Pidato Singkat Bahasa Arab Tentang Dosa dan Maksiat dan Artinya

Muhadhoroh bahasa arab tentang dosa dan maksiat singkat disertai artinya dengan judul Atsaru adz dzunub wal ma’ashi / Pengaruh dosa dan maksiat.

Pidato Bahasa Arab ini membahas tentang pengaruh dosa dan maksiat terhadap individu dan masyarakat. Pidato ini diringkas dari ceramah seorang syaikh penutur asli Bahasa Arab dengan bahasa yang mudah dipahami.

Semoga pidato ini bisa dijadikan sebagai alternatif bahan latihan pidato Bahasa Arab bagi para pelajar Muslim di berbagai sekolah dan pesantren Islam.

---

Arti Terjemahan

الـحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan dalam semua urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya.

أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ

 لَقَدْ أَمَرَ اللَّهُ -تَعَالَى- عِبَادَهُ بِطَاعَتِهِ، وَحَذَّرَهُمْ مِنْ مَعْصِيَتِهِ

Wahai kaum Muslimin!

Allah Ta’ala telah memerintahkan para hamba-Nya untuk mentaati-Nya dan memperingatkan mereka dari bermaksiat kepada-Nya.

وَبَيَّنَ جَلَّ وَعَلَا فِي كِتَابِهِ مَا حَصَلَ لِلْمُجَاهِرِينَ بِالذُّنُوبِ مِنَ الْعَذَابِ وَالنَّكَالِ

Allah Jalla wa ‘Ala telah menjelaskan dalam kitab-Nya siksa dan hukuman yang akan didapatkan oleh orang-orang yang menampakkan dosa-dosa mereka.

وَحَذَّرَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عَاقِبَةِ الذُّنُوبِ وَالْآثَامِ وَخَطَرِهَا عَلَى الْفَرْدِ وَالْمُجْتَمَعِ

Dan Rasulullah ﷺ telah memperingatkan tentang akibat dari dosa dan bahayanya bagi individu dan masyarakat.

وَلَقَدْ أَصْبَحْنَا فِي زَمَنٍ تَسَاهَلَ فِيهِ الْبَعْضُ بِالذُّنُوبِ وَالْمَعَاصِي، وَأَصْبَحَ مِنْ أَبْنَاءِ الْمُسْلِمِينَ وَنِسَائِهِمْ مَنْ يُجَاهِرُ بِالذَّنْبِ وَالْمَعْصِيَةِ وَكَأَنَّ شَيْئًا لَمْ يَكُنْ

Kita telah berada pada masa yang di dalamnya sebagian orang telah meremehkan dosa-dosa dan maksiat. Sebagian dari anak-anak kaum Muslimin dan para wanita mereka ada yang memperlihatkan dosa dan maksiatnya secara terang-terangan seolah tidak akan terjadi sesuatu pun.

وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَهِيْنُ بِالذُّنُوبِ وَيُدْمِنُ عَلَى مَعْصِيَةِ عَلَّامِ الْغُيُوبِ

Di antara mereka ada yang menganggap sepele dosa-dosa dan terus menerus bermaksiat kepada Dzat Yang Maha Mengetahui yang ghaib.

فَتَرَاهُ يَحْضُرُ وَيَنْشُرُ وَيَدْعُو لِأَمَاكِنِ الْفِسْقِ وَالْمُجُونِ وَيُبَارِزُ اللَّهَ بِالْمَعَاصِي وَالْآثَامِ

Anda melihatnya mendatangi, menyebarkan dan mengajak ke tempat-tempat kefasikan serta hal-hal yang sia-sia dan memalukan dan menantang Allah dengan berbagai maksiat dan dosa.

وَقَدْ حَذَّرَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- مِنْ عَاقِبَةِ الْمُجَاهَرَةِ بِالذُّنُوبِ فَقَالَ: «كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرُونَ

Rasulullah ﷺ telah memperingatkan tentang akibat dari memperlihatkan dosa-dosa. Beliau ﷺ bersabda, ”Setiap umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang menampakkan dosa-dosa yang dia lakukan (mujahirun).”

أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ: لِلذُّنُوبِ وَالْآثَامِ آثَارٌ وَخِيمَةٌ وَعَاقِبَةٌ سَيِّئَةٌ عَلَى الْفَرْدِ وَالْمُجْتَمَعِ

Wahai kaum Muslimin!

Dosa-dosa itu memiliki pengaruh dan akibat yang buruk bagi individu dan masyarakat.

وَلَعَلِّي فِي هَذِهِ الْخُطْبَةِ أُذَكِّرُ نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِبَعْضِ الْآثَارِ لِلذُّنُوبِ وَالْآثَامِ لَعَلَّهَا تُوقِظُ الْعَاقِلَ وَتُذَكِّرُ الْغَافِلَ

Dalam kesempatan pidato ini saya akan mengingatkan diri saya sendiri dan anda sekalian tentang sebagian dari pengaruh dosa-dosa. Semoga hal ini menyadarkan orang yang berakal dan mengingatkan orang yang lalai.

أَوَّلًا: مِنْ آثَارِ الذُّنُوبِ وَالْمَعَاصِي عَلَى الْمُجْتَمَعِ أَنَّهَا تُحْدِثُ فِي الْأَرْضِ أَنْوَاعًا مِنَ الْفَسَادِ؛ فِي الْمَاءِ وَالْهَوَاءِ وَالزُّرُوعِ وَالثِّمَارِ وَغَيْرِهَا مِنْ شُؤُونِ الْحَيَاةِ

Pertama, pengaruh dosa dan maksiat terhadap masyarakat adalah dosa-dosa dan maksiat itu akan menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan di muka bumi, air dan udara, tanaman, buah-buahan, dan berbagai persoalan kehidupan.

قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: ﴿ ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴾ [الرُّومِ: 41]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [Ar-Rum: 41]

ثَانِيًا: مِنْ أَبْرَزِ الْآثَارِ لِلذُّنُوبِ وَالْمَعَاصِي عَلَى الْمُجْتَمَعِ أَنَّهَا مِنَ الْأَسْبَابِ الْجَالِبَةِ لِسَخَطِ اللَّهِ وَحُلُولِ عِقَابِهِ

Kedua, dampak paling menonjol dari dosa dan maksiat terhadap masyarakat adalah ia merupakan sebab mendapatkan murka Allah dan turun-Nya hukuman dari Allah.

كَحُدُوثِ الزَّلَازِلِ الْمُدَمِّرَةِ، وَالْأَعَاصِيرِ الْقَاصِفَةِ، وَالْحُرُوبِ الطَّاحِنَةِ، وَالْأَمْرَاضِ الْفَتَّاكَةِ، فَالْمَعَاصِي تُزِيلُ النِّعَمَ، وَتُحِلُّ النِّقَمَ

Seperti, terjadinya gempa bumi yang merusak, angin topan, perang yang sengit dan penyakit mematikan. Maksiat itu memusnahkan nikmat dan menyebabkan turunnya siksaan.

قَالَ جَلَّ وَعَلَا: ﴿ وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ﴾[الشُّورَى: 30]

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu). [Asy-Syura: 30]

ثَالِثًا: مِنْ أَثَرِ الذُّنُوبِ وَالْمَعَاصِي عَلَى الْفَرْدِ: أَنَّ الْعَاصِيَ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ يُصِيبُهُ ذُلٌّ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Ketiga, di antara dampak dosa dan maksiat terhadap individu adalah pelaku maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ akan ditimpa kehinaan di dunia dan akhirat.

لِأَنَّهُ قَطَعَ صِلَتَهُ بِالْعَزِيزِ الْمُعِزِّ، وَخَالَفَ أَمْرَ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، فَالذُّلُّ حَتْمٌ مَحْتُومٌ عَلَى مَنْ عَصَى وَأَقَامَ عَلَى الذُّنُوبِ

Karena ia telah memutus hubungannya dengan Allah Yang Maha Mulia dan menyelisihi perintah Rasulullah ﷺ . Kehinaan itu pasti akan menimpa orang yang bermaksiat dan melakukan dosa.

وَمِنْ حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: «… وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Dari hadits Ibnu Umar ia berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda,”…dan Allah menjadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihi perintahku. Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.”

وَيَقُولُ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ -رَحِمَهُ اللَّهُ- “أَبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُذِلَّ مِنْ عَصَاهُ

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, ”Allah tidak menginginkan kecuali menghinakan orang yang bermaksiat kepada-Nya.”

فَالْمَعْصِيَةُ -كَمَا قُلْنَا- ذُلٌّ فِي الدُّنْيَا وَذُلٌّ فِي الْآخِرَةِ

Jadi maksiat itu – sebagaimana telah kami katakan – merupakan kehinaan di dunia dan akhirat.

وَصَدَقَ اللَّهُ: ﴿ وَتَرَى الظَّالِمِينَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَى مَرَدٍّ مِنْ سَبِيلٍ * وَتَرَاهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُونَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّ وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ مُقِيمٍ ﴾ [الشُّورَى: 44-45]

Maha Benar Allah dengan firman-Nya:

Kamu akan melihat orang-orang zalim, ketika mereka melihat azab, berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?”

Kamu akan melihat mereka dihadapkan kepadanya (neraka) dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina. Mereka memperhatikan dengan pandangan yang lesu. Orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi adalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal. [Al-Baqarah: 44-45]

رَابِعًا: مِنْ عُقُوبَةِ الذُّنُوبِ وَالْمَعَاصِي عَلَى الْفَرْدِ أَنَّهَا سَبَبٌ فِي حِرْمَانِهِ مِنَ الرِّزْقِ

Keempat, di antara hukuman dosa dan maksiat bagi individu adalah maksiat itu menjadi sebab dia terhalang dari mendapatkan rezeki.

فَالرِّزْقُ -كَمَا تَعْلَمُونَ- مِنَ الرَّزَّاقِ الْعَلِيمِ، وَبِقَدْرِ طَاعَةِ الْمُسْلِمِ لِمَوْلَاهُ -جَلَّ فِي عُلَاهُ- بِقَدْرِ مَا يَرْزُقُهُ وَيُبَارِكُ لَهُ فِي رِزْقِهِ

Rezeki – sebagaimana anda ketahui – berasal dari Yang Maha Memberi rezeki dan Maha Mengetahui. Seberapa kadar ketaatan seorang Muslim kepada Tuannya ‘Azza wa Jalla, maka sekadar itulah Allah memberinya rezeki dan memberkahi rezeki tersebut.

وَكَمَا أَنَّ الْإِيمَانَ وَالطَّاعَةَ وَالِاسْتِغْفَارَ أَسْبَابٌ شَرْعِيَّةٌ لِبَرَكَةِ الْأَرْزَاقِ؛ فَإِنَّ الْمَعَاصِيَ وَالْآثَامَ تَمْحَقُ بَرَكَةَ الْأَعْمَارِ وَالْأَرْزَاقِ

Sebagaimana iman, taat, dan istighfar merupakan sebab-sebab syar’i untuk mendapatkan keberkahan rezeki, maka maksiat dan dosa itu akan menghapus barokah umur dan rezeki.

جَاءَ فِي الْأَثَرِ: “إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ”

Dalam sebuah atsar disebutkan, ”Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalang dari mendapatkan rezeki karena dosa yang dia lakukan.”

وَيَقُولُ ابْنُ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-: ” إِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضًا فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bekata, ”Sesungguhnya dosa itu menghitamkan wajah, kegelapan di dalam kubur, kelemahan pada badan, kekurangan dalam rezeki dan kebencian di hati makhluk.”

وَأَصْدَقُ مِنْ ذَلِكَ قَوْلُ الْحَقِّ -جَلَّ وَعَلَا-: ﴿ وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ ﴾ [النَّحْلِ: 112]

Yang lebih benar dari semua itu adalah firman Allah Yang Maha Benar,

Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan karena apa yang selalu mereka perbuat. [An-Nahl: 112]

وَيَقُولُ سُبْحَانَهُ عَنْ أَهْلِ سَبَأٍ: ﴿ لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ * فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ ﴾ [سَبَأٍ: 15-17]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang penduduk negeri Saba’:

Sungguh, pada kaum Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.”

Akan tetapi, mereka berpaling sehingga Kami datangkan kepada mereka banjir besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) berbuah pahit, pohon asal (sejenis cemara) dan sedikit pohon sidir (bidara).

Demikianlah, Kami balas mereka karena kekafirannya. Kami tidak menjatuhkan azab, kecuali hanya kepada orang-orang yang sangat kufur. [Saba’: 15-17]

نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِهَدْيِ كِتَابِهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Semoga Allah memberi manfaat kepada saya dan anda semua dengan petunjuk kitab-Nya dan mengikuti sunnah Nabi-Nya ﷺ .[i]

وَأَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ وَتُوبُوا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampunan kepada Allah untuk diri saya dan anda semua dan seluruh kaum Muslimin dari semua dosa. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

---

[i] https://www.alukah.net/sharia/0/138188/%D8%AE%D8%B7%D8%A8%D8%A9-%D8%A3%D8%AB%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D8%B0%D9%86%D9%88%D8%A8-%D9%88%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B9%D8%A7%D8%B5%D9%8A/