Kapan waktu terbaik untuk istighfar? Istighfar termasuk ketaatan yang paling agung dan bentuk taqarrub kepada Allah yang paling utama. Selama seorang hamba itu senantiasa beristighfar maka dia berada dalam kebaikan.
Istighfar itu disyariatkan untuk dilakukan setiap waktu. Namun ada waktu-waktu khusus yang menjadikan istighfar di dalamnya memiliki kelebihan dibanding yang lain.
1. Setiap selesai melakukan ibadah
Waktu istighfar disunnahkan seusai melaksanakan sebuah ibadah karena adanya cacat dan kekurangan dalam pelaksanaan ibadah tersebut.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
”Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Baqarah: 199]
Ayat tersebut berbicara tentang haji, khususnya setelah thawaf ifadhah. Di sini datang perintah istighfar karena bisa jadi terdapat cacat atau kekurangan dalam, pelaksanaan ibadah tersebut.
Demikian pula setelah shalat wajib lima waktu. Rasulullah ﷺ bila telah mengucapkan salam dalam shalat fardhu maka beliau beristighfar tiga kali.
Karena seorang hamba itu rentan untuk mendapati adanya kekurangan dalam shalatnya karena lalai atau lupa. Ataupun mendapat bisikan setan atau tipudaya iblis ketika shalat.
2. Istighfar di waktu sahur
Waktu terbaik berikutnya adalah ketika sahur. Allah Ta’ala telah memuji hamba-hamba-Nya yang beristighfar kepadanya di waktu sahur dengan firman-Nya:
ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْمُنفِقِينَ وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ
” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” [Ali Imran: 17]
Allah juga berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” [Adz-dzariyat 17-18]
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنا تَبارَكَ وتَعالَى كُلَّ لَيْلةٍ إلى السَّماءِ الدُّنْيا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، يقولُ: مَن يَدْعُونِي، فأسْتَجِيبَ له؟ مَن يَسْأَلُنِي فأُعْطِيَهُ؟ مَن يَستَغْفِرُني فأغْفِرَ له؟
Allah Tabaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang akhir. Allah berfirman,”Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku kabulkan untuknya. Siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku beri kepadanya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka Aku ampuni.” [Hadits Muttafaq ‘alaih. Al-Bukhari (1145) dan Muslim (758)]
3. Saat menutup majlis
Yaitu ketika seseorang berdiri dari majlisnya khususnya ketika dia bersama saudara-saudaranya (seagama) atau saat dia sedang berkumpul atau bekerja.
Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, ”Rasulullah ﷺ setiap berdiri dari sebuah majlis senantiasa membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Subhaanakallahumma wa bihamdika Asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaih
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi dengan haq kecuali Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
‘Aisyah berkata,”Wahai Rasulullah ! Betapa banyak kata yang engkau ucapkan itu saat engkau berdiri (dari majlis)? Rasulullah bersabda,”Tidaklah seseorang mengucapkan kata-kata tersebut ketika berdiri dari majlisnya kecuali akan diampuni kesalahan (dosa) yang dia lakukan selama di majlis.”
[Hadits riwayat Al-Hakim dan dia berkata,”Hadits Shahih isnadnya namun tidak diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi]
4. Beristighfar untuk Muslim yang meninggal dunia
Nabi ﷺ bila selesai dari mengubur jenazah seorang Muslim beliau berdiri dan bersabda,”Hendaklah kalian memohonkan ampunan untuk saudara kalian ini dan mintalah pengokohan untuk dirinya karena sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya.” [Hadits riwayat Abu Dawud]
Dalam kondisi yang sulit semacam ini betapa butuhnya seorang yang telah meninggal kepada istighfar dan permintaan ampunan dari Allah ‘Azza wa jalla untuknya.
Oleh karenanya, Nabi ﷺ itu memintakan ampunan untuk orang-orang yang telah meninggal apabila berziarah ke kuburan dan berdiri di kubur mereka.i