Makna Allah Turun Ke langit Dunia di Sepertiga Malam Terakhir

Apa makna Allah turun ke langit Dunia? Sebab, dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam yang terakhir.

Lalu, bagaimanakah maksudnya? Tulisan berikut ini akan menjelaskan persoalan ini sesuai dengan keterangan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Hadits tentang turunnya Allah Ta’ala ke langit dunia

Hadits yang menerangkan tentang Allah turun ke langit dunia adalah sebagai berikut:

عن أبي هريرة رضي الله عنه ، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” ينزل رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ : مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,” Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang akhir. Allah berfirman,”Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku kabulkan untuknya. Siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku beri dia. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka Aku ampuni untuknya.”

Hadits ini juga menjadi salah satu dalil waktu terbaik untuk istighfar kepada Allah.

Derajat hadits Allah Turun ke Langit Dunia

  • Hadits ini adalah hadits shahih yang telah tetap di dalam dua kitab yang paling shahih setelah kitab Allah Ta’ala.
  • Al-Bukhari telah mengeluarkan hadits ini di dalam shahihnya (1145) dan Muslim (1261).
  • Ada sekitar 28 shahabat radhiyallahu ‘anhum yang meriwayatkan hadits ini dari Nabi ﷺ .
  • Ahlus sunnah telah sepakat untuk menerima hadits tersebut.
Makna Hadits Allah Turun ke Langit Dunia di sepertiga malam
Sumber: unsplash.com

Penjelasan makna Allah turun ke langit dunia

Sesungguhnya turunnya Allah ‘Azza wa Jalla ke langit dunia itu merupakan salah satu sifat dari sifat fi’liyah (sifat yang terkait dengan perbuatan) Allah Ta’ala, yang berhubungan dengan kehendak-Nya dan hikmah-Nya.

Ia merupakan turun yang bersifat hakiki yang sesuai dengan keagungan-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala turun sesuai dengan cara yang Allah kehendaki, pada waktu yang Allah kehendaki. Allah Maha Suci. Tidak ada sesuatu pun yang semisal diri-Nya dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Tidak boleh Mentakwilkan / Menafsirkannya

Tidak dibenarkan untuk mengubah makna hadits (tahrif) ini dengan menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan turun adalah turun perintah-Nya atau rahmat-Nya atau salah satu Malaikat dari para Malaikat-Nya. Sesungguhnya hal ini bathil dilihat dari beberapa sisi:

  1. Pertama,Takwil ini menyelisihi zhahir hadits tersebut.

Sesungguhnya Nabi ﷺ menyandarkan turun (an-Nuzuul) kepada Allah. Dan pada asalnya, sesuatu itu hanyalah disandarkan kepada siapa yang tetap bersamanya atau siapa yang melakukannya.

Apabila dipalingkan ke selainnya maka hal itu merupakan bentuk pengubahan yang menyelisihi makna asalnya.

Kita tahu bahwa Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling tahu tentang Allah. Beliau ﷺ adalah orang paling fasih dan paling benar dalam menyampaikan sesuatu. Tidak ada dusta dalam ucapannya.

Dan tidak mungkin Rasulullah ﷺ mengada-adakan sesuatu tentang Allah Ta’ala, tidak pada nama-nama-Nya, tidak pada sifat-sifat-Nya, tidak pada perbuatan-Nya dan tidak pula pada hukum-hukum-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ ٱلْأَقَاوِيلِ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِٱلْيَمِينِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ ٱلْوَتِينَ

Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami. Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.” [Al-Haqqah: 44-46]

Kemudian, Rasulullah ﷺ itu tidak menginginkan apa pun kecuali memberi petunjuk kepada umat manusia.

Jika beliau bersabda,”Allah turun” maka siapa pun yang berkata menyelisihi zhahir lafazh ini, seperti dengan mengatakan: yang dimaksud adalah turun perintah-Nya, maka kami katakan: “Apakah anda lebih tahu tentang Allah daripada Rasulullah ﷺ?

Rasulullah ﷺ berkata: “Rabb kita turun” dan anda mengatakan: “perintah-Nya turun.” Ataukah anda (merasa) lebih tulus dalam menasehati umat daripada beliau ﷺ karena (menganggap) beliau berbicara secara tidak gamblang kepada umat dan beliau berbicara kepada mereka dengan sesuatu yang berbeda dengan yang dia maksudkan.

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang berbicara kepada manusia dengan sesuatu yang berbeda dengan yang dia kehendaki bukanlah seorang yang tulus dalam menasehati umat. Ataukah anda lebih fasih dari Rasulullah ﷺ?

Tidak ragu lagi bahwa tahrif (pengubahan) semacam ini tidak akan lepas dari mendiskreditkan Rasulullah ﷺ dengan sebuah kekurangan yang seorang muslim itu tidak akan pernah ridha dengan hal tersebut selamanya diarahkan kepada Rasulullah ﷺ.

  1. Kedua, Sesungguhnya turunnya perintah-Nya atau rahmat-Nya tidak khusus pada bagian malam tersebut, namun perintah-Nya dan rahmat-Nya turun setiap waktu.

Jika dikatakan, yang dimaksud adalah turunnya perintah khusus dan rahmat yang khusus dan hal ini tidak mengharuskan turun setiap waktu, maka jawabannya adalah bahwa seandainya diasumsikan kebenaran dari perkiraan dan takwil ini, sesungguhnya hadits tersebut menunjukkan bahwa penghujung tempat dari turunnya sesuatu tersebut adalah langit dunia.

Lantas, faedah macam apa yang kita dapat dalam turunnya rahmat ke langit dunia tanpa sampai kepada kita? Sampai-sampai Nabi kita ﷺ memberitahu kita tentang hal itu?

  1. Ketiga, sesungguhnya hadits tersebut menunjukkan bahwa yang turun tersebut berkata,”Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan untuknya, siapa yang meminta kepada-Ku maka aku beri dia, siapa yang memohon ampun kepada-Ku aku ampuni dia.” Tidak satu pun yang berkata demikian kecuali Allah Ta’ala. [Lihat: Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘utsaimin.]i

Demikian tadi penjelasan tentang makna Allah turun ke langit dunia yang diberikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajid dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin.

Waktu Allah Turun ke langit dunia merupakan waktu terbaik melakukan qiyamul lail dan memperbanyak doa.

Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu karena rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan penyimpangan maka itu dari kami dan dari setan. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni dosa dan kesalahan kami.

i http://www.islamport.com/b/2/alfeqh/fatawa/%C7%E1%DD%CA%C7%E6%EC/%DD%CA%C7%E6%EC%20%C7%E1%C5%D3%E1%C7%E3%20%D3%C4%C7%E1%20%E6%CC%E6%C7%C8/%DD%CA%C7%E6%EC%20%C7%E1%C5%D3%E1%C7%E3%20%D3%C4%C7%E1%20%E6%CC%E6%C7%C8%20037.html

Leave a Comment