Pidato Bahasa Arab Tentang Cinta Kepada Allah dan Artinya

Pidato Bahasa Arab Tentang Cinta Kepada Allah dan Artinya

Pidato bahasa arab dan terjemahannya tentang Cinta Kepada Allah dengan judul ‘Hubbullah Ta’ala / Cinta Kepada Allah’

Tema pidato ini membahas tentang Cinta kepada Allah, keutamaannya, serta cara mendapatkan cinta Allah. Berikut pidato tentang cinta kepada Allah selengkapnya.

Cinta Kepada Allah

حُبُّ اللهِ تَعَالَى

Pembukaan Pidato

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia، keluarganya dan seluruh sahabatnya, serta yang mengikuti mereka hingga hari pembalasan. Amma Ba’du.

Lainnya -> Mukadimah Bahasa Arab Dan Artinya

Isi Pidato

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ: قَالَ اللهُ -تَعَالَى-: (إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ)[التوبة: 4]، وَحَدِيْثِي الْيَوْمَ عَنِ الْحُبِّ، لَكِنَّهُ لَيْسَ حُبُّ الْأَفْلَامِ وَالْمُسَلْسَلَاتِ وَالْقَنَوَاتِ، إِنَّمَا حُبُّ فَاطِرِ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتِ، حَيْثُ أَنَّ الْمُؤْمِنَ يَتَمَيَّزُ عَنْ غَيْرِهِ بِحُبِّ اللهِ -عَزَّ وَجَلَّ-؛ قَالَ -تَعَالَى-: (وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ)[البقرة: 165].

وَحُبُّ اللهِ مِنْ لَوَازِمِ التَّوْحِيْدِ وَمِنْ وَاجِبَاتِهِ، وَلِذَلِكَ فَإِنَّهُ يَجِبُ عَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ يَكُوْنَ حُبُّ اللهِ -عَزَّ وَجَلَّ- وَرَسُوْلِهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَأَوْلَادِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ،

وَحَتَّى يَزِيْدُ الْمُسْلِمُ مِنْ مَحَبَّةِ اللهِ – عَزَّ وَجَلَّ – فَعَلَيْهِ تَذَكُّرُ نِعَمِ اللهِ – عَزَّ وَجَلَّ – عَلَيْهِ؛ فَالنَّفْسُ مَجْبُوْلَةٌ عَلَى حُبِّ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْهَا؛ فَاللهُ – عَزَّ وَجَلَّ – مُحْسِنٌ لَنَا جَمِيْعاً، فَلْنُفَكِّرْ فِي نِعَمِ اللهِ عَلْيْنَا؛ (وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا)[النحل: 18].

 وَحَتَّى نَصِلَ إِلَى حُبِّ اللهِ – عَزَّ وَجَلَّ – عَلَيْنَا أَنْ نَعْمَلَ مَا يُحِبُّ اللهُ – عَزَّ وَجَلَّ – مِنْ أَعْمَالٍ، وَأَوَّلُ هَذِهِ الْأَعْمَالِ الْفَرَائِضُ، ثُمَّ النَّوَافِلُ، وَقَدْ ثَبَّتَ فِي الْحَدِيْثِ الْقُدْسِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: قَالَ اللهُ -تَعَالَى-: “إنَّ الله -تَعَالَى- قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدي بِشَيءٍ أَحَبَّ إلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقرَّبُ إلَيَّ بِالنَّوافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإذَا أَحبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، ويَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإنْ سَأَلَنِي أعْطَيْتُهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ”(رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ).

فَلِذَلِكَ نَبْذَلُ جُهْدَنَا لِنَيْلِ حُبِّ اللهِ بِمَا عَلَّمَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ ذَلِكَ اْلحَدِيْثِ الشَّرِيْفِ

Saudara-saudara yang mulia!

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” [At-Taubah: 4]

Pembicaraan saya hari ini adalah tentang cinta, namun bukan cinta film atau serial atau saluran radio, tapi cinta kepada pencipta bumi dan langit. Sesungguhnya seorang mukmin itu dibedakan dari yang lainnya dengan cintanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ

Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. [Al-Baqarah: 165]

Cinta kepada Allah merupakan keharusan tauhid dan tuntutannya yang wajib. Oleh karena itu, wajib atas setiap Muslim agar cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya itu melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya dan seluruh umat manusia.

Agar kecintaan seorang Muslim kepada Allah ‘Azza wa Jalla semakin bertambah, maka ia harus mengingat-ingat nikmat-nikmat Allah ‘Azza wa Jalla terhadap dirinya. Jiwa manusia itu secara alami menyukai orang yang berbuat baik kepadanya. Sedangkan Allah ‘Azza wa Jalla itu berbuat baik kepada kita semua. Maka, hendaknya kita memikirkan tentang nikmat-nikmat Allah atas diri kita.

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ – ١٨

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang. [An-Nahl: 18]

Agar kita meraih cinta Allah ‘Azza wa Jalla, kita harus mengamalkan apa saja yang Allah ‘Azza wa Jalla cintai. Yang pertama adalah berbagai amalan wajib, kemudian baru amalan sunnah. Telah ditetapkan di dalam hadits qudsi bahwa Nabi ﷺ bersabda,

”Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ”Siapa saja memusuhi seorang wali-Ku, maka Aku benar-benar telah mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku telah wajibkan atas dirinya.

Hamba-Ku terus menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia berbuat, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan.

Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari] [i]

Karenanya, kita berusaha memaksimalkan kemampuan kita untuk mendapatkan cinta Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits diatas.

Penutup Pidato

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.


[i] https://khutabaa.com/ar/article/%D8%AD%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%AA%D8%B9%D8%A7%D9%84%D9%89

Leave a Comment