Ceramah Pidato Bahasa Arab Tentang Ibu Beserta Artinya

Pidato Bahasa Arab Tentang Ibu Beserta Artinya

Pidato bahasa Arab singkat tentang Ibu disertai arti dan harokat lengkap dengan judul ‘Al Ummu (Ibu)’

Tema pidato tentang ibu merupakan salah satu tema yang banyak menjadi bahan pidato. Berikut pidato tentang ibu selengkapnya.

Ibu

الْأُمُّ

Muqoddimah Pidato

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan dalam semua urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya.

Lainnya: Contoh Mukadimah Bahasa Arab Beserta Artinya

Isi Pidato

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ، مَوْضُوْعُنَا اْليَوْمِ عَنِ اْلاُمِّ

إِنَّهَا الْأُمُّ الَّتِي وَصَّى بِهَا الْمَوْلَى – جَلَّ جَلَالُهُ – وَجَعَلَ حَقَّهَا فَوْقَ كُلِّ حَقّ قال تعالىٍ: ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴾ [لقمان: 14]

أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ، ثُمَّ أُمُّكَ؛ قَالَهَا الْمُصْطَفَى – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ثَلَاثًا لِمَنْ سَأَلَهُ: مَنْ. أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صُحْبَتِي؟! إِنَّهَا الْأُمُّ

يَا مَنْ تُرِيدُ مَغْفِرَةَ الذُّنُوبِ وَسَتْرَ الْعُيُوبِ، يَأْتِي إِلَى النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم رَجُلٌ فَيَقُولُ: أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا؛ فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟! فَقَالَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟!” قَالَ: لَا، قَالَ: “فَهَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟!” قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَبِرَّهَا”. رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ فَاْلخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ اْلأُمِّ

الْإِحْسَانُ إِلَى الْأُمِّ سَبَبٌ لِلْبَرَكَةِ فِي الرِّزْقِ وَطُولِ الْعُمُرِ؛ فَفِي الْحَدِيثِ الْمُتَّفَقِ عَلَى صِحَّتِهِ يَقُولُ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: “مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”. وَأَعْظَمُ الصِّلَةِ صِلَةُ الْوَالِدَيْنِ، وَأَتَمُّ الْإِحْسَانِ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأُمِّ. وَأَخْبَرَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- عَنْ أُوَيْسٍ الْقَرَنِيِّ -رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ- أَنَّهُ كَانَ مُجَابَ الدُّعَاءِ، وَكَانَ مِنْ أَبَرِّ النَّاسِ بِوَالِدَتِهِ

Saudara-saudara yang mulia! Tema kita hari ini adalah tentang ibu.

Dialah Ibu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wasiatkan (untuk berbakti kepadanya) dan Dia jadikan hak seorang ibu di atas semua hak. Allah Ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ – ١٤

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. [Lukman: 14]

Ibumu, ibumu, ibumu, itulah yang diucapkan Nabi ﷺ sebanyak tiga kali ketika ada seorang pria bertanya kepada beliau ﷺ siapakah orang yang paling berhak mendapatkan pergaulan terbaik saya. Itulah Ibu.

Wahai orang-orang yang menginginkan ampunan dosa dan ditutupnya cela, ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata, ”Saya telah melakukan dosa besar. Apakah ada taubat buat saya?”

Maka Nabi ﷺ bertanya, ”Apakah kamu masih punya ibu?” Dia menjawab, ”Tidak.” Nabi ﷺ bertanya lagi, ”Apakah kamu masih punya bibi dari jalur Ibu?” Dia menjawab, ”Ya.” Maka Nabi ﷺ bersabda, ”Berbaktilah kepadanya.” [Hadits riwayat Imam Ahmad dan selainnya. Ibnu Hibban menshahihkannya]. Jadi bibi dari jalur ibu kedudukannya seperti ibu.

Berbuat baik kepada ibu adalah sebab barokah dalam rezeki dan panjang umur. Dalam hadits yang disepakati keshahihannya, Nabi ﷺ bersabda, ”Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya, dan dipanjangkan usianya maka sambunglah hubungan kekerabatan (silaturrahim).

Hubungan yang paling agung adalah hubungan dengan kedua orang tua. Dan perbuatan baik yang paling sempurna adalah berbuat baik kepada ibu.

Nabi ﷺ memberitahu tentang Uwais Al-Qarni , seorang pria dari Yaman, bahwa dia orang yang doanya makbul. Dia adalah orang yang paling berbakti kepada ibunya. [i]

Penutup Pidato

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.


[i]https://www.alukah.net/sharia/0/107780/%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%85-%D8%AE%D8%B7%D8%A8%D8%A9/

keyword: teks naskah kultum ceramah pidato khitobah muhadhoroh bahasa arab tentang ibu

Leave a Comment