Khutbah Jumat Generasi Terbaik Umat Islam

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

 أَمَّا بَعْدُ

Mukaddimah Pembukaan Khutbah Jumat

Generasi Terbaik Dalam Hadits Nabi ﷺ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Nabi ﷺ dalam sejumlah hadits membandingkan kekuatan komitmen beragama dan kekuatan iman di antara kaum Muslimin sebagaimana membandingkan antara para sahabatnya dengan selain mereka.

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِيْنَهُ، وَيَمِيْنُهُ شَهَادَتَهُ

”Manusia yang paling baik adalah generasiku kemudian generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya. Kemudian akan datang sekelompok orang yang kesaksiannya mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.”

[Hadits riwayat al-Bukhari no. 2652 dan Muslim 2533]

Yang dimaksud dengan النَّاسِ ‘manusia’ dalam hadits ini adalah umat Muhammad ﷺ, bukan manusia secara keseluruhan, sebab kelompok manusia terbaik secara keseluruhan adalah para Nabi shalawatullah wa salamuhu ‘alaihim dengan segala perbedaan tingkatan di antara mereka.

Hal ini ditunjukkan oleh hadits lain yaitu dalam riwayat dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,

خَيْرُ أُمَّتِيْ قَرْنِيْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ – قَالَ عِمْرَانُ: فَلَا أَدْرِي أَذَكَرَ بَعْدَ قَرْنِهِ قَرْنَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةً – ثُمَّ إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَشْهَدُوْنَ وَلَا يُسْتَشْهَدُوْنَ، وَيَخُوْنُوْنَ وَلَا يُؤْتَمَنُوْنَ، وَيَنْذُرُوْنَ وَلَا يَفُوْنَ، وَيَظْهَرُ فِيْهِمُ السِّمَنُ؛ رَوَاهُمَا الشَّيْخَانِ

”Umatku yang terbaik adalah generasiku kemudian generasi setelah mereka kemudian generasi setelahnya.” Imran berkata,”Aku tidak ingat apakah beliau menyebut setelah generasinya dua generasi atau tiga generasi — kemudian setelah itu datanglah kaum yang memberikan kesaksian padahal tidak diminta untuk bersaksi, mereka berkhianat dan tidak dipercaya, mereka bernadzar namun tidak memenuhi nadzarnya dan muncul orang-orang gemuk di antara mereka.

[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 2651 dan Muslim no. 2535]

Siapa Generasi Terbaik Umat Islam?

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kedua hadits tersebut merupakan ketetapan yang valid dari Nabi ﷺ bahwa tiga generasi pertama setelah Nabi Muhammad ﷺ merupakan generasi terbaik umat Islam secara umum.

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan ketiga generasi yang dimaksud dalam hadits tadi dengan mengatakan,”Yang benar, bahwa yang dimaksud dengan generasinya Nabi ﷺ adalah para sahabatnya, yang kedua adalah para Tabi’in dan yang ketiga adalah para Tabiut Tabi’in.” [Syarah An-Nawawi ‘Ala Muslim: 16: 85]

Generasi Shahabat

Yang dimaksud dengan sahabat menurut penjelasan Syaikh Thaha Muhammad As-Sakit adalah setiap orang yang bersahabat dengan nabi ﷺ atau melihatnya meskipun sebentar saja di masa kenabiannya, dia beriman kepadanya dan meninggal di atas iman tersebut.[i]

Ahlus sunnah wal Jama’ah mencintai para sahabat Nabi ﷺ dan mengutamakan mereka di atas seluruh manusia, setelah para nabi, karena mencintai para sahabat Nabi ﷺ merupakan bagian dari mencintai Rasulullah ﷺ. Sedangkan mencintai Rasulullah ﷺ merupakan bagian dari mencintai Allah Ta’ala.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah memuji para sahabat, ridha kepada mereka dan memohonkan ampunan untuk mereka. Hal ini karena beberapa alasan, yaitu:

  1. Mereka adalah sebaik-baik manusia dibandingkan seluruh umat yang lain sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdullah bin Mas’ud yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
  2. Mereka merupakan penghubung antara Rasulullah ﷺ dengan umatnya. Dari para sahabat Nabi ﷺ umat Islam ini menerima syariat.
  3. Melalui tangan mereka terwujud pembebasan berbagai negeri yang luas dan besar.
  4. Mereka menyebarkan berbagai keutamaan di kalangan umat ini seperti kejujuran, ketulusan, akhlak, dan adab yang tidak terdapat pada yang lainnya.

Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,”Nabi ﷺ bersabda,

 لا تَسُبُّوا أصْحابِي؛ فلوْ أنَّ أحَدَكُمْ أنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، ما بَلَغَ مُدَّ أحَدِهِمْ ولا نَصِيفَهُ

”Kalian jangan mencaci para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak akan bisa menyamai infak mereka satu mud (675 gram) dan tidak pula setengahnya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 3673 dan Muslim no. 2541][ii]

Generasi Tabi’in

Adapun generasi Tabi’in, pengertiannya adalah siapa saja yang bertemu dengan sahabat Nabi  ﷺ – walaupun tidak lama – dan dia meninggal sebagai Muslim.

Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah,

التَّاَّبِعِيِّ : هُوَ مَنْ لَقِيَ الصَّحَابِيَّ

“Tabi’i adalah siapa saja yang bertemu dengan sahabat.” [Nukhbatul Fikr : 4/724][iii]

Generasi Tabi’ut Tabiin

Sedangkan yang dimaksud dengan generasi Tabi’ut Tabi’in adalah siapa saja yang bertemu dengan para Tabi’in dan tidak mendapati para sahabat Nabi ﷺ radhiyallahu ‘anhum dan meninggal dalam keadaan Muslim.[iv]

Bila dilihat dari segi waktu, menurut Imam As-Suyuthi, generasi sahabat itu dimulai semenjak diutusnya Nabi Muhammad ﷺ hingga sahabat terakhir yang meninggal dunia pada tahun 120 H.

Generasi Tabi’in mulai dari tahun 100 H hingga sekitar tahun 170 H dan generasi Tabi’ut Tabi’in mulai dari tahun tersebut hingga sekitar tahun 220 H. Di masa ini muncullah berbagai bid’ah secara terbuka dan meluas. [Mirqatul Mafatih, Al-Qari :9/3878][v]

Keutamaan generasi sahabat, Tabi’in dan tabi’ut tabi’in disebutkan dalam banyak hadits shahih. Selain hadits yang sudah kami sebutkan tadi, ada hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنَ النَّاسِ، فيَقُوْلُوْنَ: فِيْكُمْ مَنْ صَاحَبَ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيُفْتَحُ لَهُمْ، ثُمَّ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنَ النَّاسِ، فَيُقَالُ: هَلْ فِيْكُمْ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيُفْتَحُ لَهُمْ، ثُمَّ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، فَيَغْزُو فِئامٌ مِنَ النَّاسِ، فَيُقَالُ: هَلْ فِيْكُمْ مَنْ صَاحَبَ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيُفْتَحُ لَهُمْ.

”Akan datang suatu zaman pada manusia, sekelompok orang berperang di jalan Allah. Ditanyakan kepada mereka, ”Apakah di antara kalian ada yang bersahabat dengan Rasulullah ?” Mereka menjawab,”Iya.” Maka mereka diberi kemenangan.

Kemudian akan datang suatu zaman pada manusia, sekelompok orang berperang di jalan Allah. Lalu ditanyakan kepada mereka, ”Apakah di antara kalian ada orang yang bersahabat dengan para sahabat Rasulullah ?” Mereka menjawab,”Iya.” Maka mereka diberi kemenangan.

Kemudian akan datang suatu zaman pada manusia, sekelompok orang berperang di jalan Alah. lalu ditanyakan kepada mereka, ”Apakah di antara kalian ada orang yang bersahabat dengan orang yang bersahabat dengan para sahabat Rasulullah ? Mereka menjawab,”Iya.” Maka mereka diberi kemenangan.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 3649]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Daftar Judul Khutbah Jumat Terbaru

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَ اْلشُكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ

Mari Meneladani Generasi Terbaik Islam

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menginformasikan kepada kita bahwa mengikuti jalan hidup generasi terbaik umat ini – dalam memahami ajaran Islam dan mengamalkannya – merupakan jalan yang bisa mengantarkan kita kepada ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan surga yang penuh kenikmatan di akhirat nanti.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ١٠٠

”Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” [At-Taubah: 100]

Sedangkan menyelisihi jalan hidup generasi terbaik umat Islam ini merupakan jalan kesesatan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُّشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا ࣖ ١١٥

”Siapa yang menentang Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan Kami masukkan ke dalam (neraka) Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisa’: 115]

Orang-orang mukmin yang paling layak untuk masuk dalam ayat ini adalah orang-orang mukmin dari kalangan sahabat Nabi ﷺ.

Al-Quran turun dalam bahasa mereka dan mereka menyaksikan tempat-tempat turunnya Al-Quran dan dalam masalah apa ayat tersebut turun. Maka mereka adalah generasi umat Islam yang paling paham tentang syariat Muhammad ﷺ dan tujuan-tujuannya.

Merekalah orang mukmin yang paling sempurna ketundukan dan kepatuhannya kepada Al-Kitab dan As-Sunnah secara lahir dan batin. Hal ini menunjukkan kemuliaan jiwanya dan kebersihan hatinya.

Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,”Siapa saja yang hendak mengambil teladan maka teladanilah orang yang sudah meninggal karena orang yang masih hidup itu tidak aman dari terkena fitnah (yaitu musibah dalam agama).

Mereka itu adalah para sahabat Muhammad ﷺ . Mereka adalah manusia paling utama di kalangan umat ini: paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit sikap takalluf-nya (yaitu bersusah payah dalam berkata dan berbuat sesuatu yang tidak ada maslahatnya).

Allah memilih mereka untuk menemani nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya. Ketahuilah keutamaan mereka. Ikutilah jejak mereka. Berpegang teguhlah semaksimal kemampuan kalian dengan akhlak dan perikehidupan mereka. Sesungguhnya mereka itu berada di atas jalan yang lurus.” [Riwayat Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi: 2/947 no. 1810][vi]

Kumpulan Tema Khutbah Jumat Terbaru

Doa Penutup

Semoga Allah Ta’ala mengaruniakan taufik kepada kita semua dan seluruh kaum Muslimin agar bisa meneladani jalan hidup generasi terbaik umat Islam. Marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala untuk mengakhiri khutbah ini.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

 اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله، إ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْم يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

أَقِمِ الصَّلَاةَ.


[i] https://www.alukah.net/sharia/0/137922/%D8%AE%D9%8A%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A7%D8%B3-%D9%82%D8%B1%D9%86%D9%8A-%D8%AB%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%B0%D9%8A%D9%86-%D9%8A%D9%84%D9%88%D9%86%D9%87%D9%85/

[ii]https://www.alukah.net/sharia/0/28462/%D9%81%D8%B6%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8%D8%A9/

[iii] https://islamqa.info/ar/answers/219934/%D9%85%D9%86-%D9%87%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%A7%D8%A8%D8%B9%D9%88%D9%86-%D9%88%D9%85%D9%86-%D9%87%D9%85-%D8%A7%D8%AA%D8%A8%D8%A7%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%A7%D8%A8%D8%B9%D9%8A%D9%86

[iv] Ibid.

[v] Ibid.

[vi] https://islamqa.info/ar/answers/170954/%D9%85%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%82%D8%B5%D9%88%D8%AF-%D8%A8%D9%85%D9%82%D9%88%D9%84%D8%A9-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D8%B1%D8%A7%D8%AF-%D8%A7%D9%86-%D9%8A%D8%B3%D8%AA%D9%86-%D9%81%D9%84%D9%8A%D8%B3%D8%AA%D9%86-%D8%A8%D9%85%D9%86-%D9%82%D8%AF-%D9%85%D8%A7%D8%AA-%D8%A7%D8%B0-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%AD%D9%8A%D8%A7%D8%A1-%D9%84%D8%A7-%D8%AA%D9%88%D9%85%D9%86-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%AA%D9%86%D8%A9

Baca Juga Tentang Khutbah Jum’at:
– Materi Khutbah Jum’at Terbaru
Khutbah Jumat Tentang Perang Badar
Khutbah Jumat Karakter dan Sifat Fir’aun
Khutbah Jumat Tentang Umar bin Khattab