Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Mukadimah
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,
Segala puji marilah kita haturkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman dan Islam serta kesehatan dan keamanan. Demikian juga dengan berbagai nikmat Allah lainnya yang tak terhitung jumlahnya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejak beliau dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga hari kiamat.
Kami wasiatkan kepada diri kami sendiri dan kepada Jamaah shalat Jumat semuanya agar kita senantiasa berusaha bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semaksimal kemampuan yang kita miliki.
Kita berusaha melaksanakan perintah-perintah Allah sesuai kemampuan kita dan menjauhi segala larangan-Nya di mana pun kita berada. Begitulah para ulama mengajarkan cara bertakwa kepada Allah Ta’ala.
Apa itu Wahn
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Nabi kita Muhammad ﷺ telah menjelaskan segala hal yang akan membawa kepada kebahagiaan umat manusia, kebaikan kehidupan mereka dan kesejahteraan akhirat mereka dengan penjelasan yang sangat sempurna dan gamblang.
Demikian pula, tidak ada satu pun keburukan atau kemadharatan kecuali Rasulullah ﷺ telah memperingatkan umatnya dari hal tersebut dan menjelaskannnya dengan sejelas-jelasnya.
Rasulullah ﷺ kembali kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam keadaan telah menuntaskan tugasnya dalam menyampaikan risalah, menunaikan amanah, menasehati umat dan berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan balasan yang terbaik, teragung dan paling mulia di akhirat nanti atas segala jasanya terhadap kaum Muslimin.
Di antara persoalan yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad ﷺ kepada kita adalah adanya berbagai peristiwa di masa datang sepeninggalnya, yang akan terjadi, terutama perkara yang berkaitan dengan berbagai peristiwa buruk yang menimpa umat Islam.
Di antaranya adalah sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,
يُوشِكُ الأُمَمُ أنْ تُدَاعِيَ عَليْكُم كَمَا تُدَاعِيَ الأكَلَةُ إلَى قَصْعَتِهَا، فقالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قالَ: بَلْ أنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثُيرٌ، وَلَكِنّكُم غُنَاءُ كَغُنَاءِ السّيْلِ، وَلَيَنْزِ عَنّ الله مِنْ صُدُورِ عَدُوكُمْ المَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنّ الله في قُلُوبِكُم الَوَهْنَ، فقالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ الله وَمَا الْوَهْنُ؟ قالَ: حُبّ الدّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ المَوْتِ”
“Hampir tiba masanya bangsa-bangsa non Muslim saling memanggil (bersatu) untuk menguasai kalian sebagaimana sekelompok orang yang hendak makan saling memanggil menuju tempat hidangan (untuk menyantap makanan).
Ada seseorang yang bertanya, “Apakah karena pada saat itu kita sedikit jumlahnya?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Bahkan kalian jumlahnya banyak. Akan tetapi kalian menjadi buih sebagaimana buih yang mengapung di atas air yang deras. Allah benar-benar telah mencabut rasa takut terhadap kalian dari dada musuh-musuh kalian dan Allah benar-benar mencampakkan al-wahn (kelemahan) ke dalam hati kalian.”
Ada seseorang yang bertanya, “Apakah Al-Wahn itu wahai Rasulullah?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Cinta dunia dan membenci kematian.”
[Hadits riwayat Abu Daud di dalam sunannya 2/210. Syaikh Al-Albani menyatakannya sebagai hadits shahih di dalam Shahih Abi Daud no. 4297]
Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as-Saqqaf saat menerangkan hadits ini mengatakan, “Maksudnya, telah dekat waktunya bangsa-bangsa kafir dan sesat akan saling menyeru satu sama lain untuk memerangi kalian, menghancurkan kekuatan kalian dan merampas negeri dan kekayaan yang kalian miliki.
Hal ini sebagaimana sekelompok orang yang hendak makan saling memanggil satu sama lain menuju tempat hidangan mereka, yang bisa mereka dapatkan tanpa ada penghalang sama sekali. Dengan demikian mereka bisa memakan hidangan tersebut secara nyaman tanpa ada kesulitan.”[i]
Bahaya Penyakit Wahn
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela al-wahn atau kelemahan di dalam al-Quran. Di antaranya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala daam surat Ali Imran 146,
وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قَاتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ – ١٤٦
Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Allah juga berfirman di dalam surat Ali Imran ayat 139:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ – ١٣٩
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
lalu di dalam surat Muhammad ayat 35 Allah berfirman,
فَلَا تَهِنُوْا وَتَدْعُوْٓا اِلَى السَّلْمِۖ وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَۗ وَاللّٰهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَّتِرَكُمْ اَعْمَالَكُمْ – ٣٥
Maka janganlah kamu lemah dan mengajak damai karena kamulah yang lebih unggul dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia tidak akan mengurangi segala amalmu.
Bila Allah mencela wahn berarti pasti ada madharat di dalamnya. Lantas apa madharat atau dampak buruk dari al-wahn yang menimpa umat Islam? Di antara pengaruh buruk dari al-Wahn adalah:
- Merupakan salah satu sebab mendapatkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya ﷺ.
- Menjadi sebab musuh menguasai umat Islam, menyatakan permusuhan secara terbuka kepada Umat Islam, menghinakannya, merampas kekayaannya dan menodai kesuciannya.
- Al-Wahn itu membunuh ghirah (kecemburuan) dan menjadikannya urusan yang remeh, mempermudah dirusaknya kehormatan dan dirampasnya hak, serta tindak kejahatan terhadap kehormatan dan harta.
- Sebab kepunahan umat Islam dan menjadi kelompok-kelompok kecil serta hilang wibawanya, terpecahnya kesatuan umat Islam dan berselisihnya para pemimpinnya.
- Al-Wahn merupakan sebab kehancuran bumi ini, keruntuhannya, serta kebinasaan tanaman dan keturunan. Hal itu karena dikuasai oleh para penguasa yang bersikap sewenang-wenang dan melampaui batas.[ii]
Tanda Penyakit Wahn
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita bisa mengenali adanya al-Wahn pada diri seseorang atau diri kita sendiri bila kita mengenali tanda-tandanya.
Di antara tanda yang paling jelas dari al-Wahn adalah ketika seseorang menutup akal sehatnya dan berjalan mengikuti masyarakat manusia meskipun mereka jelas-jelas dalam keadaan salah.
Inilah yang dinamakan oleh Nabi ﷺ dengan Imma’ah. Kalau dalam istilah kita lebih dekat dengan makna latah. Nabi ﷺ bersabda,
لا تَكُونُوا إِمّعةً تَقُولُونَ إِن أَحْسَنَ النّاسُ أَحْسَنّا، وإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا، وَلَكِنْ وَطّنُوا أَنْفُسَكُمْ، إِنْ أَحْسَنَ النّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا، وإِنْ اسَاءُوا فَلاَ تَظْلمُو
“Kalian jangan menjadi orang yang latah (imma’ah). Kalian mengatakan,” Jika orang-orang berbuat baik kami juga berbuat baik. Dan bila orang-orang berbuat zhalim kami juga berbuat zhalim.”
Namun teguhkanlah jiwa kalian. Bila orang-orang berbuat baik kalian juga berbuat baik dan bila mereka berbuat buruk maka kalian jangan berbuat zhalim.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi dan dia berkata,”Hasan gharib.”][iii]
Baca juga: Khutbah Jum’at Zuhud Terhadap Dunia
Sebab-Sebab Wahn
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Al-Wahn pasti memiliki sebab-sebab tertentu. Kita perlu mengetahui sebab-sebab seseorang bisa terkena penyakit Wahn. Di antara sebab penyakit wahn adalah sebagai berikut:
- Lemahnya iman.
- Cinta dunia, tergantung dengan dunia, sangat berambisi terhadapnya serta tenggelam dalam kelezatan dan syahwatnya.
Semua itu akan melahirkan Wahn dalam hati. Oleh karenanya, saat Nabi ﷺ ditanya tentang wahn beliau menjawab, “cinta dunia dan benci kematian.”
- Benci kematian dan tamak terhadap kehidupan, seperti apa pun kondisi kehidupan tersebut, walaupun tenggelam dalam kehinaan, diselimuti dengan hal-hal yang sangat memalukan.
Ini menyerupai sifat orang-orang Yahudi. Allah Ta’ala berfirman mengenai orang-orang Yahudi,
وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛوَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛيَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ – ٩٦
Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. [al-Baqarah: 96]
- Pertikaian dan perselisihan merupakan salah satu sebab yang kuat dalam menyebarnya wahn atau kelemahan di dalam hati umat Islam.
- Pendidikan yang buruk dan pengasuhan yang salah yang meridhai kehinaan dan kelemahan.
- Rasa putus asa terhadap kondisi pahit yang dihadapi umat Islam serta patah arang terhadap kenyataan merupakan sebab-sebab yang mengantarkan kepada kelemahan tekad dan runtuhnya cita-cita.
- Bergaul dengan orang-orang yang suka melemahkan semangat dan mendengarkan orang-orang yang suka mengendurkan tekad. [iv]
Inilah tujuh sebab dari penyakit wahn sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Agar Terhindar Dari Penyakit Wahn
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Setelah kita mengetahui bahaya wahn dan sebab-sebabnya, serta tanda-tandanya, lantas bagaimana caranya agar kita bisa terbebas dari penyakit wahn?
Agar terbebas dari penyakit wahn yang melumpuhkan ini Syaikh Dr. Nashir bin Sulaiman al-‘Umari memberikan jalan keluarnya yaitu:
- Kelurusan aqidah.
Akidah yang lurus merupakan tugas yang paling utama dan kewajiban yang paling wajib. Akidah yang lurus adalah sebab kemenangan, kebangkitan, kekuasaan di muka bumi dan persatuan.
Akidah yang lurus akan melindungi pemeluknya dari kebingungan, kekacauan dan kehilangan, memberi mereka ketenangan jiwa dan intelektual, mendorong mereka untuk bersikap tegas dan serius dalam segala urusan, dan menjamin mereka kehidupan yang bermartabat dan mulia.
- Iman yang kuat
Iman adalah sumber kekuatan terbesar dalam jiwa orang mukmin, karena hati yang penuh dengan iman akan benar-benar sanggup untuk tabah dalam badai dan goncangan, dan memotivasi pemiliknya untuk lebih sabar dan istiqamah dalam menghadapi krisis.
- Memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan merasakan kebersamaan-Nya.
Siapa saja yang meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya dalam dakwahnya, merasakan kebersamaan-Nya dan dukungan-Nya, niscaya ia benar-benar akan bersikap teguh seperti keteguhan gunung-gunung yang tinggi menjulang.
Dia tidak goyah di hadapan kebatilan yang nampak indah dan kekuatan palsu dari para pembela kebatilan, dan itu adalah salah satu buah dari iman yang benar kepada Allah Ta’ala.
- Yakin dengan balasan yang baik.
- Yakin dengan adanya jalan keluar
Salah satu perkara yang membantu seorang muslim dalam beramal adalah:
- yakin bahwa pertolongan Allah sudah dekat,
- bahwa jalan keluar dari-Nya akan datang, tidak ada keraguan tentang itu,
- bahwa setelah kesempitan ada kelapangan,
- bahwa setelah kesulitan ada kemudahan,
- bahwa apa yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan apa yang telah Allah janjikan kepada orang yang sedang diuji itu pasti akan terwujud. Janji Allah berupa pergantian situasi itu pasti terjadi.
Keyakinan ini sudah cukup untuk mengusir pekatnya kelemahan dan kecemasan dari jiwa, mengeluarkan hantu putus asa dari hati. Dada menyala dengan harapan dalam kemenangan, dan keyakinan akan hari esok.
- Membebaskan diri dari peribadahan kepada selain Allah.
- Menjauhi syahawat.
- Meneladani orang-orang yang sabar dan bertekad baja.
- Bersahabat dengan orang-orang pilihan dan orang-orang yang memiliki cita-cita tinggi.
Ini adalah salah satu hal terbesar yang membangkitkan semangat dan membangkitkan moral yang tinggi dalam jiwa, karena orang itu suka meniru orang-orang di sekitarnya dan sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang menemaninya.
Persahabatan yang mulia adalah seperti semua kebajikan lainnya yang berakar dalam jiwa dan menghasilkan buah yang baik setiap saat.
- Berani dalam mengatakan kebenaran.
Keberanian dalam kebenaran adalah kekuatan jiwa yang luar biasa yang berasal dari keimanan kepada Allah Yang Maha Esa yang dia percayai, dari kebenaran yang dia peluk, dari keabadian abadi yang dia yakini, dari takdir yang dia pasrah kepadanya, dari tanggung jawab yang dia rasakan, dan dari pendidikan Islam tempat dia dibesarkan.
Kadar keberanian seorang mukmin dalam menyuarakan kebenaran dengan tanpa ada rasa takut karena Allah kepada celaan orang yang mencela adalah sesuai dengan kadar imannya kepada Allah yang tak terkalahkan, kepada takdir yang tidak akan berubah, dan sesuai dengan kadar rasa tanggung jawabnya dan pendidikan yang membentuk dirinya.[v]
Inilah sepuluh langkah yang ditawarkan oleh Syaikh Dr.Nashir bin Sulaiman al-‘Umari kepada kaum Muslimin untuk mengusir penyakit wahn dari hati mereka. Semoga penjelasan khutbah wahn ini bermanfaat.
Doa Penutup
Marilah kita tutup khutbah ini berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
[i] https://dorar.net/akhlaq/2861/%D8%AB%D8%A7%D9%86%D9%8A%D8%A7:-%D8%B0%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%88%D9%87%D9%86-%D9%88%D8%A7%D9%84%D9%86%D9%87%D9%8A-%D8%B9%D9%86%D9%87-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%88%D9%8A%D8%A9
[ii]https://dorar.net/akhlaq/2863/%D8%A2%D8%AB%D8%A7%D8%B1%D8%A7%D9%84%D9%88%D9%87%D9%86
[iii]https://www.islamweb.net/ar/article/45389/%D8%A7%D9%84%D9%88%D9%87%D9%86%D8%AF%D8%A7%D8%A1%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%81%D8%B1%D8%A7%D8%AF%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%85%D9%85
[iv]https://dorar.net/akhlaq/2865/%D8%A3%D8%B3%D8%A8%D8%A7%D8%A8%D8%A7%D9%84%D9%88%D9%87%D9%86
[v] https://almoslim.net/node/82830
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Materi Khotbah Jum’at Singkat
– Khutbah Tentang Penyakit Hati