Larangan Tidur Setelah Maghrib dan Sebab Rasul Tidak menyukainya

Tidur setelah maghrib memang hal yang tidak lazim bagi masyarakat secara umum. Hal ini baik di masyarakat di masa lalu di zaman Nabi ﷺ maupun di zaman kita sekarang ini. Baik di negeri Arab sana maupun di negeri kita di sini.

Biasanya sehabis shalat maghrib, kebanyakan orang belum merasakan rasa kantuk yang berat. Selain masih di awal malam, kebanyakan orang pada waktu itu baru saja selesai dari aktifitas mencari penghidupan.

Bagi sebagian orang, waktu ini sering digunakan untuk makan sebelum shalat isya’. Atau mereka cenderung duduk santai dan ngobrol ringan dengan anggota keluarga atau tetangga.

Kalau di zaman sekarang lebih banyak yang nonton TV atau buka HP lalu akses internet. Jarang sekali yang tidur sehabis shalat maghrib.

Namun demikian, serangan rasa kantuk kadang tidak mengenal waktu. Terutama bagi mereka yang kerja keras seharian dan tidak sempat istirahat di siang hari.

Terkadang sehabis shalat maghrib, saat sedang berdzikir, seseorang bisa diserang rasa kantuk. Tanpa terasa dia bisa tertidur selama berdzikir sehabis shalat maghrib.

Kondisi demikian sangat mungkin terjadi. Kaum muslimin disunnahkan untuk tidak menindaklanjuti rasa kantuk tadi dengan tidur di atas tempat tidur atau kursi atau bahkan tidur di masjid sehabis shalat sunnah.

Hadits Larangan Tidur Setelah Maghrib

Tidur setelah shalat maghrib merupakan hal yang dibenci rasulullah ﷺ . Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu.

عن أبي برزة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يكره النوم قبل العشاء والحديث بعدها ” رواه البخاري (568) ، ومسلم (647)

Dari Abu Barzah bahwa Rasulullah ﷺ tidak menyukai tidur sebelum Isyak dan berbicara (ngobrol) setelah isyak. [Hadits riwayat Al-Bukhari (568) dan Muslim (647)]

Setiap peri kehidupan Nabi Muhammad ﷺ yang dijadikan contoh bagi umat Islam pasti memiliki hikmah. Ada sesuatu yang tidak baik (madharat) yang dihindari oleh Nabi ﷺ dan ada maslahat yang hendak diraih oleh beliau.

Sebab, tidak satu kebaikan pun yang beliau ketahui kecuali beliau lakukan dan ajarkan kepada umat Islam. Demikian pula, tidak satu keburukan pun yang beliau ketahui kecuali pasti sudah beliau hindari dan ajarkan kepada umat Islam agar menjauhinya juga.

Sebab Rasul Tidak Suka Tidur Setelah Shalat Maghrib
Sumber: https://www.albayan.ae/

Sebab Rasul Tidak Suka Tidur Setelah Shalat Maghrib

Dalam hal ini, para ulama menjelaskan sebab mengapa Nabi ﷺ tidak suka tidur sehabis shalat maghrib. Imam An–Nawawi rahimahullah saat menjelaskan hadits di atas berkata,

قال العلماء : وسبب كراهة النوم قبلها أنه يعرضها لفوات وقتها باستغراق النوم أو لفوات وقتها المختار والأفضل ، ولئلا يتساهل الناس في ذلك فيناموا عن صلاتها جماعة .

”Para ulama berkata, ’Sebab dibencinya tidur sebelum shalat Isya’ adalah bahwa hal itu membuat dirinya bisa kehilangan waktu Isya’ karena tenggelam dalam tidurnya atau kehilangan waktu Isya’ yang terpilih dan utama. Alasan lainnya adalah agar orang-orang tidak meremehkan masalah tersebut sehingga mereka kemudian terus tidur dan tidak melaksanakan shalat Isya’ secara berjamaah.”i

Hukum Tidur Setelah Shalat Maghrib

Yang perlu ditegaskan di sini adalah bahwa tidur sehabis shalat maghrib tidak dihukumi haram. Hukumnya menurut para ulama adalah makruh saja.ii

Bila ternyata rasa kantuk yang hebat menyerangnya dan tak tertahankan lagi, seseorang diperbolehkan tidur sehabis shalat maghrib. Namun sebaiknya dia meminta kepada seseorang yang dekat dengannya agar membangunkannya pada waktu shalat Isyak agar tetap bisa melaksanakan shalat Isya’ secara berjamaah atau shalat Isyak pada waktunya.

Ini penting agar ada jaminan terhindar dari tenggelam dalam tidurnya dan terlelap sampai fajar shubuh. Wallahu a’lam. Semoga tulisan ini bermanfaat.

i https://islamqa.info/ar/answers/20811/%D8%A7%D9%84%D9%83%D9%84%D8%A7%D9%85-%D8%A8%D8%B9%D8%AF-%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B4%D8%A7%D8%A1-%D9%85%D9%83%D8%B1%D9%88%D9%87

ii https://www.islamweb.net/ar/fatwa/96137/%D9%85%D8%B0%D8%A7%D9%87%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85%D8%A7%D8%A1%D9%81%D9%8A%D8%A7%D9%84%D9%86%D9%88%D9%85%D9%82%D8%A8%D9%84%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B4%D8%A7%D8%A1

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment