Ciri-Ciri Orang Munafik, Kata yang sering kita dengar walau belum tentu setiap orang memahaminya dengan benar. Munafik adalah orang yang melakukan tindakan kemunafikan (nifaq). Atau dengan kata lain, munafik itu orangnya dan nifaq adalah perbuatannya.
Orang munafik itu memiliki ciri-ciri tertentu sehingga bisa diidentifikasi. Ciri-ciri orang munafik banyak diterangkan di dalam Al Quran maupun As Sunnah. Bahkan sebagian ulama salaf juga memberikan penjelasan tentang ciri–ciri orang munafik.
Bila sedemikian besar perhatian Al Quran, As Sunnah, dan para ulama salaf dalam menerangkan ciri-ciri orang munafik, maka sudah semestinya kita juga memiliki komitmen besar untuk mempelajarinya dengan baik.
Tujuannya agar kita bisa terhindar dari penyakit tersebut dan makar jahat mereka.
Nah, tulisan akan memberikan rincian ciri-ciri orang munafik. Ada 65 ciri orang munafik yang dibahas berdasarkan keterangan Al Quran, Sunnah dan para ulama.
Dengan mengenali ciri-ciri orang munafik berdasar hujah yang shahih akan memudahkan kita untuk menjauhi dan membersihkan diri kita sendiri dari sifat-sifat tercela tersebut.
Selain itu, kita bisa lebih berhati-hati dan bersikap lebih waspada terhadap tipu daya orang-orang munafik dan perilakunya yang jahat dan merusak.
Namun sebelum masuk ke dalam rincian penjelasan karakteristik orang munafik terlebih dahulu kita pahami definisi nifaq (kemunafikan) menurut istilah syara’.
Pengertian Munafik Dalam Islam
Pengertian munafik dalam syara’ adalah orang yang menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang ada dalam batin. Apabila yang dia sembunyikan itu berupa pendustaan terhadap pokok-pokok iman maka dia adalah orang munafik tulen.
Hukum Munafik Dalam Islam
Hukumnya di akhirat hukum orang kafir. Namun terkadang lebih berat adzabnya karena dia menipu orang-orang mukmin dengan cara menampakkan keislamannya.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” [QS. an-Nisa: 145]
Namun bila yang dia sembunyikan adalah selain kekafiran kepada Allah, kitab-Nya, dan Rasul-Nya, maka itu hanyalah suatu bentuk maksiat kepada Allah. Dengan demikian dalam dirinya terdapat satu atau lebih cabang kemunafikan.
Karenanya, kemunafikan bertingkat-tingkat di dalam Islam. Hukum di akhirat bisa berbeda-beda sesuai tingkatan kemunafikannya.
Kapankah Orang-Orang Munafik Muncul?
Orang-orang munafik biasanya muncul ketika dakwah Islam berjaya, kekafiran tumbang dan kekuasaan orang-orang kafir sirna.
Pada saat seperti itu memungkinkan muncul kemunafikan. Di dalam sejarah, gerakan kemunafikan muncul di Madinah setelah perang Badar.
Apakah Orang-Orang Munafik Itu Lebih Buruk daripada Orang Kafir?
Orang-orang munafik itu lebih berbahaya dan lebih buruk daripada orang-orang kafir. Hal ini karena keduanya sama dalam persoalan kekafiran.
Sementara orang munafik menambah kekafiran dirinya dengan melakukan tipu daya dan penyesatan. Dengan demikian bahayanya besar dan kewaspadaan kepadanya rendah. Ini berbeda dengan orang kafir.
65 Ciri & Sifat Orang Munafik Dalam Islam Menurut Al Quran dan As Sunnah
Ada catatan penting sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai ciri-ciri dan sifat-sifat orang munafik. Sifat-sifat berikut ini meskipun merupakan sifat-sifat orang munafik, hal itu tidak menghalangi seorang Muslim dari terkena sebagian dari sifat-sifat tersebut.
Seorang Muslim bisa terjerumus ke dalam sebagian sifat orang munafik secara tidak sengaja merupakan hal yang sudah tidak diragukan lagi. Akan tetapi itu tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang munafik.
Orang yang terkena sebagian dari sifat-sifat ini maka dia berkewajiban untuk membersihkan dirinya dari sifat-sifat tersebut sebelum berkembang, bertambah dan semakin menyebar dalam dirinya. Wajib untuk waspada terhadap pintu-pintu masuk setan.
Setan membuat orang yang memiliki dosa dan akhlak yang menyimpang merasa bahwa sesungguhnya dirinya adalah orang munafik sehingga dan merasa harus menjauh dari orang-orang shalih. Akibatnya musibah yang menimpanya menjadi berlipat.
Ciri Orang Munafik Dalam Al Quran
1. Hatinya sakit
“Dalam hati mereka ada penyakit..” [Al Baqarah: 10]
2. Kesukaan yang sangat kuat terhadap hal-hal yang terkait syahwat
“ Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” [Al Ahzab: 32]
3. Cenderung menyimpang kepada hal-hal yang syubhat
“Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat.” [Al Hajj: 53]
4. Buruk sangka kepada Allah
“Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.”
[QS Al Fath: 6]
5. Mengolok-olok ayat-ayat Allah
“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).”
Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
[At taubah: 64-65]
Telah diriwayatkan Imam Tobari dalam tafsirnya (14/333) dari Sa’ad dari Zaid bin Aslam:
“Ada seseorang dari kalangan orang munafik mengatakan kepada Auf bin Malik dalam perang Tabuk, “Ada apa dengan orang-orang yang pandai membaca Qur’an diantara kita? Paling gendut perutnya dan paling pembohong lisan diantara kita serta paling pengecut diantara kita ketika bertemu (dengan musuh)? Maka Auf mengatakan kepadanya, “Engkau bohong. Sesungguhnya kamu adalah munafik. Pasti akan saya laporkan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Maka Auf pergi menemui Rasulullah untuk melaporkan kepadanya. Ternyata Al-Qur’an telah mendahuluinya. Maka Zaid mengatakan, Abdullah bin Umar mengatakan, “Saya melihat dia bergelantungan di pelana unta Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam tersandung bebatuan. Dia mengatakan, (Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja) QS. At-Taubah: 65. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengatakan kepadanya, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” QS. At-Taubah: 65. Tanpa menambahinya.”i
6. Duduk-duduk bersama orang-orang yang suka mengolok-olok ayat-ayat Allah
“ Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” [An Nisa’: 140]
7. Bersembunyi di balik sebagian amal-amal yang disyariatkan dengan tujuan untuk menimpakan madharat kepada orang-orang Mukmin.
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).” [At Taubah: 107]
Ayat ini turun berkaitan dengan pembangunan Masjid Dhirar oleh orang-orang munafik di dekat Masjid Quba’. Jarak antara Masjid Dhirar dengan Madinah sekitar 4 kilometer.
8. Memecah belah persatuan orang-orang beriman, melakukan persekongkolan jahat, menyalakan api fitnah, mengeksploitasi perselisihan dan memperluas jangkauan perselisihan tersebut.
9. Melakukan kerusakan di muka bumi
Ciri 8 dan 9 ini masih berkaitan dengan dalil ciri ke 7
10. Mengklaim dirinya melakukan perbaikan.
Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” [Al Baqarah: 11-12]
11. Bodoh
Maksudnya orang-orang bodoh yang tidak mengetahui hakikat dari apa yang mereka kerjakan. Lihat: Tafsir Al-Wajiz hal. 4/ Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
12. Dan menuduh orang – orang mukmin sebagai orang bodoh.
“ Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”. Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.” [Al Baqarah: 13]
13. Bersikap sangat keras dalam perselisihan namun terkadang dalam keadaan tertentu diiringi dengan kata-kata yang indah.
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.” [Al Baqarah: 204]
14. Tidak kembali kepada kebenaran serta bersikap fanatik serta.
“Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” [Al Baqarah: 206]
15. Berwali kepada orang-orang kafir
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” [An Nisa’: 138-139]
16. Menunggu-nunggu untuk melihat keadaan orang mukmin
“(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” [An Nisa: 141]
17. Melakukan kesepakatan dengan Ahli Kitab untuk melawan orang-orang mukmin.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan tentang kesepakatan orang-orang Munafik dengan Yahudi Bani Nazhir dalam memerangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang munafik —seperti Abdullah ibnu Ubay dan teman-temannya— ketika mereka mengirimkan utusannya kepada orang-orang Bani Nadir untuk menjanjikan kepada mereka akan dukungan dan pertolongannya.
Untuk itu Allah Swt. berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لإخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ
“Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara Ahli Kitab, “Sesungguhnya jika kamu diusir, niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu; dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu.” (Al-Hasyr: 11)
Maka dijawab oleh Allah Swt. melalui firman berikutnya:
وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
“Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.” (Al-Hasyr: 11)
Yakni benar-benar pendusta dalam janji mereka. Ini dikatakan oleh mereka barangkali karena hanya sebagai basa-basi saja karena sudah sejak semula mereka berniat tidak akan memenuhinya. Atau barangkali mereka merasa bahwa apa yang mereka katakan itu tidak mampu mereka lakukan.ii
18. Lari dari melawan musuh saat perang.
Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan.” [Al Hasyr:12]
19. Hatinya tertutup sehingga tidak mampu memahami kebenaran
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.” [Muhammad: 16]
20. Memfitnah manusia,
“(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” [Al Hadid 12]
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” [Al Hadid: 14]
21. Menipu Allah
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka…” [An Nisa’: 142]
Maksudnya adalah Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dengan memperlihatkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran. Padahal sesungguhnya Allah-lah yang menipu mereka.
Karena Allah telah melindungi darah mereka meskipun Allah mengetahui kekafiran mereka. Dan Dia telah menyiapkan hukuman yang sangat berat bagi mereka di Akhirat.
[Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)]iii
22. Malas dalam melaksanakan shalat
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ
“…Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.” [An Nisa’: 142]
Mereka sholat dengan malas dan merasa berat tanpa mengharapkan pahala dan takut pada siksaan. [Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]iv
23. Riya’
Allah Ta’ala berfirman tentang orang munafi:
يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ
“Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia..” [An Nisa’: 142]
24. Sedikit berdzikir
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali..” [An Nisa’: 142]
Dikeluarkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud hadist dari Rasulullah bahwa ia menyebutkan salah satu ciri shalat orang-orang munafik dengan sabdanya: “Mereka akan menunggu matahari sampai pada dua tanduk setan (hampir terbenam) lalu mereka melakukan shalat empat rakaat dengan cepat, mereka tidak berzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali.” v
25. Terombang-ambing antara orang – orang mukmin dan kafir
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. [An Nisa’: 143]
26. Menipu orang-orang mukmin
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” [ Al Baqarah: 9]
27. Berhukum kepada thaghut
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” [An Nisa: 60]
28. Sangat kuat dalam menghalangi hukum Allah dan tidak rela berhukum kepada hukum Allah.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah Diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu.” [An Nisa’: 61]
(Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu) Yakni kabur dan berpaling dari berhukum kepada al-qur’an dan Rasulullah.
[Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]vi
29. Menimbulkan kerusakan di kalangan orang-orang mukmin
“Jika (mereka berangkat bersamamu), niscaya mereka tidak akan menambah (kekuatan)mu, malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju ke depan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan (di barisanmu); sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah Mengetahui orang-orang yang zalim.” [At Taubah: 47]
30. Sumpah palsu
وَيَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, [At Taubah: 56]
Mereka bersumpah palsu demi Allah bahwa mereka termasuk orang-orang mukmin. Pada hakikatnya mereka bukan termasuk orang-orang mukmin. Keislaman mereka hanya secara zhahir, namun tidak ada iman dalam hati mereka.
[Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah]vii
31. Penakut dan pengecut
وَلَٰكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ
“akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut .” [At Taubah: 56]
Yakni takut untuk bertempur menghadapi musuh. Pendapat lain mengatakan, yang dimaksud adalah mereka takut akan menimpa mereka apa yang telah menimpa orang-orang musyrik berupa terbunuh atau tertawan; oleh sebab itu mereka menunjukkan kepada kalian keislaman untuk tipu daya dan bukan benar-benar ber-Islam.
[Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]viii
32. Membenci orang-orang Muslim dan keluar dari wilayah mereka
“Jikalau mereka memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam tanah) niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya.” [At Taubah: 57]
Ibnu Katsir berkata:
“Jikalau mereka memperoleh tempat perlindungan.” Maksudnya tempat untuk mereka berlindung dan benteng yang dapat dijadikan tempat bersembunyi.
“atau gua-gua.” Yaitu gua-gua yang terdapat di bukit-bukit.
“atau lubang-lubang.” Yakni lubang di dalam tanah (bungker) dan terowongan. Tafsir ketiga lafaz di atas dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah.
“niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya.
Maksudnya, mereka pasti akan bersegera pergi dari kalian, karena sesungguhnya mereka mau bergaul dengan kalian hanyalah karena terpaksa, bukan karena senang; bahkan hati mereka berharap seandainya saja mereka tidak bergaul dengan kalian, tetapi keadaan darurat rupanya membuat mereka terpaksa melakukannya. Karena itulah mereka selalu dicekam oleh rasa sedih dan susah, sebab Islam dan para pemeluknya terus-menerus meraih kemenangan dan ketinggian.ix
33. Nampak rasa takut pada diri mereka ketika disebutkan perang di dalam ayat-ayat Allah.
“Dan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tidak ada suatu surat (tentang perintah jihad) yang diturunkan?” Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut (perintah) perang, engkau melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit akan memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka.” [Muhammad: 20]
34. Mencela amal shaleh
“Dan di antara mereka ada yang mencelamu tentang (pembagian) sedekah (zakat)…” [At Taubah: 58]
Yakni diantara orang-orang munafik itu terdapat golongan yang mencelamu dalam hal pembagian zakat. [Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]x
35. Rela dan benci karena kepentingan dirinya.
“jika mereka diberi bagian, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi bagian, tiba-tiba mereka menjadi marah.” [At Taubah: 58]
فَإِنْ أُعْطُوا۟ مِنْهَا “jika mereka diberi bagian” Yakni sebagian dari sedekah dengan bagian yang sesuai keinginan mereka.
رَضُوا۟ “mereka bersenang hati” Atas apa yang dilakukan Rasulullah, dan mereka tidak mencelanya. Sebab mereka tidak mengharapkan kecuali kenikmatan dunia tanpa ada landasan agama sedikitpun.
وَإِن لَّمْ يُعْطَوْا۟ مِنْهَآ “dan jika mereka tidak diberi bagian dari padanya” Sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan minta.
إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ “tiba-tiba mereka menjadi marah” Menunjukkan kekesalan dan ketidakrelaan.xi
36. Menghina amal orang-orang mukmin yang sedikit dan tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka ridha.
“(Orang munafik) yaitu mereka yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dan yang (mencela) orang-orang yang hanya memperoleh (untuk disedekahkan) sekadar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan Membalas penghinaan mereka, dan mereka akan mendapat azab yang pedih.” [At Taubah: 79]
37. Ridha dengan posisi yang paling hina
Dan apabila diturunkan suatu surah (yang memerintahkan kepada orang-orang munafik), “Berimanlah kepada Allah dan berjihadlah bersama Rasul-Nya,” niscaya orang-orang yang kaya dan berpengaruh di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata, “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk (tinggal di rumah).”
Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah tertutup, sehingga mereka tidak memahami (kebahagiaan beriman dan berjihad).” [At Taubah: 86-87]
38. Memerintahkan kepada kemungkaran
ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتُ بَعْضُهُم مِّنۢ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمُنكَرِ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar…” [At Taubah: 67]
39. Melarang dari hal -hal yang makruf
وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمَعْرُوفِ
“dan mencegah (perbuatan) yang makruf..” [At Taubah: 67]
40. Bakhil
وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ
“dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir).” [At Taubah: 67]
Yakni mereka pelit dan kikir untuk mengeluarkan harta mereka untuk berzakat, menyambung silaturrahim, dan berjihad. [Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]xii
41. Melupakan Allah
“Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah Melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” [At Taubah: 67]
”Mereka telah melupakan kepada Allah,” Sehingga tidak terbesit dalam pikiran mereka tentang ketakwaan kepada-Nya.
“maka Allah Melupakan mereka (pula)…” Yakni melalaikan mereka dari rahmat-Nya. [Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]xiii
42. Menyelisihi dan tidak memenuhi perjanjian dengan Allah
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah Memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.
Ketika Allah Memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran).
Maka Allah Menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui-Nya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.” [At Taubah: 75-77]
43. Gembira karena tidak ikut berjihad dan membenci jihad
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah…” [At Taubah: 81]
44. Saling mengingatkan untuk tidak berjihad
“dan mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah (Muhammad), “Api neraka Jahannam lebih panas,” jika mereka mengetahui.” [At Taubah: 81]
Bukan hanya saling mengingatkan untuk tidak berjihad. Tetapi, mereka membelok ketika perang Uhud. Sejarah mencatat hal tersebut sebagai salah satu kejahatan orang munafik pada zaman nabi.
45. Menelantarkan jihad
46. Menyebarkan berita yang menakutkan untuk mengguncang jiwa dan meruntuhkan keyakinan, rasa aman dan iman dalam jiwa orang mukmin (dalam istilah arab: Al Irjaf)
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit berkata, “Yang Dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami hanya tipu daya belaka. [Al Ahzab: 12]
Dan sebagian dari mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).” Padahal rumah-rumah itu tidak terbuka, mereka hanyalah hendak lari.” Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, “Wahai penduduk Yatsrib (Medinah)! Tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu.” [Al Ahzab: 13]
Surat Al Ahzab: 12-13 ini menjadi dalil dari ciri ke 45 dan 46. Di dalam tafsir diterangkan maksudnya sebagai berikut:
12. Ingatlah wahai Nabi, ketika orang-orang munafik berkata, yaitu mereka yang di dalam hatinya ada keraguan dan keyakinannya lemah: “Allah dan rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami tentang pertolongan, dan kemenangan kecuali hanya janji yang bathil dan tipuan saja, kebohongan yang tidak ada buktinya. Nabi ketika perang Khandak memecah/memukul batu dengan kapak, sehingga ada dua belahan yang melayang. Kemudian Nabi berkata: “Sesungguhnya Allah menjanjikan kepadaku kepemilikan Persi dan Romawi.” Kemudian orang-orang munafik berkata: “Allah menjanjikan kami kerajaan Kisra dan Kaisar, sehingga salah satu di antara kami sampai takut untuk pergi memenuhi hajatnya.”
13. Wahai Nabi, ingatlah ketika sekelompok orang munafik berkata: “Wahai penduduk Madinah,tidak ada tempat yang aman untuk kalian di perkemahan selama perang Khandak ini. Maka pulanglah kalian ke Madinah agar kalian selamat.” Kemudian sekelompok dari mereka meminta izin kepada Nabi dengan berkata: “Sesungguhnya rumah kami tidak tertutup, kami takut keamanan rumah musuh kami. Sehingga mereka berbuat nifak kepada Allah bahwa rumah mereka tidak tertutup/terkunci, sebenarnya mereka hanya takut terbunuh dalam perang. [Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah]xiv
47. Tidak ada pertolongan Allah untuk mereka
“Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” [An Nisa’: 145]
48. Memutus hubungan silaturrahim
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” [Muhammad: 22]
49. Mentaati orang-orang kafir, munafik dan fasik dalam sebagian urusan
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang (Yahudi) yang tidak senang kepada apa yang Diturunkan Allah, “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan,” tetapi Allah Mengetahui rahasia mereka.” [Muhammad: 26]
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang (Yahudi) yang tidak senang kepada apa yang Diturunkan Allah,” Yakni karena orang-orang munafik yang kembali murtad berkata kepada orang-orang yang benci terhadap apa yang diturunkan Allah, yaitu orang-orang musyrik atau Yahudi.
“Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan,” Sebagian urusan yang dimaksud adalah dalam memusuhi Rasulullah dan menyelisihi apa yang dibawanya.
tetapi Allah Mengetahui rahasia mereka.” Yakni rencana buruk yang mereka buat secara sembunyi-sembunyi dengan para musuh Allah. [Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]xv
50. Membenci apa yang diridhai Allah
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” [Muhammad: 28]
51. Dengki kepada orang mukmin
“Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?” [Muhammad: 29]
52. Mereka bisa dikenali dari kiasan kata-katanya (Lahnil Qoul)
(yakni isi dan tujuan dari perkataan. Dan yang dimaksud di sini adalah olokan yang mereka tujukan kepadamu dan kaum muslimin. Lihat: Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah)
Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” [Muhammad: 30]
53. Berlambat-lambat dari orang Mukmin dalam berjihad.
“Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: “Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.”
Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: “Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)”. [An Nisa’: 72-73]
54. Al Quran tidak bermanfaat buat mereka bahkan menambah kekafiran mereka di samping kekafiran yang sudah ada sebelumnya.
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira.
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah: 124-125]
55. Kembali melakukan apa yang mereka dilarang melakukannya.
56. Melakukan pembicaraan rahasia dalam hal dosa, permusuhan dan bermaksiat kepada Rasul.
“Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul.” [Al Mujadilah: 8]
Ayat ini menerangkan ciri ke 55 dan 56.
“Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu”
Dahulu jika ada orang beriman yang melewati sekelompok orang Yahudi, mereka saling berbisik sehingga orang beriman itu mengira mereka ingin melakukan hal buruk. Maka Allah melarang mereka, namun mereka tidak juga berhenti dari perbuatan mereka ini, sehingga Allah menurunkan firman-Nya:
“dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa..”
Yakni dengan untuk mengghibah orang-orang beriman atau menyakiti mereka, atau membuat dusta dan menzalimi mereka.
“Dan permusuhan..” Yakni permusuhan terhadap orang-orang beriman. “dan durhaka kepada Rasul.” Yakni menyelisihi Rasulullah.[ Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah]xvi
57. Minta ijin untuk tidak berjihad dengan alasan khawatir terkena fitnah
“Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah”. Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” [At Taubah: 49]
58. Mencari alasan ketika tidak berangkat jihad
“Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan ‘uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu mengemukakan ‘uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu,…[At Taubah: 94]
59. Bersembunyi dari manusia
Mereka bersembunyi dari manusia ketika mereka berbuat maksiat karena takut dan malu, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah. Allah senantiasa bersama mereka dan mengawasi mereka. [Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” [An Nisa’: 108]
60. Menyukai bila perbuatan keji tersebar luas di kalangan orang-orang beriman.
Ini terkait kisah fitnah terhadap Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” [An Nuur: 19]
61. Senang bila ada musibah menimpa orang-orang mukmin dan tidak suka bila Allah memberi mereka kekuasaan di muka bumi.
“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)” dan mereka berpaling dengan rasa gembira.” [At Taubah: 50]
62. Kadang-kadang diberi kelebihan secara fisik
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum.” [Al Munafiqun: 4]
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” [At Taubah: 55]
Demikian uraian ringkas tentang 65 ciri-ciri orang munafik. Semoga tulisan ini bisa menambah lengkap pengetahuan kita tentang ciri-ciri orang munafik. Semoga ini lebih memudahkan kita untuk menghindarkan diri kita darinya.
Kita berharap kepada Allah agar Dia berkenan mengaruniakan kepada kita keyakinan yang benar, istiqamah di atas keyakinan tersebut serta ‘afiah (keselamatan dari bencana baik di dunia maupun akhirat).
Ciri Orang Munafik Dalam Hadits Nabi
63. Dusta
64. Menyelisihi janji
65. Mengkhianati amanah
Ini berdasarkan hadits:
مِنْ عَلاَمَاتِ الْمُنَافِقِ ثَلاَثَةٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
“Di antara tanda munafik ada tiga: jika dia berbicara, ia berdusta; jika dia berjanji, ia menyelisihi; dan jika dia diberi amanat, ia berkhianat.” (HR. Muslim no. 59)
Hadits Nabi Tentang Ciri & Sifat Orang Munafik
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahsa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tanda orang munafik ada 3; jika dia berbicara, ia berdusta; jika dia berjanji, ia menyelisihi; dan jika dia diberi amanat, ia berkhianat.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Tulisan Ciri Orang Munafik ini pertama kali diunggah pada 28 September 2020 dan sudah direvisi pada 26 Juni 2021.
Referensi Artikel Ciri Orang Munafik
Sumber: https://www.saaid.net/Minute/mm66.htm. (dengan beberapa penambahan keterangan untuk memperjelas)
Endnote Artikel Orang Munafik
i Lihat: https://islamqa.info/id/answers/275500/hati-hati-celaan-yang-mengandung-ejekan-dengan-sebagian-surat-al-quran-al-karim
ii Lihat: Lihat Tafsir Al Quranul Azhim, Karya Al Imam Al Hafizh Imadudin Abil Fida’ Ismail Ibni Katsir Ad Dimasyqi, Darul Kutub Al Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1419 H/1998, cetakan pertama. Juz 8, halaman: 103
iii Lihat: Referensi: https://tafsirweb.com/1674-quran-surat-an-nisa-ayat-142.html
iv ibid
v Ibid
vi Lihat: Referensi: https://tafsirweb.com/1593-quran-surat-an-nisa-ayat-61.html
vii Lihat: Referensi: https://tafsirweb.com/3072-quran-surat-at-taubah-ayat-56.html
viii ibid
ix Lihat: Tafsir Al Quranul Azhim, Karya Al Imam Al Hafizh Imadudin Abil Fida’ Ismail Ibni Katsir Ad Dimasyqi, Darul Kutub Al Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1419 H/1998, cetakan pertama. Juz 4, halaman: 143
x Lihat: Referensi: https://tafsirweb.com/3074-quran-surat-at-taubah-ayat-58.html
xi ibid
xii Lihat: https://tafsirweb.com/3083-quran-surat-at-taubah-ayat-67.html
xiii ibid
xiv Lihat: https://tafsirweb.com/7625-quran-surat-al-ahzab-ayat-13.html
xv Lihat: https://tafsirweb.com/9662-quran-surat-muhammad-ayat-26.html
xvi Lihat: https://tafsirweb.com/10762-quran-surat-al-mujadilah-ayat-8.html