Pengertian Yaumul Barzakh: Arti, Dalil, & Hikmah di dalamnya Bagi Muslim

Yaumul Barzakh berarti hari pada saat seorang anak manusia meninggalkan dunia ini karena ajalnya sudah tiba lalu malaikat maut mendatanginya untuk mencabut ruhnya.

Pada saat kematian itulah hari dimana dia masuk ke alam baru, yaitu alam barzakh atau lebih dikenal dengan alam kubur.

Tulisan ini hendak mengupas tentang pengertian barzakh, dalil-dalil yang menunjukkan adanya alam barzakh baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah, hikmah dari adanya alam barzakh. Serta beberapa persoalan yang sering ditanyakan oleh sebagian kalangan terkait ruh manusia dan kehidupan di alam barzakh.

Pengertian Barzakh

البرزخ ‘Al-Barzakh’ secara bahasa berarti penghalang di antara dua hal. Selain itu juga berarti Penghalang di antara dua perkara sebagaimana dijelaskan oleh penulis Lisanul ‘Arab dan sejumlah pakar bahasa Arab. [Lisanul ‘Arab, Ibnu Manzhur, hal. 8][i]

Abul Hayan Al-Andalusi mengatakan, “Barzakh adalah penghalang antara dua hal yang mencegah salah satu dari kedua hal tersebut untuk bisa mencapai yang lain. Atau bisa juga berarti penghalang di antara dua jarak.” [Al-Bahrul Muhith fi At-Tafsir, Abul Hayan AL-Andalusi, Darul Fikr, Beirut, 7/579]

Misalnya, firman Allah Ta’ala,

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. [Al-Mukminun: 100]

Maksudnya adalah ada penghalang yang mencegah mereka untuk kembali ke dunia dan terus menetap di dalamnya hingga hari Kiamat. Demikian pula dengan firman Allah Ta’ala,

وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخاً وَحِجْراً مَحْجُوراً

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. [Al-Furqan: 53][ii]

Maksud Alam Barzakh dan Yaumul Barzakh

Maksud Alam Barzakh

Imam Mujahid, seorang ahli tafsir terkemuka dari kalangan Tabi’in (wafat 104 H) saat ditanya tentang ayat berikut:

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. [Al-Mukminun: 100]

Beliau menjawab, “Maksudnya adalah Apa yang ada di antara kematian dan al-Ba’ats (Hari Kebangkitan). Asy-Sya’bi, ulama Tabi’in terkemuka, berkata tentang Barzakh, “Yaitu kehidupan antara kematian dan akhirat. Jadi Barzakh adalah kehidupan yang ada setelah kematian hingga Yaumul Baats (Hari Kebangkitan). [At-Tadzkirah bi ahwalil mauta wa umuril akhirah, Muhammad Syamsuddin Al-Qurthubi, Maktabah Darul Minhaj lin Nasyr (1425 H), hal. 476-477]

Sekelompok ulama menyatakan, “Sesungguhnya Barzakh adalah masa, tempat dan keadaan. Masa Barzakh bermula dari kematian hingga hari kiamat. Sedangkan keadaan Barzakh adalah arwah dan tempatnya adalah dari kubur hingga ‘illiyin bagi arwah orang-orang mukmin atau hingga Sijjin bagi orang-orang kafir dan orang-orang yang celaka.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya adzab kubur terjadi di Barzakh antara dunia dan akhirat.” [Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, cetakan kedua, juz 39 hal. 257.][iii]

Baca juga: Yaumul Hisab

Maksud Yaumul Barzakh

Dengan demikian yang dimaksud dengan Yaumul Barzakh adalah hari pada waktu seseorang memasuki alam Barzakh setelah kematian menjemputnya dari alam dunia dan memindahnya ke alam Barzakh untuk memasuki fase baru kehidupan sebelum masuk ke alam akhirat.

Di alam Barzakh ini seseorang sudah merasakan kenikmatan dan kesengsaraan. Hanya saja bagaimana kehidupannya memang tidak bisa di bayangkan dengan akal manusia yang tidak diberi kemampuan untuk menjangkau alam Barzakh yang masuk ke dalam kategori persoalan ghaib.

Yang dituntut dari seorang Muslim hanyalah beriman dengan adanya kehidupan setelah kematian baik di alam Barzakh maupun alam akhirat. Ada banyak dalil yang menunjukkan adanya alam Barzakh baik dari al-Quran maupun As-Sunnah.

Dalil Adanya Yaumul Barzakh

Dalil Adanya Yaumul Barzakh

Berikut ini sebagian dari dalil-dalil yang menujukkan secara jelas keberadaan alam Barzakh:

Dalil Alam Barzakh Al Quran

  • Al-Mukminun: 100

حَتَّى إِذَا جَاء أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ -٩٩- لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhan-ku, kembalikanlah aku (ke dunia),

Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.

  • Ghafir (Al-Mukmin): 46

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.

  • Al-An’am: 93

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata, “Pada ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan adanya siksa dan nikmat di Barzakh. Sesungguhnya pesan dalam ayat ini dan adzab yang ditujukan kepada mereka hanya terjadi ketika saat datangnya kematian, menjelang datang kematian dan setelah kematian.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa ruh itu merupakan jisim yang keluar, masuk, diajak bicara dan menetap dalam jasad lalu meningalkannya. Inilah keadaan mereka di Barzakh.” [Tafsir As-Sa’di, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Darussalam lin nasyr wat tauzi’, Saudi Arabia, 1422 H / 2002 M, hal. 295-296]

Dalil Alam Barzakh dari Hadits

  • Hadits dari Hani’ Maula ‘Utsman

عَنْ هَانِئٍ، مَوْلَى عُثْمَانَ ، قَالَ : ” كَانَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ يَبْكِي حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ ، فَقِيلَ لَهُ : تَذْكُرُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ ، وَلَا تَبْكِي، وَتَبْكِي مِنْ هَذَا ؟ قَالَ : إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ( إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ ، فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ ، فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ) قَالَ : وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ ) .

Dari Hani Maula Utsman, dia berkata,”Dahulu Ustman bin ‘Affan apabila berdiri di dekat sebuah kuburan dia menangis hingga jenggotnya basah. Lantas ditanyakan kepadanya,” Anda ingat dengan surga atau neraka tapi tidak menangis namun anda menangis karena kuburan ini?”

Utsman menjawab,”Sesungguhnya (alam) kubur itu tempat pertama dari akhirat (dalam hal pertanyaan, pahala dan hukuman, sebagaimana diterangkan dalam syarah hadits ini, pent). Bila selamat dari (pertanyaan dan siksa) di dalamnya maka setelah dari kubur akan lebih mudah.

Dan bila tidak bisa selamat darinya maka sesudahnya jauh lebih berat darinya.” Utsman radhiyallahu ‘anhu berkata, “Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih mengerikan dari (pemandangan di alam) kubur.”

[Hadits riwayat At-Tirmidzi (2308) dan dia menyatakan sebagai hadits hasan, dan Ibnu Majah (4267), Ahmad (454) dan al-Hakim (7942) dan al Hakim menyatakannya shahih, Adz-Dzahabi sepakat dengannya dan dinyatakan sebagaihadits hasan ole Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi][iv]

  • Hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu

 – لولا أن تدافنوا لدعوتُ اللهَ عزَّ وجلَّ أن يُسمِعَكم [ من ] عذابِ القبرِ [ ما أسمعني ]

Rasulullah ﷺ bersabda,”Kalau bukan karena kalian itu saling mengubur (jenazah), pasti aku akan berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar memperdengarkan kepada kalian sebagian dari adzab kubur apa yang aku dengar.” [Hadits riwayat Muslim no. 2868]

  • Hadits dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma

 – مرَّ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم على قبرينِ فقال: ( إنَّهما ليُعذَّبانِ وما يُعذَّبانِ في كبيرٍ ثمَّ قال: بلى أمَّا أحدُهما فكان يسعى بالنَّميمةِ وأمَّا الآخَرُ فكان لا يستنزِهُ مِن بولِه ) ثمَّ أخَذ عودًا فكسَره باثنينِ ثمَّ غرَز كلَّ واحدٍ منهما على قبرٍ ثمَّ قال: ( لعلَّه يُخفَّفُ عنهما العذابُ ما لم ييبَسا )

Ibnu ‘Abbas radhiyalahu ‘anhuma berkata,”Nabi ﷺ melewati dua buah kuburan. Lalu beliau bersabda,”Sesungguhnya keduanya sedang disiksa dan mereka disiksa bukan karena dosa besar.” Kemudian beliau bersabda,”Iya, salah satu dari mereka dahulu biasa melakukan namimah (adu domba) sedangkan yang satunya dahulu biasa tidak bersuci dari kencingnya.”

Setelah itu beliau mengambil sebuah kayu gaharu dan mematahkannya menjadi dua. Kemudian beliau menancapkan masing-masing potongan kayu tersebut ke kedua kuburan tadi lalu bersabda,”Mudah-mudahan siksa mereka diringankan selama kayu tersebut belum mengering.”

[Hadits riwayat Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban no. 3128]

Baca juga: Arti Yaumul Jaza

Kondisi Manusia di Alam Barzakh

Kondisi Manusia di Alam Barzakh Alam Kubur

Syaikh Abdul Azis bin Baz rahimahullah pernah ditanya tentang bagaimana kehidupan manusia di alam Barzakh, lantas beliau menjawab, “Kehidupan di Barzakh itu sesuai dengan kehidupannya saat di dunia ini.

Kondisi orang mukmin

Orang yang beriman mendapatkan kenikmatan di alam Barzakh dan ruhnya di surga sedangkan jasadnya mendapatkan sebagian dari kenikmatan.

Kondisi orang kafir

Adapun orang kafir ruhnya dihadapkan kepada neraka dan mendapatkan bagian dari siksaan dan jasadnya mendapatkan bagian dari siksaan juga.

Inilah kehidupan alam Barzakh. Orang-orang beriman berada dalam keadaan bahagia dan mendapatkan kenikmatan. Nabi ﷺ telah memberikan kabar berita bahwa arwah orang-orang mukmin itu berada di surga dan berkeliling di surga sekehendaknya.

Adapun orang-orang kafir adalah sebagaimana Allah mengabarkan tentang keluarga Fir’aun,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. [Ghafir: 46][v]

Baca juga: Pengertian Ashabul Yamin

Hikmah Adanya Alam Barzakh

Hikmah Adanya Yaumul Barzakh Alam Barzakh

Di alam barzakh atau alam kubur hanya ada dua kondisi yang pasti di alami para penghuninya yaitu kenikmatan dan siksaan. Kalau tidak termasuk orang yang mendapat nikmat pasti akan mengalami siksaan.

Tentu saja adanya alam barzakh dengan nikmat dan siksa di dalamnya ini ada hikmahnya yang agung.  Salah seorang ulama bernama Syaikh Nada Abu Ahmad mencoba menjelaskan hikmah dari adanya siksa dan nikmat di alam barzakh sebagai berikut:

  1. Menampakkan keutamaan Allah Ta’ala terhadap para hamba-Nya yang beriman dan shalih dalam bentuk memberikan nikmat-Nya kepada mereka dalam kehidupan di alam barzakh serta menghinakan para pendusta dan para ahli maksiat, wal ‘iadzu billah.
  2. Menunjukkan kekuasaan Allah Ta’ala dalam menyiksa para ahli maksiat dan orang-orang kafir serta memberikan nikmat kepada orang-orang beriman yang jujur (dengan imannya) di dalam kubur tanpa ada satu manusia pun (di alam dunia) yang merasakan hal tersebut.
  3. Sesungguhnya, para mukalaf (setiap orang yang sudah mendapat beban syariat) saat mengetahui bahwa di alam kubur atau kehidupan barzakh itu ada siksaan, maka hal tersebut akan menjadi pencegah yang kuat bagi mereka dari melakukan perbuatan yang berdampak buruk di akhirat.
  4. Menjadi peringatan dari sebagian dosa dan kemaksiatan yang memiliki sanksi khusus terkait dengannya seperti tidak bersuci dari kencing atau melakukan namimah dan lain-lain.
  5. Terkadang siksa kubur itu menjadi penghapus bagi sebagian dosa dan kemaksiatan yang dilakukan saat hidup di dunia sehingga datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada dosa lagi.
  6. Terkadang siksa di alam kubur itu berfungsi meringankan hukuman bagi sang hamba tersebut di neraka pada hari kiamat. [Dirasaat ‘Aqdiyah fil Hayah Al-Barzakhiah, hal. 358][vi]

Baca juga: Pengertian Yaumul Mizan

Hikmah Adzab di Alam Barzakh Menjadi Perkara Ghaib

Hikmah Adzam Alam Barzakh Menjadi Perkara Ghaib

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan hikmah mengapa siksa di alam Barzakh itu menjadi perkara ghaib sebagai berikut:

  1. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Penyayang. Andai saja kita mengetahui siksa kubur pasti kehidupan kita akan sangat menyusahkan hati.

Karena seseorang saat mengetahui bahwa ayahnya, atau saudaranya atau anaknya atau istrinya atau kerabatnya disiksa di dalam kubur dan tidak mampu untuk membebaskannya maka dia pasti merasa sangat sedih dan tidak akan bisa tidur. Ini merupakan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Andaikan orang yang telah meninggal yang telah Allah tutupi dosa-dosanya dan kita tidak mengetahui dosa-dosanya antara dirinya dengan Allah ‘Azza wa Jalla, kemudian Allah membuat kita mengetahui siksaan yang dia terima maka hal itu menjadi sebuah bentuk pembongkaran yang sangat memalukan bagi dirinya. Dengan demikian ditutupinya hal itu merupakan rahmat dari Allah kepada orang yang meninggal dunia.
  2. Akan memberatkan manusia untuk melakukan penguburan orang yang meninggal sebagaimana sabda Nabi ﷺ,”Kalau bukan karena kalian saling mengubur jenazah, pasti aku akan meminta kepada Allah agar menjadikan kalian bisa mendengar siksa kubur.” [Hadits riwayat Muslim 2868]
  3. Andaikan siksa di alam barzakh itu kelihatan maka iman kepada alam barzakh itu menjadi tidak ada keistimewaannya karena ia telah menjadi pemandangan yang terlihat yang tidak mungkin untuk diingkari.

Dengan demikian hal itu akan menyebabkan semua orang menjadi beriman sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ -٨٤-

Maka ketika mereka melihat azab Kami, mereka berkata, “Kami hanya beriman kepada Allah saja dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah.” [vii]

Apabila orang – orang melihat jenazah yang telah dimakamkan itu dan mendengar mereka menjerit kesakitan niscaya mereka akan beriman dan tidak ada seorang pun yang kafir karena telah yakin dengan adanya siksa serta telah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahkan seolah siksaan itu telah menimpa dirinya.

Baca juga: Kondisi Manusia Pada Yaumul Hasyr

Tanya Jawab:

Berikut ini pembahasan sejumlan pertanyaan yang sering muncul terkait dengan persoalan barzakh.

Berapa lama manusia di alam Barzakh?

Sebagaimana telah dijelaskan oleh para ulama di bagian maksud dari alam Barzakh, di sana ulama Tabi’in bernama Mujahid dan Al-A’masyi menegaskan bahwa rentang waktu kehidupan di alam Barzakh adalah semenjak kematian hingga terjadinya Yaumul Ba’ats atau Hari kebangkitan. Ia adalah masa antara dunia dan akhirat sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim.

Apakah di alam Barzakh ada kehidupan?

Ketika ruh seseorang telah keluar dari jasadnya maka pada dasarnya dia telah masuk ke alam Barzakh, baik dia dikubur atau pun tidak, jasadnya utuh atau pun hancur berkeping-keping, atau bahkan tenggelam di lautan yang dalam dan ditelan ole ikan buas di sana.

Mereka tetap akan menjalani kehidupan di alam Barzakh. Dan pasti akan melewati fase ditanya oleh dua malaikat tentang Allah, agama Islam dan Rasulullah ﷺ .

Para Ahli ilmu telah menetapkan bahwa kehidupan setelah kematian itu berbeda tabiatnya dengan kehidupan manusia di dunia ini sebagaimana berbagai dalil menunjukkan hal tersebut dan bahwa kubur itu bisa menjadi satu taman dari taman-taman surga dan bisa pula menjadi satu liang dari liang-liang api neraka.[viii]

Rasulullah ﷺ bersabda,

إنما القبر روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النار

Kubur itu bisa menjadi sebuah tama dari taman-taman surga atau sebuah liang dari liang-liang neraka.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi (2460) dan berkata, “Hadits hasan gharib.”] [ix]

Apakah alam kubur sama dengan alam Barzakh?

Apakah alam kubur sama dengan alam Barzakh

Alam kubur sama dengan alam Barzakh. Hal ini sebagaimana terlihat dari sebuah hadits dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ ، قالَ : إنَّ القبرَ أوَّلُ مَنازلِ الآخرةِ ، فإن نجا منهُ ، فما بعدَهُ أيسرُ منهُ ، وإن لم يَنجُ منهُ ، فما بعدَهُ أشدُّ منهُ قالَ : وقالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ : ما رأيتُ مَنظرًا قطُّ إلَّا والقَبرُ أفظَعُ منهُ

“Sesungguhnya kubur itu tempat pertama dari akhirat (dalam hal pertanyaan, pahala dan hukuman, sebagaimana diterangkan dalam syarah hadits ini, pent). Bila selamat dari (pertanyaan dan siksa) di dalamnya maka setelah dari kubur akan lebih mudah. Dan bila tidak bisa selamat darinya maka sesudahnya jauh lebih berat darinya.”

Utsman radhiyallahu ‘anhu berkata, “Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih mengerikan dari (pemandangan di alam) kubur.” (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dalam Shahih Ibnu Majah no. 3461][x]

Ada seseorang yang berkata di dekat Asy-Sya’bi rahimahullah tentang seseorang yang barusan meninggal dunia, “Semoga Allah merahmati fulan. Sekarang dia telah menjadi penghuni akhirat.”

Maka Asy-Sya’bi berkata, “Dia belum menjadi penghuni akhirat. Akan tetapi dia menjadi penghuni Barzakh, bukan dari alam dunia, bukan pula dari alam akhirat.” [Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3 hal. 321][xi]

Bagaimana kondisi ruh manusia di alam Barzakh?

Keadaan ruh manusia di alam Barzakh sebagaimana keadaan mereka saat di dunia. Bila mereka beriman dan beramal shaleh maka ruh tersebut akan merasakan kenikmatan di alam Barzakh dan bila ia termasuk orang kafir atau orang muslim yang banyak berbuat dosa maka ia akan mengalami kesengsaraan di dalam kubur.

Allah Ta’ala berfirman,

وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

”dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.” [Ghafir/ Al-Mukmin: 45-46]

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” [Al Baqarah: 154]

Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya terhadap ayat ini mengatakan, “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa orang-orang yang mati syahid itu tetap hidup di alam Barzakh dengan tetap memperoleh rezeki.” [Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (edisi Indonesia),Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2004, hal.304/

Apakah siksa di alam Barzakh itu ruh atau badan atau keduanya?

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan bahwa pada asalnya adzab dan nikmat di alam kubur (alam Barzakh) itu menimpa pada ruh. Namun terkadang ruh itu terhubung dengan badan sehingga badan merasakan sebagian dari nikmat atau siksaan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Perlu diketahui bahwa madzhab Salaf dari Umat ini adalah bahwa mayit itu apabila telah mati, dia berada dalam kenikmatan atau siksaan. Hal itu terjadi pada ruhnya dan badanya.

Dan bahwa ruh itu tetap dalam keadaan mendapat nikmat atau siksaan setelah terpisah dari badan. Dan sesungguhnya kadang-kadang ruh itu terhubung (bersambung) dengan badan sehingga nikmat dan siksa itu terjadi pada badan bersama dengan ruh.

Kemudian pada hari kiamat besar ruh-ruh itu dikembalikan ke jasad masing-masing lalu mereka bangun dari kuburnya menuju Allah Rabbul ‘Alamin. Semua ini telah disepakati oleh para ulama hadits dan sunnah.”[xii]

Apakah arwah bisa saling berkunjung / bertemu di alam Barzakh?

Sesungguhnya persoalan saling bertemunya ruh orang-orang mukmin di Barzakh dan sambutan ruh orang-orang mukmin tersebut terhadap orang setelah mereka yang datang kepada mereka, serta pertanyaan ruh orang-orang mukmin tersebut kepada yang baru datang kepada mereka tentang para penduduk dunia adalah perkara yang telah tetap kebenarannya sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh imam An-Nasa’i dan dishahihkan oleh Al-Albani.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Apabila seorang mukmin telah mendekati ajalnya, para malaikat rahmat datang menemuinya dengan membawa sutera putih. Mereka berkata,”Keluarlah kamu dengan ridha dan diridhai menuju rahmat Allah, bau harum dan Rabb yang tidak murka’.

Lalu ruh tersebut keluar dengan bau wangi yang paling harum, hingga sebagian mereka berebut dengan sebagian yang lain untuk mendapatkannya, kemudian mereka membawanya hingga ke pintu langit.

Mereka (penduduk langit) berkata,”Alangkah harumnya bau yang kalian bawa ini dari bumi.” Lalu mereka datang dengannya menemui ruh-ruh kaum mukminin. Ruh-ruh kaum mukminin itu lebih bergembira dengan kedatangannya daripada seorang di antara kalian yang didatangi orang yang sudah lama tidak bertemu.

Lalu mereka bertanya kepadanya,”Apa yang telah dilakukan oleh si Fulan? Apa yang telah dilakukan si Fulan? ‘ Mereka berkata,”Tinggalkanlah ia, dahulu ia terlena dengan kehidupan di dunia.”

Jika ada yang bertanya, ‘Tidakkah ia datang menemui kalian? ‘ Mereka menjawab,”Ia dibawa ke tempat asalnya yang dalam (Neraka Hawiyah).” Dan orang yang kafir jika telah datang ajalnya, para malaikat adzab datang membawa kain kasar.

Mereka berkata,”Keluarlah kamu dengan murka dan dimurkai menuju siksa Allah – Azza wa Jalla-. Lalu ia keluar seperti bau bangkai yang paling busuk, kemudian mereka membawanya hingga pintu bumi. Lalu mereka berkata,”Alangkah busuknya bau ini.” Lalu mereka membawanya menemui ruh orang-orang kafir.”

Imam Ibnul Qayyim mengatakan di dalam kitab Ar-Ruh bahwa ruh orang-orang yang mendapatkan siksaan tidak dapat saling mengunjungi dan bertemu karena disibukkan oleh siksaan yang menimpa dirinya.

Sedangkan ruh orang-orang yang mendapatkan kenikmatan dalam keadaan bebas. Mereka saling bertemu, saling mengunjungi dan saling mengingat (bernostalgia ) tentang apa yang ada di dunia dahulu dan apa saja yang terjadi dengan penduduk dunia.”[xiii]

Demikianlah pembahasan tentang Yaumul Barzakh serta berbagai hal yang terkait dengannya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu dari Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya.

Tulisan ini diunggah pertama kali pada 8 Juli 2021


[i][i] https://sotor.com/%D9%85%D8%B9%D9%84%D9%88%D9%85%D8%A7%D8%AA-%D8%B9%D9%86-%D8%B9%D8%A7%D9%84%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE/

[ii]https://mawdoo3.com/%D9%85%D8%A7_%D9%87%D9%88_%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE

[iii]https://mawdoo3.com/%D9%85%D8%A7_%D9%87%D9%88_%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE

[iv]https://islamqa.info/ar/answers/212749/%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%A8%D8%B1%D8%B1%D9%88%D8%B6%D8%A9%D9%85%D9%86%D8%B1%D9%8A%D8%A7%D8%B6%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%86%D8%A9%D8%A7%D9%88%D8%AD%D9%81%D8%B1%D8%A9%D9%85%D9%86%D8%AD%D9%81%D8%B1%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A7%D8%B1%D8%B6%D8%B9%D9%8A%D9%81%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D8%AF%D8%B5%D8%AD%D9%8A%D8%AD%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B9%D9%86%D9%89

[v]https://binbaz.org.sa/fatwas/17298/%D8%AD%D8%A7%D9%84%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B3%D9%84%D9%85%D9%88%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%A7%D9%81%D8%B1%D9%81%D9%8A%D8%AD%D9%8A%D8%A7%D8%A9%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE

[vi] https://www.alukah.net/sharia/0/68289/

[vii]https://islamqa.info/ar/answers/34649/%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%83%D9%85%D8%A9%D9%85%D9%86%D8%A7%D8%AE%D9%81%D8%A7%D8%A1%D8%B9%D8%B0%D8%A7%D8%A8%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%A8%D8%B1%D8%B9%D9%86%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B4%D8%B1

[viii]https://ar.islamway.net/article/42631/%D8%AD%D9%8A%D8%A7%D8%A9%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE

[ix] http://iswy.co/e149v3

[x] https://dorar.net/hadith/sharh/115109

[xi]https://ar.islamway.net/article/42631/%D8%AD%D9%8A%D8%A7%D8%A9%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE

[xii]https://islamqa.info/ar/answers/47055/%D9%87%D9%84%D9%86%D8%B9%D9%8A%D9%85%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%A8%D8%B1%D9%88%D8%B9%D8%B0%D8%A7%D8%A8%D9%87%D8%B9%D9%84%D9%89%D8%A7%D9%84%D8%AC%D8%B3%D8%AF%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%B1%D9%88%D8%AD%D8%A7%D9%85%D8%B9%D9%84%D9%89%D8%A7%D8%AD%D8%AF%D9%87%D9%85%D8%A7%D8%AF%D9%88%D9%86%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%AE%D8%B1

[xiii] https://www.islamweb.net/ar/fatwa/132465/%D8%AA%D9%84%D8%A7%D9%82%D9%8A%D8%A3%D8%B1%D9%88%D8%A7%D8%AD%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A4%D9%85%D9%86%D9%8A%D9%86-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D8%B2%D8%AE

Leave a Comment