Perbedaan Hadits Shahih dan Mutawatir

Ada sebuah pertanyaan menarik perbedaan hadits shaih dan mutawatir dan persamaannya. Apakah setiap hadits mutawatir itu shahih? Apakah hadits shahih harus mutawatir? Berikut penjelasannya:

Perbedaan Hadits Mutawatir dan Hadits Shahih

Berikut perbedaan hadits mutawatir dan hadits shahih:

1. Jumlah Periwayatnya

Hadits Mutawatir diriwayatkan oleh rawi banyak dalam setiap tingkatnya yang mustahil untuk bersepakat dusta atasnya.

Hadits shahih tidak harus memenuhi syarat mutawatir. Asalkan memenuhi syarat hadits shahih, maka dihukumi shahih, meski yang meriwayatkan tidak sampai derajat mutawatir.

Karenanya, ada hadits ahad yang shahih. Sebagaimana pengertian hadits ahad yakni hadits yang diriwayatkan oleh

2. Tinjauan Kuantitas dan Kualitas

Hadits mutawatir merupakan pembagian hadits yang dilihat dari sisi kuantitas. Dari sisi kuantitas, hadits terbagi menjadi hadits mutawatir dan hadits Ahad.

Sedangkan hadits shahih merupakan pembagian hadits dari sisi kualitas. Dari sisi kualitas, hadits terbagi menjadi hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dhaif.

3. Syarat Hadits Mutawatir dan Hadits Shahih

Syarat hadits mutawatir:

1. Diriwayatkan oleh banyak rawi.
2. Jumlah bilangan rawi tersebut terdapat pada seluruh tingkatan (thabaqat) sanad.
3. Menurut kebiasaan, mustahil mereka bersepakat untuk berdusta.
4. Khabar mereka disandarkan kepada panca indera.

Baca: Penjelasan Syarat Hadits Mutawatir

Syarat hadits Shahih:

1. Sanad hadits harus bersambung.
2. Perawinya adil
3. Perawinya dhabith
4. Hadits tersebut tidak syadz
5. Hadits tersebut tidak memiliki ‘illah (cacat)

Baca: Penjelasan Syarat Hadits Shahih

Persamaan Hadits Mutawatir dan Hadits Shahih

Sedangkan persamaan hadits mutawatir dan hadits shahih sebagai berikut:

1. Hukum Maqbul

Hadits shahih dan hadits mutawatir sama-sama diterima (maqbul).

2. Menjadi Landasan Amal

Hadits shahih dan mutawatir sama-sama dapat menjadi landasan beramal.

Contoh Hadits Shahih Mutawatir

Contoh ini kami ambilkan dari contoh hadits mutawatir. Sebab, setiap hadits mutawatir hukumnya shahih.

Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di neraka.” [Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam shahih Al-Bukhari no. 1291 dari Al-Mughirah bin Syu’bah]

Hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 70 orang sahabat.

Hadits ini merupakan hadits shahih yang mencapai derajat mutawatir.

Silahkan baca juga: Contoh Hadits Mutawatir

Apakah Hadits Mutawatir Hukumnya Shahih?

Apabila dapat dipastikan bahwa itu merupakan hadits mutawatir, maka hukumnya adalah shahih. Karenanya, wajib untuk memastikan syarat hadits mutawatir terpenuhi.

Penjelasan lengkapnya terkait hadits mutawatir dan hadits shahih dapat merujuk ke artikel berikut:

• Pengertian Hadits Mutawatir
• Pengertian Hadits Shahih