Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah: Pengertian, Dalil, & Sifatnya

Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah adalah nama kelompok manusia yang termasuk ke dalam kelas wali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebutan itu yang memberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala secara langsung dalam Al-Quran al-Karim di sejumlah surat.

Artikel singkat ini mengupas tentang siapakah Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah, dalilnya dan sifat-sifatnya serta apakah mereka dua kelompok wali Allah yang berbeda ataukah tidak.

Arti Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah adalah

Arti dari ashabul yamin atau ashabul maimanah yaitu golongan kanan. Berikut adalah penerjemahan dalam Al Quran bahasa Indonesia.

Teks ArabLatinTerjemahan
أصحاب اليمينAshabul YaminGolongan Kanan
أصحاب الميمنةAshabul MaimanahGolongan Kanan

Secara arti bahasa maknanya seperti itu. Tetapi, berikut penjelasan lengkap siapakah ashabul yamin dan ashabul maimanah menurut para ulama’

Pengertian Ashabul Yamin Menurut Ulama’

Pengertian Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah

Sebuah pertanyaan diajukan kepada Markazul Fatwa Qatar. Pertanyaannya singkat saja: Siapakah Ashabul Yamin itu?

Kemudian Markazul Fatwa yang berada di bawah bimbingan Syaikh Dr. Abdullah Faqih Asy-Syinqithi menjawab bahwa para ahli tafsir telah berbeda pendapat dalam menentukan siapakah para Ashabul Yamin itu.

Pendapat mereka diuraikan oleh Ibnul Jauzi di dalam kitabnya Zadul Masir. Beliau berkata,

فأصحاب الميمنة فيهم ثمانية أقوال: أحدها: أنهم الذين كانوا على يمين آدم حين أخرجت ذريته من صلبه، قاله ابن عباس . والثاني: أنهم الذين يعطون كتبهم بأيمانهم، قاله الضحاك والقرطبي . والثالث: أنهم الذين كانوا ميامين على أنفسهم، أي مباركين، قاله الحسن والربيع . والرابع: أنهم الذين أخذوا من شق آدم الأيمن، قاله زيد بن أسلم . والخامس: أنهم الذين منزلتهم عن اليمين، قاله ميمون بن مهران . والسادس: أنهم أهل الجنة، قاله السدي . والسابع: أنهم أصحاب المنزلة الرفيعة، قاله الزجاج . والثامن: أنهم الذين يؤخذ بهم ذات اليمين إلى الجنة، ذكره علي بن أحمد النيسابوري

“Ashabul Maimanah itu ada delapan pendapat mengenai mereka:

  1. Ibnu ‘Abbas mengatakan mereka adalah orang-orang yang berada di sebelah kanan Adam pada saat keturunannya dikeluarkan dari tulang sulbinya.
  2. Adh-Dhahak dan Al-Qurthubi mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang diberi kitab dari sebelah kanan mereka.
  3. Al-Hasan dan Ar-Rabi’ berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang diberkahi dirinya.
  4. Zaid bin Aslam mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengambil posisi sebelah kanan dari Adam.
  5. Maimun bin Mihran berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang kedudukannya di sebelah kanan.
  6. As-Suddi berkata bahwa mereka itu adalah para penghuni surga.
  7. Az-Zujaj berkata bahwa mereka itu orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi.
  8. Ali bin Ahmad An-Naisaburi berkata bahwa mereka itu orang-orang yang akan dibawa ke surga dari arah sebelah kanan.[i]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam tafsirnya terhadap surat al Waqi’ah: 90-91

وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ

90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

91. maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.

Beliau mengatakan, ”Mereka adalah orang-orang yang melaksanakan berbagai kewajiban dan meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan meskipun ada kekurangan dalam hal pemenuhan sebagian hak-hak yang tidak menyebabkan tejadinya cacat pada tauhid dan iman mereka.[ii]

Dalil Tentang Ashabul Yamin Dalam Al Quran

Dalil-dalil dalam al-Quran yang menunjukkan tentang Ashabul Yamin ada dalam 2 surat:

  1. Surat Al Waqiah ayat 90-91
  2. Surat Al Muddattir ayat 39

Berikut nukilat ayat lengkapnya:

1. Ashabul Yamin dalam surat Al-Waqi’ah: 90-91

وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ

90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

91. maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.

2. Ashabul Yamin dalam surat Al-Muddatstsir: 39

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ . إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ . فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ

38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,

39. kecuali golongan kanan,

40. berada di dalam surga, mereka tanya menanya,

Baca juga: Pengertian Yaumul Barzakh

Sebab Penamaan Ashabul Yamin

Para ulama menjelaskan sebab penamaan Ashabul Yamin dengan mengatakan bahwa Ahlul Maimanah mereka itu adalah Ashabul Yamin yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya pada hari kiamat.

Ada juga yang mengatakan karena penduduk surga dibawa ke arah kanan karena itu arah menuju surga. Ada juga yang berpandangan sesungguhnya sebab penamaan tersebut berasal dari hadits Nabi ﷺ ketika beliau dibawa ke langit pada malam hari saat isra’ mi’raj.

Saat itu di sebelah kanannya (Adam) adalah keturunannya dari orang-orang yang bertakwa dan shaleh sedangkan sebelah kirinya adalah keturunannya dari kalangan orang-orang yang jahat dan sesat. Ada pula yang menyatakan bahwa sebab penamaan Ashabul Yamin adalah dari al-Yamin yang berarti barokah. wallahu a’lam.[iii]

Pengertian Ashabul Maimanah

Pengertian Ashabul Maimanah dalam Al Quran

Ashabul Maimanah memiliki pengertian yang sama dengan Ashabul Yamin. Hal ini terlihat dari penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang menyamakan antara Ashabul Yamin, Ashabul Maimanah dan Al-Abrar yang tersebar di surat al-Waqi’ah, Al-Mudatstsir dan Al-Muthaffifin.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa wali – wali Allah itu ada dua macam: Muqarrabun dan Ashabul Yamin sebagaimana telah disampaikan sebelumnya. Nabi ﷺ telah menyebutkan amalan masing-masing dari wali Allah tersebut dalam hadits wali, dengan sabdanya,

يقول الله تعالى: من عادى لي وليا فقد بارزني بالمحاربة وما تقرب إلي عبدي بمثل أداء ما افترضته عليه ولا يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه؛ فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصر به ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها

Allah Ta’ala berfirman,”Siapa yang memusuhi wali-Ku maka sungguh Aku telah menyatakan perang kepadanya, Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya.

Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 6502]

Jadi, Al-Abrar Ashabul Yamin adalah orang-orang mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai fardhu. Mereka melaksanakan apa saja yang Allah wajibkan atas diri mereka dan meninggalkan apa saja yang Allah haramkan atas diri mereka serta tidak memaksakan diri mereka dengan perkara-perkara yang bersifat mandub (dianjurkan secara syar’i/bukan wajib). Selain itu mereka tidak meningalkan perbuatan-perbuatan mubah yang tidak ada faedahnya. [Al-Furqan Baina Auliyaurrahman wa Auliyausy syaithan, Ibnu Taimiyah, hal. 92][iv]

Sehingga salah satu dalil yang beliau gunakan saat menunjukkan Ashabul Yamin adalah Surat al Waqiah: 1-11 yang disitu sebutannya adalah Ashabul Maimanah.[v]

Demikian pula dengan Markazul Fatwa Qatar saat menjawab pertanyaan tentang siapakah Ashabul Yamin, maka merujuk kepada penjelasan Imam Ibnul Jauzi yang tidak menggunakan pilihan kata Ashabul Yamin namun Ashabul Maimanah di awal kalimatnya.

Dengan demikian pengertian Ashabul Maimanah adalah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh As-Sa’di yang secara substansi sama dengan definisi yang diberikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yaitu:

“Mereka adalah orang-orang yang melaksanakan berbagai kewajiban dan meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan meskipun ada kekurangan dalam hal pemenuhan sebagian hak-hak yang tidak menyebabkan tejadinya cacat pada tauhid dan iman mereka.”[vi]

Baca juga: Yaumul Hisab Artinya

Dalil Tentang Ashabul Maimanah Dalam Al Quran

1. Ashabul Maimanah dalam Surat Al-Waqi’ah: 1-11

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ . لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ . خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ . إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا . وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا . فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا . وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً . فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ . وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ . وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ . أُولَٰئِكَ الْمُقَرَّبُونَ

1. Apabila terjadi hari kiamat,

2. tidak seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya.

3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),

4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,

5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,

6. maka jadilah ia debu yang beterbangan,

7. dan kamu menjadi tiga golongan.

8. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.

9. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.

10. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,

11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. [Surat Al-Waqi’ah: 1-11]

2. Ashabul Maimanah dalam Surat Al-Balad : 17-18

Allah berfirman:

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ

أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ

17. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

Sifat Ashabul Maimanah Dalam Surat Al Balad

Sifat-sifat Ashabul Maimanah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam surat Al-Balad: 11-17. Allah Ta’ala berfirman,

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ .وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ . فَكُّ رَقَبَةٍ . أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ . أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ . ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ .أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ

11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.

12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?

13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,

14. atau memberi makan pada hari kelaparan,

15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

17. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini, ”Mereka yang melaksanakan sifat-sifat ini yang diberi taufik oleh Allah untuk menempuh jalan yang sulit tersebut adalah Ashabul Maimanah, karena mereka melaksanakan apa yang Allah perintahkan berupa memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak para hamba-Nya serta meninggalkan apa saja yang Allah larang dari mereka. Ini merupakan alamat menuju kebahagiaan dan tanda-tanda kebahagiaan.”[vii]

Perbedaan Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah

Perbedaan Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah

Berdasarkan penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa antara Ashabul Yamin dengan Ashabul Maimanah tidak ada perbedaannya. wallahu a’lam.

Demikianlah pembahasan singkat tentang pengertian Ashabul Yamin dan Ashabul Maimanah. Semoga bermanfaat. Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu dari Allah semata karena rahmat dan karunia-Nya.

Namun bila ada kesalahan di dalamnya maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan rasul-Nya berlepas diri darinya. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni segala kesalahan kami.

Tulisan ini pertama kali diunggah pada 14 Juli 2021


[i] https://www.islamweb.net/ar/fatwa/41492/%D8%A3%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D9%8A%D9%85%D9%8A%D9%86

[ii] Tafsir As-Sa’di: hal. 987.

[iii]https://mawdoo3.com/%D8%B5%D9%81%D8%A7%D8%AA_%D8%A3%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8_%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8A%D9%85%D9%86%D8%A9_%D9%88%D8%B5%D9%81%D8%A7%D8%AA_%D8%A3%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8_%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B4%D8%A3%D9%85%D8%A9

[iv] https://ar.islamway.net/fatwa/16536/%D9%81%D8%B5%D9%84-%D9%81%D9%8A-%D8%B7%D8%A8%D9%82%D8%A7%D8%AA-%D8%A3%D9%88%D9%84%D9%8A%D8%A7%D8%A1-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87

[v]https://dorar.net/aqadia/4252/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B7%D9%84%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%88%D9%84:%D8%A3%D9%82%D8%B3%D8%A7%D9%85%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%88%D9%84%D9%8A%D8%A7%D8%A1

[vi] Tafsir As-Sa’di: hal. 987.

[vii] Tafsir As-Sa’di: hal.1092.

Leave a Comment