Valentine’s Day Dalam Kaca Mata Islam

Konspirasi (jahat) orang-orang Yahudi dan Nasrani tanpa terasa telah membuahkan hasil nyata. Erosi moral yang melanda ummat manusia di zaman atom ini merupakan salah satu wujud nyata dari drama penghancuran Islam. Kebenaran disembunyikan, sedangkan kebathilan dan kebohongan ditonjolkan.

Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi yang benar menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil, yang idkemas sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti Islami. Padahal isinya adalah racun dan bom waktu yang akan menghancurkan diri umat Islam.

Dalam era globalisasi sekarang, upaya jahat orang munafik dan para musuh Islam semakin menggila dengan didukung kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ummat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat, yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal, tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman, sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Konspirasi jahat tersebut “lebih” diarahkan kepada generasi muda, seagai generasi yang diharapkan menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan ummat. Generasi muda yang masih memiliki waktu cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan diracuni dengan berbagai nilai kotor (baca: bathil), sehingga menjadikannya terlena.

Dan tidak sedikit kalau tidak boleh dikatakan semua generasi muda yang lupa tanggungjawab terhadap agama, umamt, dan negara.

Valentine’s day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam dilancarkanlah ghazwul fikri (infasi pemikiran), yang hasilnya berkembangnya pacaran, saling memberikan kartu ucapan kasih sayang dan cindera mata berupa kado, kembang gula dan boneka-boneka anak kecil yang bersayap.

Bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, ciuman, pelukan dan cumbuan antara lain jenis kelamin. Tidak jarang kalau tidak boleh dikatakan biasanya diakhiri dengan coitus (sanggama).

Erosi moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda termasuk generasi muda Islam Valentine’s Day (hari kasih sayang) merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya, karena merupakan moment untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar. Dengan dalih kasih sayang, perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan.

Sejarah valentine’s day

Sejarah Valentine’s Day Dalam Kaca Mata Islam
Sumber gambar: indiatvnews.com

Pada abad ke-3 Masehi, berkuasa seorang raja Romawi bernama Claudus II Ghoticus. Dengan kekuasannya dia menghukum pancung seorang pendeta bernama Santo Valentine’s pada tanggal 14 Februari 269 M yang dianggap bersalah karena menentang ketentuan kerajaan.

Santo Valentine telah menikahkan sepasang remaja muda yang sedang menjalani cinta kasih. Tindakan ini dainggap bertentangan dengan ketentuan kerajaan yang melarang laki-laki remaja single untuk menikah dulu, karena prajurit kerajaan yang belum menikah dianggap memiliki ketangguhan yang luar biasa di medan perang.

Bagi pihak gereja, tindakan Santo Valentine tersebut dianggap benar karena telah melindungi orang yang sedang bercinta sehingga dia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang.

Bahkan Paulus St. Julius I membangun monumen untuk menghormati jasa perjuangannya, sehingga tercatatlah dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang bagi ummat Kristiani.

Valentine’s Day juga merupakan warisan budaya Romawi Kuno, yakni upacara pemujaan dan persembahan terhadap dua dewa besar Dewa Lupercus (dewa kesuburan, padang rumput dan ternak) dan Dewa Paunus (dewa alam semesta).

Upacara ini dilakukan setiap tahun, tepatnya tangagl 15 Februari, masa kekuasaan Kaisar Constantine (189-337 M). Dia adalah raja Romawi pertama yang memeluk agama Kristen, sehingga agama Kristen diberi keleluasaan dan dapat berkembang dengan pesat.

Upacara pemujaan terhadap dua maha dewa tersebut diawali dengan penyembelihan hewan ternak, biasanya berupa kambing atau anjing. Darah dari pisau sembelihan tersebut dioleskan ke dahi para pemuda yang mengikuti upacara sakral tersebut sambil menuju altar pemujaan. Selanjutnya dibuat cambuk-cambuk dari kulit hewan korban, dan dibawa sambil mengelilingi bukit Falatine.

Dalam acara mengelilingi bukit Falatine, para pemuda akan mencambuk setiap wanita yang ditemuinya. Anehnya, wanita yang dicambuk akan menerima dengan senang hati tanpa rasa marah atau dendam karena mereka beranggapan bahwa cambuk tersebut bertuah dan dapat mengembalikan kesuburan wanita.

Kaisar Constantine memiliki pengaruh kuat terhadap pihak gereja, sehingga dia dapat mengadakan beberapa acara tambahan setelah upacara pemujaan terhadap Dewa Lupercus dan Dewa Faumus tersebut. Dia memberikan kesempatan kepada remaja wanita untuk menyampaikan pesan cintanya kepada pria pujaannya pada sebuah jambangan besar yang telah disediakan.

Kemudian para remaja pria akan menerima pesan-pesan cinta tersebut dan dilanjutkan dengan ucapan cinta kasih antara sepasang remaja yang telah saling memberi dan menerima pesan-pesan cintanya. Mereka berpasang-pasangan, bernyanyi bersama, berdansa, dan biasanya diakhiri dengan perbuatan amoral (coitus).

Abad ke 5 Masehi tepatnya tahun 494 M kebudayaan bangsa Romawi tersebut diadopsi oleh pihak gereja menjadi upacara penyucian diri secara umum. Bahkan oleh Paus Galasium I, upacara penyucian diri ini kemudian ditetapkan sebagai peringatan kasih sayang (Valentine’s Day).

Tanggal peringatan diubah menjadi setiap 14 Februari, yaitu tanggal dihukumnya pendeta Santo Valentine. Karena itualh Paus Galasium I dikenal sebagai pelopor peringatan Valentine’s Day.

Baca juga: Perbedaan Zindiq dan Munafik Secara Istilah

Valentine’s Day Dalam Tinjauan Islam

Valentine’s Day Dalam Kaca Mata Islam
Sumber: time.com

Bagaimana Valentine’s day dalam tinjauan Islam? Berikut penjelasannya:

1. Tasyabbuh bil kuffar

Menilik dari sejarah Valentine’s day (baca: asal-usul), jelas terlihat bahwa hal tersebut merupakan salah satu upacara peribadatan (penyucian diri) ummat Nasrani, yang diadopsi dari budaya Romawi kuno, bukan bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Islam tidak memperkenankan (baca: haram) mengambil cara-cara peribadatan yang tidak memiliki dasar/sumber, baik dari al Qur’an maupun as sunnah.

Islam tidak memperkenankan (baca:haram) mengambil cara-cara peribadatan yang tidak memiliki dasar/sumber, baik dari al Qur’an maupun as sunnah. Tindakan yang demikian dinamakan bid’ah. Perhatikan hadits Rasulullah SAW, berikut:

Aisyah ra berkata: Bersabda Rasulullah SAW. “Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama kami ini, sesuatu yang tidak ada dasar daripadanya, maka itu pasti tertolak.” (HR. Bukhari, Muslim)

Hadits lain mengatakan:

Jabir ra berkata Dan Rasulullah saw berabda: Adapun sesudah itu, maka sesungguhnya sebaik-baik keterangan ialah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Nabi Muhammad SAW. Dan sejahat-jahat sesuatu, yang serba baru, tidak berasal dari agama. Dan tiap-tiap bid’ah sesat … (HR. Muslim)

Islam adalah agama yang benar dan sempurna, sehingga tidak tertinggal sesuatu apapun yang kurang atau belum dijelaskan. Allah SWT, memerintahkan agar ummat Islam selalu berada di jalan-Nya, dan tidak mengikuti cara-cara (peribadatan) orang kafir. Perhatikan firman Allah SWT, berikut ini:

Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, ikutilah dan janganlah mengikuti lain-lain jalan, maka akan terpisah kamu dari jalan Allah (QS. Al An’am: 153)

Perayaan Valentine’s day seharusnya hanya dirayakan oleh pemeluknya (Nashrani). akan tetapi, pada kenyataannya tidak sedikit generasi muda Muslim yang tidak paham terhadap diennya ikut ambil bagian dalam perayaan Valentine’s day.

Hal ini merupakan tindakan menyerupai orang-orang kafir (tasyabbuh bil kuffar), dan haram hukumnya dalam Islam. Maka benarlah sinyalir Rasulullah saw yang mengatakan dalam haditsnya sebagai berikut:

Sungguh kalian (pada suatu hari) akan mengikuti jalan (cara hidup) bangsa-bangsa yang pernah ada di masa lalu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta, sampai-sampai ketika mereka masuk ke lubang biawak, kalian pun mengikutinya. Beberapa sahabat bertanya, Apakah yang dimaksud (Ya Rasulullah) adalah kaum Yahudi dan Nasrani? Rasulullah menjawab, Siapa lagi (kalau bukan mereka). (HR. Muslim)

Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain golonganku (Umat Islam). (HR. Tirmidzi)

Allah pun memperingatkan kepada ummat Islam dalam surat Al Baqarah ayat 120, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha (selamanya) kepada ummat Islam, sehingga mengikuti millah mereka.

Yang termasuk ke dalam millah mereka adalah segala sesuatu yang menjadi tata cara hidup mereka yang tidak bersumberkan dari al Qur’an dan Sunnah Rasul termasuk upacara-upacara ritual yang telalu mereka lakukan.

2. Penetrasi budaya sesat

Apakah ikut valentine adalah tasyabbuh
Sumber: meredithcorp.io

Menyimak kembali QS. Al Baqarah ayat 120, maka jelaslah ketidakridhaan Yahudi dan Nasrani kepada ummat Islam bersifat kekal/abadi. Beragam daya upaya mereka lakukan untuk menjauhkan ummat Islam dari al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Valentine’s Day yang telah meracuni generasi muda Islam boleh dikatakan salah satu bukti nyata dari produk ghazwul fikri para musuh Islam, dan merupakan perwujudan ketidakridhaan Yahudi dan Nasrani kepada Ummat Islam.

Adanya perayaan Valentine’s day menjadikan semakin merebaknya pacaran di kalangan generasi muda. Acaranya selalu dihiasi dengan dansa-dansi, pelukan cimuan, bahkan tidak jarang yang diakhiri dengan perbuatan sanggama/coitus.

Islam melarang umatnya untuk mendekati zina, hukumnya adalah dosa besar (QS. Al Isra’: 32). pacaran merupakan salah satu perbuatan mendekati zina, karena itu Islam tidak mengenal konsep pacaran.

Berduaan egan lawan jenis tidaklah diperkenankan, karena yang ketiga adalah syetan (al hadits), apalagi sampai berdansa, ciuman, dan berpelukan antara lawan jenis yang bukan mahram. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa peringatan Valentine’s day menuju ke arah legitimasi pacaran dan menghalalkan perbuatan-perbuatan amoral yang sangat menjijikkan.

Islam mengajarkan agar ummatnya menjaga pandangan dan kemaluannya. Kepada Muslimah, diajarkan untuk menutupkan kerudung (baca:jilbab) ke seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan (QS. 33:59, 24:30-31).

Inilah salah satu konsep Islam untuk menjaga pergaulan dengan menutup aurat. Islam juga memberikan solusi kepada generasi muda yang telah siap agar menikah, dan berpuasa bagi yang belum siap menikah (bukan pacaran) (al hadits).

3. Perbuatan mubadzir

Konspirasi terhadap umat islam dalam valentine day
Sumber: thenational.ae

Islam mengajarkan untuk hidup zuhud (sederhana) dan qana’ah (menerima apa adanya) di dunia. Dengan dua sikap hidup tersebut akan melahirkan sikap yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Allah SWT berjanji akan menambahkan nikmat kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur (QS. Ibrahim: 7)

Sikap kufur nikmat sangatlah dibenci oleh Allah SWT dan sikap ini kalau ditelusuri sebenarnya disebabkan oleh terlenanya ummat Islam terhadap nikmat duniawi. Padahal Allah SWT, telah mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanya sekedar mainan, hiasan, bangga-banggaan dan banyak-banyaknya harta. Kehidupan dunia tidak lain adalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Al Hadid: 20).

Karena itulah sikap yang harus dipegang oleh ummat Islam adalah menjadikan kehidupan dunia sebagai wasilah (sarana) menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi. Ummat Islam harus senantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT, dan membelanjakan apa yang dimilikinya di jalan Allah SWT. (waktu, tenaga, dan biaya), karena pada hakekatnya Allah SWT telah membeli setiap jiwa ummat Islam.

Sejalan dengan sikap syukur nikmat itu, Islam mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan (melampaui batas kewajaran), karena sikap yang demikian termasuk kufur nikmat dan langkah syetan, misalnya pemanfaatan yang berlebih-lebihan terhadap sumberdaya yang dimiliki (waktu,tenaga, dan biaya).

Valentine’s day yang dipenuhi hura-hura merupakan kegiatan yang menghamburkan sumberdaya. Kita lihat generasi muda sibuk membelanjakan harta/uang yang dimilikinya untuk hal-hal yang tidak berguna.

Di samping itu, tenaga dan waktu jgua dipakai untuk aktifitas yang sudah jelas-jelas tidak Islami, sehingga apa yang dilakukan tidak bernilai ibadah serta tidak membawa manfaat bagi dirinya sendiri, lebih-lebih bagi kemaslahatan ummat.

Menilik hal ini, dapatlah kiranya dikatakan bahwa Valentine’s day merupakan tindakan kufur nikmat yang sangat dibenci Allah SWT. Dan tidak berlebihan kiranya jika dikatakan Valentine’s day merupakan kegiatan mubadzir.

Khatimah

Nabi Muhammad SAW telah wafat meninggalkan ummatnya. Tidak ada warisan berupa harta benda yang begitu bernilai yang beliau tinggalkan. Beliau hanya meninggalkan dua buah wasiat yang harus menjadi pegangan hidup setiap muslim, seperti sabdanya:

Kutinggalkan untuk kamu dua pusaka (perkara), taklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah Rasulnya. (al hadits)

Inilah ajakan yang beliau ucapkan pada haji terakhirnya (hujjatul wada’) di Padang Arafah. Karena itulah seorang Muslim yang sejati akan senantiasa sami’na wa atha’na dalam menyikapi ajakan Rasulullah SAW tersebut. Konsekuensinya adalah harus menjalankan Islam secara kaffah/totalitas (QS. Al Baqarah: 208) dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak islami.

Dengan demikian, budaya valentine’s day harus ditinggalkan karena tidak sesuai dengan al Quran dan sunnah Rasul. Di samping itu harus pula disadari bahwa semua itu tidak lepas dari rekayasa jahat para musuh-musuh Islam.

Wallahu a’lam bish showab.

Sumber bacaan:

– Lembaran Dakwah Hanif No. 134/III, 23 Rajab 1411 H/8 Februari 1991 M

– Lembaran Dakwah AL Ummah No. 11/10 Sya’ban H/14 Februari 1992 M

– GemaIslami

Ditulis oleh Eko Siwi Rudikuncahyo Ir di Al Muslimun Nomor 312 Tahun XXVI (42) Syawal / Zulqaidah 1416 Hijriah/Maret 1996

Leave a Comment