Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
فإنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ
Fungsi Banyaknya Kisah dalam Al-Quran
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menceritakan berbagai kisah dalam Al-Quran. Di antara kisah-kisah yang diceritakan tersebut adalah kisah para nabi dan kaumnya, kisah-kisah orang-orang terdahulu dari generasi awal umat manusia serta keadaan mereka.
Allah menyampaikan kisah-kisah tesebut memang untuk diambil pelajaran karena kisah-kisah tersebut memang penuh dengan pelajaran besar dan hikmah yang tinggi karena disampaikan oleh Al-‘Aliim Al-Hakiim, Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tidak mungkin kosong dari tujuan besar dan hikmah mendalam. Maha Suci Allah dari melakukan sesuatu secara sia-sia
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Yusuf: 111
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Sejarah kehidupan penutup para Nabi dan Rasul Muhammad ﷺ yang begitu harum dan mulia telah memenuhi berbagai buku sejarah, tafsir dan hadits. Begitu banyak pelajaran, faedah dan hikmah dari berbagai sisi dan peran yang beliau ﷺ jalankan dalam kehidupan di dunia ini.
Di antara sisi penting dari kehidupan beliau ﷺ adalah berbagai peperangan yang beliau terjuni dalam rangka memperjuangkan tegaknya risalah Islam di muka bumi ini.
Dan perang paling penting dalam sejarah Islam yang penuh dengan pelajaran besar dan hikmah penting adalah perang Badar al-Kubra yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah.
Kisah Perang Badar Dalam Al Qur’an
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Banyak ayat al-Quran yang turun berkaitan dengan perang Badar dalam berbagai surat yang berbeda yaitu Al-Anfal, Ali Imran, Al-Hajj, Ad-Dukhan dan surat-surat lainnya.
Surat yang paling banyak membicarakan tentang Perang Badar adalah surat Al-Anfal. Sampai-sampai sebagian sahabat Nabi ﷺ menamakan surat al-Anfal itu dengan surat Badar.
Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih mereka meriwayatkan sebuah hadits Sa’id bin Jubair. Sa’id bin Jubair berkata, ”Aku bertanya kepada Ibnu Abbas tentang surat Al-Anfal, beliau menjawab, ”Surat ini turun di Badar.”
Satu surat penuh turun setelah perang Badar. Ini menunjukkan betapa urgennya perang ini dalam Islam.
Allah Ta’ala telah menjelaskan sejumlah momen penting dari perang Badar dalam Al-Quran sebagai berikut
- Keluarnya Nabi ﷺ untuk perang Badar
Allah Ta’ala menjelaskan momen saat Nabi ﷺ dan para sahabatnya keluar dari rumahnya untuk mencegat kafilah dagang Quraisy namun Allah justru menghendaki mereka berjumpa dengan pasukan tempur Quraisy yang sangat siap untuk berperang dengan Nabi ﷺ dan para sahabat.
Allah Ta’ala berfirman,
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.
mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).
Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,
agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. [Al-Anfal: 5-8]
- Istighotsah Nabi ﷺ kepada Allah agar diberi kemenangan
Melihat situasi yang sam sekali di luar perkiraan sebelumnya ini, Nabi ﷺ memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar Allah Ta’ala memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dan mengalahkan orang-orang musyrik.
Allah Ta’ala berfirman,
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. [Al Anfal: 9]
- Rasa kantuk yang turun sebagai tentara Allah
Allah Ta’ala berfirman mengisahkan turunnya rasa kantuk yang menimpa para mujahidin dari kalangan sahabat Nabi ﷺ sebelum pertempuran berlangsung.
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu). [Al-Anfal : 11]
Terkait peristiwa menakjubkan ini, Dr. Sayyid Quthb rahimahullah berkata dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, ”Kisah kantuk yang menimpa kaum Muslimin sebelum berkecamuknya perang ini adalah kisah tentang kondisi kejiwaan yang mengagumkan, yang tidak terjadi kecuali dengan adanya perintah Allah, qadar-Nya dan pengaturan-Nya.
Sebelumnya kaum Muslimin merasa takut dan gentar ketika melihat jumlah mereka sangat sedikit untuk berhadapan dengan bahaya yang tidak mereka perhitungkan dan tidak ada persiapan yang memadai untuk menghadapinya.
Tiba-tiba mereka tertimpa kantuk. Setelah itu badan mereka terasa sehat dan jiwa mereka menjadi tenang. Ketenangan ini meliputi hati mereka (demikian pula yang terjadi pada Perang Uhud …berulang kembali rasa takut dan gentar, berulang kembali rasa kantuk, serta berulang pula ketenangan).
Saya pernah mengalami seperti apa yang disebutkan dalam ayat-ayat ini. Saya baca informasi tentang kantuk ini, maka saya dapati seakan – akan ia adalah peristiwa yang sedang terjadi dan saya alami. Hanya Allah – lah yang mengetahui rahasianya dan menceritakan informasinya kepada kita.
Saya pernah menghadapi peristiwa yang berat, masa-masa sempit dan goncangan hati pada waktu maghrib.
Kemudian saya mengantuk beberapa menit saja. Setelah itu saya dalam kondisi segar, seperti manusia baru sama sekali, dengan jiwa yang tenang dan hati tenteram. Bagaimana hal ini bisa terjadi dengan begitu tiba-tiba? Saya tidak mengerti.”
- Turunnya Malaikat pada perang Badar
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia mengirim pasukan bantuan dari kalangan Malaikat dengan firman-Nya,
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. [Al-Anfal: 12]
إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ
بَلَىٰ ۚ إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ
(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. [Ali Imran: 123-125]
- Momen pertempuran
Allah Ta’ala berkehendak agar kaum Muslimin memiliki keberanian penuh dalam melawan orang-orang musyrik sehingga jumlah kaum muslimin dibuat nampak sedikit dalam pandangan orang-orang mukmin. Allah berfirman tentang hal ini,
إِذْ يُرِيكَهُمُ اللَّهُ فِي مَنَامِكَ قَلِيلًا ۖ وَلَوْ أَرَاكَهُمْ كَثِيرًا لَفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ سَلَّمَ ۗ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلًا وَيُقَلِّلُكُمْ فِي أَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا ۗ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ
(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. [Al-Anfal: 43-44]
- Setan menghasut orang-orang musyrik
Mengenai provokasi setan kepada orang-orang musyrik ini Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ ۖ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ ۚ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu”.
Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah”. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. [Al-Anfal: 48]
Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam tafsirnya Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menyatakan bahwa dalam sebuah riwayat dikatakan setan menjelma menjadi seseorang dari orang-orang musyrik kemudian berkata kepada mereka, “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang melawan kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian”.
Setan menyerupakan diri menjadi Suraqah bin Malik bin Ja’syam, salah seorang dari Bani Bakar bin Kinanah,
- Episode tentang orang-orang Munafik
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang sikap orang-orang munafik terhadap jihad yang dilakukan oleh Nabi ﷺ dan para sahabatnya,
إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَٰؤُلَاءِ دِينُهُمْ ۗ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [Al-Anfal: 49]
- Akhir Perang
Akhir dari perang Badar ini disampaikan oleh Allah Ta’ala di dalam Surat Ali Imran: 123 dengan firman-Nya:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.
Urgensi Perang Badar
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Perang Badar yang merupakan konfrontasi pertama kaum Muslimin melawan orang-orang musyrik yang hendak menumpas eksistensinya dari muka bumi merupakan perang yang memiliki nilai yang sangat strategis.
Di antara nilai penting dari Perang Badar adalah sebagai berikut:
- Perang Badar merupakan konfrontasi militer pertama yang sangat menentukan antara kekuatan kebenaran dan kebaikan, cahaya dan keutamaan dengan kekuatan kegelapan, kemusyrikan, paganisme dan keburukan. Ini merupakan perang eksistensial.
- Perang Badar merupakan peristiwa paling besar dan paling menonjol dalam sejarah dakwah Islam setelah peristiwa hijrah Nabi ﷺ dan para sahabatnya. Hijrah Nabi dan para sahabat merupakan peristiwa terbesar dan paling menonjol yang pertama dalam sejarah dakwah Islam di muka bumi.
- Perang Badar merupakan pengalaman perang pertama yang diterjuni oleh kaum muslimin di bawah komando Nabi ﷺ. Dalam perang ini keimanan mereka kepada Allah dan rasul-Nya ﷺ serta hari akhir diuji. Keberanian mereka dan kesiapan mereka untuk berkorban di jalan Allah dan aqidah mereka, serta pembelaannya dengan nyawa, darah dan hartanya menjadi diketahui.
- Perang Badar merupakan pelajaran praktis dan aplikatif yang paling besar dan paling menonjol tentang seni perang dan konfrontasi militer yang kaum muslimin peroleh dari Rasulullah ﷺ sebagai hasil dari kepemimpinan langsung Nabi ﷺ dalam perang ini.
- Perang Badar termasuk sedikit sekali dari peperangan yang disebut secara jelas di dalam al-Quran. Hal ini mengisyaratkan keutamaan perang ini, urgensinya dan nikmat Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Banyak sekali kandungan pelajaran dan hikmah yang ada di dalamnya yang sangat berguna bagi kaum muslimin sepanjang sejarah.
Baca juga: Para Nabi adalah Pejuang
Pelajaran Dari Kisah Perang Badar
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Diantara pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah perang Badar adalah:
- Kemenangan agama dan tamkin (berkuasanya) manhaj ini lebih besar daripada dunia seisinya.
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,
agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. [Al-Anfal: 7-8]
- Pertolongan Allah itu terealisasi dengan sikap taat dan pasrah kepada Allah dan memberikan sambutan kepada seruan Rasulullah ﷺ.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al Anfal: 20,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).
Allah ta’ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. [Al-Anfal: 24]
- Kemenangan atas musuh itu didapatkan dengan sikap teguh hati, menghadirkan kebesaran Allah dan banyak berdzikir kepada-Nya saat menghadapi musuh.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Anfal: 45
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
- Tidak adanya perselisihan dan pertikaian merupakan salah satu faktor utama kemenangan.
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfal: 46]
- Doa merupakan senjata mukmin paling kuat dalam menghadapi makar dan tipu daya musuh dan permusuhan mereka. Hal ini yang nampak dari doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. [Al-Anfal: 9]
Dalam perang tersebut Rasulullah ﷺ berdoa,
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي ، اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي ، اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
Ya Allah, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan kelompok pasukan ini, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini. [Hadits riwayat Muslim dalam shahihnya hadits no 1763]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Keutamaan & Keistimewaan Perang Badar
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Perang Badar memiliki banyak keistimewaan yang tidak ada pada perang lainnya. Di antaranya:
- Meski perang Badar itu kecil ukurannya namun ia merupakan perang yang menjadi pemisah dalam sejarah Islam. Oleh karena itu Allah menamakannya dengan Yaumul Furqan (Hari Pembeda).
Allah Ta’ala berbeda,
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ
di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. [Al-Anfal: 41]
Allah memisah antara al haq dan bathil melalui perang Badar. Allah meninggikan iman di atas kebatilan, menjayakan agama-Nya dan menolong Nabi-Nya dan kelompok-Nya.
- Dalam peristiwa ini nampaklah keunggulan akidah islamiyah di atas seluruh kepentingan dan ketamakan dunia. Para sahabat Anshar telah menyatakan dengan gamblang ketaatan dan pengorbanan mereka demi akidah ini. Mereka memegang teguh janji saat baiat aqabah kedua.
Sementara para muhajirin menghadapi para kerabat mereka di medan perang. Ikatan kekerabatan tidak menghalangi mereka dari membunuhnya atau memerangi mereka karena akidah itu melampaui semua ikatan.
- Kaum Muslimin yang turut serta dalam perang Badar memperoleh ampunan dari Allah Ta’ala. Rasulullah ﷺ bersabda,
لَعَلَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ اطَّلَعَ علَى أهْلِ بَدْرٍ فَقالَ: اعْمَلُوا ما شِئْتُمْ فقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ
”Boleh jadi Allah melihat kepada para peserta perang Badar kemudian berfirman, ”Lakukanlah apa yang kalian kehendaki. Sungguh Aku telah mengampuni kalian.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no.4890 dari Ali bin Abi Thalib]
- Peristiwa perang Badar menggema di Madinah, Mekkah, dan seluruh penjuru Jazirah Arab. Kaum Muslimin di Madinah menjadi superior terhadap Yahudi dan kaum musyrikin yang lain.
- Banyak orang masuk ke dalam Islam. Sebagian dari mereka masuk Islam untuk menjaga kepentingannya setelah timbangan kekuatan kaum Muslimin menguat. Saat itulah bermula munculnya front orang-orang munafik yang tokoh terkemukanya adalah Abdullah bin Ubai bin Salul.
Doa Penutup
Demikian tadi khutbah yang bisa kami sampaikan tentang kisah perang Badar dan berbagai pelajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan tentang sejarah awal kebangkitan Islam.
Mari kita akhiri khutbah Jumat ini dengan berdoa kepada Allah Ta’ala.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Materi Khotbah Jum’at Singkat
– Khutbah Jabatan Dalam Islam