Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Sejarah Islam dan Generasi Muda
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah: 3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar dalam kitabnya Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menjelaskan maksud dari “telah Aku sempurnakan untukmu agamamu” adalah menyempurnakan hukum-hukumnya yang dibutuhkan orang-orang beriman berupa halal dan haram. Ayat ini diturunkan pada saat haji wada’ ketika wukuf di padang Arafah. Saat itu adalah hari Jumat. Dan Allah telah memenangkan Islam dan menolong nabi-Nya. Allhamdulillah.
Sedangkan yang dimaksud dengan “dan telah aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku” adalah dengan disempurnakan agama dan dibebaskannya Makkah serta dengan keputusasaan orang-orang kafir untuk mengalahkan kalian, sebagaimana yang telah Aku janjikan kepada kalian lewat firman-Ku: ولأتم نعمتي عليكم
Kemenangan tersebut datang setelah perjuangan berat selama 23 tahun. Nabi ﷺ menggambarkan kondisi awal mula kedatangan Islam sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْبًا، وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah orang-orang yang asing.” [Hadits riwayat Muslim]
Keterasingan yang sangat di masa awal dakwah Islam jelas berkonsekuensi pada beratnya tekanan yang dihadapi oleh generasi awal Islam pada masa itu. Mereka dicemooh, difitnah, dibatasi ruang geraknya, diblokade secara ekonomi selama 3 tahun, banyak yang mengalami penyiksaan fisik yang berat dan bahkan ada yang dibunuh.
Namun demikian, sejarah Islam membuktikan bahwa seluruh tekanan dahsyat tersebut mampu dihadapi dan diatasi dengan baik. Generasi awal ini ternyata mayoritasnya adalah para pemuda. Nabi Muhammad ﷺ sendiri masih masuk kategori muda usia bukan usia tua.
Kalau bukan karena Allah kemudian ketangguhan, kecerdasan dan kesolidan generasi awal Islam dalam memperjuangkan Islam di masa sulit tersebut, dalam kurun waktu yang panjang, maka Islam tidak akan pernah menyebar di muka bumi ini, menghilangkan kegelapan kezhaliman yang menyelimutinya dan menyinarinya dengan cahaya ilmu dan keadilannya.
Mayoritas perubahan besar di muka bumi memang dimotori oleh para pemuda. Karena dalam diri mereka terdapat kekuatan, semangat, keberanian, idealisme, ketulusan dan kemauan yang sangat kuat untu mewujudkan cita-cita besar yang telah mereka yakini kebenarannya.
Mereka sanggup memberikan pengorbanan besar dan mahal demi terwujudnya cita-cita tersebut. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila Islam memberikan perhatian besar kepada kelompok pemuda. Hal ini jelas terlihat dalam sejumlah firman Allah Ta’ala dalam al-Quran dan sabda rasul-Nya dalam Sunnah yang shahih.
Perhatian Islam Terhadap Generasi Muda
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak berkisah tentang para pemuda mukmin shalih yang sangat teguh memegang prinsip tauhid dan akhlak yang tinggi. Mereka menjadi tauladan bagi para pemuda sepanjang zaman.
Mereka menjadi para pelaku utama perubahan masyarakat yang didominasi kemusyrikan, kezhaliman dan kerendahan akhlak menuju tauhid , keadilan dan peradaban yang tinggi dan mulia.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
مَا بَعَثَ اللهُ نَبِياً إِلَّا شَابّاً ، وَلاَ أُوْتِيَ اْلعِلْمَ عَالِمٌ إِلاَّ وَهُوَ شَابٌّ
”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali dia adalah seorang pemuda. Dan tidaklah seorang ulama diberi karunia ilmu kecuali dia adalah seorang pemuda.” [Riwayat Ibnu Abi Hatim dan disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya terhadap surat Al-Anbiya’: 60.]
Kisah Pemuda Dalam Al Quran dan Sunnah
Di antara kisah-kisah dalam al-Quran tentang para pemuda adalah sebagai berikut:
- Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
Allah Ta’ala berkisah tentang pernyataan kaum Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengenai diri beliau dalam surat Al-Anbiya’: 60.
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”.
- Kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam
Allah Ta’ala menyebutkan kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam secara rinci. Dalam kisah ini terdapat banyak pelajaran dan faedah.
Nabi Yusuf ‘alaihissalam merupakan teladan terbaik dalam masalah menjaga kesucian dan kehormatan diri serta lebih mengutamakan keridhaan Allah meskipun menderita berbagai kesengsaraan saat di dunia ini.
- Kisah Ashabul Kahfi
Allah Ta’ala mengisahkan tentang para pemuda yang dikenal dengan sebutan ashhabul kahfi, para penghuni gua, yang lari dari kekejaman penguasa zhalim setelah mendakwahkan tauhid secara terang-terangan kepada Raja tersebut dan kaumnya.
Allah Ta’ala berfirman,
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَٰهًا ۖ لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. [Al-Kahfi: 13-14]
Di antara teladan yang bisa diambil dari kisah Ashabul Kahfi adalah merasa mulia dengan agama yang benar, berdakwah kepadanya, memohon pertolongan kepada Allah dan berdoa kepadanya serta menjauhi para pengikut kebatilan saat kondisi ahlul haq sedang lemah untuk memperbaiki para pengikut kebatilan tersebut.
Sedangkan di dalam As-Sunnah, kita banyak dapati hadits-hadits yang menunjukkan besarnya perhatian Rasulullah ﷺ kepada para pemuda. Di antaranya:
- Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Ada tujuh golongan yang Allah berikan naungan pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya….” salah satu golongan yang disebut Nabi ﷺ adalah: “ Pemuda yang tumbuh dewasa dalam ketaatan kepada Allah.”
- Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,” Kami pernah bersama bersama Rasulullah ﷺ saat masih sebagai pemuda yang tidak memiliki apa-apa. Beliau kemudian berkata kepada kami, ”Wahai para pemuda! Siapa saja dari kalian yang telah memiliki kemampuan maka menikahlah. Sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan, lebih memelihara kemaluan dan siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena puasa itu bisa meredakan dorongan syahwat.”
- Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Umar bin Abi Syaibah radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya, ”Hai ghulam, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang dekat dengan dirimu.”
- Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya, ”Hai ghulam! Sungguh aku akan mengajarimu sejumlah pelajaran. Jagalah (batas-batas ) Allah, Allah akan menjagamu. Jagalah (batas-batas) Allah, kamu akan mendapati Allah di hadapanmu…”
Kata Ghulam dalam bahasa arab berarti anak usia setelah disapih hingga 9 tahun sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdul ‘Aal Sa’ad Asy-Syaliyyyah ar-Rasyid dalam syarahnya terhadap hadits ini.
Hadits-hadits ini sekedar contoh saja. Masih banyak hadits yang menunjukan betapa besar perhatian Rasulullah ﷺ dalam mendidik para pemuda.
Bekal Yang Perlu Disiapkan Generasi Muda Islam
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Islam sangat besar perhatiannya kepada para pemuda karena memang posisi pemuda begitu strategis dalam Islam. Untuk mampu menjalankan peran strategisnya dalam Islam, para pemuda harus berbekal dengan memanfaatkan usianya dengan melakukan berbagai ketaatan, kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat.
Syaikh ‘Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Alu Jarullah Syaikh Abdullah bin Jarullah dalam kitabnya Daurusy Syabab Al-Muslim Fil Hayah menjelaskan sejumlah perkara yang harus dilakukan oleh para pemuda:
- Mengikhlaskan ketaatan hanya untuk Allah semata baik dalam perkataan, keyakinan, perbuatan, cinta dan benci.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. [Al-An’am: 162]
- Memperhatikan al-Quran al-Karim baik dengan menghafalnya, mentadabburinya, membaca tafsirnya maupun mengamalkannya.
Al-Quran merupakan kitab terbaik yang diturunkan kepada rasul paling mulia yang diutus untuk umat terbaik yang ditampilkan kepada umat manusia, dengan syariat yang paling utama, paling toleran, paling tinggi dan paling sempurna.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah: 3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Dalam sebuah hadits shahih rasulullah ﷺ bersabda,”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]
- Memperhatikan sunnah yang suci dan sejarah hidup Nabi ﷺ.
Dalam sunnah dan siroh Nabi Muhammad ﷺ terdapat banyak nasehat dan pelajaran buat kita. Juga terdapat suri teladan yang baik bagi siapa saja yang mengharapkan Allah dan hari akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak.
Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ
”Salah seorang dari kalian tidak beriman (dengan iman yang sempurna) sampai hawa nafsunya mengikuti ajaran yang kubawa.” [An-nawawi berkata,”hadits hasan shahih. Kami meriwayatkannya di dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih.]
- Memelihara shalat lima waktu tepat pada waktunya bersama jamaah untuk para lelaki.
Shalat merupakan pilar agama dan hubungan dengan Allah pencipta alam semesta. Shalat juga merupakan pemisah antara Islam dan kekafiran.
- Menjaga waktu untuk hal-hal yang bermanfaat seperti membaca al-Quran Al-Karim, buku-buku yang bermanfaat, mengunjungi para sahabat karena Allah. Melindungi waktu dari apa saja yang menimbulkan madharat baik berupa permainan dan apa saja yang melalaikan.
Terus merasa di awasi oleh Allah Ta’ala saat di tempat usaha perdagangan, pabrik, pertanian, dan tugas-tugas di seluruh bidang, masa dan tempat. Anda akan dimintai pertanggung jawaban atas waktu anda dalam hal apa anda habiskan.
- Memilih sahabat-sahabat yang shalih dan yang suka menasehati. Mereka yang mengenal kebenaran kemudian mengikutinya dan mengenali kebatilan kemudian menjauhinya. Seseorang dinilai dari teman dekatnya dan kualitas agamanya seperti kualitas agama teman dekatnya.
Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa anda berteman dekat. Pada hari kiamat anda akan bersama dengan siapa yang anda cintai. Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.
Ada seorang yang bijak berkata,”Beritahulah saya dengan siapa anda bersahabat dekat, saya akan memberitahu anda siapa diri anda.”
- Mengamalkan syariat Islam yang zhahir maupun yang batin, baik berupa perkataan, keyakinan dan perbuatan. Terutama iman kepada takdir yang baik dan buruk, iman kepada hari kebangkitan (yaumul baats), hari pembalasan (yaumul jaza), pahala dan hukuman, surga dan neraka.
Juga merealisasikan kalimat syahadat laailaaha illallahu wa anna Muhammad Rasulullah dengan cara mengetahui maknanya, mengamalkan tuntutannya, memenuhi syarat-syaratnya dan keharusannya.
Berikutnya adalah dengan mendirikan shalat lima waktu pada waktunya bersama jamaah untuk para pria, membayar zakat untuk orang-orang yang berhak menerimanya, memelihara pelaksanaan puasa Ramadhan, haji ke baitullah al – haram, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik serta bersikap keras kepada mereka.
Berbakti kepada orang tua, dan mentaati mereka dalam perkara selain maksiat kepada Allah, silaturrahim dengan kerabat dan berbuat baik kepada mereka, berbuat baik kepada para tetangga dan tidak menyakiti mereka, mencintai orang yang taat kepada Allah dan membenci orang yang bermaksiat kepada-Nya, membela dan setia kepada orang yang berwali kepada Allah serta memusuhi orang yang memusuhi Allah.
Itulah ikatan iman yang paling kuat dan amal yang paling dicintai oleh Allah, serta menjauhi apa saja yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam hal makanan, minuman, pakaian, permainan yang diharamkan, pria tidak menyerupai wanita dan sebaliknya, serta tidak menyerupai orang-orang kafir dalam ucapan salam, pakaian dan yang lainnya yang merupakan ciri khas diri mereka.
Jadi secara umum adalah dengan teguh melakukan yang wajib dan sunnah serta meninggalkan yang diharamkan dan dimakruhkan baik berupa perkataan maupun perbuatan.”
Demikian inilah bekal-bekal yang mesti dimiliki oleh setiap pemuda muslim agar mampu memainkan perannya yang strategis dalam kehidupan ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Kontribusi Generasi Muda Untuk Islam
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam sejarah Islam yang panjang, kita dapati begitu banyak peran dan kontribusi pemuda Islam bagi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum Muslimin serta terciptanya peradaban Islam yang maju dan memuliakan martabat manusia, menebar keadilan dan kemakmuran untuk seluruh umat manusia.
Agar kita mengetahui kontribusi para pemuda generasi sahabat terhadap kejayaan Islam dan kaum Muslimin berikut ini sedikit contoh untuk memberikan gambaran sekilas. ini hanya sekelumit saja dari sekian banyak kontribusi besar yang telah mereka persembahkan, di antaranya adalah:
- Dalam bidang dakwah dan perubahan sosial: Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu
Beliau adalah pemuda paling tampan dan paling kaya di kota Mekkah saat itu. Dia sangat populer di kalangan gadis-gadis Mekah kala itu. Setelah Islam datang beliau beriman kepadanya dan masuk ke dalam agama Islam, dia menjual semua kesenangan dunia dan perhiasannya demi meraih kebahagiaan dan kemuliaan yang kekal di akhirat.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah ﷺ di masjid. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah ﷺ melihatnya, beliau pun menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…” [Hadits riwayat At- Tirmidzi No. 2476]
Mush’ab bin ‘Umair radhiyallahu ‘anhu adalah pemuda yang cerdas, berwawasan luas dan memiliki kepribadian yang menarik. Beliau inilah yang menjadi duta Islam pertama yang dikirim oleh Rasulullah ﷺ ke Madinah untuk memberikan pelajaran tentang Islam kepada penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan berdakwah kepada penduduk Madinah yang belum masuk Islam.
Melalui taufik Allah Ta’ala dan kemudian usaha dakwahnya, beliau berhasil membuat para pimpinan suku terkemuka di Madinah saat itu yaitu Usaid bin Hudhair dan Sa’ad bin Mua’dz radhiyallahu ‘anhuma serta yang lainnya masuk ke dalam Islam.
Setelah tokoh terkemuka itu masuk Islam, mayoritas penduduk yang berada di bawah kepemimpinan mereka juga ikut masuk ke dalam Islam. Saat itulah Madinah berubah menjadi masyarakat Muslim yang layak dan siap untuk menjadi tempat hijrah Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat yang masih ada di Mekah.
- Dalam bidang ilmu
Al Quran merupakan sumber perundang-undangan umat Islam dan asas kebangkitannya. Dengan al-Al-Quran Allah mengentaskan umat ini dari kegelapan menuju cahaya.
Oleh karenanya, hal pertama yang sangat diperhatikan oleh para pemuda generasi sahabat Nabi ﷺ adalah al-Quran dengan menghafalnya dan mempelajarinya.
Dalam hal ini, ada empat orang yang berhasil mencapai taraf penguasaan al-Quran melampaui kebanyakan orang pada masanya dan mereka direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ agar menjadi tempat rujukan pembelajaran al-Quran. Tiga di antara mereka dalah pemuda.
Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma dia berkata,”Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
استقرِئوا القرآنَ من أربعةٍ: من عبدِ اللهِ بنِ مسعود -فبدأَ بهِ- وسالمٍ مولى أبي حُذيفةَ، وأبىِّ بنِ كعبٍ، ومعاذِ بنِ جبلٍ”
”Pelajarilah al-Quran dari empat orang: dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab dan Mu’adz bin Jabal.”
Baca juga: Khutbah Jumat Jabatan Adalah Amanah
- Dalam bidang politik dan militer
Pemuda yang sangat menonjol kontribusinya yang dijadikan contoh untuk bidang ini adalah Usamah bin Zaid bin Haritsah Al-Kalbi radhyallahu ‘anhuma. Dia adalah pemuda yang sangat disayangi oleh Rasulullah ﷺ, putra dari orang yang sangat disayangi oleh Rasulullah ﷺ.
Pada usianya yang masih belia, yaitu 17 tahun, dia sudah diberi amanat penting yang sangat berat yang orang dewasa berpengalaman sekalipun tetap akan merasakan beratnya beban tersebut. Dia mendapat tugas untuk memimpin pasukan kaum Muslimin dalam menghadapi pasukan Romawi di Syam.
Dalam ekspedisi tersebut dia membawahi hampir seluruh sahabat senior termasuk Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dikisahkan ihwal pengiriman pasukan yang sempat memunculkan protes sebagian sahabat senior terhadap penunjukkan Usamah radhiyallahu ‘anhu tersebut.
Rasulullah ﷺ kemudian menjelaskan sebab pemilihannya tersebut dan akhirnya para sahabat menerima dengan lapang dada. Namun belum sempat sampai ke lokasi yang ditunjuk oleh Nabi ﷺ, Usamah mendengar kabar meninggalnya Nabi ﷺ. Pasukan akhirnya kembali ke Madinah.
Setelah Abu Bakar memegang kepemimpinan, beliau meneruskan misi pasukan Usamah dan alhamdulillah berhasil membuat musuh mundur dari menghadapi pasukan ini. Mereka kembali ke Madinah setelah dipastikan bahaya yang mengancam kaum Muslimin sudah sirna.
Ini sebagian kecil dari kontribusi generasi muda Islam di kalangan sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Bila dibaca sejarah Islam yang panjang, niscaya akan didapati banyak kontribusi yang sangat fenomenal yang diberikan oleh para pemuda pahlawan Islam yang terkemuka di dunia seperti Shalahudin al Ayyubi rahimahullah dan Muhammad al-Fatih.
Doa Penutup
Semoga penjelasan dalam khutbah tentang generasi muda islam ini bermanfaat buat kita semua, khususnya para generasi muda Islamnya. Bila ada kebenaran dalam khutbah ini maka itu dari rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya.
Marilah kita akhiri khutbah kali ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Khutbah Jum’at Singkat Padat
– Khutbah Nabi Adalah Pejuang Kemerdekaan