Kala Rumah Jauh Dari Masjid

Apabila disuruh memilih, pilih rumah jauh dari masjid atau dekat masjid? Tentu banyak yang ingin memiliki rumah dekat dengan masjid. Hal tersebut pasti menjadi idaman banyak insan muslim.

Sebagai seorang muslim yang hatinya sehat, fitrahnya bersih dan aqidahnya lurus, pasti mencintai masjid dan suka tinggal di lingkungan yang dekat dengan masjid.

Alasannya sederhana, shalat di masjid terdekat dari rumah akan memudahkan pelaksanaan ibadah shalat wajib lima waktu secara lebih sempurna.

Selain itu, biasanya lingkungan dekat masjid relatif lebih bersih dari berbagai kemungkaran. Warganya cenderung lebih relijius. Kehidupan menjadi terasa lebih menenteramkan hati.

Namun demikian. Tidak setiap orang mendapat rezeki semacam itu. Ada yang punya uang, namun tidak ada rumah yang dijual di dekat masjid.

Ada rumah di dekat masjid yang dijual, namun harganya terlalu tinggi untuk kemampuan ekonominya.

Bagi yang tidak bisa beli rumah akan lebih repot lagi. Dia tidak bisa memilih tempat sesuai keinginannya. Tapi harus sesuai isi kantongnya. Kadang ada rumah dikontrakkan di dekat masjid, namun harga kontrakannya tinggi.

Bisa juga harganya terjangkau isi kantong namun ukurannya terlalu kecil. Keluarganya banyak, jadi butuh 2-3 kamar minimal. Akhirnya, terpaksa harus cari rumah yang sesuai dengan isi kantongnya dan kondisi keluarganya.

Bila ternyata harus tinggal di lingkungan yang jauh dari masjid karena berbagai sebab, tidak perlu berkecil hati. Sebenarnya kondisi tersebut bukan menjadi penghambat bagi seorang muslim pecinta masjid untuk meraih derajat yang tinggi di akhirat dan pahala serta keutamaan yang besar.

Sebab Rasulullah ﷺ sendiri dalam beberapa sabdanya justru memberikan kabar gembira bagi ahli masjid dari kaum muslimin yang rumahnya jauh dari masjid, namun sangat disiplin dengan shalat berjamaah di masjid.

Misalnya hadits Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berikut ini.

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ، فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى

Orang yang paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh (rumahnya dari masjid). (Hal ini karena dia) paling jauh jarak berjalannya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 651 dan Muslim no. 662]

Padahal sudah sama-sama kita ketahui bahwa setiap langkah kaki ke masjid itu memiliki keutamaan. Satu langkah kakinya akan menghapus dosa sedangkan langkah kaki yang satu akan meninggikan derajatnya di surga.

Ini berarti, semakin jauh jarak rumahnya maka semakin banyak dosa yang terhapus dan semakin tinggi derajatnya. Tentu saja setelah terpenuhi syaratnya, yaitu ikhlas karena Allah dan sudah dalam keadaan bersuci sejak dari rumahnya serta berjalan kaki bukan berkendara.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

Siapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah untuk melaksanakan salah satu fardhu (kewajiban) dari sekian fardhu dari Allah, maka kedua langkahnya yang satu menghapus satu kesalahan dan satunya lagi meninggikan satu derajat.” [Hadits riwayat Muslim no. 666 dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]

Oleh karenanya, mengingat begitu besarnya pahala yang akan diraup oleh orang yang rajin ke masjid sementara rumahnya jauh jaraknya, ada salah seorang sahabat Nabi ﷺ yang tidak ingin pindah ke dekat masjid dan tidak mau berkendara menuju masjid.

Padahal sahabat tersebut paling jauh rumahnya dari Masjid Nabawi. Namun demikian, dengan tekadnya yang luar biasa untuk meraih pahala tersebut, beliau tidak pernah terlambat shalat dalam semua keadaan.

Kondisi panas terik di tanah Arab yang terkenal bikin penduduk lokal enggan keluar rumah tidak pernah membuatnya loyo dan lemah semangat.

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh sahabat Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu. Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

”Ada seorang pria yang setahu saya tidak ada orang yang lebih jauh rumahnya dari masjid daripada dirinya. Dia tidak pernah ketinggalan satu shalat pun. Ubay lantas berkata,”Ada yang berkata kepadanya atau Aku bilang kepadanya, “Andai saja (alangkah baiknya bila) kamu membeli keledai untuk kamu kendarai saat gelap gulita atau saat panas menyengat.”

Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak ingin rumahku di samping masjid. Sungguh aku ingin agar dicatat untukku (diberi pahala) jalanku menuju masjid dan kembalinya aku ke keluargaku.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Ta’ala telah mengumpulkan untukmu hal itu seluruhnya.” [Hadits riwayat Muslim no. 663]

Semoga tulisan ini bisa membesarkan hati dan menguatkan tekad kaum muslimin yang memiliki rumah jauh dari masjid untuk senantiasa rajin shalat berjamaah di masjid.

Adapun dimasa kini, agar tidak terlambat shalat, kita bisa menyiasatinya dengan memiliki jam digital sholat. Sehingga ketika masuk waktu sholat, jam tersebut dapat berbunyi. Sehingga anggota keluarga bisa segera ke masjid ataupun shalat di awal waktu.

Wallahu a’lam.

Leave a Comment