Pidato Bahasa Arab Tentang Kemerdekaan dan Artinya

Contoh ceramah bahasa arab tentang Kemerdekaan beserta artinya dengan judul ‘Al Istiqlal Al hakiki / Kemerdekaan Hakiki’

Teks Pidato bahasa arab tentang kemerdekaan ini membahas tentang hakikat kemerdekaan yang perlu kita sadari dan kita renungi. Berikut pidato tentang kemerdekaan selengkapnya.

Baca juga:
– Pidato Bahasa Arab Islam Rahmatan lil Alamin
– Pidato Bahasa Arab Keberagaman Suku Bangsa
– Pidato Bahasa Arab Peradaban Islam
– Pidato Bahasa Arab Generasi Pemuda Harapan Bangsa

Terjemahan

Kemerdekaan Hakiki

الاِسْتِقْلَالُ الْحَقِيْقِيُّ

Pembukaan Pidato

الحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِيِّ اْلمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ وَاقْتَفَى

Segala puji bagi Allah Yang Maha Mencukupi hamba-hamba-Nya. Shalawat dan salam atas nabi pilihan dan atas keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang menapaki dan mengikuti jalannya.

Lainnya -> Contoh Pembukaan Pidato

Isi Pidato

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ

إِنَّ اسْتِقْلَالَ الْأَفْرَادِ وَالْجَمَاعَاتِ أَمْرٌ مَرْكُوْزٌ فِي النُّفُوْسِ، أَكَّدَهُ شَرْعُنَا، وَأَمَرَ بِهِ رَبُّنَا – عَزَّ وَجَلَّ – فَقَالَ تَعَالَى: ﴿ إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ ﴾ [الأنبياء: 92]

Saudara-saudara yang mulia!

Sesungguhnya kemerdekaan individu dan masyarakat adalah perkara yang tertanam dalam jiwa manusia dan ditekankan oleh syariat kita serta diperintahkan oleh Tuhan kita ‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ

Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. [Al-Anbiya’: 92] [i]

فَمَا مَعْنَى الاِسْتِقْلَالِ الْحَقِيْقِيِّ بِالنِّسْبَةِ لِلشَّعْبِ الْمُسْلِمِ؟

Lantas apakah hakikat dari kemerdekaan dalam hubungannya dengan bangsa Muslim?

مَعْنَاهُ الْحَقِيْقِيِّ

Makna kemerdekaan yang hakiki adalah:

أَوَّلاً : الاِسْتِقْلَالُ فِي الْعِبَادَةِ وَالتَّوَجُّهِ : الشَّعْبُ الْمُسْلِمُ لَا يَتَوَجَّهُ إِلَّا ِللهِ بِالْعِبَادَةِ وَالرَّجَاءِ

Pertama, kemerdekaan dalam ibadah dan arah pengabdian.

Bangsa Muslim tidak menghadap kecuali kepada Allah dengan ibadah dan pengharapan.

ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ (الأنعام : 102)

Allah Ta’ala berfirman,

ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ

Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu. [Al-An’am: 102]

ثَانِيًا : الاِسْتِقْلَالُ فِي الْمَرْجَعِيَّةِ

Kedua, kemerdekaan dalam rujukan hukum.

أَيْ أَنَّ الْمُسْلِمَ كَمَا يَرْجِعُ فِي عِبَادَتِهِ إِلَى اللهِ يَرْجِعُ أَيْضًا فِي شَرِيْعَتِهِ وَقَوَانِيْنِهِ وَحُكْمِهِ إِلَى اللهِ وَحْدَهُ {وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ}(المائدة : 49)

Bila dalam ibadah seorang Muslim hanya kembali kepada Allah maka demikian pula halnya dalam hal syariatnya, undang-undang dan hukumnya kembali kepada Allah semata. Allah Ta’ala berfirman,

وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ

dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. [Al-Maidah : 49]

ثَالِثًا : الاِسْتِقْلَالُ فِي الْوَلَاءِ

Ketiga, kemerdekaan dalam hal kesetiaan.

فَالْمُسْلِمُوْنَ وَلَاؤُهُمْ ِللهِ وَالرَّسُوْلِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ {اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ }(المائدة : 55)

Kaum Muslimin itu kesetiaannya kepada Allah, Rasulullah ﷺ dan orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ – ٥٥

Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). [Al-Maidah: 55]

رَابِعًا : الاِسْتِقْلَالُ فِي الْحُبِّ

Keempat, kemerdekaan dalam hal cinta.

فَالْحُبُّ فِي الاِسْلَامِ ِللهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِلدِّيْنِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ . قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ : أَنْ يَكُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا ِللهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ. (متفق عليه)

Cinta dalam Islam adalah untuk Allah, Rasul-Nya ﷺ , agama Islam dan orang-orang beriman. Rasulullah ﷺ bersabda, ”Tiga perkara yang bila ada dalam diri seseorang maka dia telah merasakan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya dan mencintai seseorang hanya karena Allah semata dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci bila dilemparkan ke dalam neraka.” [Hadits Muttafaq ‘alaih.]

خَامِساً: الاِسْتِقْلَالُ فِي الطَّاعَةِ : فَفِي الْإِسْلَامِ لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ. {يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ}(النساء : 59)

Kelima, kemerdekaan dalam ketaatan.

Dalam Islam tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada khaliq (Tuhan sang Maha Pencipta). Allah Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. [An-Nisa’: 59] [ii]

Penutup Pidato

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

---

[i] https://www.alukah.net/sharia/0/36833/

[ii] http://almahajjafes.net/2007/12/%D9%85%D8%A7-%D9%87%D9%88-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B9%D9%86%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%82%D9%8A%D9%82%D9%8A-%D9%84%D9%84%D8%A7%D8%B3%D8%AA%D9%82%D9%84%D8%A7%D9%84%D8%9F/

Baca juga:
– Pidato Bahasa Arab Hormat Kepada Guru
– Pidato Bahasa Arab Persaudaran Islam
– Pidato Bahasa Arab Urgensi Kedisiplinan Diri
– Pidato Bahasa Arab Meraih Kesuksesan