Perintah Mengajarkan Anak Sholat

Salah satu kewajiban orang tua adalah mengajarkan anak sholat. Sebab, shalat adalah tiang agama Islam. Kedudukan shalat dalam Islam sangatlah agung. Karenanya, shalat harus mendapatkan perhatian besar dalam kehidupan keluarga muslim.

Dalam hal ini, seorang Ayah harus mendidik keluarganya agar menjalankan shalat pada waktunya. Hal ini harus dibiasakan sejak kecil. Anak harus diajari tentang tata cara shalat, tentang waktu shalat, tentang adab shalat dan seterusnya. Semuanya dilakukan sesuai dengan kemampuan anak.

Tulisan sederhana ini tidak hendak mengulas semua itu, namun hanya fokus tentang mengajari anak waktu shalat.

Hadits Perintah Mengajarkan Shalat kepada Anak

Hadits Tentang Menyuruh Anak Sholat

Dalam sebuah hadits dari shahabat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda:

مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

”Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukulah mereka (bila meninggalkan) shalat ketika mereka berumur 10 tahun dan pisahlah tempat tidur di antara mereka (antara anak laki-laki dan perempuan).”

[Hadits riwayat Ahmad 2/180-187, Abu Dawud 1/133 (495) dan ini lafazh haditsnya. Al-Hakim menshahihkan hadits ini di dalam Al-Mustadrak 1/197. An Nawawi menghasankan isnadnya di dalam Riyadhush Shalihin hal. 95 dan Al-Albani menshahihkannya di dalam Irwaul Ghalil 1/266 (247) dan Shahih Abu Dawud (466).]

Hadits tersebut memberikan beberapa faedah kepada kita. Di antaranya adalah sebagai berikut sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman bin Fahd Al-Awad’an Ad-Dausari:

  1. Nabi memerintah para orang tua agar memerintah anak-anak mereka supaya melaksanakan shalat dan mendorong mereka untuk shalat. Selain itu juga mendidik mereka agar menjaga pelaksanaan shalat tersebut.
  2. Perintah agar anak-anak melaksanakan shalat yang mencakup shalat fardhu seluruhnya bukan hanya sebagian saja.
  3. Yang dimaksud anak dalam hadits tersebut mencakup anak laki-laki dan perempuan. Kata Al-Walad dalam al Quran Al Karim mencakup anak laki – laki dan perempuan.[i]

Kapan Mengenalkan Shalat kepada Anak?

Dari hadits di atas kita bisa mengetahui kapan harus dimulainya seorang anak diperintahkan untuk melaksanakan shalat.

Batas umur tujuh tahun adalah usia yang biasa dikenal dengan usia mumayyiz. Pada usia ini seorang anak secara umum sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk.

Namun demikian, ini bukan berarti sebelum usia tujuh tahun tidak perlu diajari dan didorong untuk melaksanakan shalat. Mereka tetap perlu pengkondisian. Hanya saja dorongan dan perintahnya tidak sekuat ketika sudah berusia tujuh tahun.

Untuk itu pada usia sebelum tujuh tahun sebaiknya sudah diajari tata cara shalat yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Bacaan-bacaan yang ada dalam shalat mulai dikenalkan.

Dan tak lupa mereka perlu diajari tata cara berwudhu yang benar. Mereka harus tahu bahwa wudhu merupakan salah satu syarat sahnya shalat.

Bila proses pengajaran dan pembiasaan itu sudah berjalan lebih awal maka saat di usia mumayyiz anak-anak sudah sangat lincah melaksanakan urut-urutan wudhu dan ibadah shalat berikut bacaannya.

Semua proses pengajaran tadi bisa dilakukan oleh sang orang tua anak di rumah bila memiliki kemampuan dalam mengajar.

Bagi yang tidak memiliki kemampuan, maka bisa menyekolahkannya ke sekolah-sekolah yang Islami. Untuk usia sebelum tujuh tahun berarti di TK Islam.

Hanya saja, kadang tidak setiap TK mengajarkan sampai komplit sehingga saat memasuki usia tujuh tahun, masih ada anak yang belum tahu bacaan-bacaan shalat berikut tata cara shalatnya.

Baca juga: Kumpulan Khutbah Jum’at Lengkap

Mengajarkan Waktu Sholat Kepada Anak

Hadits Memukul Anak Tidak Mau Sholat

Selain tata cara wudhu dan shalat berikut bacaan-bacaan yang ada di dalamnya, anak-anak juga perlu diajari tentang waktu-waktu shalat wajib. Mereka harus diberitahu bahwa shalat wajib lima waktu itu kewajiban setiap muslim yang sudah ditentukan waktunya.

Mereka dapat dikenalkan dengan jam sholat digital di rumah. Ketika waktu sholat datang, jam tersebut akan berbunyi dan mereka bersegera untuk bersiap diri untuk sholat.

Mereka juga dikenalkan bahwa ada batas waktu dimulai dan berakhirnya setiap waktu shalat tersebut. Sehingga, mereka terbiasa tidak shalat melebihi batas yang telah Allah tentukan.

Salah satu cara paling praktis untuk mengajari anak-anak kita tentang waktu shalat adalah dengan senantiasa mengajak mereka ke masjid untuk shalat berjamaah saat usia mereka tujuh tahun atau kurang.

Dengan catatan, bila anak tersebut diketahui bisa dikendalikan perilakunya saat di masjid sehingga tidak menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu shalat kaum muslimin di masjid. Dengan sering mengajak anak ke masjid, maka sang anak akan mengetahui dengan sendirinya awal shalat lima waktu.

Sedangkan untuk mengajari tentang akhir dari shalat lima waktu, perlu ada penjelasan tersendiri untuk shalat shubuh dan shalat Isyak. Sedangkan untuk shalat zhuhur, Ashar dan Maghrib bisa dijelaskan dengan mudah akhir waktu shalatnya.

Begitu adzan Ashar berkumandang, berarti waktu shalat zhuhur sudah selesai. Begitu pula dengan akhir shalat Ashar dan Maghrib.

Sedangkan untuk shalat Shubuh, anak-anak harus diberitahu bahwa waktu shalat shubuh berakhir dengan terbitnya matahari. Untuk batas akhir waktu shalat Isyak ada perselisihan di antara ulama.

Pendapat yang paling longgar toleransinya adalah dari madzhab Hanafi yang menyatakan batas akhirnya adalah selama belum masuk waktu shubuh.

Agar lebih aman, sebaiknya anak-anak kita diajarkan agar senantiasa melaksanakan sholat Isyak di awal waktu atau jangan melebihi pertengahan malam kecuali ada udzur. Wallahu a’lam.

[i] https://www.alukah.net/sharia/0/106695/

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment