Hadits munkar adalah hadits yang ada cacat dari sisi perawinya. Tulisan berikut ini akan membahas tentang pengertian hadits munkar dari segi bahasa dan istilah, contohnya, kedudukannya dan perbedaannya dengan hadits syadz.
Pengertian Hadits Munkar Adalah
Berikut pengertian hadits munkar secara bahasa dan istilah:
Arti Hadits Munkar Secara Bahasa
Secara bahasa kata المنكر adalah isim maf’ul dari kata kerja أَنكَرَ yang berarti menentangnya atau tidak mengenalnya. Dan kebalikannya adalah المَعْرُوفُ (yang dikenal). Dengan demikian kata المنكر merupakan antonim dari kata المَعْرُوفُ [Al-Qamus Al-Muhith].[i]
Pengertian Hadits Munkar Secara Istilah
Adapun pengertian hadits munkar secara istilah, menurut Dr. Sayyid Abdul Majid Al-Ghouri ada sejumlah pengertian. Yang paling masyhur adalah sebagai berikut:
- Hadits yang dalam isnadnya terdapat perawi yang terlalu banyak kesalahannya atau banyak lupanya atau nampak jelas kefasikannya. [lihat: Taudhihul Afkar dan An-Nuzhah hal. 47]
- Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dha’if yang menyelisihi hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan,”Inilah yang mu’tamad (bisa dijadikan pegangan) berdasarkan pendapat mayoritas (ulama).” [Lihat: Nuzhatu Nazhr hal. 37 dan Tadrib Ar-Rawi 1/240-241]
- Hadits yang diriwayatkan secara sendirian oleh Al-Mastur (perawi yang tidak diketahui ‘adalah-nya (sifat adilnya) baik secara zhahir maupun batin) atau yang disifati dengan orang yang buruk hafalannya, atau Al-Mudha’af (hadits yang tidak disepakati hukum dha’if terhadapnya) pada sebagian syaikhnya namun tidak demikian pada sebagian syaikh yang lain, dengan sesuatu yang tidak ada mutabi’-nya dan tidak ada syahid-nya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, ”Inilah yang didapati dalam penyebutan secara umum dari para ahli hadits.” [Lihat: An-Nukat ‘ala ibni Shalah 2/675][ii]
Al-Hafizh Ibnu Hajar dan As-Suyuthi rahimahumallah dan yang lainnya memberikan definisi hadits munkar sebagai berikut:
المنكر” هو “الحديث الذي يخالف فيه الضعيف الثقات
”Hadits munkar adalah hadits yang di dalamnya perawi dha’if menyelisihi perawi tsiqat.”[iii]
Syaikh Al-Baiquni dalam Manzhumah Baiquniyah-nya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hadits munkar adalah:
هو: الحديث الذي يتفرَّد به الراوي الذي حِفْظُه لا يجعله أهلًا لأن يتفرد بمثل هذه الرواية
”Hadits yang perawinya sendirian dalam meriwayatkannya namun kekuatan hafalannya tidak menjadikannya layak untuk bersendirian dalam meriwayatkan semisal riwayat tersebut.”
Al-Imam Abu Bakar Ahmad bin Harun Al-Bardiji rahimahullah juga mendefinisikan hadits munkar seperti itu. [iv]
Baca juga:
– Pengertian Hadits Maudhu’
– Pengertian Hadits Matruk
– Pengertian Hadits Ma’ruf
Contoh Hadits Munkar
Contoh dari hadits munkar adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari jalan Hubayyib bin Habib Az-Zayyat dari Ibnu Ishaq dari Al-‘Aizar bin Huraits dari Ibnu ‘Abbas dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,
مَنْ أَقَامَ الصَّلاةَ , وَآتَى الزَّكَاةَ , وَحَجَّ الْبَيْتَ , وَصَامَ, وَقَرَى الضَّيْفَ , دَخَلَ الْجَنَّةَ
”Siapa saja yang mendirikan shalat, membayar zakat, berhaji ke Baitullah, berpuasa (di bulan Ramadhan) dan memuliakan tamu akan masuk surga.”
Abu Hatim berkata, ”Ini hadits munkar karena para perawi lain yang tsiqat meriwayatkannya dari Abu Ishaq secara mauquf (berhenti pada sahabat Nabi ﷺ) dan inilah yang ma’ruf.”[v]
Kedudukan Hadits Munkar
Hadits munkar adalah hadits dha’if yang amat sangat dha’if (hadits dha’if syadiidudh dha’f) karena dari satu sisi, perawinya dha’if dan di sisi lain, perawi ini menyelisihi para perawi yang tsiqah.
[Lihat Al-Idhah fi ‘Ulumil Hadits, hal. 178-183; Manhaj An-Naqd fi ‘Ulumil Hadits, hal. 430-431 dan Taisir Musthalah Al-Hadits, hal. 95-97][vi]
Perbedaan Hadits Munkar dan Hadits Syadz
Perbedaan antara hadits munkar dan hadits syadz adalah sebagai berikut:
- Hadits syadz adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul namun menyelisihi perawi yang lebih utama dari dirinya.
- Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi dha’if yang menyelishi perawi yang tsiqah.
Dari sini bisa diketahui bahwa kedua jenis hadits tersebut sama – sama melakukan penyelisihan, namun mereka berbeda dalam hal bahwa hadits syadz itu diriwayatkan oleh perawi yang maqbul sedangkan hadits munkar itu diriwayatkan oleh perawi yang dha’if.
Ibnu Hajar berkata, ”Orang yang menyamakan antara kedua jenis hadits tersebut benar-benar telah lalai.” [Lihat: Syarh An-Nukhbah, hal. 59-71][vii]
Selengkapnya, baca juga pengertian hadits syadz
Demikian pembahasan singkat tentang hadits munkar. Semoga bermanfaat. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan fadhilah-Nya.
Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami dan kaum Muslimin.
[i] Mu’jam Al-Musthalahat al Haditsiyyah, Dr. Sayyid Abdul Majid Al-Ghouri, Dar Ibnu Katsir, Beirut, cetakan pertama 1428 H / 2007 M, hal. 790.
[ii] Ibid.
[iii] https://www.alukah.net/sharia/0/122628/
[iv] Ibid.
[v] Mu’jam Al-Musthalahat al Haditsiyyah, Dr. Sayyid Abdul Majid Al-Ghouri, Dar Ibnu Katsir, Beirut, cetakan pertama 1428 H / 2007 M, hal. 791.
[vi] Mu’jam Al-Musthalahat al Haditsiyyah, Dr. Sayyid Abdul Majid Al-Ghouri, Dar Ibnu Katsir, Beirut, cetakan pertama 1428 H / 2007 M, hal. 791-792.
[vii] Ibid, hal. 790.