Pernah mengalami Sholat Subuh kesiangan? Lalu, apa yang anda lakukan? Pahadal, Sholat Subuh adalah shalat yang sangat istimewa kedudukannya dalam Islam.
Di zaman awal Islam, Sholat Subuh menjadi salah satu indikator kebaikan Islam seseorang. Sholat Subuh memiliki begitu banyak keutamaan.
Tulisan berikut ini akan membahas beberapa perkara terkait shalat Subuh, seperti hukum shalat Shubuh kesiangan, kapan disebut kesiangan, batas waktu shalat Subuh.
Dan tak kalah penting adalah tips agar bisa bangun sebelum Subuh sehingga tidak ketinggalan shalat Shubuh.
Batas Waktu Shalat Subuh
Waktu shalat Shubuh dimulai dengan terbitnya fajar kedua atau yang sering dikenal dengan fajar shadiq. Sedangkan berakhirnya waktu shalat shubuh adalah dengan terbitnya matahari. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para fuqaha.
Hal ini bisa kita ketahui dari penjelasan yang diberikan di dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah yang dikutip oleh Markazul Fatwa, sebagai berikut:
جاء في الموسوعة الفقهية: لا خلاف بين الفقهاء في أن أول وقت صلاة الفجر هو طلوع الفجر الثاني أي الفجر الصادق، وآخر وقتها إلى طلوع الشمس. انتهى.
“Disebutkan di dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiah: Tidak ada perselisihan di antara para fuqaha’ (ahli fikih) bahwa permulaan waktu shalat Shubuh adalah terbitnya fajar kedua yaitu fajar shadiq dan ahir dari waktu Shalat Shubuh adalah terbitnya matahari.”i
Kapan disebut sholat subuh kesiangan?
Seseorang dikatakan telah kesiangan dalam melaksanakan shalat shubuh bila dia melaksanakan shalat subuh itu setelah matahari terbit, meskipun baru beberapa menit.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Markazul Fatwa yang berada di bawah bimbingan Syaikh Dr. Abdullah Al-Faqih.
Markazul Fatwa ditanya oleh seseorang yang terlambat bangun pagi. Waktu terbit matahari di daerahnya pukul 06.06. Sementara dia melaksanakan shalat Shubuh pukul 06.08.
Dia bertanya, apakah itu masih bisa dikategorikan dalam waktu shalat shubuh ataukah sudah waktu qodho’?
Jawabannya tegas bahwa dia sudah keluar dari waktu shalat sehingga status shalat shubuhnya adalah qodho’.
Hadits Tentang Sholat Subuh Kesiangan
Abu Qatadah Al-Harits bin Rib’i Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bercerita,” Rasulullah ﷺ pernah menyampaikan khutbah kepada kami.
Beliau bersabda, ”Sesungguhnya kalian akan berjalan sepanjang waktu sore dan malam kalian, dan kalian akan sampai mata air esok hari, insya Allah.” Lalu para sahabat berangkat dan tak satu pun dari para sahabat yang berboncengan dengan yang lain.
Abu Qatadah berkata, ”Ketika Rasulullah ﷺ berjalan hingga pertengahan malam, dan aku berada di sampingnya- Rasulullah ﷺ mulai mengantuk sehingga badan beliau dalam keadaan miring dari hewan tunggangannya.
Maka aku mendatanginya, kutopang tubuhnya tanpa membangunkannya sampai beliau lurus kembali di atas tunggangannya.
Abu Qatadah melanjutkan,”Setelah itu beliau berjalan lagi. Ketika telah melewati sebagian besar malam, beliau miring kembali dari tunggangannya. Maka aku topang tubuhnya tanpa membangunkannya hingga tubuh beliau lurus kembali di atas tunggangannya.
Abu Qatadah melanjutkan,”Beliau terus berjalan sampai akhir waktu sahur. Beliau miring kembali, jauh lebih miring daripada yang pertama dan kedua, hingga beliau nyaris terjatuh. Lalu aku mendatangi beliau, dan kutopang tubuhnya.
Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertanya, ”Siapakah ini?” Aku menjawab,”Abu Qatadah.” Beliau bertanya, “Semenjak kapan engkau mengiringiku dalam perjalanan?”
Aku menjawab, “Saya berjalan seperti ini sejak tadi malam.” Beliau bersabda, ”Semoga Allah selalu menjagamu sebagaimana engkau menjaga Nabi-Nya.”
Kemudian beliau bertanya, “Apakah menurutmu kita tidak terlihat oleh orang lain?” Kemudian beliau bertanya lagi, ”Apakah engkau melihat seseorang?”
Aku menjawab, “Ini ada seorang pengendara.” Lalu aku berkata lagi, “Ini seorang pengendara lainnya.” Sehingga kami berkumpul dan saat itu kami tujuh pengendara.”
Abu Qatadah berkata,” Lalu Rasulullah ﷺ berbelok dan meninggalkan jalan tersebut (menepi) sambil menyandarkan kepalanya, kemudian beliau berpesan, ”Jagalah shalat untuk kita! (Berjagalah agar shalat shubuh tidak terlewat.)” Dan yang pertama kali bangun adalah Rasulullah ﷺ, ketika sinar matahari menerpa punggungnya.
Abu Qatadah berkata,”Kami terbangun dalam keadaan sangat terkejut.” Kemudian beliau bersabda, ”Naikilah tunggangan kalian.” Maka kami menaiki tunggangan kami dan meneruskan perjalanan.
Ketika matahari meninggi, beliau turun dan meminta tempat wudhu berisi sedikit air yang kubawa. Rasulullah ﷺ pun berwudhu dengan wudhu yang sedang saja (karena airnya sedikit, pent), dan masih menyisakan sedikit air di dalamnya.
Setelah itu beliau berpesan kepada Abu Qatadah, ”Jagalah tempat wudhumu untuk kita. Tempat wudhu tersebut akan memberikan kebaikan yang besar (mukjizat,pent) kepada kita!”
Kemudian Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat. Lalu Rasulullah ﷺ shalat dua rakaat, dan diteruskan dengan sholat subuh. Beliau melakukan hal itu sebagaimana beliau melakukannya setiap hari.”
Abu Qatadah melanjutkan,”Rasulullah ﷺ lantas menaiki tunggangannya dan kami pun berkendara bersamanya. Kami satu sama lain mulai saling berbisik, ”Apa kaffarat dari apa yang telah kita perbuat berupa kekurangan yang kita lakukan dalam shalat kita?”
Beliau kemudian bersabda,”Bukankah pada diriku ada teladan bagi kalian?” Kemudian beliau bersabda, “Tidak ada tafrith (sikap meremehkan) karena tidur. Sikap meremehkan (shalat) itu hanyalah pada orang yang tidak mengerjakan shalat hingga tiba waktu shalat yang lain.
Oleh kerena itu, siapa yang melakukan hal itu (yaitu tertidur hingga lewat waktu shalat,pent), hendaknya ia shalat ketika sadar. Dan untuk esok hari, hendaknya ia melakukan shalat tepat pada waktunya.”
[Hadits riwayat Muslim dalam Shahih Muslim no. 681]
Hukum Sholat Subuh kesiangan
Mengenai hukum shalat subuh kesiangan, berikut ini penjelasan dari Majma’ Al Buhuts Al Islamiyah Al Azhar, badan riset Islam tertinggi dalam insitusi Al Azhar, saat ditanya tentang shalat shubuh orang yang bangun kesiangan:
“Seorang Muslim hendaknya menjadi orang yang bertekad kuat untuk melaksanakan shalat pada waktunya. Seorang muslim hendaknya mengambil seluruh sebab yang menjadikannya mampu melaksanakan shalat pada waktunya agar bisa melaksanakan shalat Subuh pada waktunya.
Apabila dia tidak mendengar adzan setelah dia mengambil sebab-sebab yang membantu untuk bisa melaksanakan Shalat Subuh pada waktunya, dan terbangun setelah terbitnya matahari maka yang disunnahkan adalah dia memulai dengan shalat sunnah qabliyah Subuh baru kemudian mengerjakan Shalat Subuh.”ii
Tips Agar Bisa Bangun Sebelum Sholat Subuh
Agar bisa melaksanakan Shalat Subuh pada waktunya dan bisa melaksanakannya secara berjamaah di masjid bagi muslim laki-laki, ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan.
Di antaranya adalah berusaha agar selalu bangun sebelum subuh. Berikut ini adalah sejumlah tips agar bisa bangun sebelum subuh:
- Berusaha keras setiap hari agar menjauhi kemaksiatan dan dosa baik besar maupun kecil. Sebab dosa-dosa itu akan melemahkan tekad seseorang seseorang untuk berbuat kebaikan. Balasan dari melakukan keburukan adalah melakukan keburukan yang lain.
- Melazimi ucapan istighfar setiap hari paling tidak 100 kali sebagaimana disunnahkan oleh Rasulullah ﷺ. Setelah menjaga diri dari dosa kemudian diikuti dengan senantiasa beristighfar, diharapkan akan menjadikan hati diberi hidayah dan taufik oleh Allah sehingga dimudahkan untuk memiliki tekad dan kesadaran yang kuat untuk berbuat baik.
- Bila memungkinkan, sempatkan tidur qailullah di siang hari walau sebentar untuk menghilangkan kepenatan tubuh setelah bekerja di siang hari dan menjaga tubuh tetap segar.
- Hindari sekuat mungkin tidur di larut malam. Bila tidak ada hal yang sangat penting jangan tidur terlalu larut di malam hari.
- Tidur dalam keadaan suci, dan sebelum tidur membaca sejumlah dzikir pengantar tidur yang disunnahkan terutama membaca ayat kursi.
- Memasang alarm jam sholat digital untuk mengingatkan bila sudah menjelang masuk waktu shubuh. Misalnya, alarm diatur agar berbunyi 30 menit sebelum waktu adzan shubuh, supaya bisa persiapan shalat shubuh dengan tenang bahkan ada waktu untuk shalat witir dan membaca istighfar di waktu sahur.
- Senantiasa membaca doa agar Allah Ta’ala membantu kita dalam menjalankan ibadah kepada-Nya. Ada sebuah doa yang khusus diwasiatkan Nabi ﷺ kepada sahabat Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu. Beliau berwasiat agar jangan meninggalkan doa ini di setiap akhir dari shalat wajib. Doanya adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allâhumma a’innii ‘alâ dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibâdatik
”Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” [Hadits riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shahih.]
Demikian tadi ulasan singkat tentang hukum sholat Shubuh kesiangan. Semoga penjelasan ini bermanfaat. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu karena rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan dalam tulisan ini maka itu dari kami dan dari setan.
Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahan dan kekeliruan kami.
Referensi Penulisan
i https://www.islamweb.net/ar/fatwa/247879/
ii https://www.masrawy.com/islameyat/others-islamic_ppl_news/details/2020/6/24/1816564