Kumpulan Hadits Tentang Tetangga Dan Artinya, Adab, Haknya

Hadits Tentang Tetangga – Tetangga mendapatkan perhatian yang sangat besar dalam Islam. Sedemikian besarnya perhatian tersebut, sampai malaikat Jibril ‘alaihis salam memberikan wasiat secara berulang kali kepada Nabi ﷺ tentang tetangga.

Kumpulan Hadits Tentang Tetangga Arab Dan Artinya, penjelasan berbuat baik, kelaparan, memuliakan,, adab, hak, larangan jahat dalam bertetangga

Nabi ﷺ sendiri mengaitkan antara iman kepada Allah dan Hari Akhir dengan perlakuan yang baik kepada tetangga. Semakin baik iman seorang Muslim kepada Allah dan Hari Akhir, bisa dipastikan dia semakin baik dalam memenuhi hak-hak tetangganya dan menjaga adab-adab bertetangga sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ .

Tulisan berikut ini membahas berbagai hadits tentang tetangga disertai dengan penjelasan singkat dari para ahli ilmu tentang maksud dari hadits tersebut.

Hadits Tentang Tetangga Arab dan Artinya

Hadits Tentang Tetangga dan Artinya Penjelasannya tetangga lapar, tetangga masjid, memuliakan tetangga, berbuat baik kepada tetangga, larangan menyakiti tetangga, mengganggu tetangga, adab terhadap tetangga, arbain memuliakan tetangga

Hadist tentang tetangga sangat banyak sekali. Berikut kumpulan hadits tentang tetangga arab disertai arti dan penjelasan singkatnya:

– Hadits Perintah Memuliakan Tetangga

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada setiap orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir agar memuliakan tetangganya.

Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda ﷺ ,

وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

”Dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia memuliakan tetangganya.” [Muttafaq ‘alaih. Hadits riwayat Muslim di dalam Shahih Muslim no. 47]

Tetangga di sini maksudnya tetangga rumah. Yang zhahir, kata tetangga tersebut juga mencakup tetangga di tempat berdagang, misalnya tetangga toko. Namun yang paling terlihat dan paling pertama dipahami adalah tetangga rumah.

Semakin dekat tetangga dengan rumah anda, maka haknya semakin besar. Yang dimaksud dengan memuliakan tetangga adalah dengan berbuat baik kepadanya dan tidak mengganggu atau menyakitinya.

Juga bersabar terhadap sikap dan perilakunya, bersikap ramah kepadanya serta berbagai bentuk lain dari memuliakan tetangga.[i]

– Hadits Perintah Berbuat Baik / Ihsan Kepada Tetangga

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir agar berbuat baik kepada tetangga. Hal ini sebagaimana dalam hadits berikut:

وعن أَبي شُريْحٍ الخُزاعيِّ أَنَّ النَّبيَّ ﷺ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللَّهِ والْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إلى جارِهِ

رواه مسلم بهذا اللفظ، وروى البخاري بعضه

Dari Abu Syuraih Al-Khuzza’i bahwa Nabi ﷺ bersabda,”Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah berbuat ihsan kepada tetangganya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim. Ini lafazh Muslim]

Berbuat ihsan kepada tetangga itu bermacam-macam bentuknya, antara lain: Jika dia meminjam kepada anda, anda memberinya pinjaman. Jika dia meminta bantuan anda, maka anda membantunya.

Jika dia sakit, anda menjenguknya, dan jika dia sedang membutuhkan sesuatu anda memberinya. Jika dia dalam keadaan miskin, anda senantiasa memperhatikannya.

Jika dia mendapat kebaikan, ucapkanlah selamat kepadanya. Jika dia tertimpa musibah, anda ikut menunjukkan rasa sedih dan jika dia meninggal dunia, anda mengiringi pemakaman jenazahnya.

Anda jangan membangun melampaui tinggi bangunan rumahnya sehingga menghalangi angin ke rumahnya kecuali atas ijinnya. Janganlah mengganggu tetangga anda dengan bau masakan anda kecuali anda memberikan sebagian dari masakan tersebut kepadanya.

Jika Anda membeli buah, berikan sebagian kepadanya, dan jika tidak, maka masuklah secara sembunyi-sembunyi, dan putra Anda jangan keluar rumah dengan buah itu karena akan membuat anaknya jengkel gara-gara buah tersebut.

Siapa saja yang tidak bisa berbuat baik kepada tetangganya, maka paling tidak, dia harus menahan diri dari mengganggunya.[ii]

– Hadits Mengutamakan Tetangga Paling Dekat

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berwasiat tentang tetangga. Demikian pula dengan Rasulullah ﷺ. Beliau juga memerintahkan agar memelihara hak-hak tetangga dan memperingatkan dari mengganggunya serta menyia-nyiakan haknya.

Tetangga yang dekat lebih layak untuk mendapat perlakuan baik daripada tetangga yang jauh. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

قلتُ: يا رسولَ اللَّهِ، إنَّ لِيْ جَارَيْنِ أَحَدُهُما مُقبلٌ عَلَيَّ بِبَابِهِ وَالآخرُ نَاءٍ بِبَابِهِ عَنِّي وَرُبَّمَا الَّذِيْ كَانَ عِنْدِيْ لَا يَسَعُهُمَا، فَأَيُّهُمَا أَعْظَمُ حَقًّا فَقَالَ: اْلمُقْبِلُ عَلَيْكِ بِبِابِهِ

”Aku bertanya,’Wahai Rasulullah ! Aku memiliki dua tetangga. Yang satu pintunya berhadapan denganku dan yang satunya pintu rumahnya jauh sekali dariku. Dan bisa jadi apa yang kumiliki tidak mencukupi untuk mereka berdua.

Lantas manakah di antara keduanya yang lebih besar haknya?” Rasulullah ﷺ menjawab,”Yang pintunya berhadapan denganmu.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari (2259), Abu Dawud (5155), Ahmad (25423) dan Abu Ya’la (4961) dengan sedikit perbedaan.]

Hadits ini merupakan pengajaran dari Nabi ﷺ dalam mengurutkan skala prioritas serta memulai dari tetangga yang lebih layak untuk mendapatkan kebaikan dan hubungan.

Hal itu karena dia adalah yang paling dekat manfaatnya kepada tetangganya serta yang paling mengetahui keadaan tetangganya.

Berbeda halnya dengan yang jauh jaraknya, karena tetangga terdekat itu yang paling cepat memberikan respon terhadap apa yang terjadi pada tetangganya dalam perkara – perkara penting, khususnya pada saat-saat sedang lengah.[iii]

– Hadits Tetangga Yang Paling Baik di Sisi Allah

Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anu, Rasulullah ﷺ bersabda,

خَيْرُ اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَخَيْرُ اْلجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ

”Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka kepada sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka kepada tetangganya.”

[Hadits riwayat At-Tirmidzi (1944) dan Ahmad (6566). Syaikh Al-Albani menyatakan sebagai hadits shahih di dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1944]

Yang dimaksud dengan ”paling baik kepada tetangganya” adalah dengan berbuat baik kepadanya, menahan diri dari menyakitinya, menghilangkan penderitaannya, memberinya makanan dan segala bentuk kebaikan dan saling tolong menolong antar tetangga.[iv]

– Hadits Larangan Menyakiti Tetangga

Rasulullah ﷺ melarang orang-orang beriman dari menyakiti tetangganya dengan cara apa pun dan dalam bentuk apa pun. Larangan ini dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan Hari akhir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

وعن أَبي هريرة أَن رَسُول اللَّه ﷺ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلا يُؤْذِ جَارَهُ متفقٌ عَلَيهِ

”Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka janganlah menyakiti tetangganya.”

[Muttafaq ‘alaih. Hadits riwayat Al-Bukhari (6018) dan Muslim (47)]

Nabi ﷺ memberikan bimbingan kepada kita dalam hadits ini untuk menghiasi diri dengan adab dan akhlak Islami yang akan menambah keeratan dan kasih sayang di antara kaum Muslimin.

Nabi ﷺ memberitahu kita bahwa siapa saja yang beriman kepada Allah yang telah menciptakan dirinya dengan iman yang sempurna, serta beriman pula kepada Hari Akhir yang kepadanya akan kembali serta di dalamnya semua amalnya akan dibalas, maka janganlah menyakiti tetangganya.[v]

– Hadits Kewajiban Terhadap Tetangga

Ajaran Islam datang untuk mengajak umat manusia menuju apa saja yang baik bagi umat manusia serta melakukan apa saja yang akan menyatukan mereka dan menguatkan ikatan di antara mereka.

Di antara ajaran tersebut adalah perintah berbuat ihsan kepada tetangga. Ini merupakan kewajiban besar dalam Islam sehingga menjadi perhatian Jibril ‘alaihis salam. Dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ bersabda,

 مَا زَالَ يُوْصِيْنِيْ جِبْرِيْلُ بِاْلجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

”Jibril senantiasa berwasiat kepadaku tentang tetangga, sehingga aku menyangka bahwa seorang tetangga itu akan menjadi perwaris bagi tetangganya.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari (6014) dan Muslim (2624)]

Dalam hadits ini Nabi ﷺ memberi kabar bahwa Jibril ‘alaihis salam mengulang-ngulang wasiat tentang tetangga, yaitu orang yang tinggal di sekitar rumah kita baik Muslim atau kafir. Wasiat tersebut berupa agar berbuat baik kepadanya, menjaga kehormatannya, memenuhi hak-haknya, membantu kebutuhannya, dan bersabar atas gangguannya.[vi]

– Hadits Berbagi Makanan dengan Tetangga

Salah satu cara berbuat ihsan kepada tetangga adalah dengan memberikan makanan kepada tetangga. Bila membuat masakan yang berkuah dan hendak berbagi dengan tetangga maka disunnahkan untuk memperbanyak kuahnya.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berikut:

عن أبي ذر الغفاري -رضي الله عنه- قال: (إنَّ خَلِيلِي -صَلَّى اللهُ عليه وَسَلَّمَ- أَوْصَانِي: إذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فأكْثِرْ مَاءَهُ، ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِن جِيرَانِكَ، فأصِبْهُمْ منها بمَعروفٍ

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Sesungguhnya orang yang paling kukasihi ﷺ memberi wasiat kepadaku: Bila kamu memasak daging dengan kuah, maka perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah anggota keluarga tetanggamu. Berilah mereka sebagian dari masakanmu dengan cara yang baik.”

[Hadits shahih riwayat Muslim di dalam Shahih Muslim. no. 2625]

المَرَقُ (masakan berkuah) ini biasanya dari daging namun bisa juga dari yang lain yang dijadikan sebagai lauk. Dari hadits ini bisa diambil faedah disukainya saling memberi hadiah di antara tetangga karena hal itu akan membuahkan rasa saling mencintai dan menambah kasih sayang di antara mereka.[vii]

– Hadits Berlindung Dari Tetangga Yang Buruk

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

 تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْمُقَامِ ، فَإِنَّ جَارَ اْلبَادِيَةِ يَتَحَوَّلُ عَنْكَ

”Berlindunglah kepada Allah dari tetangga yang buruk di rumah tempat tinggalmu. Sesungguhnya tetangga yang tidak menetap (nomaden), akan menghilang darimu.”

[Hadits riwayat An-Nasa’i (5502) dan ini lafazhnya, Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad (117) dan Al-Bazzar (8496) dengan sedikit perbedaan. Hadits ini dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih An-Nasa’i no. 5517]

Dalam hadits ini Nabi ﷺ memerintahkan agar berlindung kepada Allah dari keburukan akhlak tetangga yang tinggal menetap di lingkungannya.

Karena جارَ البادِيَةِ (secara leksikal berarti tetangga padang pasir) yaitu, جارَ السَّفَرِ (tetangga safar/nomaden) akan hilang, keburukannya akan sirna bersamaan dengan habisnya masa safarnya.

Ini berbeda dengan tetangga yang tinggal menetap di suatu lingkungan. Pada umumnya, ia menetap sepanjang hayat sehingga keburukannya juga terus ada sepanjang dia masih hidup.

Oleh karenanya, tuntutan menjadi lebih kuat untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan semua sebab untuk memilih tetangga ketika mencari tempat tinggal sehingga terlindungi dari orang-orang yang berakhlak buruk.

Baca jgua: Hadits Tentang Berbohong

– Hadits Doa Berlindung dari Tetangga Jahat

Dalam salah satu hadits, Rasulullah mengajarkan doa untuk berlindung dari tetangga jahat. Berikut doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ:

 اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ اْلمُقَامَةِ

Allahumma Inni A’udzubika min jaa-ris suu-i fi daril muqomati.

”Ya Allah! Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di lingkungan tempat tinggal.” (Hadits Riwayat An Nasai) [viii]

– Hadits Tetangga Baik Sumber Kebahagiaan

Menurut Rasulullah ﷺ , penopang kebahagiaan seorang Muslim di dunia ini ada empat perkara, salah satunya adalah tetangga yang baik.

Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, ath-Thabrani dalam Al-Ausath, al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab dan yang lainnya dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau ﷺ bersabda,

أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: المَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَاْلمَسْكَنُ اْلوَاسِعُ، وَاْلجَارُ الصَّالِحُ، وَاْلمَرْكَبُ اْلهَنِيْءُ، وَأَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاءِ: اْلمَرْأَةُ السُّوْءُ، وَاْلجَارُ السُّوْءُ، وَاْلمَرْكَبُ السُّوْءُ، وَاْلمَسْكَنُ الضَّيِّقُ

”Ada empat perkara yang menjadi bagian dari kebahagiaan: istri shalehah, rumah yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman. Dan ada empat perkara yang merupakan bagian dari kesengsaraan: istri yang buruk (akhlaknya), tetangga yang buruk (akhlaknya), kendaraan yang buruk dan rumah yang sempit.”

Al-Albani di dalam kitab As-Silsilah Ash-Shahihah memberikan catatan terhadap riwayat Ibnu Hibban dengan mengatakan,”Ini sanad shahih sesuai syarat asy-Syaikhain (Al-Bukhari dan Muslim).”

Tetangga yang baik dalam hadits tersebut maksudnya tetangga yang bisa menahan diri dari mengganggu atau menyakiti tetangganya. Tetangga yang berbuat ihsan kepada para tetangganya dalam persoalan kehidupan dunia dan juga dalam masalah terkait akhirat.[ix]

– Hadits Tentang Tetangga Lapar

Nabi ﷺ sangat memperhatikan tetangga dan menjadikan bagi tetangga itu sejumlah hak yang tidak ada pada yang lainnya. Di antaranya adalah sebgaimana dalam hadits dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 لَيْسَ اْلمُؤْمِنُ بِالَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبَيْهِ

”Bukanlah orang beriman orang yang kenyang sementara tetangganya di sebelahnya kelaparan.”

[Hadits riwayat Abu Ya’la (2699), dan Tamam di dalam Al-Fawaid (1262) dan al-Baihaqi (20160) denga sedikit perbedaan]

Maksud dari bukan orang beriman di sini adalah orang beriman dengan iman yang sempurna. Yakni orang yang perutnya kenyang dengan makanan dan minuman dan berbagai makanan lezat lainnya sementara tetangganya tidak memiliki sesuatu untuk dimakan, padahal dia mengetahui keadaannya yang darurat dan mampu untuk memberikan bantuan.[x]

Adab Bertetangga Dalam Islam

Adab Bertetangga Dalam Islam Menghormati Tetangga akhlak kepada tetangga, tetangga 40 rumah, tetangga yang jahat, adab bergaul dengan tetangga, beradab kepada tetangga, bau masakan masakan tetangga

Islam mengatur tata pergaulan antar tetangga agar terjalin hubungan yang baik dan erat di antara mereka dan tercipta suasana yang harmoni dalam masyarakat.

Aturan tata pergaulan bertetangga yang baik ini dikenal dengan adab bertetangga. Ini sangat penting karena tetangga menjadi salah satu wasiat yang terus menerus diingatkan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ .

Oleh karenanya, agar masing-masing Muslim menjadi tetangga yang baik bagi lingkungannya, dia perlu mengetahui adab-adabnya dalam Islam. Secara ringkas adab bertetangga adalah sebagai berikut:

  1. Memuliakan tetangga dan berbuat ihsan kepadanya.
  2. Tidak mendirikan bangunan yang bisa mengganggunya, misalnya menghalangi masuknya sinar matahari dan aliran udara serta tidak mengubah batas-batas tanahnya.
  3. Menjaga harta dan kehormatannya saat tetangganya sedang tidak di rumah.
  4. Tidak mengganggunya dengan suara bising baik radio atau televisi atau yang lain.
  5. Tidak malas untuk memberikan arahan dan nasehat dengan cara yang bijak dan baik.
  6. Berbagi makanan dengan tetangga.
  7. Ikut senang saat mereka berbahagia dan ikut bersedih saat mereka sedang berduka.
  8. Tidak mencari-cari kekurangannya dan tidak merasa senang dengan ketergelincirannya.
  9. Bersabar terhadap gangguan dari tetangga.[xi]

Hak & Kewajiban Tetangga Dalam Islam

Hak dan Kewajiban Bertetangga Dalam Islam Memuliakan Tetangga berbagi makanan dengan tetangga, etika bertetangga, hidup bertetangga, bertetangga dan penjelasannya, bertetangga menurut islam, adab bertetangga, menghormati tetangga, memuliakan tetangga diriwayatkan oleh, hak tetangga menurut hadits, menyakiti hati tetangga, ihsan kepada tetangga

Secara ringkas, menurut Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, hak-hak tetangga itu banyak. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Apabila dia meminta tolong kepada anda maka berilah pertolongan kepadanya.
  2. Apabila dia meminta pinjaman kepada anda maka berilah pinjaman.
  3. Apabila dia dengan dalam keadaan sangat membutuhkan bantuan (karena sedang jatuh miskin) maka berbuat baiklah kepadanya dan bantulah dia.
  4. Apabila dia sakit maka jenguklah.
  5. Apabila dia mendapat kenikmatan maka tunjukkan rasa senang anda kepadanya.
  6. Apabila dia tertimpa musibah maka hiburlah dan bila meninggal dunia maka iringilah jenazahnya hingga ke makamnya.[xii]

Sebagian dari hak-hak ini sudah masuk dalam pembahasan di adab bertetangga. Memang adab bertetangga yang baik di antaranya adalah memenuhi hak-hak tetangga tersebut. Wallahu a’lam.

Demikianlah pembahasan kumpulan hadits tentang tetangga. Semoga bermanfaat. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan fadhilah-Nya.

Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami dan kaum Muslimin.


[i] https://islamic-content.com/hadeeth/949

[ii] https://www.haddady.com/15704-2/

[iii] https://dorar.net/hadith/sharh/116451

[iv] https://www.dorar.net/hadith/sharh/78233

[v] https://www.dorar.net/hadith/sharh/4361

[vi] https://www.dorar.net/hadith/sharh/4089

[vii] https://islamic-content.com/hadeeth/880

[viii] https://www.dorar.net/hadith/sharh/61517

[ix] https://www.alukah.net/sharia/0/47519/

[x] https://dorar.net/hadith/sharh/135234

[xi] https://kalemtayeb.com/safahat/item/42239

[xii] https://www.alukah.net/sharia/0/9644/

Leave a Comment