Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Mukadimah
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puji syukur marilah kita haturkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terbatas kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita yang mulia, Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti sunnah beliau dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
Kami mengingatkan diri kami sendiri dan jamaah shalat Jumat sekalian, marilah kita berusaha untuk terus bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana pun kita berada, semaksimal kemampuan yang kita miliki.
Semoga dengan takwa tersebut Allah Ta’ala berkenan mengangkat derajat kita di dunia dan akhirat serta memberkahi umur kita, harta kita dan keluarga kita.
Ramadhan Bulan Penuh Keutamaan
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Allah ‘Azza wa Jalla terus menerus melimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman berbagai jenis kebaikan dan barokah. Dengan semua itu Allah menyucikan dan memurnikan mereka dari dosa dan kesalahan.
Salah satu rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas hamba-hamba-Nya adalah Allah menjadikan bagi mereka musim-musim ibadah.
Di musim-musim ibadah tersebut ketaatan berlimpah ruah, dosa-dosa diampuni dan perbuatan baik dilipatgandakan pahalanya serta rahmat turun dengan derasnya. Dari musim-musim ibadah ini yang paling agung dan paling mulia adalah bulan Ramadhan yang diberkahi.
Keutamaan Bulan Ramadhan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bulan Ramadhan adalah bulan terbaik dari dua belas bulan dalam setahun. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keutamaan. Di antara keutamaannya adalah berikut ini:
- Pada bulan ini Allah menurunkan al-Quran al-Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). [Al-Baqarah: 185]
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. [Ad-Dukhan: 3]
Kedua ayat ini menunjukkan turunnya Al-Quran di bulan Ramadhan. Ini merupakan keistimewaan yang besar yang membedakannya dari bulan-bulan yang lain.
- Pada bulan ini terjadi perang Badar Kubra.
Perang Badar al-Kubra adalah perang pertama dalam Islam antara pembela Al-Haq yaitu Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin, dengan pembela Al-Bathil, yaitu kaum musyrik Quraisy.
Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H. Hari itu dikenal dengan Yaumul Furqan, hari terpisahnya antara al-Haq dan Al-Bathil.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Anfal: 41]
Menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, dosen tafsir Universitas Islam Madinah, yang dimaksud dengan Yaumul Furqan (Hari Pembeda) adalah hari terjadinya perang Badar, karena di hari itu bisa dibedakan dengan jelas antara pengikut kebenaran dengan pengikut kebathilan.
- Pada bulan Ramadhan didapatkan kemenangan yang besar yaitu pembebasan Mekkah (Fathu Makkah). Melalui kemenangan tersebut Allah mensucikan Baitul Haram dari berhala-berhala. Setelah itulah manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong.
Perang pembebasan kota Mekah ini dikenal dengan perang Fathu Makkah. Dalam perang ini Rasulullah ﷺ memimpin pasukan berjumlah sekitar 10 ribu tentara. Rasulullah ﷺ memasuki kota Mekkah pada tanggal 10 Ramadhan 8 H.
Perang ini sangat spektakuler karena tidak ada pertumpahan darah sebagaimana biasa terjadi dalam pembebasan sebuah kota.
- Pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan dibelenggu
Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.”
- Di bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih bernilai dari 1000 bulan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ – وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ – لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [ Al Qadr: 1-3]
- Di bulan Ramadhan dosa-dosa dan kesalahan diampuni.
Dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,
من صام رمضان إيمانًا واحتسابًا غفر الله له ما تقدم من ذنبه، ومن قام رمضان إيمانًا واحتسابًا غفر الله له ما تقدم من ذنبه، [البخاري 38، ومسلم 1817]
”Siapa yang shiyam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang beribadah di malam hari di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (38) dan Muslim (1817)]
- Umrah di bulan Ramadhan berpahala seperti melaksanakan haji
Dalam sebuah hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda,
عمرة فى رمضان تعدل حجة” وفى رواية حجة معي
”Umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji.” Dalam sebuah riwayat disebutkan: “Haji bersamaku.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 1764, Ahmad no. 14837 dan Ibnu Majah no. 2995]
Agar Dapat Meraih Keutamaan Ramadhan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Agar kita bisa meraih keutamaan bulan Ramadhan berupa pahala yang besar, rahmat, barokah dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita perlu memanfaatkan secara maksimal bulan Ramadhan dengan berbagai amal shalih yang disyariatkan di bulan ini.
Kita perlu menguatkan tekad, mengikhlaskan niat dan memfokuskan perhatian kita pada amalan yang dijelaskan para ulama berikut ini:
- Melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik dan benar
Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (38) dan Muslim (760)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ رواه البخاري (38)، ومسلم (760).
Dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu, ia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,”Siapa saja yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Pahala yang besar ini tentu tidak diberikan kepada orang yang sekedar menahan diri dari makan dan minum saja, namun tidak meninggalkan berbagai kemaksiatan dan kemungkaran.
Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari (1903 dan 6057) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْل فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ.
”Siapa saja yang tidak meninggalkan perkataan az-zuur dan berbuat dengannya serta kejahilan maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minumannya.”
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menerangkan yang dimaksud dengan perkataan Az-Zuur adalah setiap perkataan batil yang meliputi dusta, ghibah atau membicarakan keburukan orang lain, namimah atau adu domba, bersaksi palsu dan segala perkataan yang diharamkan.
Sedangkan maksud berbuat dengan perbuatan az-zuur adalah melakukan berbagai perbuatan keji dan mungkar. Sedangkan yang dimaksud dengan al-Jahl, kejahilan, adalah melakukan kemaksiatan .[i]
- Shalat tarawih (qiyamul lail)
Hal ini sebagaimana dalam hadits,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ رواه البخاري (37)، ومسلم (759).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,”Siapa saja yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari (37) dan Muslim (759)]
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid mengatakan bahwa siapa saja yang menunaikan shalat tarawih berarti dia termasuk orang yang disebut dalam hadits menunaikan qiyamul lail.
Seorang Muslim hendaknya berusaha keras agar menunaikan shalat tarawih bersama imam meskipun lebih dari 11 rakaat.
Hendaknya ia bersabar sampai selesai karena dalam hadits shahih yang cukup panjang dari Abu Dzar Al-Ghifari yang menerangkan tentang puasa Ramadhan bersama Nabi ﷺ, Rasulullah ﷺ sempat bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari,
إنَّ الرَّجلَ إذا صلَّى معَ الإمامِ حتَّى ينصرفَ حُسِبَ لَه قيامُ ليلةٍ
”Sesungguhnya orang yang shalat bersama imam sampai selesai maka dia akan diberi pahala shalat semalam penuh.”
[Hadits riwayat Abu Dawud (1375), At-Tirmidzi (806), An-Nasa’i (1364), Ibnu Majah (1327) dan Ahmad (21419). Al-Albani menyatakan Shahih dalam Shahih An-Nasa’i no. 1363][ii]
- Sedekah
Banyak sekali keistimewaan dan kekhususan bersedekah di bulan Ramadhan. Ada beberapa bentuk sedekah di bulan Ramadhan, di antaranya:
- Memberi makan
Para salafush shalih senantiasa berlomba dalam memberi makan dan mereka lebih mengutamakannya dari ibadah-ibdah yang lainnya, baik kepada orang lapar atau kepada saudaranya yang shalih. Tidak disyaratkan yang diberi makan harus orang fakir.
- Menyediakan makanan berbuka bagi orang-orang yang berpuasa.
Dalam sebuah hadits dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu Rasulullah ﷺ bersabda,
مَن فطَّرَ صائمًا كانَ لَهُ مثلُ أجرِهِ ، غيرَ أنَّهُ لا ينقُصُ من أجرِ الصَّائمِ شيئًا
”Siapa saja yang meyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”
[Hadits riwayat At-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi no. 807]
- Membaca al-Quran dengan penuh kesungguhan
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Rasulullah ﷺ membaca al-Quran setiap hari di hadapan Jibril ‘alaihis salam. Para sahabat, tabi’in dan tabiut-tabi’in dan generasi setelah mereka juga demikian. Mereka banyak menyibukkan diri dengan membaca Al-Quran.
Mereka mengkhatamkan al-Quran sebanyak yang mereka mampu. Ada yang setiap tiga hari sekali khatam. Ada sepekan sekali dan ada yang sepuluh hari sekali. Namun tidak ada yang sebulan cuma sekali khatam.
Para ulama salaf itu mengkhatamkan Al-Quran di luar Ramadhan saja paling kurang sebulan sekali. Rata-rata sepekan sekali khatam. Ini diluar Ramadhan. Bagaimana halnya bila di bulan Ramadhan?
- Tetap duduk di masjid seusai shalat shubuh berjamaah hingga terbit matahari.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bila telah selesai menunaikan shalat shubuh, beliau selalu duduk di tempat shalatnya hingga terbit matahari.
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda,
”Siapa saja yang shalat fajar berjamaah di masjid kemudian tetap duduk berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (syuruq /dhuha), maka ia mendapat pahala seperti haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.”
[Syaikh Al-Albani menyatakan ini hadits shahih]
- I’tikaf
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ biasa beri’tikaf selama selama sepuluh hari di bulan Ramadhan. Pada tahun Rasulullah ﷺ wafat, Rasulullah ﷺ beri’tikaf selama dua puluh hari.
I’tikaf sangat dianjurkan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, sekaligus untuk meraih lailatul qadar.
I’tikaf adalah mengurung diri di masjid untuk melakukan ketaatan dan berdzikir kepada Allah Ta’ala, memutus hubungan dengan segala kesibukan dunia dan mengkonsentrasikan hati dan pikiran sepenuhnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
- Umrah
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2992) dan Ahmad (17600) Rasulullah ﷺ bersabda,
عُمرةٌ في رمضانَ تعدِلُ حَجَّةً
”Pahala umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji.” [Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam Shahih Ibnu Majah no. 2441]
- Mencari lailatul qadar.
Rasulullah ﷺ senantiasa mencari lailatul qadar dan memerintahkan para sahabat untuk mencarinya. Beliau juga membangunkan keluarganya untuk beribadah pada sepuluh malam terakhir tersebut.
- Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar.[iii]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Contoh Ulama Berusaha Meraih Keutamaan Ramadhan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Agar jelas dalam benak kita, bagaimana gambaran generasi pilihan dalam Islam berusaha meraih keutamaan Ramadhan, kami akan sampaikan beberapa riwayat yang menjelaskan hal tersebut.
Kita pilih generasi pilihan yakni generasi sahabat, Tabi’in dan Tabiut tabi’in karena memang tiga generasi ini oleh Nabi ﷺ disebut sebagai generasi terbaik, sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari. Mereka sangat layak untuk dijadikan contoh teladan.
Tiga generasi ini dikenal dengan istilah As-Salaf Ash-Shalih, generasi yang berakhir pada tahun 220 H atau 302 H.[iv]
Salafush-Shalih biasanya tidak banyak bergaul dengan orang saat Ramadhan untuk menjaga ibadah puasanya. Mereka lebih memilih berdiam diri di masjid atau di rumahnya, agar lebih fokus beribadah dan menjaga kebersihan puasanya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia dan para sahabatnya apabila berpuasa mereka berdiam di masjid. Mereka berkata,”Marilah kita sucikan puasa kita.” [Hilyatul Auliya’ 1/382]
Imam Malik bin Anas rahimahullah, pendiri Madzhab Maliki, bila sudah memasuki bulan Ramadhan beliau tidak lagi membacakan hadits dan bermajlis dengan ahli ilmu, namun fokus membaca al-Quran dari Mushaf.” [Lathaiful Ma’arif: 222]
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah bila sudah memasuki bulan Ramadhan meninggalkan semua ibadah (yang sunnah) dan fokus membaca al-Quran. [Lathaiful ma’arif: 222]
Qatadah rahimahullah biasa mengkhatamkan Al-Quran tujuh hari sekali. Apabila datang Ramadhan maka ia mengkhatamkan al-Quran setiap tiga hari sekali. Dan bila telah datang sepuluh hari terakhir Ramadhan ia mengkhatamkan al-Quran setiap malam. [Siyar A’lamin Nubala’: 5/276]
Rabi’ bin Sulaiman rahimahullah, murid Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan,”Imam Asy-Syafi’i mengkhatamkan Al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.” [Siyar A’lamin Nubala’: 10/36]
Ini hanya sebagian kecil dari kisah yang bisa kami sampaikan untuk memberikan gambaran praktis kepada kita semua bagaimana para pendahulu kita yang shalih berupaya keras untuk memaksimalkan capaian pahala, rahmat dan maghfirah dari Allah Ta’ala.
Mereka berusaha agar puasanya tidak sekedar mendapatkan lapar dan dahaga. Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk meneladani mereka sesuai dengan keadaan dan kemampuan kita masing-masing.
Penutup
Demikianlah khutbah jumat tentang keutamaan ramadhan yang bisa kami sampaikan. Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala karena rahmat-Nya semata.
Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni kesalahan kami dan kaum Muslimin.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
[i] https://islamqa.info/ar/answers/37989/%D9%8A%D8%B5%D9%88%D9%85-%D9%88%D9%8A%D9%83%D8%B0%D8%A8
[ii] https://islamqa.info/ar/articles/39/%D9%85%D9%86-%D9%82%D8%A7%D9%85-%D8%B1%D9%85%D8%B6%D8%A7%D9%86-%D8%A7%D9%8A%D9%85%D8%A7%D9%86%D8%A7-%D9%88%D8%A7%D8%AD%D8%AA%D8%B3%D8%A7%D8%A8%D8%A7-%D8%BA%D9%81%D8%B1-%D9%84%D9%87-%D9%85%D8%A7-%D8%AA%D9%82%D8%AF%D9%85-%D9%85%D9%86-%D8%B0%D9%86%D8%A8%D9%87
[iii] Lihat: Kiat-Kiat Menghidupkan bulan Ramadhan, Syaikh Abdullah Ash-Shalih, Yayasan Ash-Shafwa , Jakarta, 2017, hal. 5-42 secara ringkas dan penyesuaian.
[iv] https://www.islamweb.net/ar/fatwa/190077/%D9%85%D8%A7-%D9%87%D9%88-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AF-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D9%8A%D9%86-%D8%A8%D9%8A%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D9%81-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%AE%D9%84%D9%81
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Materi Khutbah Jum’at
– Khutbah Jumat Bulan Syawal 2023
– Khutbah Jumat Keutamaan Sedekah
– Khutbah Jumat Tentang Taubat