Penyebab Mimpi Buruk Dalam Islam dan Cara Mengatasinya

Pernah mengalami mimpi buruk? Bagaimana cara agar tidak bermimpi buruk? Apakah ada ajaran islam cara mengatasi mimpi buruk?

Sebagaimana penjelasan para ulama, Mimpi ada 3 jenis. Pertama adalah mimpi yang baik. Mimpi ini berasal dari Allah Ta’ala. Kedua, mimpi buruk. Mimpi ini berasal dari setan untuk membuat sedih dan cemas orang yang bermimpi.

Ketiga, mimpi yang merupakan buah dari apa yang sangat diinginkan atau di angan-angankan oleh jiwa seseorang atau sesuatu yang memenuhi hati dan pikirannya kemudian muncul dalam mimpinya. Jenis yang ketiga ini merupakan bisikan jiwa seseorang.

Tulisan berikut ini akan membahas secara ringkas tentang mimpi buruk, yaitu penyebabnya, cara mencegahnya dan bagaimana mensikapinya.

Penyebab Mimpi Buruk 

Mimpi buruk yang menimpa seseorang, misalnya, kepalanya terpotong kemudian dia mengikutinya, rumahnya terbakar dan yang semacam itu, bersumber dari permainan setan kepadanya. Tujuannya adalah agar orang yang bermimpi tersebut merasa galau, cemas dan tidak tenang.

Hal ini berdasarkan hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ bahwa beliau berkata kepada seorang Arab Badui yang datang kepadanya, lalu orang Badui tersebut berkata,

إِنِّي حَلَمْتُ أَنَّ رَأْسِي قُطِعَ ، فَأَنَا أَتَّبِعُهُ ؟!

فَزَجَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَقَالَ: ( لَا تُخْبِرْ بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِكَ فِي الْمَنَامِ)

“Sungguh, saya telah bermimpi kepala saya terpotong lalu saya mengikuti kepalaku yang terpotong itu.” Maka Nabi ﷺ menegurnya dan bersabda,”Janganlah kamu beritahukan (kepada orang lain) permainan setan terhadapmu dalam mimpi.”[Hadits riwayat Muslim no. 2268]

Dalam hadits lain oleh Imam Muslim dia meriwayatkan Jabir radhiyallahu ‘anhu, berkata,”Seorang lelaki mendatangi Rasulullah ﷺ kemudian berkata, ”Aku melihat dalam mimpi seakan-akan kepalaku terpotong. Jabir berkata,”Lalu Nabi ﷺ tertawa dan kemudian bersabda,

إذا لعب الشيطان بأحدكم في منامه، فلا يحدث به الناس

Apabila setan mempermainkan salah seorang dari kalian dalam mimpinya maka janganlah dia menceritakan mimpi semacam itu kepada orang-orang.”

Dalam shahih Muslim juga dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,” Rasulullah ﷺ bersabda,

الرؤيا الصالحة من الله، والرؤيا السوء من الشيطان…”

Mimpi yang baik itu dari Allah dan mimpi buruk itu dari setan.”

Penyebab Mimpi Buruk Dalam Islam dan cara mencegahnya
Sumber: psychologytoday.com

Cara Mencegah Mimpi Buruk

Menurut Markazul Fatwa yang berada di bawah bimbingan Syaikh Dr. Abdullah Al-Faqih ada beberapa cara untuk mencegah agar seseorang tidak menjadi target operasi permainan setan sehingga menjadi langganan dari mimpi-mimpi yang buruk.

Caranya adalah sebagai berikut:

  1. Memelihara dzikir-dzikir sebelum tidur dan membacanya dengan tadabbur (perenungan) dan teliti, diiringi dengan keyakinan akan manfaatnya dan penjagaan Allah terhadap orang yang membacanya.i
  2. Senantiasa berwudhu sebelum tidur

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah saat menjelaskan faedah berwudhu sebelum tidur:

الأولى: أن يبيت على طهارة، لئلا يبغته الموت فيكون على هيئة كاملة، والثانية: أن ذلك أصدق لرؤياه، وأبعد من تلاعب الشيطان به

”Pertama, dia bermalam (tidur) dalam keadaan suci, agar dia tidak dikejutkan dengan kematian yang mendatanginya secara tiba-tiba, dengan demikian dia dalam keadaan yang sempurna. Kedua, sesungguhnya berwudhu sebelum tidur akan menjadikan mimpi-mimpinya menjadi lebih benar dan menjauhkannya dari permainan setan.”ii

Sikap Apabila Mengalami Mimpi Buruk

Bila setelah melakukan semua hal di atas seseorang masih melihat mimpi buruk maka hendaklah melazimi terapinya. Semua itu tidak akan memberikan madharat kepadanya betapa pun keadaan mimpi itu.

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abu Salamah bin Abdurrahman dia berkata,”Sungguh aku melihat mimpi – mimpi yang membuatku merasa tidak nyaman (sakit). Maka Aku temui Abu Qatadah. Lantas dia berkata,”Sungguh, aku melihat mimpi-mimpi yang membuatku tidak nyaman (sakit), ketika itulah aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

الرؤيا الصالحة من الله، فإذا رأى أحدكم ما يحب، فلا يحدث بها إلا من يحب، وإن رأى ما يكره، فليتفل عن يساره ثلاثاً، وليتعوذ بالله من شر الشيطان، ولا يحدث بها أحداً، فإنها لن تضره”. رواه مسلم.

Mimpi yang baik itu dari Allah. Bila salah seorang dari kalian melihat apa yang dia sukai maka jangan menyampaikan hal itu kecuali kepada orang yang dia sukai. Jika dia melihat apa yang tidak sukai maka meludahlah (menyemburkan sedikit air ludah) ke sebelah kirinya tiga kali, dan berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan dan jangan menceritakan mimpi tersebut kepada seorang pun. Sesungguhnya, mimpi tersebut tidak akan membahayakannya.” [Hadits riwayat Muslim]

Dalam riwayat lain disebutkan,”Hendaknya bergeser dari posisi tempat dia tidur sebelumnya.”

Dalam riwayat lain dari Muslim juga, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah ﷺ : Apabila salah seorang dari kalian melihat apa yang dia tidak sukai (dalam mimpi) maka bangunlah lalu shalatlah…”

Jadi, siapa saja yang melakukan hal – hal berikut ini saat melihat mimpi buruk, yaitu:

  1. Berlindung kepada Allah dari kejahatan setan dan dari keburukan mimpi tersebut.
  2. Meludah ke sebelah kirinya 3 kali.
  3. Berpindah posisi tidur dari posisi tidur sebelumnya.
  4. Bangun dan shalat karena Allah Ta’ala 2 rakaat atau lebih. Atau bisa dimanfaatkan untuk amalan qiyamul lail lainnya.
  5. Tidak menceritakan mimpi tersebut kepada seorang pun.

Maka mimpi tersebut tidak akan menimbulkan madharat kepada dirinya sebagaimana sabda Nabi ﷺ betapa pun mengganggu dan mencemaskannya mimpi tersebut.

Oleh karenanya, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Salamah rahimahullah, dia berkata,

إن كنت لأرى الرؤيا أثقل علي من جبل، فما هو إلا أن سمعت بهذا الحديث فما أباليها

”Sungguh aku pernah bermimpi yang rasanya lebih berat bagiku daripada gunung, namun setelah mendengar hadits ini, maka aku tidak mempedulikan mimpi tersebut.”iii

Demikian tadi penjelasan singkat tentang masalah mimpi buruk, penyebab, cara mencegah dan cara mensikapinya. Semoga bermanfaat.

i https://www.islamweb.net/ar/fatwa/11014/%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A4%D9%8A%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%81%D8%B2%D8%B9%D8%A9-%D8%A3%D8%B3%D8%A8%D8%A7%D8%A8%D9%87%D8%A7-%D9%88%D9%88%D8%B3%D8%A7%D8%A6%D9%84-%D8%AF%D9%81%D8%B9%D9%87%D8%A7

ii https://www.islamweb.net/ar/article/200188/%D8%A7%D9%84%D9%88%D8%B6%D9%88%D8%A1%D9%82%D8%A8%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%86%D9%88%D9%85

iiihttps://www.islamweb.net/ar/fatwa/11014/%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A4%D9%8A%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%81%D8%B2%D8%B9%D8%A9-%D8%A3%D8%B3%D8%A8%D8%A7%D8%A8%D9%87%D8%A7-%D9%88%D9%88%D8%B3%D8%A7%D8%A6%D9%84-%D8%AF%D9%81%D8%B9%D9%87%D8%A7

Leave a Comment