6 Kejahatan Orang Munafik Pada Zaman Nabi di Madinah

Kejahatan orang munafik pada zaman nabi tidak hanya dilakukan sekali. Mereka selalu melakukan kejahatan besar yang cenderung destruktif terhadap islam. Kisah-kisah makar dan kejahatan mereka, terekam dalam Sirah Nabawiyah.

Tindak kejahatan tesebut bukan hanya ditujukan kepada orang-orang beriman. Namun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadi sasaran tindak kriminal mereka.

Bahkan, saking kejinya, orang-orang munafik pada masa itu juga tak segan menodai kesucian keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan fitnah kotor.

Karena pentingnya hal tersebut, kami merangkum kejahatan dan makar orang munafik pada zaman nabi. Setidaknya ada 6 kejahatan besar yang pernah mereka lakukan.

Kejahatan Orang Munafik dan Makar Mereka Pada Zaman Nabi

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah beberapa contoh kejahatan besar orang-orang munafik terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang beriman pada masa itu:

1. Orang Munafik Melemahkan semangat  kaum Muslimin dari berjihad

Orang-orang munafik selalu berushaa melemahkan semangat kaum muslimin dari berjihad dan menghancurkan dukungan mereka. Ini merupakan salah satu ciri orang munafik dalam al Qur’an yang disebut dalam surat At Taubah ayat 81.

Hal tersebut juga terekam dalam sirah nabawiyah saat mereka melakukan pengunduran diri dari kesatuan pasukan perang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pada saat perang Uhud.

Disebutkan dalam buku-buku sejarah bahwa Abdullah bin Ubay bin Salul yang membawa anak buah sebanyak 300 orang tiba-tiba membelot. Mereka tidak mau terlibat pertempuran dengan orang-orang musyrikin.

Ia menentang keputusan Rasulullah ShaIIaIIahu Alaihi wa SaIIam yang katanya ngotot keluar Madinah. Ia mengatakan, “Dia hanya menuruti pendapat mereka, tetapi mengabaikan pendapatku.”

Allah berfirman mengenai kejahatan mereka ini:

وَمَآ أَصَٰبَكُمْ يَوْمَ ٱلْتَقَى ٱلْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ ٱللَّهِ وَلِيَعْلَمَ ٱلْمُؤْمِنِينَ

وَلِيَعْلَمَ ٱلَّذِينَ نَافَقُوا۟ ۚ وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ قَٰتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ ٱدْفَعُوا۟ ۖ قَالُوا۟ لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَّٱتَّبَعْنَٰكُمْ ۗ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَٰنِ ۚ يَقُولُونَ بِأَفْوَٰهِهِم مَّا لَيْسَ فِى قُلُوبِهِمْ ۗ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ

“Dan apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu adalah dengan izin Allah, dan agar Allah Menguji siapa orang (yang benar-benar) beriman.

dan untuk menguji orang-orang yang munafik, kepada mereka dikatakan, “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu).” Mereka berkata, “Sekiranya kami mengetahui (bagaimana cara) berperang, tentulah kami mengikuti kamu.” Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Dan Allah lebih Mengetahui apa yang mereka sembunyikan.” [Ali Imran: 166-167]

Diketengahkan dalam sebuah riwayat mursal oleh lbnu Ishak dari guru-gurunya bahwa Abdullah bin Amr bin Hiram mencoba membujuk orang-orang munafik agar mau kembali.

Akan tetapi, mereka menolak dan mengatakan sebagaimana yang telah dituturkan oleh ayat Al-Qur’an tadi.

Abdullah bin Amr lalu mengatakan, “Semoga Allah menjauhkan rahmat-Nya dari kalian, wahai musuh-musuh Allah. Tanpa kalian Allah tetap akan mencukupi Nabi-Nya.

Pembelotan yang dilakukan oleh orang-orang munafik tersebut berpengaruh dalam jiwa kedua kelompok kaum Muslimin yang berbeda pendapat tersebut sehingga mereka pun sempat berpikir untuk ikut pulang ke Madinah. Akan tetapi, mereka berhasil mengatasi pikiran negatif tersebut.

Mereka menguasai keinginan nafsu mereka setelah Allah berkenan menolong mereka sehingga mereka pun tetap tegar bersama orang-orang Mukmin lainnya. Kedua kelompok tersebut ialah Bani Salamah (dari suku Khazraj) dan Bani Haritsah (dari suku Aus).

AI-Qur’an Al-Karim menggambarkan sikap kedua kelompok tersebut.  Allah Ta’ala berfirman:

إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ

Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah penolong bagi kedua golongan itu…. “ (Ali lmran: 122) [As Sirah An Nabawiyah Ash Shahihah, Dr. Akram Dhiya’ Al Umari: 381-382]

Sumber: https://annabaa.org/

2. Memutus Bantuan kepada Para Shahabat Rasul

Orang-orang munafik menghasung untuk memutus bantuan harta kepada para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan Muhajirin.

Tujuannya agar para shahabat tersebut meninggalkan risalah Islam dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.

Baca juga: Arti Zindiq dan Munafik Secara Bahasa

3. Berencana Mengusir Orang-orang mukmin

Orang-orang munafik berencana untuk mengusir orang-orang mukmin setelah perang usai dan kembali ke Madinah.

Dua hal diatas, mereka lakukan di saat ikut dalam perang Bani Al Musthaliq atau terkenal dengan perang Muraisi’.

Perang ini terjadi pada tahun 5 H. Kronologinya berdasarkan keterangan dari saksi  mata peristiwa itu, yaitu sahabat Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata:

”Aku berada dalam suatu peperangan (Yaitu Perang Bani Al Musthaliq atau Perang Muraisi’). Aku mendengar Abdullah bin Ubay bin Salul berkata (kepada orang-orang Anshar), ‘Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)’. Sungguh jika kita kembali di sisinya (maksudnya telah tiba di Madinah), pasti orang-orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.’

Ucapan Abdullah bin Ubay itu lalu aku laporkan kepada pamanku (yang dimaksud adalah Saad bin Ubadah, pemimpin suku khazraj, bukan paman yang sebenarnya) – atau kepada Umar (maksudnya Umar bin Khathab) –

Lalu hal itu dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa SaIIam. Beliau kemudian memanggilku dan aku ceritakan kepada beliau apa adanya.

Setelah itu beliau memanggil Abdullah bin Ubay dan teman-temannya. Mereka bersumpah bahwa mereka tidak pernah mengucapkan seperti itu.

Beliau lebih percaya kepada Abdullah bin Ubay daripada kepadaku. Aku benar-benar merasakan kesusahan yang belum pernah aku rasakan sama sekali.

Maka aku tinggal di rumah setelah itu. Pamanku berkata kepadaku, ‘Aku tidak bermaksud agar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menganggap kamu berdusta dan membencimu.’

Akhirnya, Allah Ta’ala menurunkan ayat,

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” [ Surat Al Munafiqun: 1].

Pamanku lalu mengutus kurir menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah membacakan ayat tersebut ia berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah membenarkan kamu, wahai Zaid’.” [As Sirah An Nabawiyah Ash Shahihah, Dr Akram Dhiya’ Al Umari: 408]

4. Membangkitkan fanatisme kabilah

Kejahatan orang munafik yang tidak kalah besar adalah membangkitkan fanatisme kabilah sebagaimana terjadi dalam perang Bani Al Musthaliq

Jabir bin Abdullah, menceritakan apa yang terjadi di sumber mata air Muraisi’ (saat Perang Bani Al Musthaliq), dan menyampaikan omongan orang-orang munafik untuk membangkitkan sentimen golongan dan memecah belah persatuan kaum Muslimin. Ia bercerita:

 “Kami ikut dalam pertempuran. Kaki seorang shahabat Muhajirin menendang kaki seorang shahabat Anshar.

Orang Anshar itu berkata, ‘Hidup orang-orang Anshar!’

Dan orang Muhajirin itu membalasnya, ‘Hidup orang-orang Muhajirin!’

Hal itu didengar oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau bersabda, ‘Ada apa dengan seruan jahiliah ini?’

Mereka menjawab, ‘Wahai Rasulullah, tadi kaki seorang shahabat Muhajirin menendang kaki seorang shahabat Anshar.’

Beliau bersabda, ‘Tinggalkan seruan buruk itu.’ Abdullah bin Ubay yang mendengar hal itu mengatakan, ‘Mereka melakukan hal itu? Kalau begitu, demi Allah, jika kita kembali ke Madinah niscaya orang-orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.’

Ucapan Abdullah bin Ubay ini didengar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umar segera bangkit dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, biarkan aku pukul tengkuk orang munafik itu.’

Beliau bersabda, ‘Biarkan saja dia. Aku tidak ingin orang-orang ramai membicarakan bahwa Muhammad membunuh shahabat-shahabatnya sendiri.’

Kaum Anshar jumlahnya lebih banyak dari kaum Muhajirin ketika Muhajirin masuk ke Madinah. Setelah itu jumlah kaum Muhajirin semakin banyak.” [As Sirah An Nabawiyah Ash Shahihah, Dr Akram Dhiya’ Al Umari: 409]

5. Mencemarkan nama baik orang–orang mukmin yang shalih

Kejahatan orang munafik lainnya adalah Mencemarkan nama baik orang – orang mukmin yang shalih. Hal ini sebagaimana yang mereka lakukan kepada Ummul Mukminin yang suci -memelihara kesucian diri dan jujur- ‘Aisyah binti Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anha.

Kekejian orang munafik di bawah kepemimpinan Abdullah bin Ubay mencapai puncaknya ketika mereka berani melontarkan tuduhan bohong kepada Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mereka menyebarkan berita bohong bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah berselingkuh dengan sahabat mulia Shafwan bin Al Mu’athal As Sulami.

Namun Allah membersihkan Aisyah radhiyallahu ‘anha dari tuduhan keji tersebut dengan menurunkan sepuluh ayat dimulai dari ayat 11 surat An Nur.

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” [An-Nur: 11] [Tafsir Al Quranul Azhim karya Ibnu Katsir, 5:500]

Hal ini terekam dalam artikel pelajaran kisah fitnah kepada aisyah radhiyallahu ‘anha.

6. Membuat Makar untuk menimpakan madharat

Merancang rencana jahat untuk memberikan madharat kepada kaum Muslimin dengan kemasan yang sesuai syariat dan bekerja sama dengan orang kafir dalam memerangi Allah dan Rasul-Nya

Hal ini sebagaimana yang mereka lakukan dengan mendirikan sebuah masjid di dekat Masjid Quba’. Mereka menyelesaikan pembangunan masjid tersebut tepat sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat ke Tabuk.

Masjid tersebut mereka rancang untuk memberi madharat kepada Masjid Quba’ dan Jamaah kaum Muslimin serta memecah persatuan mereka.

Selain itu mereka hendak menjadikan masjid tersebut sebagai markas dari pasukan Romawi yang dijanjikan datang untuk membantu orang-orang munafik Madinah dalam memerangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Muslimin.

Namun Allah Ta’ala berkehendak untuk membongkar makar jahat ini. Allah Ta’ala menurunkan wahyu-Nya melalui malaikat Jibril berisi keterangan tentang rencana jahat tersebut.

Allah Ta’ala berfirman mengenai konspirasi orang -orang munafik ini:

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ . لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin) dan karena kekafiran(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.

Mereka sesungguhnya bersumpah, ‘Kami tidak menghendaki selain kebaikan.’ Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).

Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” [At Taubah: 107-108]

Masjid ini dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Masjid Dhirar. Sebuah masjid yang dibangun bukan atas dasar takwa.

Masjid tersebut dibangun dengan niat yang rusak. Masjid yang dibangun untuk menimbulkan kemadharatan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Muslimin secara keseluruhan.

Pada masa sekarang pun generasi penerus Abdullah bin Ubay bin Salul juga melakukan kejahatan dan makar yang serupa. Tentunya dengan sarana dan cover activity (kemasan) yang sesuai dengan zamannya.

Sarana lebih canggih. Cara kerja lebih rapi dan terorganisir. Jaringan kuat dan berskala internasional serta melibatkan banyak organisasi besar berskala global.

Bahkan bukan cuma organisasi yang terlibat, namun sudah berupa negara yang sangat berkepentingan agar kejayaan Islam dan kaum Muslimin tidak terwujud kembali di abad 21 ini.

Akan tetapi mereka lupa atau tidak tahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Kehendak-Nya tidak bisa dibendung kekuatan apa pun di muka bumi ini.

Allah telah menegaskan bahwa Dia berkehendak untuk memenangkan Islam di atas seluruh agama dan tatanan kehidupan yang lain. Dan Alah Mahakuasa atas urusan-Nya, ketetapan-Nya pasti terlaksana, tidak ada orang yang menghambatnya.

Akan tetapi, kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa urusan-urusan semuanya ada di tangan Allah

Allah Ta’ala berfirman:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ

“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” [Ash – Shaff: 8]

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” [At Taubah: 32]

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” [Yusuf: 21]

Demikian tulisan singkat tentang beberapa kejahatan besar yang dilakukan orang munafik di masa kenabian berdasar riwayat-riwayat yang shahih. Semoga memberi tambahan wawasan dan kesadaran kepada kita agar senantiasa waspada terhadap makar jahat mereka.

Leave a Comment