Pidato Bahasa Arab Tema Maulid Nabi – Keutamaan Shalawat

Teks pidato bahasa arab tema Maulid Nabi dan artinya lengkap. Membahas tentang keutamaan Shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Pidato Bahasa Arab dengan tema keutamaan bershalawat kepada Nabi ﷺ merupakan ringkasan dari ceramah Syaikh Dr. Shalih bin Muqbil Al-‘Ashimi At-Tamimi.

Semoga pidato Bahasa Arab ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan latihan pidato Bahasa Arab bagi para pelajar di sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren Islam.

---

Baca juga:
– Pidato Bahasa Arab Tema Cinta Rasul
– Pidato Bahasa Arab Tema Cinta Allah
– Pidato Bahasa Arab Tema Kasih Sayang
– Pidato Bahasa Arab Tema Iman

Arti Terjemahan Pidato Maulid Nabi

Keutamaan Shalawat kepada Nabi ﷺ

فَضْلُ الصَّلَاةِ عَلَى النِّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

الـحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

أمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam atas nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita dan kekasih kita Muhammad ﷺ, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga Hari Pembalasan. Amma Ba’du

Baca juga: Mukaddimah Pembukaan Pidato Bahasa Arab

عِبَادَ اللهِ

Wahai hamba-hamba Allah!

إِنَّ للنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم مَقَامًا عَظِيمًا؛ فَهُوَ صَفْوَةُ خَلْقِ اللهِ، صَاحِبِ الْمَقَامِ الْمَحْمُودِ، وَالْحَوْضِ الْمَوْرُودِ

Sesungguhnya Nabi ﷺ memiliki kedudukan yang agung. Beliau adalah manusia pilihan Allah, pemilik kedudukan yang terpuji dan telaga Haudh yang mengalir.

بِهِ هَدَى اللهُ الْخَلْقَ إِلَى عِبَادَتِهِ، وَأَرْشَدَهُمْ إِلَى طَاعَتِهِ، وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ مِنْ أَعْظَمِ الْقُرُبَاتِ، وَمِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ عِنْدَ اللهِ

Melalui Nabi ﷺ Allah, memberi petunjuk manusia menuju peribadahan kepada-Nya dan membimbing mereka untuk mentaati-Nya. Mengucapkan shalawat kepadanya termasuk taqarrub yang paling agung dan amal yang paling utama di sisi Allah.

عِبَادَ اللهِ

Wahai hamba-hamba Allah!

إِنَّ المُسْتَفِيدَ مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم هُوَ المُصَلِّي عَلَيْهِ

Sesungguhnya yang mendapatkan manfaat dari bershalawat kepada Nabi ﷺ adalah orang yang membaca shalawat itu sendiri.

لِقَوْلِهِ صِلَّى اللهُ عَليهِ وَسَلَّمَ: « إِذَا سَمِعْتمْ المُؤَذِنَ فَقُولُوا كَمَا يَقُولُ، ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِي الوَسِيلَةَ؛ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الجَنَّةِ، لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ ًاكُونَ هُوَ؛ فَمَنْ سَأَلَ لِيَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعةُ»؛ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Hal ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ, ”Bila kalian mendengar muadzin maka ucapkanlah sebagaimana yang dia ucapkan. Kemudian bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya siapa saja yang bershalawat kepadaku satu shalawat, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.

Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku. Sesungguhnya wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang hanya diberikan untuk satu orang hamba Allah saja. Dan aku berharap hamba tersebut adalah diriku. Siapa saja yang meminta wasilah untukku maka halal baginya syafaat.” [Hadits riwayat Muslim no. 384]

فَأَنْتَ يَا عَبْدَ اللهِ الْمُسْتَفِيدُ؛ لِأَنَّ الحَيَّ القَيومَ، يُصَلِّي عَلَيْكَ إِذَا صَلَّيْتَ عَلَى خَلِيلِهِ، سَيِّد ِوَلدِ آدَمَ النُّورِ المُبِينِ وَالسِّرَاجِ المُنِيرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Dengan demikian, kalianlah yang mendapatkan manfaat wahai hamba Allah karena Allah Al-Hayyul Qayyum bershalawat atas dirimu (maksudnya memberi rahmat kepadamu) bila kamu bershalawat kepada kekasih-Nya, pemimpin keturunan Adam, cahaya yang nyata, pelita yang terang benderang, ﷺ.

وَقَدْ وَرَدَ فِي الصَّلَاةِ عَلَيْهِ فَضَائِل عَظِيمَةٌ، وَمِنْ ذَلِكَ: قَوْلُ أُبيِّ بنِ كَعْبٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي ؟

فَقَالَ : مَا شِئْتَ . قَالَ قُلْتُ الرُبُعَ ؟ قَالَ : مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ

قُلْتُ النِّصْفَ ؟ قَالَ : مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ

قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ ؟ قَالَ : مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ

قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا ؟ قَالَ : إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ

رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَحَسَّنَهُ الْأَلْبَانِيُّ

Telah disebutkan ada banyak keutamaan mengucapkan shalawat kepada Nabi ﷺ. Di antaranya adalah perkataan Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ”Aku berkata, ”Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku akan memperbanyak shalawat kepada anda. Seberapa banyakkah bagian dari doaku yang aku ganti dengan shalawat untuk diri anda ?

Rasulullah ﷺ menjawab, ”Terserah kamu.” Aku berkata, ”Seperempat ?” Rasulullah ﷺ bersabda,”Terserah kamu. Jika kamu tambah itu lebih baik.”

Aku berkata, ”Setengah ?” Rasulullah ﷺ bersabda, ”Terserah kamu. Jika kamu tambah itu lebih baik.” Aku berkat, “Dua pertiga?” Rasulullah ﷺ bersabda,”Terserah kamu. Jika kamu tambah itu lebih baik.”

Aku berkata, ”Aku jadikan semua bagian doaku seluruhnya untuk bershalawat kepada anda wahai Rasulullah ?” Rasulullah ﷺ bersabda, ”Bila demikian, kesusahanmu akan dicukupi dan dosa-dosamu akan diampuni.”

[Hadits riwayat At-Tirmidzi dan dinilai sebagai hadits hasan oleh Al-Albani.]

قُلْتُ: وَصُورَةُ ذَلِكَ: لَوْ أَنَّ مُسْلِمًا جَلَسَ فِي المَسْجِدِ لِلْدُعَاءِ مَا بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ، فَلَوْ جَعَلَ كُلَّ هَذَا الوَقَتِ صَلَاةً علَىَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لَكُفِيَ الهَمَّ، وَغُفِرَ لَهُ الذَنْبُ

Saya katakan, gambarannya semacam ini: Seandainya seorang Muslim duduk di masjid untuk berdoa di waktu antara adzan dan iqomah, kemudian dia menjadikan semua waktu tersebut untuk bershalawat kepada Nabi ﷺ maka benar-benar akan dicukupi kesusahannya dan diampuni dosanya.

عِبَادَ اللهِ

Wahai hamba-hamba Allah!

الصَّلَاةُ عَلَى الرَّسولِ وَصِيَّةُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لِأُمَّتِهِ حَيْثُ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: «أَكْثِرُوا عَلَيَّ الصَّلَاةَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يُصَلِّي عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَّا عُرِضَتْ عَلَيَّ صَلَاتُهُ» رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ

Bershalawat kepada Rasulullah ﷺ adalah wasiat beliau kepada umatnya. Rasulullah ﷺ bersabda,”Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat. Sesungguhnya tidak seorang pun yang membaca satu shalawat kepadaku pada hari Jumat kecuali shalawatnya dihadapkan kepadaku.” [Hadits riwayat Al-Hakim dan beliau menyatakannya shahih]

عِبَادَ اللهِ

Wahai hamba-hamba Allah!

الصَّلَاةُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، فَضْلُهَا عَظِيمٌ، وَيَكْفِي فِي ذَلِكَ أَنَّ اللهَ جَلَّ فِي عُلَاهُ، يُصَلِّي عَلَى النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، وَمَلَائِكَتُهُ الكِرَامُ، يُصَلُّونَ عَلَى مُحَمَّدٍ بنِ عَبْدِ اللهِ، عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ، إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ

Membaca shalawat kepada Rasulullah ﷺ keutamaannya agung. Cukuplah tentang hal ini, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bershalawat kepada Nabi ﷺ, juga para Malaikat-Nya yang mulia bershalawat kepada Muhammad bin Abdullah ﷺ hingga hari kiamat.

قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [الأحزاب: 56]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzab: 56]

وَصَلاةُ اللهِ عَلَى نَبِيِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم؛ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ، أَمَّا صَلَاةُ المَلَائِكَةِ، وَالنَّاسِ فَهِيَ الدُّعَاءُ وَالاسْتِغْفَارُ

Shalawat Allah kepada Nabi-Nya ﷺ adalah pujian Allah kepada Nabi ﷺ sedangkan shalawat Malaikat dan manusia adalah doa dan permohonan ampunan kepada Nabi ﷺ.

عِبَادَ اللهِ

Wahai hamba-hamba Allah,

لَا يُفَرِّطُ فِي الصَّلَاةِ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم إِلَّا الغِلَاظُ الأَجْلَافُ، المَحْرُومُونَ مِنَ الخَيْرِ، الذَّينَ بَخِلُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ، فلَمْ يُوقُوا شُحَّ الأَنْفُسِ

Orang yang lalai dari membaca shalawat kepada Nabi ﷺ adalah orang yang keras dan kasar. Mereka orang-orang yang terhalang dari kebaikan. Mereka bakhil terhadap drinya sendiri. Mereka tidak menjaga dari kekikiran dirinya.

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: «البَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ وَصَحَّحَهُ الْأَلْبِانِيُّ

Rasulullah ﷺ bersabda, ”Orang bakhil adalah orang yang tidak mengucapkan shalawat kepadaku ketika dia mendengar namaku disebut.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi dan yang lainnya. Al-Albani menyatakannya shahih.”

وَأَمَا كَيْفِيَةِ الصَّلَاةِ عَلَيْهِ، فَالْجَوَابُ ذَكَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم حِينَ سَاَلَهُ الصَّحَابَةُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ عَرَفْنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكَ، فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: قُولُوا: «الَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، الَّلهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Adapun cara membaca shalawat kepada Nabi ﷺ adalah sebagaimana dalam hadits Nabi ﷺ saat salah seorang sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah! Kami sudah tahu cara mengucapkan salam kepada anda. Bagaimana cara kami bershalawat kepada anda?”

Rasulullah ﷺ menjawab, ”Ucapkanlah “Alloohumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shollaita ‘ala aali ibroohiim innaka hamiidun majiid. Alloohumma baarik ‘alaa muhammad wa ‘ala ‘Aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala aali Ibroohiim. Innaka hamiidun majiid.”

“Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.

 Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.”

 [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.[i]

---

[i] https://www.alukah.net/sharia/0/153150/%D9%81%D8%B6%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A-%D8%B5%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87-%D9%88%D8%B3%D9%84%D9%85-%D8%AE%D8%B7%D8%A8%D8%A9/

Baca juga:
– Pidato Bahasa Arab Tema Keutamaan Shalawat
– Pidato Bahasa Arab Bulan Rabiul Awal
– Pidato Bahasa Arab Tema Al Quran
– Pidato Bahasa Arab Tema Anak Sholeh