Agar Tidak Masbuq Shalat – Pernahkah anda mendengar hadits yang menerangkan keutamaan orang yang tidak pernah tertinggal takbiratul ihram Imam saat shalat berjamaah? Keutamaannya begitu besar yaitu dia akan dibebaskan dari neraka dan dari sifat kemunafikan.
Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam hadits Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,’ Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa shalat berjama’ah selama 40 hari dengan mendapatkan takbir pertama ikhlas karena Allah, maka akan dicatat baginya terbebas dari dua hal; terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik.”
[Hadits riwayat At-Tirmidzi no. 241. Al Albani menilainya sebagai hadits hasan dalam silsilah al-ahadits ash- shahihah no. 2652 dan no. 1979]
Hadits ini benar-benar sangat menggugah semangat seorang muslim untuk mewujudkannya. Namun, sering kali, besarnya ganjaran sesuai dengan beratnya usaha untuk mendapatkannya. Menekuni shalat Jamaah selama 40 hari tanpa terlambat satu kali pun bukan perkara mudah.
Hal ini menuntut disiplin yang sangat kuat dan komitmen yang sangat tinggi. Di masa Nabi Muhammad ﷺ banyak shahabat Nabi ﷺ yang berhasil mewujudkannya. Padahal saat itu tidak ada jam tangan, jadwal digital sholat, pengeras suara dan seterusnya sebagaimana sekarang.
Sementara pada zaman yang penuh dengan berbagai fasilitas canggih saat ini, menjadi orang yang mampu mewujudkan syarat yang disebutkan di dalam hadits di atas terasa sekali beratnya. Persoalannya ternyata bukan pada fasilitas pendukung.
Namun lebih pada tingkat kesadaran, disiplin diri dan komitmen untuk melazimi amal yang agung ini.
Tips Agar Tidak Masbuq Shalat
Dengan mengkaji kehidupan para sahabat Nabi ﷺ dan para shalihin di masa tabi’in dan tab’iut tabi’in, kita bisa mendapatkan pelajaran agar kita tidak menjadi makmum masbuq.
Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Senantiasa mengingat besarnya keutamaan shalat berjamaah.
- Senantiasa mengingat besarnya keutamaan mendapatkan takbiratul ihram Imam saat shalat berjamaah. Dua hal pertama ini akan memperkuat semangat seorang muslim untuk melazimi amal tersebut.
- Berusaha keras untuk betul-betul ikhlas dalam menjalankan amal shaleh tersebut. Keikhlasan dalam beramal akan menjadikan berkahnya amal tersebut sehingga lebih mudah untuk bersikap istiqamah karena dikuatkan oleh Allah Ta’ala.
- Selalu memperhatikan waktu shalat dan berusaha agar sudah dalam keadaan siap sebelum adzan berkumandang.
- Bila poin keempat di atas terasa berat maka diusahakan saat mendengar adzan berkumandang seluruh aktifitas langsung dihentikan dan berangkat ke masjid.
- Cari masjid yang terjangkau jaraknya dan dikenal longgar waktu antara adzan dan iqamahnya. Sebab, sering didapati masjid yang begitu mepet waktu antara adzan dan iqamahnya. Hal ini lumayan menyulitkan untuk mewujudkan hadits di atas.
- Hindari begadang atau tidur terlalu larut di malam hari agar meringankan dalam bangun shubuh. Kalau rasa kantuk sangat kuat, jangankan suara adzan, alarm yang ada di samping telinga pun tidak berpengaruh sama sekali.
Bila mampu mengikuti gaya kehidupan malam Rasulullah ﷺ maka akan sangat memudahkan untuk bangun shubuh pada waktunya. Bahkan untuk bangun sebelum shubuh. Rasulullah ﷺ dikenal punya kebiasaan tidak suka ngobrol yang tidak berguna dan segera tidur sehabis isyak.
Beliau tidur di awal malam dan bagun di pertengahan malam atau sepertiga malam yang terakhir. Kebiasaan ini sangat sehat. Namun kehidupan malam di zaman modern ini benar-benar mengubah segalanya. Hanya orang muslim yang dirahmati Allah semata yang bisa meneladani Nabi ﷺ secara lahir dan batin.
- Usahakan agar di siang hari ada waktu tidur siang walau cuma 20-30 menit. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengembalikan kesegaran tubuh sehingga tetap bersemangat dalam melakukan berbagai aktifitas. Termasuk di dalamnya adalah shalat ke masjid di waktu sore dan malam hari serta memudahkan untuk bangun sebelum shubuh.
- Terakhir, kita harus hati-hati dengan dosa dan maksiat. Dua hal itu yang akan membelenggu kita dari berbagai amal yang agung. Dosa dan maksiat akan melemahkan hati, meruntuhkan tekad dan menutup kesadaran seseorang untuk meraih keutamaan di akhirat.
Untuk itu selain waspada dengan dosa dan maksiat kita perlu senantiasa beristighfar kepada Allah Ta’ala setiap hari. Paling tidak 70-100 kali sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Wallahu a’lam.
Semoga tulisan ini bermanfaat.