Khutbah Pertama
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ اْلكِتَابَ. أَظْهَرَ اْلحَقَّ بِاْلحَقِّ وَأَخْزَى اْلأَحْزَابَ وَأَتَمَّ نُوْرَهُ، وَجَعَلَ كَيْدَ اْلكَافِرِيْنَ فِيْ تَبَاب
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اْلعَزِيْزِ اْلوَهَّابَ. المَلِكُ فَوْقَ كُلِّ اْلمُلُوْكِ وَرَبَّ اْلأَرْبَابِ.غَافِرُ الذَّنْبِ وَقَابِلُ التَّوْبِ شَدْيْدُ اْلعِقَابِ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمُسْتَغْفِرُ التّوَّاب.اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى اْلآلِ وَاْلأَصْحَابِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أمَّا بعد
Mukaddimah
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karuniA serta rahmat-Nya atas diri kita semua, yang tak terhitung banyaknya, utamanya nikmat iman dan Islam.
Dengan rahmat Allah Ta’ala semata kita bisa bertakwa kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Kita Muhammad ﷺ , keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti tuntunan beliau dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga hari kiamat.
Tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami sendiri dan kepada Jamaah Jumat sekalian agar senantiasa berusaha untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Baik dalam keadaan senang maupun sedih, lapang maupun sempit, sehat maupun sakit. Hanya dengan takwa kepada-Nya kita akan selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Apa Itu Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pada kesempatan khutbah ini kami hendak mengupas tentang salah satu amalan yang agung dalam Islam. Salah ciri khas dari umat terbaik yang pernah ditampilkan di muka bumi ini, yaitu generasi sahabat radhiyalahu ‘anhum secara khusus dan umat Islam secara umum.
Amalan tersebut adalah Amar makruf nahyi mungkar. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan amar makruf nahyi mungkar atau seringkali kita menyebutnya dengan amar makruf nahi mungkar?
Amar Ma’ruf Secara bahasa
Kata ma’ruf secara bahasa berarti seputar apa saja yang telah dikenal dan diketahui oleh manusia dan tidak mereka ingkari. Sedangkan kata munkar secara bahasa berarti seputar apa saja yang tidak diketahui, diingkari dan ditentang oleh manusia.
Amar Ma’ruf Secara istilah syar’i
Kata ma’ruf secara syar’i adalah apa saja yang tela dikenal oleh syara’, diperintahkan syara’, dipujinya dan orang yang melakukannya mendapat pujian. Seluruh ketaatan masuk dalam kategori ma’ruf. Yang paling pertama ialah mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla dan beriman kepada-Nya.
Sedangkan munkar secara syar’i adalah apa saja yang diingkari oleh syara’, dilarang darinya, dicela olehnya dan pelakunya juga dicela. Semua jenis kemaksiatan dan bid’ah masuk ke dalam kategori munkar. Dan yang paling pertama adalah kesyirikan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan mengingkari keesaan-Nya, rububiyah-Nya atau nama-nama dan sifat-sifat-Nya.[i]
Dengan demikian amar ma’ruf adalah memerintahkan untuk berbuat yang makruf. sedangkan nahi munkar adalah melarang dari melakukan perbuatan munkar.
Dalil Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Banyak dalil yang menunjukan diperintahkannya orang-orang beriman untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi Munkar.
Ayat-ayat tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar
- Ali Imran: 104
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
- Ali Imran: 110
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
- Al-Hajj: 41
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
- Lukman: 17
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
dan masih banyak ayat lainnya yang berbicara tentang amar ma’ruf nahi munkar. namun ini sudah cukup memberikan gambaran.
Hadits tentang Amar Ma’ruf nahi Munkar
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ
”Siapa saja di antara kalian yang melihat kemunkaran ma hendaklah dia ubah dengan tangannya. Apabila dia tidak mampu maka dengan lisannya. Apabila masih tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah.” [Hadits riwayat Muslim (49), At-Tirmidzi (2172), Abu Dawud (1140), Ibnu Majah (1275) dan AHmad (3/53)]
Dalam hadits yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ فِي الطُّرُقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجْلِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ قَالُوا وَمَا حَقُّهُ قَالَ غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الْأَذَى وَرَدُّ السَّلَامِ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَ
“Hendaklah kalian tidak duduk-duduk di (pinggir) jalan. Para sahabat menjawab,”Wahai Rasulullah, kami perlu duduk-duduk di sini untuk berbincang-bincang.”
Rasulullah ﷺ bersabda,”Apabila kalian memang menghendaki untuk duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalan.” Para sahabat bertanya,”Apakah hak jalan itu? Rasulullah ﷺ menjawab,”Menjaga pandangan, tidak mengganggu, menjawab ucapan salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (2333), Muslim (2121), Abu Dawud (4815) dan Ahmad (3/36)]
Hadits Perumpamaan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Ada pula hadits yang menjelaskan diperintahkannya amar makruf nahi munkar namun dalam bentuk permisalan. Rasulullah memberikan gambaran tersebut agar lebih mudah dalam memahami dampak yang timbul bila amal yang agung ini ditinggalkan.
Hadits tersebut merupakan hadits dari An Nu’man bin Basyir rahiyallahu ‘anhuma. Ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda,
مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، فَكَانَ الَّذِينَ فِى أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِيبِنَا خَرْقًا ، وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا . فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا ، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا
”Permisalan orang yang menjaga larangan-larangan Allah dan orang yang melanggar larangan-larangan-Nya adalah bagaikan sekelompok orang yang berundi dalam sebuah kapal. Akhirnya ada sebagian orang mendapat bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut.
Yang berada di bagian bawah bila ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikan saja kita membuat lubang di bagian kita ini sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.”
Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang di bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Dan, bila mereka melarang orang-orang yang di bawah berbuat demikian, maka mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” [ Hadits riwayat Al-Bukhari (2361), At-Tirmidzi (2173) dan Ahmad (4/268)]
Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Amar ma’ruf nahi munkar memiliki urgensi yang sangat agung, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar itu merupakan sebab tegaknya peradaban Isam dan sebab seorang hamba sampai ke derajat orang shalih serta umat sampai ke derajat kebaikan.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. [Ali Imran: 114]
- Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar ini termasuk bentuk sedekah, salah satu sebab dihapusnya dosa-dosa, jalan menuju ridha Allah dan merupakan salah satu pilar agama Islam.
- Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar itu berarti mengingatkan orang-orang yang lalai, memberi pelajaran kepada orang yang tidak tahu, menolong Islam, menjadikan musuh Islam jengkel, menggiatkan orang yang malas beramal, sebab berkuasa di muka bumi, bertambahnya iman dan kedekatan kepada Allah Ta’ala.
- Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar berarti mewujudkan perwalian di antara orang-orang mukmin.
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [At-Taubah: 71]
- Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar merupakan sebab untuk menjaga penopang-penopang masyarakat. Kedua hal tersebut merupakan syiar-syiar keimanan dan kekuatan untuk mengikat persaudaraan iman.
Di dalam amar ma’ruf nahi munkar itu terdapat perlindungan terhadap masyarakat dari pemikiran – pemikiran sesat dan syubhat-syubhat yang menyimpang yang diupayakan musuh agar tersebar luas di masyarakat.
- Amar ma’ruf nahi munkar itu melindungi kehormatan agama serta memelihara ilmu-ilmu syariat.
- Amar ma’ruf nahi munkar itu menjadi sebab kebaikan sebuah masyarakat, keselamatannya dari adzab dan sebab keistiqamahannya di atas Islam.[ii]
Syarat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar ada syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Menurut keterangan para ulama, syarat-syarat amar ma’ruf dan nahi munkar adalah sebagai berikut:
- Islam
Karena melaksanakan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar itu berarti menolong agama Islam. Maka orang yang menentang prinsip-prinsip agama ini tidak akan melakukannya.
Dan perintah serta larangan itu mengandung kekuatan, kekuasaan dan ketinggian, sementara Allah tidak akan pernah memberikan jalan bagi orang-orang kafir untuk berkuasa atas orang -orang beriman.
- Taklif (Mukallaf)
Karena taklif (baligh dan berakal sehat) itu merupakan syarat wajibnya seluruh ibadah. Orang yang gila tidak wajib ibadah demikian pula dengan anak kecil.
Apabila ada anak kecil yang melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar maka diperbolehkan dan tidak boleh ada yang melarangnya. Karena amar ma’ruf nahi munkar itu merupakan taqarrub kepada Allah sedangkan dia termasuk orang yang bisa melakukannya.
Meskipun tidak wajib atas dirinya. Adapun wanita dan budak maka wajib melakukannya bila mampu.
- Al-Isthitha’ah (kemampuan)
Ini karena Allah Ta’ala berfirman,
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا –
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]
Dan Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Apa saja yang aku aku larang kalian darinya maka tinggalkanlah dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka laksanakanlah semaksimal kemampuan kalian.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (6858) dan Muslim (1337)]
Terkait perbuatan kemungkaran yang diperintahkan untuk diingkari, ada syarat-syaratnya:
- Perbuatan itu munkar baik besar atau pun kecil.
- Perbuatan munkar tersebut masih eksis (sedang berlangsung). Maka siapa saja yang telah selesai dari minum khamr, misalnya, tidak seorang pun diperkenankan untuk mengingkarinya kecuali dalam bentuk menasehati apabila terbukti orang tersebut mabuk.
- Perbuatan munkar tersebut terlihat tanpa ada usaha memata-matainya. Maka siapa saja yang menutupi kemaksiatannya di rumahnya dan menutup pintunya, maka tidak diperbolehkan bagi seorang pun untuk memata-matainya selama tidak terlihat sesuatu pun dari kemungkaran tersebut.
- Perbuatan munkar tersebut adalah perbuatan yang telah diketahui tanpa ijtihad. Jadi orang yang menyelisihi nash al-Quran dan hadits atau ijma’ atau qiyas yang jelas, itu boleh dilakukan pengingkaran atas perbuatannya. Adapun perkara yang para ulama berselisih pendapat di dalamnya maka tidak ada pengingkaran pada perbuatan tersebut. [iii]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ
Contoh Amar Ma’ruf Nahi Munkar Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kita bisa menjalankan amar ma’ruf nahi munkar sesuai kemampuan yang kita miliki dan sesuai dengan daya jangkau yang bisa kita gapai. Sebagai misal:
Amar Ma’ruf Lingkup Keluarga
Dalam lingkup keluarga kita bisa melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dengan memerintahkan istri dan anak perempuan kita yang sudah baligh untuk menutup aurat dan melarang mereka dari membuka aurat di depan orang yang bukan mahramnya.
Memerintah anak istri kita agar melaksanakan kewajiban shalat dan puasa serta melarang mereka dari meninggalkan kewajiban tersebut.
Memerintah anak istri kita agar menonton tayangan yang bermanfaat di televisi dan melarang mereka dari menonton tayangan yang haram dan hanya menimbulkan madharat.
Amar Ma’ruf Lingkup Sekolah
Di lingkup sekolah, bila kita sebagai guru, kita bisa memerintahkan kepada para siswa untuk bersikap sopan dan penuh adab kepada para guru dan mengingatkan mereka agar tidak melanggar aturan agama di sekolah.
Memerintahkan mereka untuk shalat dan menjalankan kewajiban puasa ramadhan, bersikap jujur saat ujian dan menegur atau memperingatkan mereka dari bersikap curang dalam ujian.
Bisa juga kita mengingatkan rekan sesama guru dengan cara yang baik agar berpegang teguh dengan kewajiban agama serta menjauhi perkara haram dalam bekerja, misalnya bersikap jujur dalam upaya memperoleh sertifikasi guru dan mengingatkan agar tidak melakukan penipuan dalam menyusun portofolio yang dibutuhkan dalam seritikasi guru tersebut.
Amar Ma’ruf Lingkup Masyarakat
Di lingkup masyarakat, kita bisa bekerjasama dengan tokoh-tokoh di masyarakat untuk menolak dan melarang berbagai praktek pelanggaran syariat yang bisa menimbulkan keresahan di masyarakat misalnya, perzinahan, perjudian, mabuk-mabukan dengan segala kemampuan yang memungkinkan tanpa melakukan tindakan main hakim sendiri.
Mengajak masyarakat muslim untuk menghidupkan masjid dengan pengajian, shalat berjamaah, belajar membaca al-Quran dan kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
Amar Ma’ruf Lingkup Tempat Kerja
Di lingkungan kerja, kita bisa senantiasa mengingatkan rekan kerja sesama muslim agar menjaga shalat, menjaga amanat dan mengingatkan agar menjauhi praktek-praktek yang melanggar syariat di tempat kerja seperti melakukan perselingkuhan dengan teman kerja, korupsi waktu, melakukan manipulasi data dan seterusnya.
Bagi yang malas dalam bekerja, kita bisa mengingatkan mereka bahwa bekerja adalah bagian ibadah. Tentunya, semuanya sesuai dengan kemampuan dan harus diperhatikan tata cara memerintah kepada yang ma’ruf dan nahi munkar dengan mempertimbangkan masalahat dan madharatnya.
Jangan sampai terjadi seseorang melakukan nahi munkar namun justru menyebabkan kemungkaran yang lebih besar. Hal ini justru dilarang dalam syariat.
Doa Penutup
Demikian khutbah Jumat tentang amar makruf nahi munkar yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat. Mari kita akhiri dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادك أجمعين.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Download Khutbah Jumat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
[i] lihat: Al-Qoul al-Bayyin Al-Azhhar fi Ad-Da’wah iallah wal Amri bil ma’ruf wan nahyi ‘anil munkar, Syaikh Abdul Azis bin Abdullah Ar-Rajihi, hal. 5-7 secara ringkas.
[iii] Al-Qoul al-Bayyin Al-Azhhar fi Ad-Da’wah iallah wal Amri bil ma’ruf wan nahyi ‘anil munkar, Syaikh Abdul Azis bin Abdullah Ar-Rajihi, hal. 28-29.
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Khutbah Jumat Terbaru
– Khutbah Jumat Tentang LGBT
– Khutbah Jumat Sebab Hancurnya Peradaban