Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Mukadimah
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan kepada kita semuanya hidayah iman dan Islam.
Selain juga nikmat kehidupan, kesehatan dan keamanan sehingga kita semua bisa hadir ke masjid yang penuh berkah ini tanpa ada kesulitan dan gangguan apapun jua, demi melaksanakan salah satu fardhu dan syiar yang agung dalam Islam yaitu shalat Jumat.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ , keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh kaum Muslimin yang mengikuti sunnah beliau lahir dan batin dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga akhir zaman.
Kemudian kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada Jamaah shalat Jumat sekalian, marilah kita senantiasa berusaha menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala semaksimal kemampuan yang kita miliki dan menjauhi segala larangan-larangan Allah Ta’ala, sebagai wujud upaya bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa di mana pun kita berada.
Sesungguhnnya mencapai kedudukan takwa merupakan prestasi terbesar dalam hidup seseorang yang akan menjadi sebab utama kebahagiaannya dan kemuliaannya di dunia dan di akhirat nanti.
Menghargai Pahlawan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita saat ini sudah memasuki awal bulan November. Kita semua sudah mengetahui bahwa di bulan ini ada satu hari bersejarah yang senantiasa diperingati oleh Bangsa Indonesia yaitu Hari Pahlawan.
Memperingati Hari Pahlawan memang merupakan salah bentuk penghargaan kepada jasa para pahlawan yang tak ternilai besarnya. Menghargai para pahlawan merupakan salah satu pesan dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno.
Di dalam buku Api Sejarah, karya Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, ditampilkan sebuah foto tulisan tangan Presiden Sukarno yang menyatakan sebagai berikut:
Hargailah Pahlawan!
Pahlawan sejati tidak minta dipuji jasanya.
Bunga mawar tidak mempropagandakan harumnya, tetapi harumnya dengan sendiri semerbak ke kanan-kiri.
Tetapi
Hanya Bangsa yang tahu menghargai pahlawan-pahlawannya, dapat menjadi bangsa yang besar.
Karena itu, hargailah pahlawan-pahlawan kita!
Merdeka!
Yogyakarta, 10 November ’49
Sengaja kami nukilkan perkataan beliau secara lengkap agar menjadi pengingat juga bagi kita semua tentang peristiwa 10 November 1945.
Resolusi Jihad dan Semangat Hari Pahlawan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Perang besar di Surabaya antara kaum Muslimin mujahidin negeri ini melawan pasukan Inggris dan NICA, meledak setelah munculnya resolusi Jihad dari para ulama, yang diawali oleh para Ulama di Nahdhatul Ulama.
Di dalam buku Api Sejarah karya Prof. Ahmad Mansur Surya Negara tersebut diterangkan bahwa pada tanggal 29 September 1945 Tentara Sekutu dan NICA mendaratkan pasukannya di Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Di luar kebijakan pemerintah Republik Indonesia, setelah rakyat mendengar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan adanya pendaratan tentara sekutu yang disertai NIca tersebut, para ulama dan pemuda, serta Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo, berinsiatif membentuk organisasi bersenjata untuk memperoleh senjata dari bala tentara Jepang.
Karena pemerintah Republik Indonesia saat itu tidak melakukan perlawanan yang nyata terhadap tindakan NICA dan Bala tentara Jepang, maka wakil-wakil daerah (konsul) dari Perhimpunan Nahdhatul Ulama seluruh Jawa dan Madura mengadakan Rapat Besar pada tanggal 21-22 Oktober 1945, mengajukan resolusi Jihad kepada pemerintah Republik Indonesia, yang berbunyi:
BISMILLAHIRRACHMANIR ROCHIM
Resolusi:
Rapat besar Wakil-Wakil Daerah (Konsul 2) Perhimpunan NAHDLATOEL OELAMA seluruh Djawa- Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di SURABAJA.
Mendengar:
Bahwa di tiap-tiap Daerah di seluruh Djawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim Oelama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA.
Menimbang:
- bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.
- Bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari Ummat Islam.
Mengingat:
- bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang yang datang dan berada disini telah banyak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang mengganggu ketenteraman umum.
- bahwa semua jang dilakukan oleh mereka itu dengan maksud melanggar kedaulatan Negara Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah disini maka di beberapa tempat telah terdjadi pertempuran jang mengorbankan beberapa banyak djiwa manusia.
- bahwa pertempuran 2 itu sebagian besar telah dilakukan oleh Ummat Islam jang merasa wadjib menurut hukum Agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanya.
- bahwa didalam menghadapi sekalian kedjadian 2 itu perlu mendapat perintah dan tuntunan jang njata dari Pemerintah Republik Indonesia jang sesuai dengan kedjadian-kedjadian tersebut.
Memutuskan
- Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaja menentukan suatu sikap dan tindakan jang njata serta sebadan terhadap usaha-usaha jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap fihak Belanda dan kaki-tangannya.
- Supaja memerintahkan melandjutkan perdjuangan bersifat “sabilillah” untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam .
Surabaja, 22 – 10 -1945
HB. NAHDLATOEL OELAMA[i]
Resolusi jihad ini merupakan permohonan kepada Pemerintah RI kala itu untuk memerintahkan kepada kaum Muslimin di Indonesia agar berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini karena Presiden RI dipandang sebagai Imam negeri kaum Muslimin saat itu yang punya kewenangan untuk memerintahkan kaum Muslimin berperang melawan penjajah.
Dalam Fikih Islam inilah yang dikenal dengan Istinfarul ‘Aam, yaitu mobilisasi umum dari Imam negeri Islam kepada seluruh rakyat Muslim untuk berjihad melawan musuh agama dan negara.
Kalau situasinya musuh sudah memasuki negeri kaum Muslimin sebagaimana tentara sekutu sudah mendarat di kota-kota besar tadi, maka jihad memang sudah menjadi fardhu ‘ain sebelum diperintah oleh Imam.
Apalagi bila ditambah dengan perintah langsung dari pimpinan negara, maka kewajibannya menjadi berlipat atas setiap Muslim. Ancaman Allah kepada orang yang tidak mau berjihad padahal dia mampu dan tidak ada udzur syar’i dalam kondisi semacam ini sangat berat.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat At-Taubah: 38-39
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَكُمْ اِذَا قِيْلَ لَكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّاقَلْتُمْ اِلَى الْاَرْضِۗ اَرَضِيْتُمْ بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ – ٣٨
”Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
اِلَّا تَنْفِرُوْا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا اَلِيمًاۙ وَّيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوْهُ شَيْـًٔاۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ – ٣٩
”Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Resolusi Jihad oleh para ulama NU ini memiliki pengaruh sangat besar dalam jiwa kaum Muslimin di negeri ini. Semangat mereka untuk melakukan perlawanan menjadi berkobar dan tidak lagi mengenal rasa takut terhadap kekuatan musuh yang tidak seimbang sama sekali, baik dari segi jumlah senjata, daya hancur dan kecanggihannya.
Hari Pahlawan 10 November & Pekik Takbir Bung Tomo
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
M.C. Ricklefs menuturkan, pada bulan Oktober dengan mendaratnya tentara sekutu Inggris dan NICA di pulau Jawa dan Sumatra, pecahlah pertempuran di pulau Jawa dan Sumatra. Para pemuda Republik menyerang bekas interniran Belanda, bekas serdadu Belanda dan Indo-Eropa yang pro Belanda.
Tentara sekutu Inggris dan NICA mendaratkan 6000 serdadu Gurkha dari India pada tanggal 25 Oktober 1945 di Surabaya. Bertujuan mengambil interniran Belanda dari Jepang. Para ulama dan santri tidak percaya.
Dengan adanya resolusi Jihad 22 Oktober tersebut berdampak pada membanjirnya para kiai dan santri dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat ke kota Surabaya.
Apalagi dibangkitkan pula semangat juangnya oleh Bung Tomo melalui Radio Pemberomtakan Rakyat Indonesia. Bung Tomo membangkitkan semangat juang Bangsa Indonesia dalam menghadapi pendaratan Tentara Sekutu Inggris dan NICA yang akan kembali menjajah negeri ini dengan senantiasa menutup pidato perlawanannya di radio dengan mengucapkan takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Muhammad Nastir menjelaskan mengapa Bung Tomo harus meneriakkan Allahu Akbar dalam menutup pidato Radio Pemberontakan. Jawabnya karena Bung Tomo memahami siapa yang tepat menjadi teman dalam membela tanah air dan bangsa serta agama dari ancaman tentara Sekutu dan NICA, tidak lain adalah Ulama dan umat Islam.
Apalagi setelah Resolusi Jihad Nahdhatul Ulama 22 Ooktober 1945 berkembang menjadi Resolusi Jihad Partai Politik Islam Indonesia Masyumi , 7 November 1945, pengaruhnya membangkitkan semangat 60 juta kaum Muslimin Indonesia siap berjihad di jalan Allah.
Banyak ulama yang turun langsung ke medan perang Surabaya saat itu, memimpin jalannya pertempuran, di antaranya, Hadratusy syaikh Rois Akbar KH. Hasyim Asy’ari dari pesantren tebu Ireng Jombang, Jawa Timur, KH. Asyhari dan Kiai Tanggul Wulung dari Jogjakarta, KH. Abbas dari pesantren Buntet Cirebon dan KH. Mustafa Kamil dari Partai Syarikat Islam Garut Jawa Barat.
Perlawanan ulama, santri dan para pemuda yang telah terbakar semangat jihadnya semenjak pendaratan pasukan sekutu hingga tujuh hari kemudian mengakibatkan terbunuhnya Brigjend Mallaby pada tanggal 31 Oktober 45.
Tentara Inggris tidak pernah kehilangan Perwira tingginya dalam Perang Dunia II. Namun baru sebulan pendaratan sejak 29 September 45, pada tangal 31 Oktober 45 sudah kehilangan Pewira Tinggi, Brigjend Mallaby?
Padahal Tentara Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI – baru dibentuk 5 Oktober 1945, dan resolusi Jihad baru dikumandangkan 22 Oktober 1945. Namun demikian, telah berhasil mengorganisasikan perlawanan ulama dan santri serta para pemuda yang membuahkan tewasnya Perwira Tinggi tentara sekutu.
Suatu prestasi perang kemerdekaan yang luar biasa. Pengaruh resolusi Jihad Nahdhotul Ulama dan pidato radio Bung Tomo dari Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia berhasil memobilisasi potensi ulama dan Barisan Sabilillah, bekerjasama dengan Tentara Keamanan Rakyat – TKR dan didukung oleh Laskar Hizbullah serta para santri, berhasil mematahkan perwira tinggi tentara sekutu dan NCA yang berpengalaman memenangkan Perang Dunia II.
Akibatnya, Inggris marah. Mayor Jendral RC. Mansergh, Komandan Angkatan Darat sekutu memberikan ultimatum kepada segenap rakyat Indonesia agar menyerahan senjatanya paling lambat jam 06.00 pagi 10 November 1945.
Ultimatum ini tidak didengar oleh rakyat. Walaupun tentara sekutu Inggris ditambah dengan Divisi India ke -5 yang total berjumlah 15 ribu orang, didukung dengan senjata pemusnah berupa meriam dari kapal penjelajah Sussex dan beberapa kapal perusak, serta pesawat Mosquito dan Thunderbolt Royal Airforce Inggris.
Namun demikian tidak mampu memadamkan semangat kemerdekaan yang sedang membara di hati rakyat.
Di tengah takbir Allahu Akbar, walaupun hanya menggenggam bambu runcing, para ulama dan santri dan pemuda maju terus pantang mundur. Mati dalam pertempuran melawan penjajah Barat, diyakini sebagai mati yang indah, gugur sebagai syuhada’.
Bagaimanapun kuatnya senjata imperialis Barat, tidak mungkin mampu memadamkan semangat ulama dan santri yang hatinya sedang terpana oleh rasa cinta terhadap keagungan nilai kemerdekaan. Lebih baik gugur sebagai syuhada’ daripada hidup terjajah.
Perang Sabil pada hari Sabtu, 10 November 1945 di Surabaya menampakkan keagungan semangat rela berkorban harta dan keberanian jiwa yang tiada tara. Surabaya berubah menjadi lautan api dan darah.
Dunia tidak membiarkan Tentara Sekutu Inggris dan NICA melancarkan pembantaian yang melanggar HAM. Protes keras antara lain datang dari Ali Jinnah, dari Perserikatan Muslimin India dan Jawaharlal Nehru dari India.
Mereka memprotes pengunaan Tentara Gurka untuk menindas Bangsa Indonesia. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang menunjukan jiwa patriotik penuh keberanian dari para ulama, santri dan para pemuda, akhirnya diperingati sebagai Hari Pahlawan.[ii]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Pelajaran Penting dari Hari Pahlawan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Apa saja pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah perang di jalan Allah tanggal 10 November 1945 ini? Di antara pelajaran yang bisa kita ambil adalah:
- Tauhid yang bersih dan kuat serta spirit jihad di jalan Allah untuk membela tanah air umat Islam merupakan salah satu faktor utama yang melahirkan semangat perlawanan yang luar biasa dalam diri kaum Muslimin di negeri ini.
Oleh karenanya, pelajaran tauhid yang utuh dan benar serta konsep jihad di jalan Allah yang benar serta berbagai keutamaan jihad dan mati syahid harus terus ditanamkan ke dalam jiwa generasi muda Islam agar mereka senantiasa memiliki kesadaran dan keberanian untuk membela tanah airnya saat ada situasi yang menuntut.
Yang harus digaris bawahi adalah pengajaran konsep jihad harus benar sesuai penjelasan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman terhadap ibadah jihad di jalan Allah.
Jangan sampai gara-gara ada praktek jihad yang menyimpang saat ini, lalu generasi muda Islam justru dijauhkan dari pemahaman yang benar tentang ibadah jihad yang agung ini.
Dalam jangka panjang, ini akan merugikan kaum muslimin itu sendiri dan bahkan bangsa ini secara keseluruhan karena jihad adalah sumber semangat pembelaan tanah air yang tidak pernah kering.
- Perang 10 November ini menegaskan bahwa persatuan antara ulama, santri, pemuda dan tentara merupakan salah satu faktor penentu kemenangan dalam perlawanan melawan penjajahan orang-orang kafir.
Untuk itu, segala hal yang bisa merusak persatuan di atas kebaikan dan kebenaran yang datang dari al-Quran harus dihindari dan dicegah.
- Kemenangan tidak ditentukan oleh jumlah pasukan dan kekuatan senjata, namun kemenangan itu hanyalah karena pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pertolongan Allah itu hanya diberikan kepada para hamba-Nya yang bersedia berkorban harta dan nyawa dalam berjihad di jalan-Nya secara ikhlas dan sabar, betapa pun sederhana kemampuan dan persenjataan yang mereka miliki.
Sejarah Islamyang panjangmenjadi saksi terbaik dalam masalah ini. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِۙ –
”Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Ali Imran: 126]
Allah juga berfirman,
اِنْ يَّنْصُرْكُمُ اللّٰهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۚ وَاِنْ يَّخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ – ١٦٠
Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. [Ali Imran: 160]
Allah ketika menutup kisah perang antara Thalut bersama Nabi daud melawan Jaluth dalam surat Al-Baqarah: 249 berfirman,
كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
- Hari Pahlawan ini bisa dijadikan sarana untuk mengingatkan generasi muda Islam tentang besarnya pengorbanan para pahlawan terdahulu dalam mempertahankan negeri ini.
Diharapkan hal ini akan menginspirasi mereka untuk berani berkorban di jalan kebaikan ketika kondisi menuntut untuk itu. Wallahu a’lam.
Doa dan Penutup
Demikianlah khutbah tentang hari pahlawan yang bisa kami sampaikan. Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan karunia-Nya. Dan bila ada kesalahan maka itu dari kami dan dari setan. Semoga Allah mengampuni kesalahan kami dan kaum Muslimin.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنَّا نَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
[i] Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/3688/inilah-isi-resolusi-jihad
[ii] Api Sejarah, Jilid Kedua, Ahmad Mansur Surya Negara, Penerbit Surya Dinasti, Jakarta, 2015. hal. 201-210.
Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Download Khutbah Jumat Terbaru PDF
– Khutbah Jumat Tentang Kemerdekaan
– Khutbah Jumat Dakwah di Jalan Allah
– Khutbah Jumat Tentang Haq dan Batil
– Khutbah Jumat Bahaya Komunisme