah melebihi 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini.” Para sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah ! Tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab,”Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwanya dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikit pun dari keduanya itu (yaitu dia gugur syahid dan hartanya lenyap).” [Hadits riwayat Al-Bukhari]
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
جميعُ الأعمَالِ الصَّالحةِ مُضاعَفةٌ في العَشرِ مِن غيرِ اسْتثنَاءِ شَيءٍ مِنهَا
”Seluruh amal shalih di lipatgandakan pahalanya di 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah tanpa ada perkecualian sama sekali di dalamnya.”
- Pada bulan Dzulhijjah terdapat hari Nahar (hari Raya Idul Adha).
Rasulullah ﷺ bersabda,
أعْظمُ الأيامِ عندَ اللهِ يومُ النحرِ ثم يومُ القَرِّ
”Hari-hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari nahar (saat Idul Adha, pent) dan yaumul Qurri (hari pertama tasyriq, yaitu 11 Dzul Hijjah,pent).”
Amalan Sunnah 10 Hari Pertama Di Bulan Dzulhijjah
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Bila sedemikian agungnya 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, lantas amal apa sajakah yang sebaiknya dilakukan? Adakah pengkhususan pada amal-amal tertentu untuk 10 hari ini?
Jawabanya adalah bahwa amal shalih di hari–hari yang utama ini tidak dibatasi dan tidak dikhususkan dengan ibadah-ibadah tertentu, sebagaimana diterangkan oleh para ulama.
Sebagian amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh kaum Muslimin pada hari-hari yang agung ini adalah:
Taubat nasuha adalah amalan yang agung. Bila berpadu dengan amal yang utama dengan waktu yang utama maka ini merupakan pintu kemenangan. Allah Ta’ala berfirman,
فَأَمَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَن يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. [Al-Qashash: 67]
- Haji dan Umrah
Sekedar mengingatkan bahwa pahala ibadah haji yang mabrur adalah surga. Rasulullah ﷺ bersabda,
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dari satu umrah ke umrah lainnya, itu akan menjadi kaffarah atau penghapus dosa di antara keduanya. Dan Haji Mabrur tidak ada balasannya (jaza’nya) kecuali surga.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (1773) dan Muslim (1349) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
- Berpuasa selama 9 hari pertama atau semampunya.
Rasulullah ﷺ melakukan puasa pada tanggal 9 Dzul Hijjah. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Hunaidah bin Khalid dari istrinya dari salah satu istri Nabi ﷺ , dia berkata,”
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
”Rasulullah ﷺ biasa berpuasa pada tanggal 9 Dzul Hijjah, dan hari Asyura dan tiga hari setiap bulan.” [Syaikh Al -Albani menyatakan sanadnya shahih]
Oleh karenanya banyak ulama menganjurkan untuk berpuasa pada 9 hari pertama ini. Imam An-Nawawi berkata tentang puasa pada 10 hari pertama Dzul Hijah bahwa puasa dianjurkan dangan amat sangat di hari-hari ini.
- Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil dan tasbih dan membacanya dengan suara keras di masjid-masjid, rumah-rumah, jalanan dan setiap tempat yang diperbolehkan untuk berdzikir kepada Allah di dalamnya.
Para lelaki membacanya dengan suara keras sedangkan para wanita membacanya dengan perlahan.
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. [Al-Hajj: 28]
- Menyembelih Udhhiyah (binatang kurban)
Amal ini termasuk salah salah satu paling agung untuk bertaqarrub kepada Allah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tentu saja bagi yang mampu melakukannya.
Bersedekah kepada sesama setiap hari di 10 hari pertama Dzulhijjah ini meskipun sedikit nilainya.
- Shalat Jamaah dan Qiyamullail
Hendakah kaum muslimin bersemangat dalam melaksanakan shalat berjamaah dengan berusaha untuk tidak tertinggal takbiratul ihram. Kemudian melaksanakan shalat sunnah rawatib dan nawafil yang bersifat mutlak, bersegera untuk shalat, menunggu shalat setelahnya dan tidak melalaikan qiyamullail.
- Membaca Al-quran
Hendaklah berusaha untuk mengkhatamkan al-Quran dalam 10 hari itu meskipun hanya sekali. Caranya, dengan meluangkan waktu khusus setiap harinya 3 juz saja. Setiap satu juz hanya membutuhkan waktu 40 menit bagi yang sudah lancar membaca Al-Quran.
Sehingga hanya butuh waktu total per hari adalah 3x 40 menit yaitu 120 menit atau 2 jam saja. Ini tidak berat karena hanya setahun sekali. Hanya butuh komitmen lebih untuk menjalankannya.
Baca juga: Khutbah Jumat Keteladanan Nabi Ibrahim
Puasa 9 Dzulhijjah
Ma’asyiro Muslimin rahimakumullah,
Pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah kaum Muslimin yang tidak sedang wukuf di Arofah disunnahkan untuk melaksanakan puasa. Puasa ini dikenal dengan puasa Arofah. Yang perlu dipahami, puasa Arofah itu tidak terkait dengan wukuf di Arofah namun terkait dengan tanggal 9 Dzulhijjah.
Yang menjadi bukti terkuat masalah ini adalah kesepakatan para ulama bahwa puasa Arofah disyariatkan lebih dahulu daripada wukuf di Arofah. Puasa Arofah disyariatkan pada tahun ke 2 Hijriah sedangkan wukuf di Arofah disyariatkan pada tahun ke 6 Hijriah.
Jadi, selama kurun tahun ke 2 hingga 5 Hijriah, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya telah melaksanakan puasa Arofah meskipun belum ada jamaah haji yang wukuf di Arofah karena haji belum disyariatkan.
Ini perlu diketahui karena masih ada sebagian dari kaum muslimin yang salah memahami bahwa puasa Arofah itu terkait dengan wukuf di Arofah. Sehingga pernah terjadi suatu kali Jamaah haji di Saudi sedang wukuf di Arofah namun di Indonesia berdasarkan hasil rukyah kementerian agama, hari tersebut di Indonesia masih tanggal 8 Dzul Hijjah. Ini terjadi pada tahun 2018 lalu.
Sebagian dari kaum Muslimin kebingungan. Karena mereka tidak mengetahui sejarah pensyariatan puasa Arofah dan haji. Semoga saja penjelasan ini bisa menghilangkan salah paham tersebut.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Keutamaan Puasa 9 Dzulhijjah
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam khutbah yang kedua ini, kami hendak mengingatkan kembali tentang keutamaan puasa Arofah tanggal 9 Dzulhijjah. Pengingatan ini penting agar kaum Muslimin tidak mengabaikan momentum penting dan sangat besar keutamaannya yang hanya hadir setahun sekali.
Sungguh sangat disayangkan bila kesempatan emas yang Allah Ta’ala berikan kepada para hamba-Nya itu lewat begitu saja tanpa mendapatkan perhatian sedikit pun dari umat yang beriman kepada-Nya. Bila itu terjadi, sungguh benar-benar kelalaian yang sangat nyata.
Keutamaan puasa Arofah dijelaskan dalam sejumlah hadits. Di antaranya adalah hadits-hadits berikut:
عَنْ أَبِى قَتَادَةَ الأَنْصَارِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ قَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang puasa hari Arofah. Beliau ﷺ bersabda, ”Puasa Arofah menghapus dosa-dosa (kecil) pada satu tahun yang lalu dan pada satu tahun yang akan datang.” [Hadits riwayat Muslim, hadits no. 1162]
عن هُنَيْدَةَ بن خالد رضي الله عنه عن امرأته عن بعض أزواج النبي صلى الله عليه وسلم رضي الله عن الجميع قالت : ” كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ “
Dari Hunaidah bin Khalid radhiyallahu ‘anhu dari istrinya dari sebagian Istri Nabi ﷺ radhiyallahu ‘anil jami’, mereka berkata, ”Rasulullah ﷺbiasa puasa pada hari ke 9 bulan Dzulhijjah, hari ‘Asyura dan tiga hari di setiap bulan.” [Hadits riwayat Abu Dawud, hadits no. 2437. Syaikh Al-Albani berkata, ”Isnadnya shahih.” Di dalam Shahih Sunan Abi Dawud]
عَنْ حَفْصَةَ قَالَت أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Hafshah radhiyallahu ‘anha berkata, ”Empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan Nabi ﷺ: puasa ‘Asyura, puasa al-‘asyru (sepuluh hari bulan pertama Dzulhijjah), puasa tiga hari dalam sebulan dan dua rakaat sebelum shubuh.” [An-Nasa`i, hadits no. 2418]
Doa Penutup
Demikian penjelasan tentang keutamaan bulan Dzulhijjah dan amalan apa saja yang perlu dilakukan di sepuluh hari pertamanya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan kepada kita semuanya taufik dan hidayah-Nya untuk bisa memanfaatkan secara maksimal musim-musim kebaikan yang Allah Ta’ala karuniakan kepada kita. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Kumpulan Khutbah Jum’at Terbaru
– Khutbah Jumat Bulan Muharram 1445 / 2023
– Khutbah Jumat Makna Mampu Dalam Ibadah Haji
– Khutbah Jumat Tentang Hikmah Haji