Pentingnya Jam Istirahat Kerja Sesuai Waktu Sholat

Apakah penting jam istirahat kerja sesuai waktu sholat? Satu fenomena di Indonesia, karyawan yang mayoritas muslim, tetapi jam istirahat kerja tidak seusai dengan jadwal istirahat waktu sholat.

Padahal, sholat di dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat fundamental. Sholat menjadi salah satu rukun dari rukun Islam yang lima. Sholat menjadi batas antara iman dan kufur. Sholat menjadi amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat.

Dalam sejarah awal Islam, sholat menjadi salah satu ukuran utama dan indikator kebaikan seseorang muslim. Semakin bagus sholat seseorang maka citra dirinya semakin baik di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, segala aktifitas yang dilakukan seorang muslim harus senantiasa mempertimbangkan persoalan sholat. Termasuk masalah bekerja.

Saat bekerja seorang muslim harus tetap menjaga sholatnya. Dilaksanakan sesuai waktunya. Dan bagi laki-laki, dilaksanakan secara berjamaah. Untuk itu, di tempat kerja, karenanya perlu ada penyesuaian jam istirahat kerja agar memudahkan seseorang untuk melaksanakan sholat.

Pentingnya sholat jamaah

Bagi laki-laki muslim yang telah mukallaf, melaksanakan sholat wajib secara berjamaah menjadi sebuah tuntunan agama yang sangat ditekankan. Sebagian ulama bahkan sampai pada kesimpulan wajib bagi pria Muslim untuk melaksanakan sholat secara berjamaah.

Sholat Jamaah di masjid merupakan bentuk menghidupkan syiar Islam yang agung. Syiar ini bisa redup bila kaum muslimin tidak memeliharanya dengan sungguh-sungguh. Sholat jamaah ini memiliki begitu banyak keutamaan dan pahala bagi siapa saja yang melakukannya dengan ikhlas dan sesuai sunnah Nabi ﷺ.

Selain pahala yang berlimpah, secara sosial sholat jamaah memiliki banyak pengaruh positif. Di antaranya adalah meningkatkan persaudaraan dan persahabatan di antara sesama muslim, meminimalkan potensi konflik di antara mereka, dan membangun kebersamaan.

Kohesi sosial menjadi semakin kuat. Ia bisa menjadi salah satu instrumen terciptanya masyarakat yang harmonis.

Kaitan sholat dengan sikap menyia-nyiakan

Suatu kali Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu mengirim surat ke seluruh bawahannya yang menjadi pemimpin daerah. Ya semacam gubernur wilayah di masa sekarang. Beliau menegaskan bahwa salah satu perkara mereka yang paling penting bagi dirinya adalah persoalan sholat.

Beliau menyatakan bahwa siapa saja yang sangat menjaga sholatnya dan terus menerus memeliharanya maka dia berarti telah mengaja agamanya. Namun, siapa saja yang menyia-nyiakan sholat maka dia akan lebih menyia-nyiakan perkara agama yang lain.

Terkait masalah bekerja, seorang muslim yang sangat memelihara sholatnya maka biasanya dia sangat bisa dipercaya dalam urusan pekerjaannya. Dia akan lebih amanah. Lebih bisa diandalkan.

Namuntidak demikian halnya bagi pekerja muslim yang tidak memelihara sholat, apalagi yang tidak sholat sama sekali, maka kemungkinan besar dia akan lebih menyia-nyiakan masalah amanah yang menjadi tanggung jawabnya.

Salah satu manfaat sholat adalah membangun karakter disiplin

Sholat merupakan ibadah wajib yang memiliki banyak manfaat bagi umat Islam baik di dunia maupun akhirat, baik secara individu maupun sosial. Secara individu, sholat mendidik kaum muslimin agar memiliki mental disiplin.

Sholat mendidik umat Islam untuk disiplin waktu. Waktu sholat itu ada awal dan akhirnya. Islam mendorong umatnya agar melaksanakan sholat di awal waktu atau pada waktunya. Dan bila lewat sari waktunya, maka akan ada konsekuensinya yang berat di akhirat nanti.

Sholat juga mendidik umat Islam untuk disiplin terhadap aturan dan taat perintah terhadap pimpinan serta tidak menyelisihinya. Hal ini nampak jelas dalam pelaksanaan sholat wajib berjamaah di masjid. Ada aturan yang harus diikuti baik bagi sang imam maupun makmum.

Ada keteraturan dan ketertiban dalam pelaksanaan sholat berjamaah. Keteraturan dan ketertiban itu jelas buah dari disiplin diri yang baik. Tanpa disiplin diri, maka akan kacaulah sholat jamaah.

Fenomena kantor tidak memperhatikan jam sholat

Kebanyakan perusahaan dan perkantoran yang ada saat ini tidak begitu memperhatikan waktu-waktu sholat. Bagi mereka, yang penting orang muslim diberikan kesempatan waktu dan tempat untuk melaksanakan ibadah sholat.

Masalah disain waktu kerja dan waktu istirahat kerja tidak mempertimbangkan waktu-waktu sholat. Hal ini karena memang kebanyakan perusahaan yang mempekerjakan jutaan tenaga kerja muslim itu berlatar belakang non muslim atau bukan muslim yang sangat relijius.

Bagi mereka, sholat bukan persoalan krusial dan tidak terkait dengan performa kerja individu dan perusahaan serta bersifat urusan privat seseorang dengan Tuhannya. Jadi yang prinsip sudah difasilitasi dan tidak perlu dikondisikan agar para tenaga kerja muslim itu memperhatikan masalah pelaksanaan sholatnya.

Sikap karyawan muslim yang bekerja di tempat seperti itu

Sebagai karyawan muslim yang bekerja di tempat kerja semacam itu, maka harus pintar-pintar memanfaatkan setiap celah dan waktu yang disediakan oleh pemberi kerja. Misalnya, bila waktu istirahat kerja yang diberikan cuma satu jama saja, maka hal pertama yang harus diutamakan adalah masalah sholat.

Hal ini penting agar tidak terlantar pelaksanaannya karena dinomorduakan. Jadi utamakan sholat, baru rehat dan ngobrol santai sambil makan siang. Kecuali, bila waktu istirahat belum masuk waktu sholat, itu lain perkaranya.

Sikap Muslim sebagai pemilik usaha dan pemberi kerja

Bila pemilik usaha itu seorang muslim, sudah semestinya memberikan perhatian sangat besar pada masalah pelaksanaan sholat. Fasilitas tempat, sarana ibadah dan waktu kerja dan istirahat kerja bila memungkinkan didisain agar bisa sesuai dengan waktu-waktu sholat.

Aturan kerja bisa dibuat agar para pekerja tetap bisa melaksanakan sholat pada waktunya secara berjamaah tanpa mengurangi hak perusahaan dan kinerja yang diharapkan. Output harus tetap dipertahankan sesuai target yang telah ditentukan tanpa mengorbankan kewajiban sholat berjamaah.

Bila ritme kerja menyesuaikan waktu sholat terlalu sulit dilakukan, maka minimal waktu istirahat kerja sebisa mungkin menyesuaikan waktu sholat. Sehingga para tenaga kerja muslim bisa dengan mudah dan tenang melaksanakan kewajiban sholat berjamaah.

Bisa juga meletakkan jam digital sholat di kantor sebagai penanda waktu sholat. Sehingga ketika waktu sholat datang, akan ada alarm yang berbunyi. Karyawan bisa segera melaksanakan shalat. Tentunya tetap diatur agar produktivitas kerja tetap terjaga.

Jam Sholat digital untuk kantor dan pabrik
Contoh jam digital untuk musholla PT. Howa Indonesia

Tips agar bisa sholat berjamaah di saat jam istirahat kerja

Agar setiap pekerja muslim bisa melaksanakan ibadah sholat secara berjamaah bagi para pekerja pria, maka bisa dilakukan hal-hal berikut ini:

  1. Pihak perusahaan hendaknya menyediakan tempat ibadah sholat berupa mushola atau masjid yang layak dan memiliki daya tampung yang cukup besar bila memungkinkan.
  1. Perusahaan menyediakan waktu istrahat kerja sesuai dengan waktu sholat. Dalam hal ini bila sholat zhuhur maka antara pukul 11.30 – 12.30 atau pukul 12.00-13.00.
  1. Hendaknya ada bagian kerohanian dari pekerja muslim yang memberikan dorongan kepada para pekerja muslim agar melaksanakan kewajiban sholat secara berjamaah. Ini berfungsi sebagai pengingat agar mereka tidak melalaikan syiar yang agung ini.
  1. Bila kapasitas mushala atau masjid tidak memungkinkan pelaksanaan sholat dalam sekali waktu maka sholat jamaah dilakukan secara bergelombang dan dilakukan dengan tempo yang tidak terlalu lama agar tidak menghabiskan waktu istirahat. Tentu saja dengan tanpa mengurangi hak sholat berupa pelaksanaannya secara thumakninah.

Demikian penjelasan singkat tentang pentingnya jam istirahat kerja sesuai dengan waktu sholat. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Leave a Comment