Cara Allah Melatih Jiwa Disiplin Seorang Muslim melalui Ibadah

Dalam ibadah yang diwajibkan, Allah melatih jiwa disiplin seorang muslim. Sebab, syariat Islam memiliki keistimewaan yang sangat menonjol dalam masalah disiplin.

Banyak sekali tuntunan syariat Islam yang mendidik dan melatih umat Islam agar menjadi umat yang teratur, tertib dan disiplin serta jauh dari kekacau balauan dan sikap semaunya sendiri.

Bila umat Islam berdisiplin dengan syariatnya niscaya kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan bahkan negaranya akan tertib, teratur, maju dan berkembang.

Tulisan berikut ini akan menggambarkan secara ringkas berbagai pengajaran dan pelatihan disiplin yang terkandung dalam ajaran Islam.

Ayat-ayat Al-Quran tentang disiplin

Di dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang memberikan pelajaran kepada umat Islam tentang keteraturan dan kedisiplinan. Di antaranya adalah sebagai berikut:[i]

  1. Allah telah menciptakan alam raya ini dengan puncak keteraturan dan kedisiplinan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا

”Dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” [Al-Furqan: 2]

Allah menciptakan planet dan orbit yang berputar di jalurnya pada kecepatan tertentu, di jalur tertentu. Planet-planet tersebut tidak menyimpang darinya, dan dengan demikian alam semesta menjadi teratur.

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِوَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

”Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yasin: 38-40]

  1.  Allah mencintai kaum Muslimin yang berperang di jalan Allah dengan cara yang terorganisir rapi.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَٰنٌ مَّرْصُوصٌ

”Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” [Ash-Shaf: 4]

  1. Allah menciptakan segala sesuatu secara seimbang dan penuh keteraturan.

Allah Ta’ala berfirman:

ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِى خَلْقِ ٱلرَّحْمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٍ ۖ فَٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ

”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” [Al-Mulk : 3]

Hadits tentang disiplin

Berikut ini contoh hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya agar berdisiplin.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: ” إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ، فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ، فَإِذَا رَكَعَ، فَارْكَعُوا، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا: رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ، وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا، وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا، فَصَلُّوا جُلُوسًا أَجْمَعُونَ، وَأَقِيمُوا الصَّفَّ فِي الصَّلاَةِ، فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاَةِ ” البخاري.

Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda, ”Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diikuti. Maka jangan menyelisihinya. Jika imam ruku’ maka ruku’lah kalian. Dan jika dia berkata,”Sami’allahu liman hamidah,” maka kalian ucapkanlah rabbanaa wa lakal hamd.”

Dan jika dia sujud maka bersujudlah kalian dan jika dia shalat dalam keadaan duduk maka shalatlah kalian semua dengan duduk. Dan luruskanlah barisan di dalam shalat. Sesungguhnya meluruskan barisan shalat itu bagian dari bagusnya shalat.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]

Baca juga: Kumpulan Materi Khutbah Jumat Terbaru

Shalat dan pelatihan disiplin umat Islam

Shalat cara Allah Melatih Jiwa Disiplin Seorang Muslim melalui Ibadah
Sumber: masralarabia.net

Shalat merupakan salah satu amal yang sarat nilai disiplin. Allah banyak melatih jiwa Disiplin seorang muslim dengan shalat. Amalan inilah yang paling banyak dilakukan oleh setiap muslim.

Terlebih lagi, dalam syariat shalat berjamaah, banyak pelajaran disiplin yang terkandung di dalamnya. Apa yang disebutkan dalam hadits di atas adalah sebagian di antaranya.

1. Shalat melatih umat Islam agar disiplin waktu.

Dengan anjuran untuk senantiasa melaksanakan shalat tepat pada waktunya, Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa berdisiplin waktu. Sebab tanpa disiplin waktu yang baik, akan sangat sulit untuk bisa melaksanakan shalat pada waktunya, terutama shalat secara berjamaah di masjid.

Dengan Allah menetapkan waktu sholat, setiap muslim dapat berlatih disiplin. Setiap kali mendengar adzan atau mendengar jadwal sholat digital berbunyi, maka bersegera ke masjid.

2. Shalat melatih umat Islam agar disiplin dalam ketertiban dan keteraturan dan ketaatan pada pemimpin.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, bahwa dalam shalat para makmum dilarang untuk semaunya sendiri dalam melaksanakan shalat. Mereka harus taat dan disiplin dengan komando imam.

Sampai-sampai Nabi ﷺ memberikan peringatan yang sangat keras agar makmum tidak mendahului Imam dalam shalat. Rasulullah ﷺ bersabda:

أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الْإِمَامِ أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ

”Apakah seseorang diantara kalian tidak takut apabila ia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan rubah bentuknya menjadi bentuk keledai?” [Muttafaq ‘Alaih]

Begitupun, cara shalat orang sakit dalam shalat berjama’ah tetap harus dijaga. Meskipun shalat dengan duduk, sedangkan yang lain berdiri, barisan shaf akan tetap rapi.

3. Shalat melatih umat disiplin dalam menjaga ketenangan.

Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada umat Islam agar saat pergi ke masjid tidak teburu-buru meskipun sudah ketinggalan. Langkah kaki yang terburu-buru akan menimbulkan suara gaduh di masjid. Suara ribut dan gaduh bisa menganggu konsentrasi orang yang sedang shalat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلاَةِ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلاَ تُسْرِعُوا ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

”Apabila kalian mendengar iqamah, maka berjalanlah menuju shalat. Hendaklah kalian bersikap tenang dan khidmat dan jangan terburu-buru. Apa yang kalian dapati (dalam shalat), ikutilah. Dan apa yang kalian tidak dapatkan (tertinggal dalam shalat), sempurnakanlah.”

[Hadits riwayat Al- Bukhari no. 636 dan Muslim no. 602]

Ini merupakan pendidikan bagi umat Islam agar biasa mengendalikan diri dan tetap tenang meski dorongan untuk berlari mengejar ketertinggalan shalat itu begitu kuat dalam dirinya. Ini jelas pelatihan disiplin diri dalam mengendalikan keinginan.

Keutamaan shalat tepat waktu juga sangat banyak sekali. Hal tersebut banyak dibahas di artikel keutamaan dan tips shalat tepat waktu.

Puasa dan pelatihan disiplin umat Islam

Shiyam (puasa) Ramadhan, selain merupakan wahana pembinaan ketakwaan kepada Allah, dia juga merupakan pelatihan intensif untuk mendidik mental disiplin umat Islam dalam mengendalikan diri dan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Syariat.

Begitu banyak ketentuan yang tidak boleh dilanggar saat kaum Muslimin melaksanakan puasa Ramadhan. Yang paling mendasar adalah tidak boleh makan dan minum semenjak terbit fajar hingga matahari terbenam.

Bagi yang sudah menikah, ada satu hal lagi yang harus dikendalikan dengan sangat kuat yaitu tidak melakukan hubungan suami istri sejak terbit fajar hingga matahari tenggelam. Semua ini menuntut disiplin diri yang sangat kuat.

Bila kaum muslimin berhasil dengan baik dalam menjalankan puasa Ramadhan sesuai ketentuan syariat, hampir bisa dipastikan bahwa dari waktu ke waktu kualitas disiplin diri kaum muslimin akan semakin kuat.

Haji dan pelatihan disiplin umat Islam

Demikian juga dengan ibadah haji. Ibadah ini menuntut kedisiplinan waktu dan pengendalian diri yang sangat kuat. Tanpa keduanya, hampir bisa dipastikan akan banyak ketentuan haji yang dilanggar oleh kaum muslimin yang sedang berhaji.

Allah Ta’ala berfirman:

ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

”(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” [Al-Baqarah: 197]

Jihad dan pelatihan disiplin umat Islam  

Syariat jihad adalah syariat yang sangat kental dengan didikan disiplin bagi umat Islam. Hal ini karena salah satu bentuk jihad adalah jihad dengan senjata melawan musuh-musuh agama.

Bila sudah berhubungan dengan perang, maka salah satu harga mati yang tidak boleh ditawar adalah mental disiplin yang sangat kokoh harus tertanam dalam setiap jiwa tentara Islam.

Dalam sejarah Islam, terdapat pelajaran sangat penting tentang disiplin terhadap perintah panglima. Yaitu dalam perang Uhud.

Dalam jihad, perintah panglima mujahidin tidak boleh dilanggar. Pelanggaran terhadap perintah karena tidak disiplin dan taat, hanya akan membuahkan bencana dan musibah. Inilah yang terjadi dalam perang Uhud.

Allah Ta’ala berfirman:

أَوَلَمَّآ أَصَٰبَتْكُم مُّصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُم مِّثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِندِ أَنفُسِكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

”Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Ali-Imran: 165]

Dalam ayat tersebut Allah menegaskan bahwa kekalahan tersebut bukan karena kehebatan musuh namun karena sikap tidak disiplin sebagian sahabat Nabi ﷺ sendiri. Nabi ﷺ telah menempatkan sejumlah pasukan pemanah (sekarang sniper) di sebuah bukit, yaitu Jabal ar-Rumat dalam perang Uhud.

Beliau memerintahkan pasukan pemanah tersebut agar tidak meninggalkan posisinya baik kaum muslimin kalah atau menang sampai datang utusan kepada mereka.

Imam al-Bukhari rahimahullah mengisahkan dalam Shahih-nya dari sahabat Al- Barra` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu:

 جَعَلَ النَّبِيُّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الرَّجَّالَةِ يَوْمَ أُحُدٍ وَكَانُوا خَمْسِينَ رَجُلا عَبْدَالله بْنَ جُبَيْرٍ فَقَالَ إِنْ رَأَيْتُمُونَا تَخْطَفُنَا الطَّيْرُ فَلا تَبْرَحُوا مَكَانَكُمْ هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ وَإِنْ رَأَيْتُمُونَا هَزَمْنَا الْقَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ فَلا تَبْرَحُوا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ

Nabi ﷺ menetapkan seorang komandan bagi pasukan pemanah pada perang Uhud yang berjumlah lima puluh orang yaitu Abdullah bin Jubair. Beliau bersabda, “Jika kalian melihat kami disambar burung, kalian harus tetap berada di tempat ini, sampai ada utusan yang dikirim kepada kalian. Dan jika kalian melihat kami mengalahkan dan menundukkan mereka, kalian harus tetap berada di posisi kalian sampai datang utusan kepada kalian.”

Namun, saat kaum Muslimin berhasil memukul mundur pasukan Quraisy, ada sebagian dari pasukan pemanah yang turun dari bukit tersebut. Dan itu diketahui oleh panglima pasukan musuh.

Akhirnya mereka melakukan manuver dan serangan balik kepada kaum Muslimin sehingga mengakibatkan 70 orang shahabat gugur menjadi syuhada, Rasulullah ﷺ kepalanya terluka dan gigi serinya pecah.

Tidak disiplin dalam jihad akibatnya memang sangat fatal. Pelajaran tentang mahalnya tindakan indisipliner dalam perang di jalan Allah kadang berbentuk peristiwa pahit yang tak terlupakan sepanjang hayat.

Ini merupakan salah satu bentuk tarbiyah dalam islam, yaitu mendidik umat Islam melalui peristiwa yang dialami.

Semoga kaum Muslimin bisa mengambil pelajaran dari peristiwa dalam perang Uhud ini dan tidak sampai mengalami peristiwa pahit untuk memahami pentingnya disiplin dalam jihad di jalan Allah.

Demikian tadi penjelasan singkat tentang bagaimana Islam mendidik dan melatih umatnya menjadi umat yang berdisiplin tinggi. Semoga penjelasan ini bermanfaat.

Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu semata karena rahmat Allah Ta’ala. Dan bila ada kesalahan dan penyimpangan maka itu dari kami dan dari setan. Semoga Allah mengampuni segala kesalahan kami.

[i] https://almunajjid.com/speeches/lessons/821

Leave a Comment